• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPEMIMPINAN DAN INOVASI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA:

Dalam dokumen prosiding ekowisata lengkap ISBN (Halaman 54-57)

Determinan dan faktor pengarah

PERAN KEPEMIMPINAN DAN INOVASI LOKAL DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA:

Studi Kasus Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur

Rukavina Baksh

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako E-mail: myvina00@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran kepemimpinan dan inovasi lokal dalam pengembangan ekowisata, yang dilakukan di Desa Tambaksari, kecamatan Purwodadi, kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan peran kepemimpinan dan inovasi lokal dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari. Hasil studi menunjukkan bahwa peran leadership dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari sudah berfungsi dengan menginisiasi pembentukan organisasi ekowisata yakni Badan Usaha Milik Desa La Dewi Sari. Lembaga ini mengatur dan mengendalikan jasa ekowisata yang ada di Desa Tambaksari. Pengembangan inovasi dalam jasa ekowisata diarahkan untuk membangun partisipasi, menggali potensi lokal dan mengembangkan program-program lokal. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari masih perlu ditingkatkan, salah satunya melalui pengembangan inovasi.

Kata kunci:kepemimpinan, inovasi, ekowisata ABSTRACT

This paper is aimed to study the roles of leadership and local innovation in ecotourism development. The study is conducted in Tambaksari village, Purwodadi District, Pasuruan Regency, East Java. The study of a descriptive approach is employed to describe the role of leadership and local innovation in ecotourism development in Tambaksari village. The result shows that the role of leadership in ecotourism development in Tambaksari village has been functioning through initiation of the formation of ecotourism organization La Dewi Sari. This organization manages and controls the ecotourism services in Tambaksari village. The Innovation development of ecotourism services intended to create participation, explore the local potential, and promote the local programs. The community participation in ecotourism development in Tambaksari village still need to be improved, one through local innovation

PENDAHULUAN

Ekowisata didefinisikan oleh The International Ecotourism Society (2000), sebagai bentuk perjalanan wisata yang bertanggung jawab ke kawasan alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Pada titik ini, pengertian ekowisata dapat dilihat sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata, sehingga pelibatan masyarakat menjadi suatu kemutlakan. Pelibatan masyarakat mendorong terciptanya inovasi-inovasi penduduk lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah produk dan jasa ekowisata yang dimiliki oleh suatu wilayah.

Pengembangan inovasi dalam jasa ekowisata diarahkan untuk membangun partisipasi, menggali potensi lokal dan mengembangkan program-program lokal (bottom-up on regional potentials) dalam aspek lingkungan dan sosial budaya (Fodor and Sitanyi dalam Nugroho, 2011). Pengembangan inovasi difokuskan kepada peran Otonomi institusi lokal untuk mempromosikan transfer pengetahuan dan teknologi, untuk memelihara organisasi ekowisata senantiasa memberikan aliran manfaat kepada penduduk lokal (Nugroho, 2011).

Keberhasilan pengembangan wisata juga tergantung pada kepemimpinan yang kuat pada berbagai kegiatan antar sektor, kegiatan-kegiatan wisata yang mendapatkan keuntungan, dan penguatan jaringan antar sektor. Walaupun demikian, dalam jangka panjang, kepemimpinan dibutuhkan untuk mendorong konsep dari “followership” sehingga wisata dapat memperoleh keuntungan ekonomi melalui usaha mereka sendiri secara proaktif (Haven-Tang & Jones, 2012). Kebutuhan akan leadership dalam jasa ekowisata sangat penting (WES dalam Nugroho, 2011). Organisasi cluster ekowisata perlu diperkuat dengan leadership untuk menjalankan visi, misi dan strategi dalam konservasi lingkungan (Prieto, Gilmore and Osiri dalam Nugroho dan Negara, 2013).

