• Tidak ada hasil yang ditemukan

N ilai Tukar Rupiah

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 40-43)

Pada tahun 2007, nilai tukar rupiah bergerak r elatif stabil, yaitu rata-rata sebesar Rp9.136 per dolar AS. Pergerakan itu mengikuti tren penguatan tahun sebelumnya. Hingga kuartal ketiga tahun 2008, nilai tukar rupiah masih berger ak relatif stabil pada kisaran Rp9.051 hingga Rp9.500 per dolar AS. M emasuki kuar tal keempat tahun 2008, nilai tukar rupiah mulai mengalami tekanan seiring dengan perlambatan ekonomi dunia sebagai dampak kr isis keuangan global dan gejolak harga komoditas di pasar internasional. Pada periode tersebut volatilitas rupiah cenderung meningkat dan bergerak pada kisar an Rp9.500 hingga Rp12.400 per dolar AS. Hingga akhir tahun 2008, rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada kisaran Rp9.678,3 per dolar AS, melemah sekitar 5,9 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

H ingga kuar tal I tahun 2009, depr esiasi nilai tukar r upiah masih terus ber lanjut hingga menyentuh level terendah pada 6 M aret 2009 sebesar Rp12.065 per dolar AS sebagai imbas kekhawatiran terhadap meluasnya kr isis keuangan global. Namun, secara bertahap mulai kuar tal I I tahun 2009, nilai tukar r upi ah mengalam i penguatan hingga mencapai ni lai tertinggi pada 8 Juni 2009 sebesar Rp9.985 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sej al an dengan k ondi si fundam ent al per ek onom i an yang sem ak i n m em bai k ser t a

Sektor 20 0 7 20 0 8 20 0 9 20 10 20 11

- Per t anian 3,5 4,8 4,0 3,0 3,0

- Per t ambangan 1,9 0,7 4,5 3,6 1,4

- I ndust r i Pengolahan 4,7 3,7 2,2 4,7 6,2

- Listr ik, gas, dan air ber sih 10,3 10,9 14,3 5,3 4,8

- Konstr uksi 8,5 7,6 7,1 7,0 6,7

- Per dagangan, hot el, dan r est or an 8,9 6,9 1,3 8,7 9,2

- Pengangkutan dan komunikasi 14,0 16,6 15,8 13,4 10,7

- Keuangan, Real Est at & Jasa Per usahaan 8,0 8,2 5,2 5,7 6,8

- Jasa 6,4 6,2 6,4 6,0 6,7

Su m b er : Bada n Pu sat St at i st i k

20 0 7 - 20 11 ( per sen)

PER T U M BU H AN EKON OM I M EN U RU T SEKT OR T ABEL 2.2

keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing di pasar domestik. Di samping itu, jumlah cadangan devisa yang meni ngkat dan imbal hasil r upiah yang r elatif tinggi jika di bandi ngkan dengan peer countr i es telah m em ber ikan sinyal positi f kepada i nvest or mengenai ketahanan perekonomian I ndonesia terhadap guncangan di pasar internasional. Sampai dengan akhir tahun 2009, rata-rata nilai tukar r upiah berada pada Rp10.399 per dolar AS atau mengalami pelemahan sekitar 7,4 per sen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Der asnya arus modal asing yang masuk serta keseimbangan per mintaan dan penawaran valuta asing di pasar domestik telah mendorong relatif stabilnya per gerakan nilai tukar rupiah selama tahun 2010. Nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan pada kuar tal I tahun 2010 sebagai i mbas sentimen negati f pelaku pasar t er hadap defi sit fiskal Yunani yang di khawat i r k an m er am bat ke negar a-negar a Er opa l ai nnya. N am un, sei r i ng dengan opt i m i sm e pem ul i han ekonom i gl obal yang t er us ber l angsung, kondi si fundam ent al per ekonomian di kawasan Asia yang membaik, imbal hasil r upiah yang menar ik, ser ta derasnya ar us modal masuk ke pasar domestik telah mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang 2010 dengan r ata-rata Rp9.085 per dolar AS, menguat 12,7 persen bila dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya.

Tr en posi t i f penguat an ni l ai t ukar r upiah sel ama t ahun 2010 t er sebut terus berlangsung hingga tahun 2011. M asi h ber l angsungnya pr oses pem ul i han ek onom i di Am er i k a Serikat ser ta belum adanya kepastian mengenai proses pemulihan ekonomi di Er opa, m endor ong i nvest or mengalihkan investasinya ke negar a-negara emer gi ng mar kets, ter masuk I ndonesi a. I m bal hasi l r upiah yang kompetitif serta meningkatnya cr edit r ating I ndonesia pada level investment gr ade menjadi daya tarik investasi sehingga mendorong peningkatan ar us modal masuk ke pasar domestik. Rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2011 berger ak stabil pada kisaran Rp8.779 per dolar AS, menguat 3,4 persen bila dibandingkan dengan rata-rata tahun sebelumnya (lihat

Gr afik 2.5).

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Pemerintah dan Bank I ndonesia ter us berupaya meningkatkan koordinasi dan penguatan siner gi kebijakan moneter, fiskal dan sektoral, pener apan kebi jakan m onet er yang ber hati -hati , ser t a pengawasan lal u l intas devi sa. Kebijakan tersebut diharapkan mampu menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah volatilitas yang ber lebihan ser ta menjaga kecukupan cadangan devisa untuk memenuhi kebutuhan fundamental perekonomian. Kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar juga diarahkan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya pembalikan modal (sudden r ever sal)

9.136 9.678 10.399 9.085 8.779 8.000 8.500 9.000 9.500 10.000 10.500 11.000 11.500 12.000 12.500

J FMAMJ JASONDJ FMAMJ J ASONDJ FMAMJ J ASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ J ASOND

2007 2008 2009 2010 2011

Rp per US$

Sumber: Bank I ndonesia

GRAFI K 2.5

PERK EM BAN GAN N I LAI TUK AR RU PI AH TERH AD AP D OLAR AS, 20 0 7 - 20 11

yang dapat mendorong terulangnya krisis ekonomi Asia tahun 1997-1998. Di samping itu, peningkatan koordinasi kebijakan serta peningkatan efektivitas peraturan dan monitor ing lalu lintas devisa terus dilakukan untuk menopang kebijakan moneter tersebut. Kebijakan tersebut dilakukan secara simultan dengan mengakomodasi kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel dengan tetap memer hatikan tr en nilai tukar negara-negar a kawasan agar daya sai ng r upi ah t et ap t er j aga. Di t i ngkat i nt er nasi onal dan r egi onal , kom i t m en unt uk mempercepat pemulihan ekonomi disertai dengan perjanjian kerja sama bidang keuangan semakin memperkuat upaya pemulihan ekonomi global dan regional.

I nflasi

Per kembangan laju inflasi I ndonesia selama beberapa tahun terakhir sangat dipengar uhi oleh volatilitas harga komoditas energi dan bahan pangan di pasar internasional. Volatilitas harga komoditas tersebut di pasar inter nasional muncul karena adanya gangguan produksi di negar a-negar a pr odusen sebagai dampak anom ali ikli m, bencana alam , dan konfl ik geopolitik. Adanya gangguan produksi ter sebut mendorong peningkatan tekanan output gap di pasar internasional yang pada akhirnya ber dampak pada timbulnya gejolak harga komoditas sejenis di pasar dalam negeri. Laju inflasi tahun 2007 ber gerak r elatif stabil pada level 6,6 persen (yoy), sejalan dengan stabilnya harga komoditas ener gi dan bahan pangan di pasar duni a yang m endor ong m i ni m al nya kebij akan pem er i nt ah di bi dang har ga. Sementara itu, di tahun 2008, lonjakan harga energi dan bahan pangan di pasar internasional, t el ah m endor ong Pem er i nt ah

m el ak sanak an k ebi j ak an penyesuai an har ga BBM pada Juni 20 0 8. Tek anan harga komoditas ener gi dan bahan pangan di pasar i nt er nasi onal dan dom est i k ter sebut menyebabkan peningkatan l aju inflasi tahun 2008 pada level 11,06 persen (yoy) (lihat Gr afik 2.6).

Pada tahun 2009, laju inflasi menunjukkan penur unan tajam ke level 2,78 persen (yoy), yang ant ar a l ai n di sebabkan ol eh penur unan har ga k om odi t as ener gi i nt er nasi onal , khususnya minyak mentah. Kondisi ter sebut mendor ong Pemerintah menur unkan harga BBM pada akhir tahun 2009 sebagai kelanjutan dari penur unan har ga BBM pada akhir tahun 2008. M eningkatnya harga komoditas bahan pangan dan energi di pasar internasional pada tahun 2010 kembali mendorong peningkatan laju inflasi hingga mencapai level 6,96 persen (yoy). Tekanan inflasi dari sumber eksternal tersebut memperberat laju inflasi domestik m engingat pada saat yang ber sam aan, pasar dalam neger i j uga mengal am i gangguan pasokan bahan pangan dan ener gi sebagai dampak dan serangkaian bencana alam yang ter jadi di beber apa wilayah sentr a pr oduksi. Tekanan ter sebut menimbulkan dor ongan peningkatan har ga komoditas bahan pangan dan ener gi di pasar dalam neger i sehingga meningkatkan inflasi tahun 2010.

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% -0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 2,0% 2,5% 3,0%

J FMAMJ J A SOND J FMAMJ J A SOND J FMAMJ J A SOND J FMAM J J A SOND J FMAMJ J A SOND 2007 2008 2009 2010 2011

Sum ber: Badan Pusat Statistik

GRAFI K 2.6

PERK EM BAN GAN I N FLASI , 20 0 7 - 20 11 mtm yoy (RH S)

Pada tahun 2011, tekanan yang bersumber dari faktor eksternal cenderung menurun, yang diser tai dengan pr oduksi dalam negeri yang mengalami peningkatan, ar us distr ibusi yang mengalami per baikan, serta nilai tukar rupiah yang stabil. Laju inflasi tahun 2011 berada pada level 3,79 per sen (yoy) yang didor ong oleh penur unan laju inflasi pada komoditas bahan pangan. Hal itu mendorong terjadinya deflasi ter besar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yang ter jadi pada M aret 2011, yaitu sebesar 0,32 persen (mtm).

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 40-43)