• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.5 Analisis Data Wawancara

Subbab ini membahas hasil wawancara mahasiswa dari 2 mahasiswa kelas

G dan 3 mahasiswa dari kelas H semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik

2015/2016. Wawancara dilakukan dengan tujuan mongonfirmasi hasil data angket

faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Tidak hanya itu,

tujuan dari dilakukannya wawancara juga untuk mengetahui kebiasaan membaca

yang sudah diterapkan dalam diri mahasiswa sehingga peneliti dapat

mengembangkan kebiasaan membaca yang tepat agar mahasiswa memiliki

kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik. Peneliti melakukan wawancara

pada tanggal 3 Mei 2016.

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan wawancara yaitu

peneliti mengetahui terlebih dahulu hasil tes kemampuan membaca pemahaman

dan hasil angket faktor kemampuan membaca pemahaman. Hasil dari data tes dan

faktor membaca akan menjadi pedoman wawancara bagi peneliti. Hal tersebut juga

Mahasiswa yang memiliki hasil tes kemampuan membaca pemahaman yang tinggi

merupakan kategori mahasiswa yang diwawancarai karena mahasiswa yang

memiliki nilai tes kemampuan membaca yang tinggi juga memiliki pemahaman

yang tinggi dari faktor membaca.

Peneliti menyeleksi 5 mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi berkisar 27

sampai dengan 28. Kelima mahasiswa tersebut yaitu Karunia Rahmawati, M.

Masykuri, Debi Widya, Siti Muhimmatush, dan Wahyu Purnomo. Pertanyaan

dalam wawancara berkaitan kebiasaan membaca dan faktor membaca pemahaman

mahasiswa.

Pertama, mengenai minat untuk melakukan kegiatan membaca. Terdapat

mahasiswa yang sudah memiliki minat membaca sejak masuk sekolah dasar. Minat

membaca tersebut dapat tumbuh tergantung dari berbagai jenis bacaan. Selain itu,

motivasi dari orangtua juga memengaruhi mahasiswa melakukan kegiatan

membaca. Mahasiswa memiliki minat membaca apabila kondisi emosi mendukung

untuk melakukan kegiatan membaca. Biasanya minat membaca tinggi pada saat

mahasiswa sedang menempuh ujian. Minat membaca mahasiswa juga tumbuh

ketika mengisi waktu luang karena mahasiswa membutuhkan informasi dan

referensi belajar.

Kedua, mengenai kualitas minat baca yang berpengaruh pada prestasi

belajar mahasiswa. Kualitas minat baca berpengaruh pada prestasi belajar

mahasiswa. Mahasiswa menyadari bahwa prestasi yang baik tentu akan dapat diraih

mendapatkan informasi dan semakin menambah ilmu pengetahuan yang sudah

dimiliki. Mahasiswa juga mendapat manfaat dari kegiatan membaca karena

bertambahnya wawasan membuat mahasiswa tidak mengalami kesulitan ketika

mengerjakan tugas dan ujian. Banyaknya kosakata yang diperoleh mahasiswa

ketika membaca juga memengaruhi proses pemahaman mereka.

Ketiga, mengenai motivasi yang dapat mendorong diri mahasiswa untuk

membaca. Mahasiswa memiliki motivasi yang dapat mendorong diri mereka untuk

membaca ketika mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang suatu bahan

bacaan dan ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

bidang yang digelutinya maupun dalam bidang yang tidak berhubungan dengan

bidang yang digelutinya. Mahasiswa juga memiliki motivasi untuk membaca

karena ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik sehingga mendapatkan hasil

belajar yang maksimal. Terdapat pula mahasiswa yang memiliki motivasi membaca

karena ingin memperbanyak kosakata. Mahasiswa menyadari bahwa

memperbanyak kosakata akan mempermudah dalam memahami bahan bacaan.

