• Tidak ada hasil yang ditemukan

Per tum buhan Ekonom i

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 36-40)

Per ekonomian nasional masih cukup kuat untuk menghadapi dampak kr isis global yang masih berlangsung hingga saat ini. Hal itu terbukti dengan tingginya pertumbuhan ekonomi I ndonesia di tahun 2011. Sebaliknya, beberapa negara mengalami perlambatan atau bahkan pertumbuhan negatif. Selama lima tahun ter akhir (2007-2011), ekonomi I ndonesia mampu tumbuh rata-rata sebesar 5,9 persen (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan lima tahun sebel um nya (200 2-2006) yang t um buh sebesar 5,1 per sen (yoy). Pada t ahun 2007, per ekonom i an I ndonesi a t um buh sebesar 6,3 per sen (yoy) . Kem udi an m engal am i per l ambatan pada t ahun 2008 aki bat kr i sis gl obal dengan tum buh 6,0 per sen (yoy).

5,4 2,8 -0,6 5,3 3,9 2,8 0,0 -3,6 3,2 1,6 8,7 6,0 2,8 7,5 6,2 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 2007 2008 2009 2010 2011 %, yoy GRAFI K 2.1

PERTU M BUH AN EKONOM I DU N I A 20 0 7-20 11

Dunia Negara M aju Negara Berkembang

Sumber : Wor ld Economic Out look -IMF, Juli 2012

7,2 2,4 -11,7 14,3 6,3 7,9 2,9 -10,5 12,9 5,9 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 2007 2008 2009 2010 2011 %, yoy

Sumber: Worl d Economi c Outlook - IMF, Jul i 2012 GR AFI K 2 .2

PER TU M BU H AN V OLU M E PERD AGAN GAN D U N I A 2 0 0 7 - 20 11

Barang Barang dan Jasa

Per l ambat an ter sebut ter us ber l angsung hi ngga t ahun 20 09, per ekonom i an I ndonesi a hanya tumbuh sebesar 4,6 persen (yoy). Pada tahun 2010 per ekonomian nasi onal kembali meningkat dan tumbuh sebesar 6,2 persen (yoy). Selanjutnya, di t ahun 20 11, per ek onom i an nasi onal kem bal i m eningkat menj adi 6,5 per sen (yoy) wal aupun masi h di bayangi dampak kr isis global di Er opa (lihat Gr afik 2.3).

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 mengalami peningkatan hingga mampu tumbuh 6,5 persen (yoy). Bayang-bayang dampak kr isis utang yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa tidak berdampak terlalu signifikan pada perekonomian nasional. Permintaan domestik masih cukup kuat untuk menahan perlambatan yang terjadi di sisi eksternal. Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 berasal dari pembentukan modal tetap bruto (PM TB) yang tum buh 8,8 per sen (yoy), konsum si

rumah tangga tumbuh 4,7 persen (yoy), dan konsum si pemer int ah tumbuh 3,2 per sen ( yoy) . Sem ent ar a i t u, ek spor - i m por mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan t ahun sebel um nya, yai t u hanya tumbuh 13,6 persen dan 13,3 persen (yoy)

(Gr af i k 2 . 4) . Dar i si si sek t or al ,

pertumbuhan ekonomi 2011 didor ong oleh sektor industri pengolahan yang mengalami

pertumbuhan cukup tinggi yaitu mencapai 6,2 persen (yoy), serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh sebesar 9,2 persen (yoy).

Pada t ahun 20 11, k onsum si m asyar ak at t um buh 4,7 per sen ( yoy) , sam a dengan per t um buhan tahun 2010. Sejak kuar tal per tama hingga kuar tal ter akhir t ahun 2011, pertumbuhan konsumsi masyarakat menunjukkan tr en yang semakin cepat. Hal tersebut menunjukkan adanya perbaikan daya beli masyarakat di sepanjang tahun 2011 sejalan dengan r endahnya inflasi di tahun ter sebut. Per tumbuhan konsumsi masyar akat didor ong oleh per tumbuhan konsumsi makanan dan bukan makanan, yang masing-masing tumbuh 3,8 per sen (yoy) dan 5,5 persen (yoy). Konsumsi masyarakat memberikan kontribusi terbesar pada pertumbuhan ekonomi. Peran atau distribusinya dalam PDB mencapai 54,6 per sen. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada pertumbuhan konsumsi pemerintah, yang pada tahun 2011 tumbuh 3,2 per sen (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya tumbuh 0,3 persen (yoy). Dorongan terhadap konsumsi pemerintah ber asal dar i belanja barang dan belanja pegawai, yang masing-masing tumbuh sebesar 3,6 per sen (yoy) dan 5,4 per sen (yoy). M eni ngkat nya bel anja pegawai t er kait dengan pember ian r emuner asi pada beber apa kementer ian negar a/ lembaga. Walaupun ter jadi peningkatan