Desa Tambaksari adalah desa yang dicanangkan sebagai desa wisata yang terletak di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Desa ini terdiri dari empat dusun, di mana setiap dusun memiliki keunikan tersendiri. Dusun Krai dengan sapi perahnya, Dusun Ampelsari dengan kesenian tradisionalnya, Dusun Gunung Malang dengan perkebunannya, dan Dusun Tambak Watu dengan situs purbakalanya. Keunikan tersebut yang membuat Desa Tambaksari memiliki unsur-unsur ekowisata yang belum lama ini dikembangkan di wilayah tersebut. Disamping itu desa ini terletaknya di kaki Gunung Arjuno yang merupakan kawasan penyanggah sehingga konsep ekowisatalah yang dianggap paling cocok untuk diterapkan di Desa Tambaksari dengan tujuan untuk melestarikan kawasan tersebut.

Pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari pada awalnya diprakarsai oleh Yayasan Kaliandra. Salah satu misi Yayasan Kaliandra ini adalah memfasilitasi upaya konservasi alam dan budaya di kawasan hutan lindung sekitar Gunung Arjuno. Mulanya konsep ekowisata ini kurang mendapat respon dari masyarakat setempat karena kurangnya pemahaman tentang ekowisata. Selain itu kurangnya rasa percaya terhadap orang luar juga merupakan faktor penghambat lainnya. Seiring berjalannya waktu sebagian masyarakat mulai merespon kegiatan ekowisata yang dilakukan di Desa Tambaksari, ditandai dengan dibentuknya organisasi masyarakat (La Dewi Sari) yang mengatur kegiatan ekowisata di desa tersebut. Peranan para pendiri La Dewi Sari, yang didukung oleh pemerintah setempat dan tokoh masyarakat, sangat penting dalam pendeklarasian Desa Tambaksari sebagai Desa Wisata pada tahun 2010.

Pembentukan Desa Wisata Tambaksari yang relatif masih baru membuka peluang untuk para peneliti melakukan kajian-kajian yang hasilnya diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan ekowisata di daerah tersebut. Fenomena pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari yang sebagian besar dimotori oleh masyarakat setempat, dapat memperkaya studi tentang pengelolaan ekowisata. Menurut Nugroho dan Negara (2013), perpaduan antara kekayaan budaya dan manajemen cooperative dapat menjadi alternatif manajemen ekowisata, untuk studi kasus di Candirejo, karena selama ini pengelolaan ekowisata selalu diasosiasikan dengan standar manajemen taman nasional (Nugroho, 2011). Untuk itu studi ini dilakukan untuk mengetahui peran kepemimpinan dan inovasi lokal dalam pengembangan ekowisata yang sedang dilakukan di Desa Tambaksari.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Wisata Tambaksari. Desa ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Desa Tambaksari merupakan salah satu desa yang terletak di kaki Gunung Arjuno, sehingga desa ini berfungsi sebagai daerah penyangga.

Lokasi penelitian tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan: (1) Desa tersebut telah ditetapkan sebagai desa wisata, (2) Desa tersebut merupakan daerah penyanggah hutan karena letaknya terletak di kaki Gunung Arjuno, sehingga konsep ekowisata merupakan salah satu solusi untuk melestarikan daerah tersebut, (3) Desa Tambaksari memiliki keunikan tersendiri, yaitu terdiri dari empat dusun yang masing-masing dusun memiliki spesifikasi tersendiri yakni, Dusun Krai dengan sapi perahnya, Dusun Ampelsari dengan kesenian tradisionalnya, Dusun Gunung Malang dengan perkebunannya, dan Dusun Tambak Watu dengan situs purbakalanya. Keunikan tersebut bisa menjadi ajang pendidikan bagi wisatawan dengan cara menginap di rumah-rumah penduduk (homestay) dan mengikuti kegiatan sehari-hari masyarakat di desa tersebut.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan peran kepemimpinan dan inovasi lokal dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari. Wawancara dilakukan kepada masyarakat, pemimpin masyarakat Desa Tambaksari, ketua La Dewi Sari dan tokoh masyarakat setempat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen prosiding ekowisata lengkap ISBN (Halaman 54-57)