• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.2 Analisis Data Analisis Kebutuhan Pengembangan Kebiasaan Membaca Pemahaman

Angket analisis kebutuhan yang diberikan kepada mahasiswa bertujuan

untuk mendapatkan data berkaitan dengan kebutuhan yang diperlukan mahasiswa

dalam mengembangkan kebiasaan membaca pemahaman. Angket analisis

kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca disesuaikan dengan kondisi

mahasiswa. Di dalam angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan

membaca pemahaman berkaitan dengan upaya menumbuhkan kebiasaan membaca

pemahaman.

Angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman

berjumlah 50 butir pernyataan. Data angket analisis kebutuhan pengembangan

kebiasaan membaca pemahaman dianalisis dengan menggunakan skala liket yang

sudah diubah menjadi format skala tiga. Format skala tiga menggunakan rentang

skor satu sampai tiga. Rincian format skala tiga yaitu, 3=setuju (S), 2=tidak

memiliki pilihan (TMP), dan 1=tidak setuju (TS). Mahasiswa diminta untuk

memilih dan mengisi kolom yang telah disediakan dengan tanda centang () sesuai

dengan pendapat mahasiswa.

Dalam format skala tiga memiliki tiga kategori yaitu kategori rendah,

cukup, dan tinggi. Peneliti menentukan kategori tersebut dengan memerhatikan

perhitungan interval (I). Perhitungan interval dapat dilakukan dengan rumus 100

dibagi jumlah skor pada skala 3, sehingga peneliti mendapatkan intervalnya

Tabel 4.1 Format Skala Tiga

Rentang Skor Kategori

66,8%-100% Tinggi

33,4%-66,7% Cukup

0%-33,3% Rendah

Tabel di atas menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki kebiasaan

membaca pemahaman dengan kategori tinggi apabila rentang skornya berada pada

kisaran 66,8%-100%. Mahasiswa yang memiliki kebiasaan membaca pemahaman

dengan kategori cukup apabila rentang skronya berada pada kisaran 33,4%-66,7%.

Mahasiswa yang memiliki kebiasaan membaca pemahaman dengan kategori rendah

apabila rentang skornya berada pada kisaran 0%-33,3%.

Peneliti membuat angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan

membaca pemahaman dengan mencakup 6 indikator yang berguna untuk

mengembangkan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa. Indikator dalam

angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca pemahaman yaitu,

(1) indikator kesenangan untuk membaca, (2) keinginan untuk membaca, (3) jenis

bacaan, (4) kesempatan untuk membaca, (5) rutinitas membaca, dan (6) manfaat

membaca buku. Berikut penjabaran dari setiap indikator analisis kebutuhan

kebiasaan membaca pemahaman.

a. Indikator Kesenangan untuk Membaca

Kesenangan untuk membaca sering membuat mahasiswa meluangkan waktu

untuk membaca. Mahasiswa yang melakukan kegiatan membaca dilandasi dengan

mengasyikkan. Terdapat dua subindikator yang termasuk dalam indikator

kesenangan untuk membaca, yaitu (1) menemukan hal baru, dan (2) keinginan

membaca tentang suatu topik tersalurkan karena tidak penasaran lagi. Berdasarkan

hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca dapat

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2 Kesenangan untuk Membaca

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya senang membaca karena saya menemukan

hal yang baru.

48 0 0

2. Saya senang ketika keinginan membaca tentang

suatu topik tersalurkan karena tidak penasaran lagi.

46 2 0

Berdasarkan tabel 4.2 yang terdiri dari dua subindikator kesenangan untuk

membaca dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya senang membaca karena saya menemukan hal

yang baru.” Terdapat 48 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 48

mahasiswa dengan persentase 100% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan

dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran bahwa

dengan membaca buku akan menemukan hal yang baru. Tidak terdapat mahasiswa

yang menyatakan tidak setuju dan tidak memiliki pilihan dalam subindikator ini.