6 ,3 6,0 4,6 6,2 6,5 0 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 2011 per sen

Sumber: Badan Pusat Statistik

GRAFI K 2.3

PERTU M BU H AN EKON OM I I N D ON ESI A, 20 0 7 - 20 11 ( %, YOY) -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 2007 2008 2009 2010 2011 persen

Sumber: Badan Pusat Statistik

GRAFI K 2.4

PERTUM BU H AN EK ON OM I M EN U RUT PEN GELU ARAN , 20 0 7 – 20 11 (%, YOY)

yang signifikan, kontribusi konsumsi pemerintah relatif kecil pada pertumbuhan ekonomi. Peran konsumsi pemerintah hanya mencapai 9,0 per sen dari total PDB.

Pertumbuhan pengeluaran investasi (pembentukan modal tetap br uto/ PM TB) tahun 2011 menunjukkan sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu dar i 8,5 persen (yoy) menjadi 8,8 persen (yoy). Peningkatan kiner ja investasi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan dalam bentuk investasi mesin dan perlengkapan yang berasal dari impor, serta alat angkut impor . Tren peningkatan konsumsi dalam negeri mendorong kebutuhan mesin-mesin baru untuk menjamin kecukupan kapasitas produksi ke depan. Sementara itu, pertumbuhan investasi alat angkut impor yang tinggi lebih didorong oleh pembelian sejumlah pesawat udara untuk mengimbangi aktivitas ekonomi dan hubungan antar berbagai wilayah yang meningkat pesat. I nvestasi bangunan sedikit mengalami perlambatan sejalan dengan pertumbuhan sektor konstruksi yang relatif tetap. Walaupun peran investasi terhadap PDB r elat if lebih kecil ji ka dibandingkan dengan konsum si masyar akat, tetapi pengel uar an investasi mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada pertumbuhan ekonomi. Sedikit ber beda dengan yang terjadi pada komponen lainnya, pertumbuhan ekspor dan impor bar ang dan jasa di tahun 2011 r elatif melambat jika dibandingkan dengan tahun 2010. Tekanan pel em ahan ekonomi global telah m enyebabkan m el am batnya kiner ja ekspor I ndonesia, yaitu dari pertumbuhan 15,3 per sen (yoy) di tahun 2010 menjadi 13,6 per sen (yoy) di tahun 2011. Hal yang sama terjadi pada pertumbuhan impor yang melambat dari 17,3 per sen ( yoy) di t ahun 2010 m enj adi 13,3 per sen (yoy) di t ahun 2011. Nam un, perlambatan impor yang lebih besar daripada ekspor telah menyebabkan peningkatan ekspor net o m enj adi 14,4 per sen ( yoy) di t ahun 2011 dar i 8,7 per sen ( yoy) di tahun sebelumnya. Bila dilihat lebih jauh, penurunan pertumbuhan ekspor dan impor barang baru terlihat jelas di kuartal I V 2011. Namun, dampak langsung dari per lambatan ekonomi Eropa terhadap ekspor I ndonesia relatif kecil sebagai akibat rendahnya komposisi ekspor langsung ke negara-negara yang ter kena kr isis (lihat Tabel 2.1).

Dari sisi penawaran, semua sektor ekonomi masih tumbuh positif di tahun 2011 walaupun beberapa sektor mengalami perlambatan. Sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan r estoran, sektor keuangan, ser ta sektor jasa mengalami peningkatan pertumbuhan. Sementara itu, empat sektor yang lain mengalami perlambatan, yaitu sektor pertambangan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor konstruksi, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Di sisi lain, sektor pertanian mengalami pertumbuhan konstan.

