• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sum ber -sum ber Per tum buhan Ekonom i M enur ut Pengeluar an

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 65-68)

Sesuai dengan k esepak at an ant ar a Pem er i nt ah dengan DPR dal am pem bi car aan pendahuluan RAPBN 2013, sasaran pertumbuhan ekonomi tahun 2013 ditetapkan sebesar 6,8 – 7,2 persen. M elihat perkembangan perekonomian nasional dan inter nasional hingga semester I 2012, sasar an pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diper kir akan mencapai 6,8 per sen. Per tumbuhan ekonomi ter sebut diupayakan melalui peningkatan per tumbuhan konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta kiner ja investasi (lihat Tabel 2.6).

Konsumsi masyarakat diperkirakan tumbuh sebesar 4,9 per sen (yoy). Relatif stabilnya laju inflasi dihar apkan mam pu menjaga daya beli masyar akat sehi ngga menjadi pendor ong per tumbuhan konsumsi masyar akat. Beber apa kebijakan belanja negar a juga diarahkan untuk mendukung tetap terjaganya daya beli masyar akat, antara lain (a) pember ian gaji dan pensiun ke-13, ser ta penyesuaian gaji dan pensiun pokok bagi PNS/ TNI -Polr i, dan penyesuaian gaji hakim; (b) peningkatan dan per luasan cakupan progr am-progr am sosial, yaitu bantuan oper asional sekolah (BOS), beasiswa untuk siswa dan mahasiswa miskin, jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), program keluar ga harapan (PKH ), penguatan

Pen ggu n aan 2 0 13 *

Konsumsi M asy ar akat 4,8 - 5,0 4,9 Konsumsi Pem er int ah 6,8 - 7 ,0 6,7 PMTB (I nv est asi) 10 ,5 - 10 ,8 11,9

Ekspor 7 ,0 - 7 ,2 11,7

Dikur angi I m por 8,5 - 8,7 13,5

PD B 6 ,3 - 6 ,5 6 ,8

* Per k i r a an

Su m ber : Kem en t er i an Keu a n ga n

T ABEL 2.6

PERT U M BU H AN EK ON OM I M EN U RU T PEN GGU N AAN T AH U N 20 12 - 20 13 ( per sen, yoy)

pr ogr am pr o r akyat klaster 4 seper ti yang ter cantum dalam M aster plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan (M P3KI ); dan (c) melanjutkan program pemberdayaan masyar akat melalui PNPM M andir i. Selain itu, kebijakan peningkatan batas pendapatan tidak kena pajak (PTKP) juga diharapkan memberikan insentif bagi peningkatan daya beli masyar akat. Upaya meningkatkan daya beli masyar akat ditujukan untuk menjaga tingkat konsumsi masyar akat,yang ditempuh melalui beberapa kebijakan: (a) menjaga stabilitas har ga bar ang dom est i k , t er ut am a bahan kebut uhan pok ok; ( b) m el ak uk an upaya pember dayaan pedagang kecil dan menengah; (c) meningkatkan kelancar an ar us bar ang dan penataan sistem distr ibusinya untuk menjamin keter sediaan pasokan barang, terutama bahan pokok; dan (d) meningkatkan iklim usaha dan per dagangan dalam neger i untuk memperluas kesempatan ber usaha serta melindungi konsumen nasional.

Konsumsi pemer int ah diper kir akan tumbuh 6,7 per sen (yoy). Per tum buhan konsum si pemerintah didorong oleh pertumbuhan belanja begawai dan belanja bar ang. Di tahun 2013 kebijakan belanja pegawai antara lain: (a) penyesuaian gaji dan pensiun pokok bagi PNS/ TNI -Polr i, ser t a penyesuaian gaji hakim, (b) m elanjut kan pember ian gaji dan pensi un ke-13, (c) menampung kebutuhan anggaran remuner asi K/ L ter kait r efor masi birokr asi, dan (d) melakukan penatan jumlah dan distribusi PNS mengacu pada prinsip zer o gr ow th dan berbasis kompetensi. Sementara itu, kebijakan belanja barang antar a lain: (a) menjaga kelancaran penyelenggaraan operasional pemerintahan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyar akat, (b) meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja bar ang melalui pelaksanaan kebijakan flat poli cy belanja barang operasional perkantoran, efisiensi belanja perjalanan dinas, seminar, dan konsinyering, menjaga besaran alokasi sesuai dengan kebutuhan dengan pertimbangan output dan kemampuan anggaran melalui implementasi r ew ar d and punishment, dan (c) menjaga ter peliharanya aset negara melalui dukungan pemeliharaan r utin jalan/ jembatan/ asset infrastr uktur lainnya, dan peningkatan capaci ty building untuk mendukung program-pr ogram pembangunan nasional. Selain itu, Pemerintah akan ter us melanj utkan pr ogr am Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyer apan Anggar an (TEPPA) untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan anggaran dan belanja di masing-masing K/ L agar lebih ter ar ah dan tepat waktu. Upaya itu juga diir ingi dengan sem ak i n t r anspar annya pr oses pengadaan bar ang dan j asa m el al ui Per pr es Nom or 54 tahun 2010.

