HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisis Data
4.2.3 Analisis Faktor Membaca Pemahaman
4.2.3.2 Analisis Faktor Eksternal Kemampuan Membaca Pemahaman
Faktor eksternal membaca adalah faktor yang memengaruhi membaca
pemahaman dan berasal dari luar diri seseorang. Faktor ekternal yang dominan
memengaruhi kmampuan membaca adalah (a) faktor kesulitan bacaan, (b) faktor
latar belakang sosial ekonomi keluarga, (c) faktor suasana lingkungan dan waktu,
(d) faktor teks, (e) faktor kuatnya pengaruh budaya lisan, dan (f) faktor kuatnya
pengaruh televisi. Analisis faktor eksternal dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a. Faktor Kesulitan Bacaan
Faktor kesulitan bacaan dialami pembaca ketika bacaan tidak berkaitan dengan
bidang yang dipelajarinya. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa mengalami
kesulitan dalam memahami isinya. Berkaitan dengan angket penelitian, terdapat
dua subindikator faktor kesulitan bacaan yaitu (1) bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang dipelajari sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya
dan (2) meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari, kadang-kadang
mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan. Berdasarkan hasil angket faktor
Tabel 4.17 Faktor Kesulitan Bacaan No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang
saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya.
31 14 3
2. Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya
pelajari, kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan.
39 6 3
Berdasarkan tabel 4.17 yang terdiri dari dua subindikator faktor kesulitan,
dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Subindikator pertama, “Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya.” Terdapat 31
mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 31 mahasiswa dengan persentase
64,58% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap
negatif, karena mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan
meskipun tidak berkaitan dengan bidang yang dipelajarinya. Akan tetapi, sebanyak
14 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 14 mahasiswa atau 29,17%
mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap positif,
karena mahasiswa tidak memiliki kesulitan untuk memahami bacaan yang tidak
berkaitan dengan bidang yang dipelajari. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak
memiliki pilihan atau 6,25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki
jawaban.
Subindikator kedua, “Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya
Terdapat 39 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 39 mahasiswa dengan
persentase 81,25% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang
sebagai sikap negatif, karena meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
dipelajari, mahasiswa seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam memahami isi
bacaan. Akan tetapi, sebanyak 6 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga
sebanyak 6 mahasiswa atau 12,5% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan
dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa tidak mengalami kesulitan
ketika memahami isi bacaan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari.
Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 6,25% mahasiswa
dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
b. Faktor Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga
Faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga merupakan faktor eksternal yang
memengaruhi membaca pemahaman seseorang. Berkaitan dengan angket
penelitian, terdapat dua subindikator faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga,
yaitu (1) tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang
dibutuhkan, dan (2) gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan
bacaan. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman
dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.18 Faktor Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan bacaan yang saya
butuhkan.
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
2. Saya merasa gelisah di saat ingin membaca
tetapi tidak tersedia bahan bacaan.
31 9 8
Berdasarkan tabel 4.18 yang terdiri dari dua subindikator faktor latar belakang
sosial ekonomi keluarga, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing
subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut.
Subindikator pertama, “Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan”. Terdapat 10 mahasiswa memilih
setuju, sehingga sebanyak 10 mahasiswa dengan persentase 20,83% mahasiswa
termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap positif, karena
mahasiswa tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan.
Akan tetapi, sebanyak 32 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 32
mahasiswa atau 66,67% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang
sebagai sikap negatif, karena mahasiswa mengalami kesulitan dalam memperoleh
bahan bacaan. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau
12,5% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
Subindikator kedua, “Saya merasa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan.” Terdapat 31 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak
31 mahasiswa dengan persentase 64,58% mahasiswa termasuk dalam kategori
cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa tidak gelisah di saat
ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan. Akan tetapi, sebanyak 9
mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa atau 18,75%
karena mahasiswa gelisah di saat ingin membaca tetapi tidak tersedia bahan bacaan.
Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 16,67% mahasiswa
dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
c. Faktor Suasana Lingkungan dan Waktu
Suasana lingkungan dan waktu merupakan faktor eksternal yang dapat
memengaruhi membaca pemahaman seseorang. Membaca di tempat yang tenang
dan nyaman akan mendukung dan memudahkan pembaca untuk memahami isi
bacaan. Sebaliknya, jika membaca di tempat yang berisik dan ramai membuat
pembaca sulit untuk memahami isi bacaan. Berkaitan dengan angket penelitian,
terdapat dua subindikator faktor suasana lingkungan dan waktu yaitu (1) pergi ke
perpustakaan untuk membaca jika ada masalah yang perlu diselesaikan, dan (2)
jadwal membaca sering terganggu, jika tiba-tiba ada orang yang datang bertamu.
Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.19 Faktor Suasana Lingkungan dan Waktu
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Saya ke perpustakaan untuk membaca jika ada masalah
yang perlu diselesaikan.
38 9 1
2. Jadwal membaca saya sering terganggu, jika tiba-tiba
ada orang yang datang bertamu.
Berdasarkan tabel 4.19 yang terdiri dari dua subindikator faktor suasana
lingkungan dan waktu dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing
subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut.