Subindikator kedua, “Saya senang ketika keinginan membaca tentang suatu

setuju, sehingga sebanyak 46 mahasiswa dengan persentase 95,83% mahasiswa

termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa memiliki keinginan untuk membaca tentang suatu topik. Akan tetapi,

sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 2 mahasiswa

dengan persentase 4,17% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan

dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki keinginan

untuk membaca tentang suatu topik. Tidak terdapat mahasiswa yang menyatakan

tidak memiliki pilihan dalam subindikator ini.

b. Indikator Keinginan untuk Membaca

Keinginan untuk membaca sering membuat mahasiswa mempunyai

motivasi untuk melakukan kegiatan membaca. Motivasi tersebut dapat menjadi

dorongan untuk melakukan kegiatan membaca. Terdapat enam subindikator yang

termasuk dalam indikator keinginan untuk membaca, yaitu (1) membaca sangat

penting sebagai kebutuhan untuk hidup, (2) mencari jawaban atas suatu masalah

melalui membaca dari sumber asli, (3) membaca tanpa adanya paksaan, (4)

membaca untuk mengetahui apa, kapan, dan di mana, sesuatu sedang, akan, atau

telah terjadi, (5) membaca karena tertarik dengan topik yang terdapat dalam buku,

dan (6) jika belum memahami topik dalam suatu bacaan memilih untuk

membacanya kembali. Berdasarkan hasil angket analisis pengembangan

Tabel 4.3 Keinginan untuk Membaca No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya menyadari bahwa aktivitas membaca sangat

penting sebagai kebutuhan untuk hidup.

48 0 0

2. Saya selalu mencari jawaban atas suatu masalah

melalui membaca dari sumber asli.

34 6 8

3. Saya melakukan aktivitas membaca tanpa adanya

paksaan.

45 1 2

4. Saya selalu membaca dengan mengakses informasi

lewat internet untuk mengetahui apa, kapan, dan di mana, sesuatu sedang, akan, atau telah terjadi sebagaimana yang dilaporkan dalam koran.

40 5 3

5. Saya terus melakukan aktivitas membaca apabila

saya semakin tertarik dengan topik yang terdapat dalam buku tersebut.

46 1 1

6. Jika saya belum memahami topik dalam suatu

bacaan, saya memilih membacanya kembali.

43 4 1

Berdasarkan tabel 4.3 yang terdiri dari enam subindikator keinginan untuk

membaca dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya menyadari bahwa aktivitas membaca sangat

penting sebagai kebutuhan untuk hidup.” Terdapat 48 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 48 mahasiswa dengan persentase 100% mahasiswa termasuk

dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

memiliki kesadaran bahwa membaca sangat penting sebagai kebutuhan untuk

hidup. Tidak terdapat mahasiswa yang menyatakan tidak setuju dan tidak memiliki

pilihan dalam subindikator ini.

Subindikator kedua, “Saya selalu mencari jawaban atas suatu masalah

sehingga sebanyak 34 mahasiswa dengan persentase 70,83% mahasiswa termasuk

dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

memiliki keinginan untuk mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca

dari sumber asli. Akan tetapi, sebanyak 6 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga

sebanyak 6 mahasiswa dengan persentase 12,5% mahasiswa termasuk dalam

kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum

memiliki keinginan untuk mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca

dari sumber asli. Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau

16,67% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Saya melakukan aktivitas membaca tanpa adanya

paksaan.” Terdapat 45 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 45

mahasiswa dengan persentase 93,75% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran

melakukan aktivitas membaca tanpa adanya paksaan orang lain. Akan tetapi,

sebanyak 1 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 1 mahasiswa

dengan persentase 2,08% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan

dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran

melakukan aktivitas membaca. Selanjutnya, sebanyak 2 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 4,17% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Saya selalu membaca dengan mengakses informasi

lewat internet untuk mengetahui apa, kapan, dan di mana, sesuatu sedang, akan,

atau telah terjadi sebagaimana yang dilaporkan dalam koran.” Terdapat 40

83,33% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap

positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran membaca untuk mengetahui apa,

kapan, dan di mana, sesuatu sedang, akan, atau telah terjadi. Akan tetapi, sebanyak

5 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 5 mahasiswa dengan

persentase 10,42% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membaca

untuk mengetahui apa, kapan, dan di mana, sesuatu sedang, akan, atau telah terjadi.

Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 6,25% mahasiswa

dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kelima, “Saya terus melakukan aktivitas membaca apabila saya semakin tertarik dengan topik yang terdapat dalam buku tersebut.” Terdapat

46 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 46 mahasiswa dengan persentase

95,84% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap

positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran membaca apabila semakin tertarik

dengan topik yang terdapat dalam buku tersebut. Akan tetapi, sebanyak 1

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 1 mahasiswa dengan

persentase 2,08% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membaca

apabila semakin tertarik dengan topik yang terdapat dalam buku tersebut.

Selanjutnya sebanyak 1 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa

dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keenam, “Jika saya belum memahami topik dalam suatu

setuju, sehingga sebanyak 43 mahasiswa dengan persentase 89,59% mahasiswa

termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa memiliki kesadaran jika belum memahami topik dalam suatu bacaan,

akan memilih membacanya kembali. Akan tetapi, sebanyak 4 mahasiswa memilih

tidak setuju, sehingga sebanyak 4 mahasiswa dengan persentase 8,33% mahasiswa

termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena

mahasiswa belum memiliki kesadaran jika belum memahami topik dalam suatu

bacaan, akan memilih membacanya kembali. Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa

tidak memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak

memiliki jawaban.

c. Indikator Jenis Bacaan

Jenis bacaan sering membuat mahasiswa mempunyai rasa ketertarikan terhadap

bacaan dan manfaatnya. Semakin menarik jenis bacaan yang dibaca akan semakin

menumbuhkan kebiasaan membaca. Terdapat enam subindikator yang termasuk

dalam indikator jenis bacaan, yaitu (1) membaca buku mata kuliah karena sesuai

dengan bahan belajar yang dibutuhkan, (2) membaca surat kabar karena tidak mau

tertinggal berita yang menjadi topik pembicaraan di masyarakat umum, (3)

membaca opini di majalah karena bacaan opini sifatnya menghibur, dan (4)

membaca novel karena ingin mengetahui gaya cerita pengarang. Berdasarkan hasil

angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca dapat disajikan dalam

Tabel 4.4 Jenis Bacaan No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya suka membaca buku mata kuliah karena

sesuai dengan bahan belajar yang saya butuhkan.

28 13 7

2. Saya suka membaca ensiklopedia untuk

menambah pengetahuan dan informasi.

36 2 10

3. Saya suka membaca surat kabar karena saya tidak

mau tertinggal berita yang menjadi topik pembicaraan di masyarakat umum.

34 7 7

4. Saya suka membaca opini di majalah karena

bacaan opini sifatnya menghibur.

32 8 8

Berdasarkan tabel 4.4 yang terdiri dari empat subindikator jenis bacaan dengan

jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat dijelaskan

sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya suka membaca buku mata kuliah karena

sesuai dengan bahan belajar yang saya butuhkan.” Terdapat 28 mahasiswa memilih

setuju, sehingga sebanyak 28 mahasiswa dengan persentase 58,33% mahasiswa

termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa memiliki kesadaran membaca buku mata kuliah yang sesuai dengan

bahan belajar yang dibutuhkan. Akan tetapi, sebanyak 13 mahasiswa memilih tidak

setuju, sehingga sebanyak 13 mahasiswa dengan persentase 27,08% mahasiswa

termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena

mahasiswa belum memiliki kesadaran membaca buku mata kuliah. Selanjutnya,

sebanyak 7 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 14,59% mahasiswa

Subindikator kedua, “Saya suka membaca ensiklopedia untuk menambah pengetahuan dan informasi.” Terdapat 36 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 36 mahasiswa dengan persentase 75% mahasiswa termasuk dalam

kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki

kesadaran membaca ensiklopedia untuk menambah pengetahuan dan informasi.

Akan tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 2

mahasiswa dengan persentase 4,17% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah,

dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran

membaca ensiklopedia. Selanjutnya, sebanyak 10 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 20,83% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Saya suka membaca surat kabar karena saya tidak

mau tertinggal berita yang menjadi topik pembicaraan di masyarakat umum.”