Pertumbuhan tertinggi tetap terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh double di git sebesar 10,7 per sen (yoy), melambat bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 13,4 per sen (yoy). Per tumbuhan ter sebut ter utama didor ong oleh subsektor komunikasi yang tumbuh 12,7 persen karena meningkatnya sarana komunikasi, baik dar i sisi jenis maupun intensitas penggunaannya. Subsektor pengangkutan tumbuh sebesar 7,6 per sen (yoy), didor ong oleh tumbuhnya subsektor angkutan jalan r aya dan subsektor angkutan laut, ser ta subsektor jasa penunjang angkutan yang masing-masing

tumbuh sebesar 6,6 per sen (yoy), 2,8 per sen (yoy), dan 6,8 per sen (yoy). M eningkatnya jumlah penumpang dan ber agamnya moda angkutan di jalan r aya dan laut mendukung pertumbuhan subsektor tersebut.

Sektor industri pengolahan di tahun 2011 tumbuh signifikan sebesar 6,2 persen (yoy). Sektor tersebut mengalami peningkatan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2010 yang sebesar 4,7 persen (yoy). Lonjakan per tumbuhan sektor itu didorong oleh pertumbuhan pada subsektor industri nonmigas yang mencapai 6,8 persen (yoy). Sementara itu, subsektor industri migas mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen (yoy). Pertumbuhan subsektor industri nonmigas ditopang oleh industri logam dasar , besi dan baja, industr i makanan, minuman, dan tembakau, serta industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki. Ketiga subsektor itu masing-masing tumbuh sebesar 13,1 persen (yoy), 9,2 persen (yoy), dan 7,5 persen (yoy). Kontr aksi pada subsektor industri nonmigas terutama didorong oleh minusnya pertumbuhan pada industri gas alam cair (lihat Tabel 2.2).

Sektor per dagangan, hotel, dan restor an mengalami peningkatan per tumbuhan dari 8,7 persen (yoy) di tahun 2010 menjadi 9,2 persen (yoy) di tahun 2011. Per tumbuhan sektor itu ditopang oleh kinerja subsektor per dagangan besar dan ecer an yang tumbuh 10,0 persen (yoy). Sementara itu, subsektor hotel dan subsektor restoran masing-masing tumbuh 9,0 persen (yoy) dan 4,1 per sen (yoy).

Sek t or per t ani an, pet er nakan, kehut anan, dan per i kanan di t ahun 20 11 m engal am i per tumbuhan yang tetap atau sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,0 per sen (yoy). Dorongan pada sektor pertanian ber asal dari subsektor perikanan sebesar 6,7 persen (yoy). Sementara itu, subsektor tanaman bahan makanan yang menjadi kontributor utama

20 10 20 11 2010 20 11

Konsum si M asyarakat 56,6 54,6 2,7 2,7

Konsum si Pem erintah 9,0 9,0 0,0 0,3

PM TB 32,1 32,0 2,0 2,1 Ekspor 24,6 26,3 6,5 6,3 I m por 22,9 24,9 5,6 4,8 Sektor Pertanian 15,3 14,7 0,4 0,4 Pertam bangan 11,2 11,9 0,3 0,1 I ndustri 24,8 24,3 1,2 1,6

Listrik, gas, dan air bersih 0,8 0,7 0,0 0,0

Konstruksi 10,3 10,2 0,4 0,4

Perdagangan, hotel dan restoran 13,7 13,8 1,5 1,6

Pengangkutan dan kom unikasi 6,6 6,6 1,2 1,0

Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 7,2 7,2 0,5 0,7

Jasa 10,2 10,5 0,6 0,6

Sum ber: Badan Pusat Statistik

T ABEL 2.1

DI ST RI BU SI PDB DAN KON T RI BU SI T ERH ADAP PERT U M BU H AN EKON OM I 20 10 - 20 11

per t um buhan sek t or i t u m engal am i per l am bat an j i k a di bandi ngk an dengan t ahun sebelumnya, yaitu dari 1,6 persen (yoy) menjadi 1,3 persen (yoy). M elambatnya pertumbuhan subsek t or t anam an bahan m ak anan di k ar enak an pengar uh gangguan cuaca yang menyebabkan penurunan pada produksi pertanian ter utama padi.

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 36-40)