• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 .4 .1 Anggar an Belanja Pem er intah Pusat M enur ut Fungsi M enurut klasifikasi fungsi, alokasi anggaran belanja Pemerintah Pusat dirinci ke dalam 11

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 188-198)

(sebel as) fungsi , yang pengk l asi fi kasi annya ber t uj uan unt uk m enggam bar kan t ugas Pemerintah dalam melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan dalam r angka mencapai tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi ter sebut mencakup: (1) fungsi pelayanan umum; (2) fungsi pertahanan; (3) fungsi keter tiban dan keamanan; (4) fungsi ekonomi; (5) fungsi l i ngkungan hi dup; (6) fungsi per um ahan dan f asi l i t as um um ; ( 7) fungsi kesehat an; (8) fungsi pariwisata; (9) fungsi agama; (10) fungsi pendidikan; dan (11) fungsi perlindungan sosial. Alokasi anggaran belanja Pemerintah Pusat menurut fungsi dijabar kan lebih lanjut ke dalam ber bagai subfungsi, yang pada dasar nya mer upakan kompilasi dar i anggar an ber bagai pr ogr am dan kegiatan pada setiap K/ L. Kegiat an mer upakan penjabar an dar i pr ogr am yang r umusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon I I / satuan ker ja atau penugasan ter tentu K/ L yang ber isi satu atau beber apa komponen kegiatan untuk mencapai keluar an (output) dengan indikator kiner ja yang ter ukur . Selain itu, kegiatan terdiri atas sekumpulan tindakan penger ahan sumber daya, baik yang berupa sumber daya manusia (SDM ), bar ang, modal, ter masuk peralatan dan teknologi, serta dana, atau dengan kata lain kegiatan adalah kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut

sebagai masukan (i nput) untuk menghasilkan keluar an (output) dalam bentuk bar ang/ j asa. Sat k er m er upakan busi n ess un i t yang m el akuk an si k l us anggar an dar i sej ak per encanaan dan penganggar an hi ngga pel ak sanaan, per t anggungj awaban, dan pelapor annya.

Dalam tahun 2013, alokasi belanja Pemer intah Pusat ber dasarkan fungsi masih didominasi ol eh fungsi pel ayanan um um , yai t u sebesar 64,4 per sen dar i t ot al anggar an bel anj a Pemerintah Pusat, dan sisanya sebesar 35,6 persen tersebar pada fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi pertahanan, fungsi per umahan dan fasilitas umum, fungsi ket er t i ban dan keam anan, fungsi kesehat an, fungsi l i ngkungan hi dup, fungsi pariwisata, fungsi agama, dan fungsi perlindungan sosial. Relatif tingginya por si alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum menunjukkan bahwa pelaksanaan fungsi pelayanan umum kepada masyarakat mer upakan fungsi utama Pemerintah, yang diantar anya terdiri atas pemberian subsidi, pembayaran bunga utang, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis Pemerintah, penyelenggar aan diplomasi dan

i nt er nasi onal , penat aan adm i ni st r asi k ependuduk an, pem ber dayaan m asyar akat , pembangunan daer ah, ser ta penelitian dan pengembangan I ptek. Per bandingan alokasi anggar an bel anj a Pem er int ah Pusat m enur ut fungsi t ahun 2012-2013 disaji kan dal am Tabel 4.11.

Alokasi Anggar an Fungsi Pelayanan U m um

Dalam tahun 2013, alokasi anggar an pada fungsi pelayanan umum sebesar Rp733,8 triliun, berarti lebih tinggi sekitar 24,2 persen jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN tahun anggar an 2012 sebesar Rp590,8 triliun. Jumlah tersebut, antar a lain ter dir i atas:

APBN % t h dPD B RAPBN % t h dPD B 0 1 PEL A Y A N A N U M U M 5 9 0 ,8 7 ,3 7 3 3 ,8 7 ,9 0 2 PERT A H A N A N 7 2 ,5 0 ,9 7 7 ,7 0 ,8 0 3 KET E RT I BA N D A N KEA M A N A N 3 0 ,2 0 ,4 3 4 ,0 0 ,4 0 4 E KON OM I 10 2 ,7 1,3 114 ,9 1,2 0 5 L I N GKU N GA N H I D U P 11,5 0 ,1 12 ,2 0 ,1 0 6 PERU M A H A N D A N FA SI L I T A S U M U M 2 6 ,5 0 ,3 2 7 ,2 0 ,3 0 7 KESE H A T A N 15 ,6 0 ,2 16 ,7 0 ,2 0 8 PA RI W I SA T A 2 ,5 0 ,0 2 ,5 0 ,0 0 9 A GA M A 3 ,6 0 ,0 4 ,0 0 ,0 10 PEN D I D I KA N 10 3 ,7 1,3 10 8 ,7 1,2 11 PERL I N D U N GA N SOSI A L 5 ,6 0 ,1 7 ,4 0 ,1 9 6 5 ,0 11,9 1.13 9 ,0 12 ,3

Sumber : Kem ent er ian keuangan T O T A L

T ABEL 4.11

BELANJA PEMERI NT AH PUSAT M EN URU T FUNGSI , 2012 - 2013

( tr iliun r upiah)

N O. FU N GSI

(1) subfungsi lembaga eksekutif dan legislatif, keuangan dan fiskal, serta urusan luar negeri sebesar Rp118,5 t r il iun (16,2 per sen t er hadap fungsi pel ayanan umum); (2) subfungsi pelayanan umum sebesar Rp10,7 tr iliun (1,5 per sen); (3) subfungsi penelitian dasar dan pengembangan iptek sebesar Rp2,4 triliun (0,3 persen); (4) subfungsi pinjaman pemerintah sebesar Rp113,3 tr iliun (15,4 per sen); (5) subfungsi pembangunan daer ah sebesar Rp2,2 triliun (0,3 per sen); (6) subfungsi Litbang pelayanan umum sebesar Rp376,2 miliar (0,1 persen); dan (7) subfungsi pelayanan umum lainnya sebesar Rp486,2 triliun (66,3 persen). Alokasi anggar an pada subfungsi pelayanan umum lainnya dalam tahun 2013, ter utama diperuntukkan bagi pembayaran subsidi dan tr ansfer lainnya. Selanjutnya, pada subfungsi pinj aman pemer int ah, akan digunakan untuk melaksanakan pembayar an bunga ut ang. Sementara itu, pada subfungsi lembaga eksekutif dan legislatif, masalah keuangan dan fiskal serta urusan luar negeri, akan digunakan untuk membiayai beberapa program, antara lain: (1) pr ogr am duk ungan m anaj em en dan t ugas t ek ni s l ai nnya Pol r i ; dan (2) pr ogr am peningkatan dan pengamanan pener im aan pajak; (3) pr ogr am penguatan kelembagaan DPR RI ; serta (4) program penyediaan dan pelayanan informasi statistik.

Sasaran pembangunan yang diharapkan dicapai dari fungsi pelayanan umum dalam tahun 2013, diantaranya yaitu: (1) makin meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, SDM berintegritas, penerapan standar pelayanan minimal, dan data kependudukan yang komprehensif; (2) terlaksananya penyaluran subsidi BBM dengan target volume sebesar 46 juta kilo liter; (3) terlaksananya penyediaan pasokan listr ik dengan har ga yang ter jangkau kepada masyar akat; (4) ter laksananya penyalur an subsidi pangan dan penyediaan beras bersubsidi untuk 15,5 juta masyar akat miskin (RTS) sebanyak 15 kg per RTS; (5) ter laksananya penyalur an subsidi pupuk dan subsidi benih dalam bentuk penyediaan pupuk dan benih unggul mur ah bagi petani; (6) terlaksananya penyaluran subsidi tr anspor tasi umum untuk penumpang ker eta api kelas ekonomi dan kapal laut kelas ekonomi; dan (7) meningkatnya implementasi tata kelola pemer intahan pada instansi pemer intah melalui terobosan kinerja secar a ter padu, menyeluruh, penuh integr itas, akuntabel, ser ta taat dan menjunjung tinggi hukum.

Alokasi An ggar an Fungsi Per tahanan

Selanjutnya, alokasi anggaran pada fungsi pertahanan berkaitan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan per tahanan negara sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional sebagaimana ter cantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah I ndonesia. Dalam tahun 2013, alokasi anggaran pada fungsi pertahanan sebesar Rp77,7 triliun merupakan alokasi anggar an dari ber bagai progr am per tahanan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan (termasuk didalamnya M abes, AD, AL dan AU), Lembaga Ketahanan Nasional, dan Dewan Ketahanan Nasional. Apabil a di bandingkan dengan alokasinya dalam APBN tahun anggar an 2012 sebesar Rp72,5 tr iliun, maka alokasi anggar an pada fungsi pertahanan dalam tahun 2013 t er sebut, l ebi h t inggi sebesar 7,2 per sen. Jum lah t er sebut , t er di r i at as: (1) subfungsi per tahanan negara sebesar Rp54,5 triliun (70,2 per sen dari total alokasi anggar an fungsi pertahanan); (2) subfungsi dukungan pertahanan sebesar Rp22,0 triliun (28,3 persen); dan (3) subfungsi Litbang pertahanan sebesar Rp1,2 tr iliun (1,5 persen).

Alokasi anggar an pada subfungsi pertahanan negar a dalam tahun 2013, akan digunakan unt uk m elaksanakan pengem bangan per tahanan i ntegr atif, pengembangan per tahanan

matr a dar at, pengembangan per tahanan matr a laut, pengembangan per tahanan mat r a udar a, penegakan kedaul at an dan penj agaan keutuhan wil ayah NKRI . Pada subfungsi dukungan per tahanan, akan digunakan untuk melaksanakan pengembangan sistem dan strategi per tahanan, dan pengembangan teknologi dan industr i pertahanan. Sedangkan pada subfungsi Litbang pertahanan, akan digunakan untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan per tahanan, dan pengembangan ketahanan nasional.

Al okasi anggar an pada fungsi per t ahanan dal am tahun 2013, di har apkan m ember ikan pencapai an ant ar a l ai n: (1) t er dayagunak annya i ndust r i per t ahanan nasi onal bagi kemandir ian pertahanan, melalui peningkatan kemandirian alutsista TNI dan Polr i baik dari sisi kuantitas, kualitas, maupun variasinya; (2) meningkatnya per an I ndonesia dalam menjaga keamanan nasional dan menjaga perdamaian dunia; (3) meningkatnya alutsista, non alutsista, fasilitas serta sarpras matra dar at, laut, dan udara; (4) meningkatnya industri, sar ana dan pr asar ana per tahanan yang memenuhi kebutuhan dan standar mutu, sesuai k em aj uan i l m u penget ahuan dan t ek nol ogi ser t a di k em bangk an secar a m andi r i ; (5) ter capainya tingkat kesiapan alutsista, non alutsista, organisasi, doktr in, fasilitas dan sar ana pr asar ana serta kekuatan pendukung, tegaknya hukum dan ter jaganya kemanan wil ayah laut yur isdi ksi nasional; ser t a (6) ter laksananya moder ni sasi dan peni ngkatan alutsista dan sarana prasarana dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan TNI AU menuju mi nimum essenti al for ce (M EF).

Alokasi Anggar an Fun gsi K eter tiban dan K eam anan

Sement ar a itu, alokasi anggar an pada fungsi keter tiban dan keam anan, mencer minkan besar an anggar an yang dialokasikan untuk member ikan pelayanan kepada m asyar akat dalam bi dang ket er t iban dan keamanan. Alokasi anggar an pada fungsi keter t iban dan keamanan ber kaitan dengan upaya Pemerintah untuk mewujudkan amanat konstitusi, yaitu “melindungi segenap bangsa I ndonesia dan selur uh tumpah darah I ndonesia”. Dalam tahun 2013, alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan sebesar Rp34,0 triliun, ber arti l ebi h t inggi 12,6 per sen apabi la di bandingkan dengan alokasinya dal am APBN t ahun anggaran 2012 sebesar Rp30,2 triliun. Alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan dalam tahun 2013, terdiri atas: (1) subfungsi kepolisian sebesar Rp21,8 triliun (sebesar 64,2 persen ter hadap fungsi keter tiban dan keamanan); (2) subfungsi penanggulangan bencana sebesar Rp1,0 triliun (sebesar 3,1 per sen); (3) subfungsi pembinaan hukum sebesar Rp3,0 triliun (sebesar 9,0 persen); (4) subfungsi peradilan sebesar Rp5,3 triliun (sebesar 15,6 persen);

(5) subfungsi litbang ketertiban dan keamanan sebesar Rp12,4 miliar (sebesar 0,04 persen);

dan (6) subfungsi ketertiban dan keamanan lainnya sebesar Rp2,8 triliun (sebesar 8,1 persen). Alokasi anggaran pada subfungsi kepolisian tahun 2013, akan digunakan untuk membiayai beber apa pr ogr am , ant ar a l ai n: (1) pr ogr am pem el i har aan keam anan dan ket er t iban masyar akat; dan (2) pr ogram pemberdayaan sumber daya manusia Polri. Anggaran pada subfungsi per adi lan, akan digunakan untuk membiayai beber apa pr ogr am, antar a lain: (1) pr ogr am penanganan per kar a konstitusi; dan (2) pr ogr am peningkatan manajemen per adilan umum. Alokasi anggar an pada subfungsi pembinaan hukum, akan digunakan untuk membi ayai beber apa pr ogr am, antar a lain: (1) pr ogr am peningkatan sar ana dan prasarana aparatur kejaksaan; dan (2) pr ogram penanganan dan penyelesaian per kara pidana umum. Selanjutnya, alokasi anggaran pada subfungsi keter tiban dan keamanan lainnya, ak an di gunak an unt uk m em bi ayai beber apa pr ogr am , ant ar a l ai n: ( 1) pr ogr am

pengem bangan penyel i dikan, pengam anan dan penggal angan keamanan negar a; dan (2) program pengembangan per sandian nasional.

Sasar an pembangunan yang dihar apkan dapat ter capai melalui alokasi anggar an untuk f ungsi Ket er t i ban dan Keam anan dal am t ahun 2013 t er sebut , di ant ar anya:

(1) meningkatnya  kemampuan  memantau  dan  mendeteksi  secara  dini  ancaman  bahaya

ser angan ter or isme; (2) meningkatnya efisiensi pr oses der adikalisasi; (3) meningkatnya penyelenggaraan fungsi manajemen kinerja Polri secar a optimal untuk membangun citr a Pol r i ; (4) m eni ngkat nya kondi si keam anan dan ket er t i ban m asyar akat agar m am pu melindungi seluruh warga masyarakat I ndonesia dalam beraktivitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dar i bahaya, ancaman dan gangguan yang dapat menimbulkan cider a; (5) m eni ngkatnya keper cayaan m asyar akat ter hadap l em baga kepol isian yang ter cermin pada ter selenggar anya pelayanan kepolisian sesuai dengan Standar Pelayanan Kamt ibmas Pr im a; (6) ter t anggul anginya dan m enur unnya j enis kej ahatan (kej ahat an konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang ber implikasi kontijensi dan kejahatan ter hadap kekayaan negar a) tanpa melanggar H AM ; ser ta (7) dapat dikem bangkannya langkah-langkah strategi, dan pencegahan suatu potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun kuantitas, sampai kepada penanggulangan sumber penyebab kejahatan, ketertiban dan konfli k di masyar akat dan sektor sosial, poli ti k dan ekonom i sehingga gangguan kamtibmas menurun.

Alokasi Anggar an Fungsi Ekonom i

Upaya percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan tr ansportasi, per tanian, infrastruktur, dan energi didanai melalui pengalokasian anggar an pada fungsi ekonomi. Dalam tahun 2013, alokasi anggaran pada fungsi ekonomi sebesar Rp114,9 triliun, ber arti meningkat sebesar 11,8 persen apabila dibandingkan dengan alokasinya pada APBN tahun anggaran 2012 sebesar Rp102,7 triliun. Jumlah ter sebut, antara lain terdiri atas: (1) subfungsi perdagangan, perkembangan usaha, Koper asi dan UKM sebesar Rp3,3 tr iliun (2,8 per sen ter hadap fungsi ekonomi);

(2) subfungsi  pertanian,  kehutanan,  perikanan  dan  kelautan  sebesar  Rp19,9  triliun  (17,3

persen); (3) subfungsi pengairan sebesar Rp982,5 miliar (0,9 persen); (4) subfungsi bahan bakar dan energi sebesar Rp12,4 tr iliun (10,8 persen); (5) subfungsi pertambangan sebesar Rp1,5 triliun (1,3 persen); (6) subfungsi transportasi sebesar Rp60,5 triliun (52,7 per sen); (7) subfungsi industri dan konstr uksi sebesar Rp2,8 tr iliun (2,4 per sen); (8) subfungsi tenaga kerja sebesar Rp2,0 triliun (1,8 persen); (9) subfungsi telekomunikasi sebesar Rp2,2 miliar (0,002 persen); (10) subfungsi Litbang ekonomi sebesar Rp4,1 triliun (3,6 per sen); dan (11) subfungsi ekonomi lainnya sebesar Rp7,3 tr iliun (6,4 persen).

Alokasi anggar an pada subfungsi transpor tasi dalam tahun 2013, akan digunakan untuk m em biayai beber apa pr ogr am, ant ar a l ain yait u: (1) pr ogr am penyel enggar aan jal an; (2) pr ogr am pengelolaan dan penyelenggaraan transpor tasi laut; (3) program pengelolaan dan penyelenggar aan tr anspor tasi udar a; (4) pr ogr am pengelolaan dan penyelenggaraan tr anspor t asi dar at; (5) pr ogr am pengelolaan dan penyelenggar aan per ker etaapian; dan (6) program koordinasi kebijakan bidang perekonomian. Sasaran yang ingin dicapai melalui al ok asi anggar an pada subf ungsi t r anspor t asi dal am t ahun 20 13 di ant ar anya: (1) meningkatnya kapasitas dan kualitas jaringan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dalam mendukung penguatan konektivitas nasional pada koridor ekonomi dan sistem logistik

nasional, baik yang menghubungkan sentra-sentra produksi dan outlet nasional, maupun di wi l ayah t er penci l , per dal am an, per bat asan, ser t a wi l ayah t er depan dan t er l uar ; (2) meningkatnya keselamatan tr anspor tasi jalan dengan ber kur angnya tingkat fatalitas kecelakaan t r anspor tasi; (3) meningkatnya kuali tas pelayanan t r anspor t asi di wil ayah perkotaan melalui penataan sistem jaringan transportasi di 6 kota besar; (4) meningkatnya kondi si m ant ap j al an nasi onal sebesar 92,5 per sen; ser t a (5) m eni ngkatnya efi si ensi per ger akan or ang dan bar ang ser t a m em per keci l kesenj angan pel ayanan angk ut an antar wil ayah.

Sem entar a i tu, alokasi anggar an pada subfungsi per tanian, kehutanan, per ikanan, dan kelautan dalam tahun 2013, akan digunakan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain yaitu: (1) pr ogr am penyediaan dan pengembangan pr asar ana dan sar ana pertanian; (2) pr ogr am pencapaian swasembada daging sapi dan peningkatan penyedi aan pangan hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal; (3) pr ogram peningkatan produksi, pr oduktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan; (4) pr ogr am pengem bangan dan pengel ol aan per i k anan t angkap; dan ( 5) pr ogr am peningkatan produksi perikanan budidaya dan peningkatan daya saing pr oduk perikanan. Sasaran pembangunan yang diharapkan dapat tercapai dar i alokasi anggaran pada subfungsi pertanian, kehutanan, per ikanan dan kelautan dalam tahun 2013 tersebut, di antar anya adalah (1) tercapainya dan meningkatnya tingkat pencapaian swasembada bahan pangan pokok dalam r angka upaya menuju sur plus ber as 10 juta ton per tahun; (2) ter jaganya stabilitas harga komoditas pangan dalam negeri; (3) terpenuhinya stok beras dalam negeri; (4) t er kendal inya impor bahan pangan, t er utam a ber as; (5) meningkatnya kel ancar an distr ibusi pangan antar wilayah dan antar musim; (6) meningkatnya indeks nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar nelayan (NTN) diatas 105,0; serta (7) meningkatnya produksi perikanan budidaya dan produktivitas perikanan tangkap.

Selanjutnya, alokasi anggar an pada subfungsi bahan bakar dan ener gi dalam tahun 2013, akan digunakan untuk membiayai beberapa program, antara lain: (1) program pengelolaan ketenagalistr ikan; (2) progr am pengelolaan ener gi bar u terbar ukan dan koservasi ener gi; dan (3) program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi. Sasaran pembangunan yang diharapkan dapat ter capai melalui alokasi anggaran pada subfungsi bahan bakar dan ener gi dalam tahun 2013, diantaranya adalah: (1) meningkatnya r asio elektrifikasi menjadi sebesar 77,60 persen, melalui per luasan jangkauan pelayanan dengan pembangunan jaringan tr ansmisi dan gar du induk; (2) meningkatnya r asio desa berlistrik menjadi 97,80 per sen; (3) ter laksanakanya pembangunan infr astr uktur BBG untuk tr anspor tasi (SPBG) di Bali ser ta FEED pembangunan SPBG di M edan, Cilegon, dan Balikpapan; (4) meningkatnya produksi minyak bumi menjadi 920 ribu BOPD; (5) meningkatnya produksi gas bumi menjadi 1.320 r i bu BOPD; (6) m eni ngk at nya pr oduk si bat ubar a m enj adi 337 j ut a t on; ser t a (7) meningkatnya pener apan inisi atif ener gi ber sih (Gr een Ener gy I ni ti ati ves) m elal ui peningkatan pemanfaatan energi terbar ukan.

Alokasi Anggar an Fun gsi Lingkungan H idup

Dalam tahun 2013, anggar an yang dialokasikan pada fungsi lingkungan hidup mencapai Rp12,2 triliun, yang berarti lebih tinggi sebesar 6,7 persen jika dibandingkan dengan alokasi anggaran fungsi lingkungan hidup pada APBN tahun 2012 sebesar Rp11,5 tr iliun. Jumlah tersebut, terdiri atas: (1) alokasi anggaran pada subfungsi manajemen limbah sebesar Rp3,0 triliun (24,8 persen dari total anggaran fungsi lingkungan hidup); (2) alokasi anggaran pada

subfungsi penanggulangan polusi sebesar Rp140,5 miliar (1,1 per sen); (3) alokasi anggaran pada subfungsi konservasi sumber daya alam sebesar Rp4,7 triliun (38,6 persen); (4) alokasi anggaran pada subfungsi tata ruang dan per tanahan sebesar Rp3,4 tr iliun (28,2 per sen); dan (5) alokasi anggaran pada subfungsi lingkungan hidup lainnya sebesar Rp990,5 miliar (7,3 per sen).

Gambar an alokasi anggar an dalam tahun 2013 pada beber apa subfungsi yang menonjol pada fungsi lingkungan hidup dijelaskan sebagai berikut. Alokasi anggaran pada subfungsi m anaj em en l i m bah t er ut am a ak an di gunakan unt uk Pr ogr am Pem bi naan dan Pengembangan I nfrastruktur Per mukiman. Selanjutnya, alokasi anggar an pada subfungsi konser vasi sum ber daya al am ter ut am a akan di gunakan unt uk m em bi ayai beber apa pr ogr am yai t u: ( 1) pr ogr am peni ngk at an f ungsi dan daya duk ung DAS ber basi s pem ber dayaan m asyar akat ; dan (2) pr ogr am konser vasi keanekar agaman hayat i dan per l i ndungan hut an. Sem entar a i t u, al okasi anggar an pada subfungsi t ata r uang dan pertanahan terutama akan digunakan untuk: (1) program pengelolaan pertanahan nasional; dan (2) pr ogr am penyelenggar aan penataan r uang. Pelaksanaan ber bagai pr ogr am pada fungsi ini di susun untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sebagai bagi an dar i upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.

Sesuai dengan alokasi anggarannya, sasaran pembangunan yang dihar apkan dicapai dar i fungsi lingkungan hidup pada tahun 2013, di antaranya: (1) meningkatnya kuantitas dan kualitas data dan informasi spasial, dengan memprioritaskan pada tersedianya data spasial untuk mendukung pembangunan wilayah koridor ekonomi I ndonesia dan wilayah prior itas pembangunan nasional lainnya (KEK dan KAPET); (2) meningkatnya akses terhadap data dan i nfor masi spasial; (3) penyelesaian dan ter lengkapinya per at ur an oper asi onal isasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (3) tar get legalisasi aset tanah yang dibiayai Pemerintah sekitar 884.050 bidang; (4) pembangunan peningkatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan meliputi terselesaikannya tata batas kawasan hutan (batas luar dan fungsi) sepanjang 19.000 km, beroper asinya Kesatuan Pengelolaan Hutan sebanyak 30 unit, meningkatnya hasil rehabilitasi hutan dan lahan seluas 500.000 ha, dan penyusunan Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu di 11 DAS prioritas; (5) meningkatnya populasi spesies prioritas utama yang terancam punah sebesar 0,5 per sen; (6) menurunnya hotspot (titik api) di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi sebesar 59,2 persen dan luas kebakaran hutan sebesar 40 persen dari rata-rata tahun 2005-2008; (7) penanganan m asal ah sosi al kem asyar ak at an di l uar pet a ar ea t er dam pak berdasarkan kajian tim terpadu sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 37 Tahun 2012; serta (8) pembangunan fr ontage relokasi jalan arteri dan relokasi pipa PDAM Kota Surabaya.

Alokasi Anggar an Fungsi Per um ahan dan Fasilitas U m um

Dal am t ahun 20 13, anggar an f ungsi per um ahan dan f asi l i t as um um pada bel anj a Pemerintah Pusat sebesar Rp27,2 tr iliun yang berar ti meningkat sebesar 2,7 per sen jika dibandingkan dengan alokasi anggaran dalam APBN tahun anggar an 2012 sebesar Rp26,5 triliun. Jumlah tersebut, terdiri atas: (1) alokasi anggaran pada subfungsi pembangunan perumahan sebesar Rp4,1 tr iliun (15,2 per sen dari total anggar an fungsi per umahan dan f asi l i t as um um ) ; ( 2) al ok asi anggar an pada subf ungsi pem ber dayaan k om uni t as per m ukim an sebesar Rp3,6 t r i li un (13,1 per sen); (3) al okasi anggar an pada subfungsi

penyediaan air minum sebesar Rp3,9 triliun (14,4 persen); serta (4) alokasi anggaran pada subfungsi perumahan dan fasilitas umum lainnya sebesar Rp15,6 triliun (57,3 persen). Gambar an alokasi anggar an dalam tahun 2013 pada beber apa subfungsi yang menonjol pada fungsi per um ahan dan fasil i tas um um sebagai m ana penj el asan ber i kut . Alokasi anggar an pada subf ungsi pem bangunan per um ahan t er ut am a di gunak an unt uk melaksanakan progr am pengembangan perumahan dan kawasan permukiman. Selanjutnya, al okasi anggar an pada subf ungsi pem ber dayaan k om uni t as per m uk i m an t er ut am a digunakan untuk mel aksanakan pr ogr am pembinaan dan pengembangan infr ast r ukt ur per m uki m an ser t a pr ogr am pengem bangan per um ahan dan kawasan per m uk i m an. Sementar a itu, alokasi anggar an pada subfungsi penyediaan air minum akan digunakan untuk membi ayai pr ogr am pembi naan dan pengem bangan infr astr ukt ur per mukiman.

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 188-198)