Keempat, mengenai faktor internal yang dapat memengaruhi kemampuan

membaca mahasiswa. Faktor internal yang memengaruhi kemampuan membaca

mahasiswa yaitu motivasi, kondisi emosi, serta faktor ketertarikan terhadap bacaan

dan manfaat. Motivasi dapat tumbuh ketika melakukan kegiatan membaca karena

dorongan dari hati. Kegiatan membaca dapat membuat seseorang menjadi cerdas.

Mahasiswa yang memiliki keinginan untuk menjadi seseorang yang cerdas dan

berprestasi dapat diraih dengan membaca. Ketika membaca, kondisi emosi yang

bacaan sesuai dengan bidang yang digelutinya, bahasa dalam informasi dari bahan

bacaan tersebut tidak sulit untuk dipahami.

Kelima, mengenai faktor eksternal yang dapat memengaruhi kemampuan

membaca mahasiswa. Faktor eksternal yang memengaruhi kemampuan membaca

mahasiswa yaitu suasana lingkungan dan waktu. Mahasiswa menyadari bahwa

suasana lingkungan yang gaduh dan tidak kondusif sangat memengaruhi mahasiswa

dalam memahami bahan bacaan. Selain itu, pemilihan waktu yang baik akan

memengaruhi kondisi emosi yang berkaitan dengan pemahaman mahasiswa.

Mahasiswa juga perlu mengelola waktu dengan baik sehingga mahasiswa memiliki

kesempatan untuk membaca. Suasana lingkungan dan waktu yang tepat ketika

membaca akan memengaruhi kondisi emosi mahasiswa. Apabila kondisi emosi

sedang baik, maka kemampuan membaca juga baik.

Keenam, mengenai faktor paling dominan di antara faktor internal dan

faktor eksternal yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

Mahasiswa menyadari bahwa faktor internal dan faktor eksternal saling

memengaruhi ketika sedang membaca. Faktor internal yang paling dominan yaitu

faktor motivasi, faktor kondisi emosi, serta faktor ketertarikan terhadap bacaan dan

manfaat karena hal tersebut sangat memengaruhi mahasiswa dalam menumbuhkan

minat dalam membaca. Faktor eksternal paling dominan yang memengaruhi

membaca pemahaman yaitu berkaitan dengan kesulitan bacaan dalam teks karena

apabila sedang membaca kemudian mengalami kesulitan terhadap bahan bacaan

Ketujuh, mengenai kebiasaan membaca yang dimiliki mahasiswa. Terdapat

mahasiswa yang sudah memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan

membaca tersebut sudah tumbuh sejak kecil. Awalnya mahasiswa hanya membaca

jenis bacaan yang sifatnya menghibur kemudian memiliki dorongan untuk

mengetahui lebih dalam lagi mengenai informasi yang diinginkan dan dibutuhkan.

Mahasiswa juga memiliki kebiasaan membaca apabila keadaan emosi selalu dalam

keadaan baik. Jenis bacaan juga memengaruhi kebiasaan membaca yang dimiliki

mahasiswa.

Namun terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum memiliki kebiasaan

membaca yang tinggi. Mahasiswa kurang bisa mengendalikan kondisi emosi karena

banyaknya kegiatan non akademik. Mahasiswa juga kurang menyediakan waktu

khusus untuk membaca. Mahasiswa berusaha untuk melatih diri agar memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi dalam memahami informasi dalam bahan bacaan. Hal

tersebut dilakukan untuk menambah semangat dalam melakukan kegiatan

membaca. Ketika sedang menghadapi ujian, mahasiswa akan lebih serius lagi

dalam membaca.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap lima

mahasiswa tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat, motivasi,

dan kebiasaan membaca cukup tinggi. Kegiatan membaca belum sepenuhnya

menjadi kebiasaan dalam diri mahasiswa. Mahasiswa mencoba untuk melakukan

kegiatan membaca agar memiliki kebiasaan membaca yang dapat menumbuhkan

budaya baca dalam dirinya. Mahasiswa menyadari bahwa sampai saat ini, kegiatan

kenyataannya kebiasaan membaca belum diterapkan dengan baik dalam diri

mahasiswa. Salah satu bukti transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 19.