• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.3 Analisis Faktor Membaca Pemahaman

4.2.3.1 Analisis Faktor Internal Membaca Pemahaman

Faktor internal kemampuan membaca pemahaman adalah faktor yang ada

kemampuan membaca. Faktor internal kemampuan membaca pemahaman yaitu (a)

faktor motivasi, (b) faktor sikap dan minat, (c) faktor kebiasaan, (d) faktor kondisi

emosi, (e) faktor cara membaca, (f) faktor pengetahuan yang dimiliki sebelumnya,

(g) faktor ketertarikan terhadap bacaan dan manfaat, dan (h) faktor intelegensi.

Analisis faktor internal dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Faktor Motivasi

Faktor motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan suatu

tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti (1) dorongan untuk membaca

setiap akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, (2) dorongan

untuk membaca hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan, (3) dorongan

menyelesaikan tugas secara tepat waktu, (4) dorongan untuk mencapai prestasi

setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, dan (5) dorongan untuk mendapat

pujian dari dosen atau teman. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi

membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.9 Faktor Motivasi

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Jika akan menempuh ujian tengah semester atau

akhir semester, dorongan membaca saya sangat kuat.

45 3 0

2. Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya

tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.

30 15 3

3. Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha

menyelesaikannya tepat waktu.

33 9 6

4. Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi

setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

5. Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, saya

merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau teman.

24 18 6

Berdasarkan tabel 4.9 yang terdiri dari lima subindikator faktor motivasi,

dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir

semester, dorongan membaca saya sangat kuat”. Terdapat 45 mahasiswa memilih

setuju, sehingga sebanyak 45 mahasiswa dengan persentase 93,75% mahasiswa

termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa memiliki kesadaran ketika akan menempuh ujian tengah semester atau

akhir semester, dorongan membaca sangat kuat. Akan tetapi, sebanyak 3 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3 mahasiswa atau 6,25% mahasiswa

termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena

mahasiswa belum memiliki kesadaran ketika akan menempuh ujian tengah

semester atau akhir semester, dorongan membaca sangat kuat. Tidak terdapat

mahasiswa yang menyatakan tidak memiliki pilihan dalam subindikator ini.

Subindikator kedua, “Dalam keseharian, dorongan membaca saya hanya

tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.” Terdapat 30 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 30 mahasiswa dengan persentase 62,5% mahasiswa termasuk

dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa

pengetahuan. Sebanyak 15 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 15

mahasiswa atau 31,25% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang

sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki dorongan yang tinggi untuk

membaca bacaan-bacaan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa

tidak memiliki pilihan atau 6,25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak

memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha

menyelesaikannya tepat waktu.” Terdapat 33 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 33 mahasiswa dengan persentase 68,75% mahasiswa termasuk dalam

kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki

kesadaran untuk menyelesaikan tugas membaca secara tepat waktu. Akan tetapi,

sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa atau

18,75% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap

negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas

membaca secara tepat waktu. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 12,5% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi

setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca”. Terdapat 34 mahasiswa memilih

setuju, sehingga sebanyak 34 mahasiswa dengan persentase 70,83% mahasiswa

termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa memiliki kesadaran untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan

cara rajin membaca. Akan tetapi, sebanyak 6 mahasiswa memilih tidak setuju,

rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki

kesadaran untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca.

Selanjutnya, sebanyak 8 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 16, 67% mahasiswa

dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kelima, “Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca, saya

merasa dihargai jika mendapat pujian dari dosen atau teman.” Terdapat 24

mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 24 mahasiswa dengan persentase

50% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap

negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk menyelesaikan tugas

membaca. Sebanyak 18 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 18

mahasiswa atau 37,5% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang

sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk menyelesaikan

tugas membaca. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau

12,5% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

b. Faktor Sikap dan Minat

Minat adalah keinginan atau kesadaran yang ada dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu atas kesadaran diri sendiri. Berkaitan dengan angket penelitian,

berbagai keinginan yang tumbuh dalam diri mahasiswa untuk melakukan suatu

tindakan sesuai dengan niatnya dapat dilihat melalui subindikator seperti (1)

mencari jawaban atas suatu masalah melalui membaca, (2) meminjam buku untuk

dibaca, jika ada teman memiliki buku baru, (3) lebih suka membaca sendiri sumber

mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel,

makalah, atau bentuk lain, dan (5) membaca kembali bacaan yang pernah dibaca

untuk menyegarkan ingatan. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi

membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.10 Faktor sikap dan minat

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah

melalui membaca.

42 3 3

2. Jika teman memiliki buku baru, saya meminjam

untuk dibaca.

28 9 11

3. Saya lebih suka membaca sendiri sumber

informasi daripada mengikuti pendapat orang lain.

37 7 4

4. Setelah membaca, saya berkeinginan

mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel, makalah, atau bentuk lain.

20 16 12

5. Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah

saya baca untuk menyegarkan ingatan.

42 4 2

Berdasarkan tabel 4.10 yang terdiri dari lima subindikator faktor sikap dan

minat, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah

melalui membaca.” Terdapat 42 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 42

mahasiswa dengan persentase 87,5% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran untuk

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3 mahasiswa atau 6,25%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk mencari jawaban atas suatu

masalah melalui membaca. Selanjutnya, sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 6,25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kedua, “Jika teman memiliki buku baru, saya meminjam untuk

dibaca.” Terdapat 28 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 28 mahasiswa

dengan persentase 58,33% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan

dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa ingin meminjam buku jika ada

teman yang memiliki buku baru. Akan tetapi, sebanyak 9 mahasiswa memilih tidak

setuju, sehingga sebanyak 9 mahasiswa atau 18,75% mahasiswa termasuk dalam

kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa tidak ingin

meminjam buku jika ada teman yang memiliki buku baru. Selanjutnya, sebanyak

11 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 22,92% responden dikategorikan rendah

dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Saya lebih suka membaca sendiri sumber informasi

daripada mengikuti pendapat orang lain.” Terdapat 37 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 37 mahasiswa dengan persentase 77,08% mahasiswa termasuk

dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

memiliki kesadaran untuk membaca sendiri sumber informasi daripada mengikuti

pendapat orang lain. Akan tetapi, sebanyak 7 mahasiswa memilih tidak setuju,

sehingga sebanyak 7 mahasiswa atau 14,58% mahasiswa termasuk dalam kategori

kesadaran untuk membaca sendiri sumber informasi daripada mengikuti pendapat

orang lain. Selanjutnya, sebanyak 4 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 8,34%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Setelah membaca, saya berkeinginan

mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel,

makalah, atau bentuk lain.” Terdapat 20 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 20 responden dengan persentase 41,67% responden termasuk dalam

kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki

kesadaran setelah membaca ingin mengungkapkan gagasan hasil membaca secara

tertulis dalam bentuk artikel, makalah, atau bentuk lain. Akan tetapi, sebanyak 16

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 16 mahasiswa atau 33,33%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran setelah membaca ingin

mengungkapkan gagasan hasil membaca secara tertulis dalam bentuk artikel,

makalah, atau bentuk lain. Selanjutnya, sebanyak 12 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 25% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kelima, “Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah

saya baca untuk menyegarkan ingatan.” Terdapat 42 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 42 mahasiswa dengan persentase 87,5% mahasiswa termasuk

dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

memiliki kesadaran membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk

menyegarkan ingatan. Akan tetapi, sebanyak 4 mahasiswa memilih tidak setuju,

rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki

kesadaran membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk menyegarkan

ingatan. Selanjutnya, sebanyak 2 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 4,17%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

c. Faktor Kebiasaan

Faktor kebiasaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang. Kebiasaan membaca menjadi bagian dari faktor internal yang memengaruhi

kemampuan membaca pemahaman dalam diri mahasiswa. Berikut beberapa

subindikator kebiasaan membaca yaitu (1) selalu menyusun jadwal teratur untuk

membaca setiap hari, dan (2) selalu menyiapkan buku-buku yang aka dibaca di

tempat yang mudah dijangkau. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi

membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.11 Faktor Kebiasaan

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca

setiap hari.

10 24 14

2. Buku-buku yang akan saya baca, saya siapkan

di tempat yang mudah saya jangkau.

44 2 2

Berdasarkan tabel 4.11 yang terdiri dari dua subindikator faktor

kebiasaan, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator

Subindikator pertama, “Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca

setiap hari.” Terdapat 10 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 10

mahasiswa dengan persentase 20,83% mahasiswa termasuk dalam kategori

rendah dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah memiliki

kesadaran untuk menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Akan tetapi,

sebanyak 24 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 24 mahasiswa

atau 50% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap

negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran menyusun jadwal secara

teratur untuk membaca setiap hari. Selanjutnya, sebanyak 14 mahasiswa tidak

memiliki pilihan atau 29,17% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak

memiliki jawaban.

Subindikator kedua, “Buku-buku yang akan saya baca, saya siapkan di

tempat yang mudah saya jangkau.” Terdapat 44 mahasiswa memilih setuju,

sehingga sebanyak 44 mahasiswa dengan persentase 91,67% mahasiswa termasuk

dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa

sudah memiliki kesadaran untuk menyiapkan buku-buku yang akan dibaca, di

tempat yang mudah dijangkau. Akan tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak

setuju, sehingga sebanyak 2 mahasiswa atau 4,17% mahasiswa termasuk dalam

kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum

memiliki kesadaran untuk menyiapkan buku-buku yang akan dibaca, di tempat

yang mudah dijangkau. Selanjutnya, sebanyak 2 mahasiswa tidak memiliki

d. Faktor Kondisi Emosi

Faktor kondisi emosi memengaruhi kemampuan membaca pemahaman

seseorang. Hal ini terlihat ketika kondisi emosi akan membuat pembaca sulit

berkonsentrasi dalam memahami bahan bacaan yang sedang dibaca. Berkaitan

dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan

dapat dilihat melalui subindikator seperti (1) merasa bangga jika hasil membaca

yang saya lakukan dapat dipresentasikan di kelas dan mendapat kritik serta

masukan dari dosen, (2) merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas secara

maksimal, dan (3) dengan rajin membaca, tidak terbersit sedikitpun untuk

mengungguli teman-teman saya. Berdasarkan hasil angket faktor yang

memengaruhi membaca pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.12 Faktor Kondisi Emosi

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Setelah selesai membaca, saya merasa bangga jika

hasil membaca yang saya lakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen.

38 6 4

2. Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara

maksimal tugas yang diberikan kepada saya.

45 2 1

3. Selama perkuliahan dengan rajin membaca, tidak

terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman- teman saya.

29 16 3

Berdasarkan tabel 4.12 yang terdiri dari tiga subindikator faktor kondisi

emosi dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Setelah selesai membaca, saya merasa bangga jika

masukan dari dosen. Terdapat 38 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 38

mahasiswa dengan persentase 79,17% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa memiliki kesadaran setelah

selesai membaca, merasa bangga jika hasil membaca yang dilakukan

dipresentasikan di kelas mendapat kritik dan masukan dari dosen. Sebanyak 6

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 6 mahasiswa atau 12,5%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran setelah selesai membaca, merasa

bangga jika hasil membaca yang dilakukan dipresentasikan di kelas mendapat kritik

dan masukan dari dosen. Selanjutnya, sebanyak 4 mahasiswa tidak memiliki pilihan

atau 8,33% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kedua, “Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan secara

maksimal tugas yang diberikan kepada saya.” Terdapat 45 mahasiswa memilih

setuju, sehingga sebanyak 45 mahasiswa dengan persentase 93,75% mahasiswa

termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa merasa puas jika dapat menyelesaikan tugas secara maksimal. Akan

tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 2

mahasiswa atau 4,17% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum merasa puas jika dapat

menyelesaikan tugas secara maksimal. Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa tidak

memiliki pilihan atau 2,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki

Subindikator ketiga, “Selama perkuliahan dengan rajin membaca, tidak

terbersit sedikitpun untuk mengungguli teman-teman saya.” Terdapat 29

mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 29 mahasiswa dengan persentase

60,42% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap

positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran untuk rajin membaca,

meskipun tidak terbersit sedikitpun mengungguli teman-temannya. Akan tetapi,

sebanyak 16 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3 mahasiswa atau

33,33% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap

negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk rajin membaca,

meskipun tidak terbersit sedikitpun mengungguli teman-temannya. Selanjutnya,

sebanyak 3 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 6,25% mahasiswa dikategorikan

rendah dan tidak memiliki jawaban.

e. Faktor Cara Membaca

Faktor cara membaca memengaruhi kemampuan membaca pemahaman

seseorang. Hal ini terlihat ketika cara membaca yang salah dapat membuat

pembaca sulit untuk memahami bahan bacaan yang sedang dibaca. Berkaitan

dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan

dapat dilihat melalui subindikator seperti (1) membuat ringkasan isi bacaan sambil

membaca, (2) membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang dibaca untuk

memahami isi bacaan, (3) cukup mengingat-ingat isinya saja untuk memahami isi

bacaan, (4) merumuskan dengan bahasa saya sendiri agar memahami isi bacaan,

isi bacaan. Berdasarkan hasil angket faktor yang memengaruhi membaca

pemahaman dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.13 Faktor Cara Membaca

No. Subindikator Rentang Skor 3 S 2 TS 1 TMP

1. Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi

bacaan.

23 14 11

2. Untuk memahami isi bacaan, saya membuat

pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.

24 13 11

3. Agar memahami isi bacaan, saya cukup

mengingat-ingat isinya saja.

31 11 6

4. Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan

dengan bahasa saya sendiri.

39 2 7

5. Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya

membuat skema gagasan setiap kali membaca.

19 17 12

6. Dengan memahami berbagai teknik membaca,

ternyata sangat membantu mempermudah

memahami isi bacaan.

44 3 1

Berdasarkan tabel 4.13 yang terdiri dari enam subindikator faktor cara

membaca, dengan jumlah responden 48 mahasiswa, masing-masing subindikator

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Subindikator pertama, “Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi

bacaan.” Terdapat 23 mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 23

mahasiswa dengan persentase 47,92% mahasiswa termasuk dalam kategori cukup

dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran

untuk membuat ringkasan isi bacaan. Akan tetapi, sebanyak 14 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 14 mahasiswa atau 29,17% mahasiswa

mahasiswa belum memiliki kesadaran untuk membuat ringkasan isi bacaan.

Selanjutnya, sebanyak 11 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 22,91%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kedua, “Untuk memahami isi bacaan, saya membuat

pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya baca.” Terdapat 24 mahasiswa

memilih setuju, sehingga sebanyak 24 mahasiswa dengan persentase 50%

mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif,

karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran membuat pertanyaan berdasarkan isi

bacaan yang dibaca untuk memahami isi bacaan. Akan tetapi, sebanyak 13

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 13 mahasiswa atau 27,08%

mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membuat pertanyaan berdasarkan

isi bacaan yang dibaca untuk memahami isi bacaan. Selanjutnya, sebanyak 11

mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 22,92% mahasiswa dikategorikan rendah

dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator ketiga, “Agar memahami isi bacaan, saya cukup

mengingat-ingat isinya saja.” Terdapat 31 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 31 mahasiswa dengan persentase 64,58% mahasiswa termasuk dalam

kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa masih

memahami bacaan dengan mengingat-ingat isinya saja. Sebanyak 11 mahasiswa

memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 11 mahasiswa atau 22,92% mahasiswa

termasuk dalam kategori rendah dan dipandang sebagai positif, karena mahasiswa

mengingat-ingat isinya saja. Selanjutnya, sebanyak 6 mahasiswa tidak memiliki

pilihan atau 12,5% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator keempat, “Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan

dengan bahasa saya sendiri.” Terdapat 39 mahasiswa memilih setuju, sehingga

sebanyak 39 mahasiswa dengan persentase 81,25% mahasiswa termasuk dalam

kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap positif, karena mahasiswa sudah

memiliki kesadaran untuk merumuskan dengan bahasa sendiri agar memahami isi

bacaan. Akan tetapi, sebanyak 2 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga

sebanyak 2 mahasiswa atau 4,17% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah

dan dipandang sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki

kesadaran untuk merumuskan dengan bahasa sendiri agar memahami isi bacaan.

Selanjutnya, sebanyak 7 mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 14,58%

mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

Subindikator kelima, “Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya

membuat skema gagasan setiap kali membaca.” Terdapat 19 mahasiswa memilih

setuju, sehingga sebanyak 19 mahasiswa dengan persentase 39,58% mahasiswa

termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap positif, karena

mahasiswa sudah memiliki kesadaran membuat skema gagasan setiap kali

membaca untuk mempermudah memahami isi bacaan. Akan tetapi, sebanyak 17

mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 17 mahasiswa atau 35,42%

mahasiswa termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap negatif,

karena mahasiswa belum memiliki kesadaran membuat skema gagasan setiap kali

mahasiswa tidak memiliki pilihan atau 25% mahasiswa dikategorikan rendah dan

tidak memiliki jawaban.

Subindikator keenam, “Dengan memahami berbagai teknik membaca,

ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.” Terdapat 44

mahasiswa memilih setuju, sehingga sebanyak 44 mahasiswa dengan persentase

91,67% mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi dan dipandang sebagai sikap

positif, karena mahasiswa sudah memiliki kesadaran dengan memahami berbagai

teknik membaca, dapat membantu mempermudah memahami isi bacaan. Akan

tetapi, sebanyak 3 mahasiswa memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 3

mahasiswa atau 6,25% mahasiswa termasuk dalam kategori rendah dan dipandang

sebagai sikap negatif, karena mahasiswa belum memiliki kesadaran dengan

memahami berbagai teknik membaca, dapat membantu mempermudah

memahami isi bacaan. Selanjutnya, sebanyak 1 mahasiswa tidak memiliki pilihan

atau 2,08% mahasiswa dikategorikan rendah dan tidak memiliki jawaban.

f. Faktor Pengetahuan yang Dimiliki Sebelumnya

Pengalaman yang dimiliki sebelumnya dan pengetahuan seseorang dapat

memengaruhi tingkat membaca pemahaman orang tersebut, sehingga faktor

internal tersebut berperan besar dalam kemampuan membaca pemahaman

seseorang. Berkaitan dengan angket penelitian, berbagai dorongan untuk

melakukan suatu tindakan dapat dilihat melalui subindikator seperti (1) mencari