Subindikator pertama, “Saya ke perpustakaan untuk membaca jika ada masalah
yang perlu diselesaikan.” Terdapat 38 mahasiswa memilih setuju, sehingga
sebanyak 38 mahasiswa dengan persentase 79,17% mahasiswa termasuk dalam
kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa pergi ke
perpustakaan untuk membaca jika ada masalah yang perlu diselesaikan. Akan
tetapi, sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9
mahasiswa atau 18,75% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang
sebagai sikap negatif, karena mahasiswa tidak pergi ke perpustakaan untuk
membaca jika ada masalah yang perlu diselesaikan. Selanjutnya, sebanyak 1
mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan
tidak memiliki jawaban.
Subindikator kedua, “Jadwal membaca saya sering terganggu, jika tiba-tiba ada
orang yang datang bertamu.” Terdapat 44 mahasiswa memilih setuju, sehingga
sebanyak 44 mahasiswa dengan persentase 91,67% mahasiswa termasuk dalam
kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki
kesadaran jadwal membaca sering terganggu, jika tiba-tiba ada orang yang datang
bertamu. Akan tetapi, sebanyak 3 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga
sebanyak 3 mahasiswa atau 6,25% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan
dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran
Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa
dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
d. Faktor Teks
Teks adalah salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pemahaman dalam
kegiatan membaca. Berkaitan dengan angket penelitian, terdapat tiga subindikator
faktor teks yaitu (1) kata-kata asing, (2) kalimat yang panjang, dan (3) struktur teks
yang tidak sistematis. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca
pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.20 Faktor Teks
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi
adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya.
38 7 3
2. Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya
untuk memahami isi bacaan.
25 20 3
3. Struktur teks yang tidak sistematis sering
mempersulit pemahaman isi bacaan.
42 5 1
Berdasarkan tabel 4.20 yang terdiri dari tiga subindikator faktor teks dengan
jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Subindikator pertama, “Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah
kata-kata yang tidak saya ketahui artinya.” Terdapat 38 mahasiswa memilih setuju,
sehingga sebanyak 38 mahasiswa dengan persentase 79,17% mahasiswa termasuk
mengalami kesulitan meskipun terdapat kata-kata asing. Akan tetapi, sebanyak 7
mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 7 mahasiswa atau 14,58%
mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,
karena mahasiswa mengalami kesulitan dengan teks asing yang mengakibatkan
kesulitan memahami isi bacaan. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki
pilihan atau 6,25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
Subindikator kedua, “Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk
memahami isi bacaan.” Terdapat 25 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak
25 mahasiswa dengan persentase 52,08% mahasiswa termasuk dalam kategori
cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, kalimat yang panjang masih
memengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap bahan yang dibacanya. Sebanyak
20 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 20 mahasiswa atau 41,67%
mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif,
karena kalimat yang panjang tidak memengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap
bahan yang dibacanya. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki pilihan
atau 6,25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
Subindikator ketiga, “Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan.” Terdapat 42 mahasiswa memilih setuju, sehingga
sebanyak 42 mahasiswa dengan persentase 87,5% mahasiswa termasuk dalam
kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa pesimis
tentang keterbacaaan teks yang akan menghambat pemahaman mengenai bacaan.
Akan tetapi, sebanyak 5 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 5
sebagai sikap positif, karena mahasiswa optimis tingkat keterbacaan teks yang
terlalu sulit tidak terlalu menghambat pemahaman bacaan. Selanjutnya, sebanyak 1
mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan
tidak memiliki jawaban.
e. Faktor Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan
Budaya lisan di lingkungan masyarakat masih kuat, sehingga memengaruhi
kegiatan membaca seseorang untuk memahami isi bacaan. Berkaitan dengan angket
penelitian, terdapat subindikator faktor masih kuatnya pengaruh budaya lisan
seperti kuatnya pengaruh bahasa lisan, sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.21 Faktor Kuatnya Pengaruh Budaya Lisan
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya,
sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
17 25 6
Berdasarkan tabel 4.21 yang terdiri dari satu subindikator faktor masih kuatnya
pengaruh budaya lisan, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, subindikator
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Subindikator pertama, “Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi bacaan.” Terdapat 17 mahasiswa memilih
setuju, sehingga sebanyak 17 mahasiswa dengan persentase 35,42% mahasiswa
kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit
pemahaman isi bacaan. Sebanyak 25 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga
sebanyak 25 mahasiswa atau 52,08% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup
dan dipandang sebagai sikap positif, meskipun masih kuatnya pengaruh bahasa
lisan dalam hidup mahasiswa, tidak mempersulit pemahaman isi bacaan.
Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 12,5% mahasiswa
dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.
f. Faktor Kuatnya Pengaruh Televisi
Faktor kuatnya pengaruh televisi dapat dilihat dari kecanggihan dan pesatnya
dunia teknologi, khususnya televisi. Acara televisi yang semakin menarik menjadi
salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi kegiatan membaca
pemahaman. Berkaitan dengan angket penelitian, terdapat subindikator kuatnya
pengaruh televisi seperti jika acara televisi menarik, kegiatan membaca
ditinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi. Berdasarkan hasil
angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.22 Faktor Kuatnya Pengaruh Televisi
No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP
1. Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya
tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.
Berdasarkan tabel 4.22 yang terdiri dari satu subindikator faktor kuatnya
pengaruh televisi dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing
subindikator dapat dijelaskan sebagai berikut.
Indikator pertama, “Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.” Terdapat 33 mahasiswa
memilih setuju, sehingga sebanyak 33 mahasiswa dengan persentase 68,75%
mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap negatif,
karena mahasiswa akan meninggalkan kegiatan membaca jika acara televisi
menarik. Sebanyak 10 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 10
mahasiswa atau 20,83% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang
sebagai sikap positif, karena mahasiswa tidak akan meninggalkan kegiatan
membaca meskipun acara televisi menarik. Selanjutnya, sebanyak 5 mahasiswa
tidak memiliki pilihan atau 10,42% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak
memiliki jawaban.
Hasil tabulasi angket faktor yang memengaruhi membaca pemahaman di
atas telah menunjukkan faktor-faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa ketika
melakukan kegiatan membaca. Peneliti mentabulasikan skor dari setiap pilihan
yang telah dipilih oleh mahasiswa. Berdasarkan tabulasi skor yang telah diperoleh,
peneliti dapat mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi
membaca pemahaman. Faktor internal dominan yang dimiliki oleh mahasiswa yaitu
faktor motivasi, faktor sikap dan minat, faktor pengetahuan dan pengalaman yang
Pertama, mahasiswa memiliki faktor motivasi ketika melakukan kegiatan
membaca pemahaman. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bukti seperti
mahasiswa ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.
Hal tersebut diperkuat dengan bukti bahwa mahasiswa merasa puas jika dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan dosen dengan tepat waktu dan maksimal.
Kedua, mahasiswa memiliki sikap dan minat yang tinggi ketika melakukan
kegiatan membaca pemahaman. Mahasiswa dapat menghadapi masalah dengan
mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca. Terlihat pula situasi yang
memperlihatkan bahwa mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah
dibaca untuk menyengarkan ingatan. Kondisi emosi mahasiswa terlihat baik ketika
mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen
secara maksimal. Tugas tersebut diselesaikan dengan memahami isi bacaan dengan
merumuskan bahasa sendiri. Hal tersebut juga memperlihatkan bahwa faktor cara
membaca mahasiswa terlihat baik.
Ketiga, faktor membaca yang dimiliki mahasiswa mempunyai kategori baik
tidak terlepas dari pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.
Hal tersebut dapat membantu mahasiswa dalam memahami isi bacaan. Ketertarikan
mahasiswa terhadap bacaan juga diperlihatkan mahasiswa ketika mahasiswa
memiliki kesadaran bahwa membaca merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
harus dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang luas. Apabila mahasiswa
memiliki masalah maka mereka akan pergi ke perpustakaan untuk membaca.
Keempat, faktor suasana lingkungan dan waktu turut memengaruhi faktor membaca
Peneliti juga menemukan faktor membaca mahasiswa yang berkategori
dominan eksternal. Faktor eskternal yang memengaruhi membaca pemahaman
mahasiswa yaitu faktor teks dan faktor kuatnya pengaruh televisi. Pertama, faktor
teks terlihat dari mahasiswa yang memperlihatkan cara belajar mahasiswa yang
memahami isi bacaan dengan mengingat-ingat saja. Dampak dari cara belajar
tersebut membuat mahasiswa sering kesulitan dalam memahami isi bacaan karena
ada kata-kata asing yang belum diketahui artinya. Kedua, faktor pengaruh televisi
terlihat dari kemajuan dan teknologi di zaman ini yang memperlihatkan bahwa
adanya acara televisi yang menarik serta kehadiran alat komunikasi seperti gadget,
membuat mahasiswa lebih tertarik mengisi waktu luangnya untuk menikmati
hiburan dalam alat tersebut daripada hanya membaca buku.
Peneliti memperkuat kategori faktor membaca pemahaman dengan
melakukan penghitungan total skor dengan rumus jumlah responden yang memilih
(T) dikalikan dengan pilihan angka skor likert (Pn). Maka ditemukan total skor
11445. Setelah total skor diketahui, peneliti melanjutkan mencari skor ideal dan
skor rendah. Penghitungan skor ideal dengan cara jumlah seluruh responden
dikalikan 3, sehingga 3x48=144x100=14.400. Jadi skor idealnya sebesar 14.400.
penghitungan skor rendah dengan cara jumlah seluruh responden dikalikan 1,
sehingga 1x48=48x100=4800. Jadi diketahui skor rendahnya sebesar 4800.
Tahap selanjutnya, peneliti mulai menginterpretasikan hasil angket tersebut
namun terlebih dahulu peneliti perlu melakukan penghitungan indeks %.
Penghitungan indeks % dengan rumus total skor:skor ideal x 100% = 11445 :
dapat dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan hasil penghitungan di atas berkaitan
dengan faktor yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman menunjukkan
sikap mahasiswa terhadap kegiatan membaca masuk dalam kategori tinggi.