Terdapat 34 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 34 mahasiswa dengan

persentase 70,84% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang

sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran membaca surat kabar

karena dan tidak mau tertinggal berita yang menjadi topik pembicaraan di

masyarakat umum. Akan tetapi, sebanyak 7 mahasiswa memilih tidak setuju,

sehingga sebanyak 7 mahasiswa dengan persentase 14,58% mahasiswa termasuk

dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa

belum memiliki kesadaran membaca membaca surat kabar. Selanjutnya, sebanyak

7 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 14,58% mahasiswa dikategorikan rendah

Subindikator keempat, “Saya suka membaca opini di majalah karena

bacaan opini sifatnya menghibur.” Terdapat 32 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 32 mahasiswa dengan persentase 66,66% mahasiswa termasuk

dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

memiliki kesadaran membaca opini di majalah. Akan tetapi, sebanyak 8 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 8 mahasiswa dengan persentase 16,67%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membaca opini di majalah.

Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 16,67% mahasiswa

dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

d. Indikator Kesempatan untuk Membaca

Kesempatan untuk membaca membuat mahasiswa memiliki waktu untuk

membaca. Semakin banyak kesempatan yang diperoleh mahasiswa untuk membaca

maka akan semakin tinggi pula kebiasaan membaca yang mereka miliki. Terdapat

lima subindikator yang termasuk dalam indikator kesempatan untuk membaca,

yaitu (1) lebih banyak memiliki kesempatan membaca di malam hari, (2) membaca

di manapun tempatnya, dan di waktu kapanpun, (3) membawa buku bacaan ketika

sedang pergi, (4) jika mempunyai waktu luang, selalu menyempatkan waktu untuk

membaca buku, dan (5) sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca.

Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan membaca

Tabel 4.5 Kesempatan untuk Membaca No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk

membaca di malam hari.

36 8 4

2. Saya bisa membaca di manapun tempatnya, dan di

waktu kapanpun.

27 16 5

3. Saya selalu membawa buku bacaan ketika sedang

pergi.

15 24 9

4. Jika saya mempunyai waktu luang, saya selalu

menyempatkan waktu untuk membaca buku seperti novel.

33 9 6

5. Saya sering mengunjungi perpustakaan untuk

membaca.

30 9 9

Berdasarkan tabel 4.5 yang terdiri dari lima subindikator kesempatan untuk

membaca dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam hari.” Terdapat 36 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 36 mahasiswa dengan persentase 75% mahasiswa termasuk dalam

kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki

lebih banyak kesempatan untuk membaca di malam hari. Akan tetapi, sebanyak 8

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 8 mahasiswa dengan

persentase 16,67% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki lebih banyak kesempatan

untuk membaca di malam. Selanjutnya, sebanyak 4 mahasiswa tidak memiliki

Subindikator kedua, “Saya bisa membaca di manapun tempatnya, dan di

waktu kapanpun.” Terdapat 27 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 27

mahasiswa dengan persentase 56,25% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa dapat membaca di manapun

tempatnya, dan di waktu kapanpun. Akan tetapi, sebanyak 16 mahasiswa memilih

tidak setuju, sehingga sebanyak 16 mahasiswa dengan persentase 33,33%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum dapat membaca di manapun tempatnya, dan di waktu

kapanpun. Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 10,42%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Saya selalu membawa buku bacaan ketika sedang

pergi.” Terdapat 15 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 15 mahasiswa

dengan persentase 31,25% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan

dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa membawa buku bacaan ketika

sedang pergi. Akan tetapi, sebanyak 24 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga

sebanyak 24 mahasiswa dengan persentase 50% mahasiswa termasuk dalam

kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum dapat

membawa buku bacaan ketika sedang pergi. Selanjutnya, sebanyak 9 mahasiswa

tidak memiliki pilihan atau 18,75% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak

memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Jika saya mempunyai waktu luang, saya selalu

menyempatkan waktu untuk membaca buku seperti novel.” Terdapat 33 mahasiswa

mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif,

karena ketika mahasiswa mempunyai waktu luang selalu menyempatkan diri untuk

membaca buku. Akan tetapi, sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga

sebanyak 9 mahasiswa dengan persentase 18,75% mahasiswa termasuk dalam

kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum

mempunyai waktu luang dan menyempatkan diri untuk membaca buku.

Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 12,5% mahasiswa

dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kelima, “Saya sering mengunjungi perpustakaan untuk

membaca”. Terdapat 30 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 30

mahasiswa dengan persentase 62,5% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran

mengunjungi perpustakaan untuk membaca. Akan tetapi, sebanyak 9 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa dengan persentase 18,75%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran mengunjungi perpustakaan untuk

membaca. Selanjutnya, sebanyak 9 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 18,75%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

e. Indikator Rutinitas Membaca

Rutinitas membaca dapat membuat mahasiswa memiliki jadwal kegiatan

membaca secara teratur. Semakin rutin kegiatan membaca yang dimiliki mahasiswa

mereka. Terdapat lima subindikator yang termasuk dalam indikator rutinitas

membaca, yaitu (1) memiliki jadwal membaca secara teratur di setiap hari, (2)

memiliki bacaan rutin setiap minggu, (3) memiliki target untuk membaca beberapa

buku dalam sebulan, (4) menyempatkan untuk membaca minimal 10 menit di setiap

pagi, (5) mempersiapkan buku-buku yang akan saya baca di tempat yang mudah

dijangkau, (6) selalu menggunakan strategi tertentu ketika melakukan aktivitas

membaca buku, serta (7) menghubungkan kata demi kata dan menghubungkan

makna dengan pengetahuan yang dimiliki ketika tidak memahami informasi yang

diperoleh. Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan kebiasaan

membaca dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.6 Rutinitas Membaca

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya memiliki jadwal membaca secara teratur di

setiap hari.

13 21 14

2. Saya selalu memiliki bacaan rutin setiap minggu. 19 16 13

3. Saya memiliki target untuk membaca beberapa

buku dalam sebulan.

22 16 10

4. Saya selalu menyempatkan untuk membaca

minimal 10 menit di setiap pagi.

25 11 12

5. Saya mempersiapkan buku-buku yang akan saya

baca di tempat yang mudah dijangkau.

38 5 5

6. Saya selalu menggunakan strategi tertentu ketika

melakukan aktivitas membaca buku.

32 10 6

7. Saya selalu menghubungkan kata demi kata dan

menghubungkan makna dengan pengetahuan yang dimiliki ketika saya tidak memahami informasi yang diperoleh.

Berdasarkan tabel 4.6 yang terdiri dari tujuh subindikator rutinitas membaca

dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya memiliki jadwal membaca secara teratur di

setiap hari”. Terdapat 13 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 13

mahasiswa dengan persentase 27,08% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk

membuat jadwal membaca secara teratur di setiap hari. Akan tetapi, sebanyak 21

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 21 mahasiswa dengan

persentase 43,75% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk membuat

jadwal membaca secara teratur di setiap hari. Selanjutnya, sebanyak 14 mahasiswa

tidak memiliki pilihan atau 29,17% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak

memiliki jawaban.

Subindikator kedua, “Saya selalu memiliki bacaan rutin setiap minggu.”

Terdapat 19 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 19 mahasiswa dengan

persentase 39,58% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang

sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk bacaan rutin

setiap minggu. Akan tetapi, sebanyak 16 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga

sebanyak 16 mahasiswa dengan persentase 33,34% mahasiswa termasuk dalam

kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum

memiliki pilihan atau 27,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki

jawaban.

Subindikator ketiga, “Saya memiliki target untuk membaca beberapa buku

dalam sebulan.” Terdapat 22 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 22

mahasiswa dengan persentase 45,83% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki target untuk

membaca beberapa buku dalam sebulan. Akan tetapi, sebanyak 16 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 16 mahasiswa dengan persentase 33,34%

mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki target untuk membaca beberapa buku dalam

sebulan. Selanjutnya, sebanyak 10 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 20,83%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Saya selalu menyempatkan untuk membaca

minimal 10 menit di setiap pagi.” Terdapat 25 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 25 mahasiswa dengan persentase 52,08% mahasiswa termasuk dalam

kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki

kesadaran untuk menyempatkan membaca minimal 10 menit di setiap pagi. Akan

tetapi, sebanyak 11 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 11

mahasiswa dengan persentase 22,92% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah

dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran