• Tidak ada hasil yang ditemukan

N er aca Pem bayar an

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 54-59)

Pertumbuhan ekonomi dunia yang masih cukup tinggi meskipun mengalami perlambatan serta harga minyak dan har ga komoditi primer di pasar internasional yang meningkat selama tahun 2007 tur ut memengaruhi kinerja Neraca Pembayaran I ndonesia (NPI ). Pada tahun

2007, NPI mencatat surplus yang cukup besar yaitu mencapai US$12,7 miliar. Surplus NPI tersebut terkait dengan surplus transaksi berjalan yang mencapai US$10,5 miliar serta surplus tr ansaksi modal dan finansial sebesar US$3,6 miliar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2006, surplus transaksi berjalan sedikit lebih rendah, yaitu sebesar US$0,4 miliar . Sedangkan surplus transaksi modal dan finansial lebih tinggi sebesar US$0,6 miliar. Sebagai cerminan dar i sur plus NPI , cadangan devisa meningkat menjadi US$56,9 miliar pada akhir tahun 2007. Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 memberikan tekanan yang cukup signifikan pada kinerja NPI . Selama 2008, NPI mengalami defisit sebesar US$1,9 miliar, berbeda dar i tahun 2007 yang mencatat surplus US$12,7 miliar. Namun, transaksi ber jalan masih mampu mencatat surplus US$0,1 miliar , lebih rendah jika dibandingkan dengan surplus pada 2007 (US$10,5 miliar). Sementara itu, transaksi modal dan finansial mengalami defisit US$1,8 miliar, setelah pada tahun 2007 mencatat sur plus sebesar US$3,6 miliar. Sejalan dengan perkembangan di atas, jumlah cadangan devisa pada akhir periode tur un menjadi US$51,6 miliar.

M emasuki tahun 2009, kiner ja neraca pembayaran, baik dari sisi transaksi berjalan maupun tr ansaksi modal dan finansial, mengalami per baikan dar i tahun sebelumnya. Tr ansaksi berjalan mencatat surplus US$10,6 miliar, yang didorong oleh kenaikan surplus pada neraca perdagangan. Transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar US$4,9 miliar yang bersumber dari tingginya surplus pada investasi langsung dan por tofolio. Neraca keselur uhan m engal am i sur pl us U S$ 12,5 m i l i ar sehi ngga cadangan devi sa m encapai US$66,1 miliar.

Sei r i ng dengan m em bai knya pr ospek ekonom i gl obal dan dom est i k , ki ner j a ner aca pembayaran tahun 2010 menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan kiner janya dalam tahun sebelumnya. M embaiknya kinerja ner aca pembayaran tersebut, antara lain disebabkan ol eh m eni ngk at nya per m i nt aan ekspor wal aupun pada saat yang sam a i m por j uga meningkat. Sel ain it u, meningkatnya alir an masuk modal asi ng, baik ber upa i nvestasi langsung maupun por tofolio juga mendorong membaiknya kinerja NPI . Transaksi berjalan pada tahun 2010 mencatat surplus US$5,1 miliar , lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar US$10,6 miliar. Hal itu disebabkan terutama oleh menurunnya sur plus neraca per dagangan dan meningkatnya defisit ner aca pendapatan. Tr ansaksi modal dan fi nansial pada tahun 2010 m encatat sur plus sebesar US$26,6 mili ar . Sur plus ter sebut ter utama ber sumber dar i tingginya surplus pada investasi langsung, investasi por tofolio, dan investasi lainnya, sejalan dengan membaiknya iklim investasi dan kondisi ekonomi makro yang stabil. Ber dasar kan per kembangan besar an-besar an ner aca pembayar an ter sebut, dalam tahun 2010 neraca keseluruhan mengalami surplus US$30,3 miliar sehingga cadangan devisa mencapai US$96,2 miliar.

Penurunan per mintaan dunia dan har ga komoditas yang melemah akibat imbas negatif dari krisis utang Eropa turut memengaruhi kiner ja NPI tahun 2011 yang mengalami sur plus sebesar US$11,9 miliar. Transaksi berjalan ser ta transaksi modal dan finansial masing-masing memberikan kontribusi surplus sebesar US$1,7 miliar dan US$14,0 miliar . Surplus transaksi

berjalan ditopang oleh kiner ja ekspor yang masih mampu tumbuh cukup tinggi kendati dihadapkan pada penur unan per m int aan dunia dan har ga kom odi t as yang m elem ah, sedangkan impor terus meningkat sejalan dengan kuatnya permintaan domestik. Sementara itu, sur plus tr ansaksi modal dan finansial didukung oleh ar us masuk investasi langsung asing, investasi portofolio, dan penarikan utang luar neger i swasta yang meningkat. Hal tersebut seiring dengan kondusifnya iklim investasi dan terjaganya stabilitas ekonomi makro. Dengan perkembangan ter sebut, jumlah cadangan devisa ber tambah dar i US$96,2 miliar pada akhir 2010 menjadi US$110,1 miliar pada akhir 2011.

M engawali tahun 2012, defisit neraca pembayaran pada triwulan I tahun 2012 mencapai sebesar US$1,0 miliar , atau lebi h baik jika dibandingkan dengan dengan defisit ner aca pembayaran pada triwulan I V 2011 yang sebesar US$3,7 miliar. Perbaikan tersebut didukung oleh kembali mengalir nya investasi por tofolio asing seiring dengan membaiknya persepsi pasar yang positif terhadap pasar domestik. Hal tersebut mendorong transaksi modal dan finansial kembali mencatat surplus sebesar US$2,2 miliar , setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit US$1,0 miliar. Di sisi lain, transaksi ber jalan pada triwulan I tahun 2012 masih mengalami defisit sebesar US$2,9 miliar, antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan domestik yang mendorong tingginya aktivitas impor. Sementara itu, pelemahan ekonom i gl obal m asi h m enekan ki ner j a ekspor i ndonesi a. Per bai kan k i ner j a ner aca pembayar an ter sebut ber implikasi pada peningkatan cadangan devisa hingga mencapai US$110,5 miliar . Per kembangan r ealisasi Neraca Pembayar an dar i 2007 sampai dengan triwulan I 2012 disajikan pada Tabel 2.5.

20 12 T r w-I

A. T RAN SAKSI BERJAL AN 10 ,5 0 ,1 10 ,6 5,1 1,7 -2,9

1. Neraca Pedagangan 32,8 22,9 30,9 30,6 33,9 3,5 a. Ekspor, fob 118,0 139,6 119,6 158,1 200,6 48,2 b. I m por, fob -85,3 -116,7 -88,7 -127,4 -166,6 44,7 2. Jasa-jasa -11,8 -13,0 -9,7 -9,3 -10,6 -2,0 3. Pendapatan -15,5 -15,2 -15,1 -20,8 -25,8 -5,3 4. Transfer 5,1 5,4 4,6 4,6 4,2 0,01,0

B. T RAN SAKSI M ODAL DAN FI N AN SI AL 3,6 -1,8 4,9 26 ,6 14,0 2,2

1. Transaksi M odal 0,5 0,3 0,1 0,0 0,0 0,0 2. Transaksi Finansial: 3,0 -2,1 4,8 26,6 14,0 2,2 a. I nvestasi langsung 2,3 3,4 2,6 11,1 11,1 2,0 b. I nvestasi Portofolio 5,6 1,8 10,3 13,2 4,5 2,8 c. I nvestasi Lainnya -4,8 -7,3 -8,2 2,3 -1,6 -2,60,0 C. T OT AL ( A+ B) 14,1 -0 ,2-1,7 15,5 31,8 15,7 -0,70,0

D. SELI SI H PERHI TUNGAN BERSI H -1,4 -0,2 -3,0 -1,5 -3,9 -0,30,0

E. N ERACA KESEL U RU H AN ( C+ D) 12,7 -1,9 12,5 30 ,3 11,9 -1,00,0

Cadangan Devisa 56,9 51,6 66,1 96,2 110,1 110,5 Sum ber: Bank I ndonesia

( US$ mi liar)

N ERACA PEM BAY ARAN , 200 7-20 11 T ABEL 2.5 20 10 20 09 20 08 20 07 20 11 I T EM

N ilai Tukar Rupiah

Ketika memasuki tahun 2012, nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan, melanjutkan t ekanan yang dim ulai pada kuar tal I V t ahun 2011. Tekanan t er sebut ber sumber dar i meningkatnya r isiko di kawasan Er opa, mengingat masih belum adanya kejelasan pr oses pemulihan ekonomi dan penanganan krisis di Yunani, I talia, Portugal, Spanyol, dan I rlandia (GI PSI ), ser ta indikasi per lambatan ekonomi di Cina, I ndia, dan Br azil, yang selama ini menjadi motor penggerak perekonomian internasional. Selain itu, membaiknya indikator perekonomian Amerika Serikat juga telah mendorong terjadinya flight to quality sehingga semakin meningkatkan tekanan ter hadap

m at a uang r egi onal . Beber apa sum ber tekanan tersebut mendorong perlambatan al i r an dana nonr esi den k e i nst r um en keuangan domestik, sehingga nilai tukar rupiah bergerak melemah, sejalan dengan pelemahan mata uang regional ter hadap dolar AS. Selama dua kuar tal awal tahun 20 12, ni l ai t uk ar r upi ah m engal am i pel em ahan dengan r at a- r at a sebesar Rp9.203 per dolar AS atau terdepr esiasi

5,21 persen bila dibandingkan dengan r ata-r atanya pada per iode yang sama tahun 2011. Kuatnya fundamental ekonomi yang didukung oleh outlook per tumbuhan ekonomi yang posi t i f , l aj u i nf l asi yang r el at i f t er k endal i , cadangan devi sa yang m em adai , ser t a meningkatnya r ati ng I ndonesia, diharapkan dapat menjadi faktor pendor ong stabilnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2012. Namun, di tengah optimisme tersebut, Pemerintah dan Bank I ndonesi a per lu m encer mat i per kem bangan pr oses pem uli han ekonom i gl obal , khususnya di kawasan Er opa, ser t a meningkatnya har ga komoditas bahan pangan dan ener gi int er nasi onal . Dengan per kem bangan ter sebut , t ukar r upiah pada t ahun 2012 diperkirakan rata-rata akan mencapai Rp9.250 per dolar AS.

I nflasi

Selama enam bulan per tama tahun 2012, laju inflasi relatif terkendali selaras dengan minimnya kebijakan Pemerintah di bidang har ga ser t a t er j aganya pasok an bahan pangan dan ener gi . M esk i pun t i dak m engal am i def l asi sebagai m ana t ahun sebelumnya, laju inflasi sepanjang 6 bulan pertama tahun 2012 relatif terkendali. Laju inflasi kumulatif sampai Juni 2012 menjadi sebesar 1,79 persen (ytd), sedikit lebih tinggi

0,0% 1,0% 2,0% 3,0% 4,0% 5,0% 6,0% 7,0% 8,0% -0,4% -0,2% 0,0% 0,2% 0,4% 0,6% 0,8% 1,0% Ja n Fe b M ar A pr M ei Ju n Ju l A gs Se p O kt N ov Des Ja n Fe b M ar A pr M ei Ju n 2011 2012 Sumber: BPS GRAFI K 2 .16

PERK EM BAN GAN I N FLASI 2 0 11 - 20 12 mt m yoy (RH S) 8.800 8.900 9.000 9.100 9.200 9.300 9.400 9.500 9.600 9.700

Jan-12 Feb-12 M ar-12 Apr-12 M ei-12 Jun-12

Rp per U SD

Sumber: Bank I ndonesia

GRAFI K 2.15

PERKEM BAN GAN N I LAI TU KAR RU PI AH TERH AD AP D OLAR AS, 20 12

jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,06 persen (ytd). Sementar a itu, secar a tahunan, laju inflasi sampai Juni 2012 sebesar 4,53 per sen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,54 persen (yoy).

Hingga semester I tahun 2012, perkembangan har ga-har ga secar a umum cukup ter kendali, kecuali harga beras yang mulai menunjukkan peningkatan sejak awal tahun 2012. Bila dilihat dar i k om ponen yang m em bent uk i nfl asi , hingga Juni 2012 inflasi komponen volati le foods m enunj uk kan peni ngkat an t er t i nggi seiring dengan kenaikan harga komoditas beras dan bumbu-bumbuan di pasar domestik. Pada Juni 2012, inflasi tahunan komponen volatile

foods mencapai 7,52 persen (yoy), menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,57 persen (yoy). Peningkatan harga komoditas ber as didorong oleh kekhawatiran berkurangnya pasokan beras nasional dari sumber dalam negeri sebagai dam pak ti ngginya t i ngkat konver si lahan per tanian ke non-per t ani an. Sementar a i tu, kekhawatiran berkurangnya pasokan bumbu-bumbuan (cabai, bawang merah, dan bawang putih) terkait pelaksanaan kebijakan importasi hortikultura telah mendorong kenaikan harga bumbu-bumbuan di pasar domestik.

Sementar a itu, komponen inflasi inti (cor e i nflation) ter catat sebesar 4,15 per sen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,63 persen (yoy). Kekhawatir an ter hadap pr oses pemulihan ekonomi di kawasan Er opa serta penyelesaian konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah telah mendorong peningkatan tekanan dari faktor eksternal (impor ted inflation). Untuk dapat meredam tekanan tersebut ser t a m er edam peningkatan ekspektasi infl asi m asyar akat, Pemer i ntah ber sama Bank I ndonesia terus ber upaya meningkatkan sinergi guna menjaga agar nilai tukar r upiah tetap stabil. Selain itu, percepatan pelaksanaan pembangunan sarana dan infrastruktur transpor tasi melalui inisiatif M P3EI diharapkan dapat memper lancar arus distribusi dalam wilayah (intr a-island) maupun antar wilayah (inter -island).

Komponen inflasi harga diatur Pemerintah (administer ed pr ices) mencapai 2,90 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61 per sen (yoy). Relati f r endahnya i nflasi komponen i ni di dor ong oleh r el at if m inim nya per ubahan kebi j akan pem er i nt ah di bi dang har ga, khususnya dengan di batal kannya kebijakan kenaikan harga BBM ber subsidi per 1 April 2012.

Berdasar kan kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan makanan jadi masih merupakan tiga kelompok utama yang mendor ong kenaikan inflasi tahunan. Secara tahunan sampai dengan Juni 2012, kelompok bahan makanan mengalami

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% Ja n F eb M ar A pr M ei Ju n Ju l A gs S ep Okt N ov Des Ja n F eb M ar A pr M ei Ju n 2011 2012 Sumber: BPS GRAFI K 2 .17

PER KEM BAN GAN I N FL ASI M EN U RU T K OM PON EN , 20 11 - 2 0 12 ( yoy)

I nti Volat ile Admini stered

inflasi sebesar 7,19 per sen (yoy), seir ing dengan kenaikan har ga bahan pangan pokok di pasar domestik. Kelompok sandang mengalami peningkatan sebesar 6,06 persen (yoy) yang utamanya disum bang oleh fluktuasi har ga em as di pasar inter nasi onal. Sementar a i tu, kelompok makanan jadi mengalami peningkatan sebesar 5,39 per sen (yoy). Selanjutnya, kelompok pengeluaran lainnya dalam periode yang sama bergerak relatif stabil.

Laju inflasi dalam semester I I tahun 2012 diper kirakan akan sedikit mengalami tekanan. Sumber tekanan terhadap laju inflasi yang harus diwaspadai terutama ber sumber dari faktor-faktor musiman, seperti biaya sekolah terkait dengan dimulainya tahun ajaran bar u, serta meningkatnya har ga kebutuhan pokok masyarakat sehubungan dengan adanya hari besar keagamaan (Puasa, I dul Fitr i, Natal, dan Tahun Baru). Dari sisi eksternal, tekanan inflasi masih dibayangi oleh kekhawatiran terjadinya gejolak harga komoditas bahan pangan dan ener gi, ser ta pr ospek pemulihan ekonomi inter nasional sebagai dampak lanjutan kr isis keuangan di Eropa. Terkait dengan hal tersebut, Pemer intah berupaya untuk mengamankan stok dan pasokan bahan kebutuhan pokok masyar akat, ser ta menjaga kelancar an ar us distribusi bahan pangan guna menahan peningkatan laju inflasi di semester I I tahun 2012. Dengan memerhatikan faktor-faktor di atas dan r ealisasi laju inflasi sampai dengan Juni 2012, asumsi laju inflasi untuk tahun 2012 diperkirakan mencapai 4,8 per sen.

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 54-59)