I nvestasi/ PM TB diperkir akan tumbuh sebesar 11,9 per sen (yoy). Pemerintah mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan iklim investasi dan usaha dengan mencantumkan isu strategis tersebut ke dalam salah satu sasaran prioritas dalam RKP 2013. M embaiknya iklim investasi dan kemudahan ber usaha (ease of doi ng busi ness) dilakukan melalui ber bagai kegiatan, antara lain: (a) pengembangan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik (SPI PI SE) dengan target pengembangan 1 paket master data penanaman modal, peningkatan perangkat daerah pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang terhubung dalam SPI PI SE (50 kabupaten/ kota), pembangunan 1 paket geogr aphy i nfor mation system (GI S) dan pengembangan data r ecover y center (DRC), serta pr ovinsi dan kabupaten/ kota

yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan (60 kabupaten/ kota); (b) peningkatan pertumbuhan ekonomi daer ah dengan target 530 provinsi/ kabupaten/ kota membentuk pelayanan ter padu satu pintu (PTSP), PTSP daerah yang menerapkan sistem pelayanan infor masi dan perizinan i nvest asi secar a el ekt r oni k (SPI PI SE) (256 pr ovi nsi / kabupat en/ kot a), 318 pr ovi nsi / kabupaten/ kota yang mampu mener apkan pengur angan biaya untuk bisnis/ berusaha; (c) pengem bangan sar ana di st r i busi per dagangan, dengan t ar get pengem bangan pasar percontohan (23 unit), dan pengembangan pusat distribusi (3 unit), (d) pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor, dengan target penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor-impor (2 peratur an), pengembangan sistem elekt r onik bidang fasilit asi pel ayanan publik (2 kegi atan), 4000 per usahaan pengguna per i j i nan ekspor / i m por onl i ne yang di l ayani m el al ui apl i kasi I NATRADE, 5 kegiat an bi m bi ngan t ekni s bidang fasi l i tasi per dagangan, 60 kegiat an koor dinasi bidang fasilitasi per dagangan, 17 kegiatan par tisipasi sidang-sidang fasilitasi per dagangan di dalam dan luar neger i, dan 5 lapor an evaluasi pelaksanaan monitor ing fasilitasi perdagangan penerbitan surat keterangan asal (SKA) dengan sistem otomasi (850 ribu SKA); (e) fasilitasi percepatan investasi kerjasama pemerintahan swasta, dengan target usulan masterplan 5 proyek infrastruktur dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), 1 paket per encanaan investasi infrastruktur mendukung koridor ekonomi I ndonesia, fasilitasi 5 pr oyek infr astr uktur yang siap ditawar kan kepada investor , dan 10 kegiatan pemasaran proyek infrastruktur yang r eady for offer.

Pertumbuhan investasi juga didukung oleh upaya per baikan str uktur APBN untuk lebih mendorong kualitas belanja Pemerintah. Di tahun 2013, Pemerintah bermaksud melakukan penajaman alokasi anggar an belanja agar mampu mendor ong per tumbuhan ekonomi ke t i ngkat yang l ebi h t i nggi . Dengan kebi j akan t er sebut , di har apk an Pem er i nt ah akan m endapat kan dana t am bahan untuk dial okasikan sebagai belanja m odal Pem er i nt ah, khususnya untuk pembangunan infr astr uktur .

Sementara itu, peningkatan iklim investasi dan kemudahan berusaha akan diar ahkan untuk (a) penyederhanaan dan per cepatan prosedur investasi dan berusaha, (b) penyederhanaan atur an terkait implementasi proyek-proyek, (c) peningkatan efisiensi sistem logistik nasional, melalui perluasan pelaksanaan nati onal single w indow (NSW), (d) pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) di kor idor -koridor ekonomi dengan keunggulan geoekonomi dan geostr at egik, dan (e) peni ngkatan ikli m ketenagaker j aan dan penguatan kelembagaan hubungan industrial.

Per tumbuhan investasi juga didukung oleh percepatan pembangunan infr astr uktur untuk meningkatkan domestic connectivity. Keberlanjutan pr ogram M P3EI yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur juga diharapkan masih akan menjadi pendorong dalam kinerja investasi. Selain itu, posisi investment gr ade yang diperoleh I ndonesia sejak akhir tahun 2011 diharapkan akan menarik minat investor untuk menanamkan investasinya di I ndonesia. Kontr ibusi investasi di tahun 2013 diperkirakan mulai menggeser posisi konsumsi masyarakat sebagai kontributor utama per tumbuhan ekonomi I ndonesia. Pada tahun 2013 kontr ibusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 3,03 persen, lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kontr ibusi konsumsi masyarakat sebesar 2,69 persen. Sumber-sumber investasi antara lain berasal dari realisasi PM A/ PM DN, belanja modal pemerintah, capi tal expenditur e (capex) BUM N, laba ditahan, dan kredit perbankan.

Dar i si si per dagangan i nt er nasi onal , ki ner j a ekspor -i m por m engal am i peni ngkat an pertumbuhan, yaitu sebesar 11,7 persen (yoy) dan 13,5 persen (yoy). Kondisi perekonomian global di tahun 2013 dihar apkan mengalami pemulihan. Dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi global, volume perdagangan dunia kembali akan meningkat sehingga secara tidak langsung juga akan meningkatkan ekspor I ndonesia ke beberapa negara sebagai pasar tujuan ekspor I ndonesia. Sejalan dengan kinerja ekspor, impor juga mengalami peningkatan. I mpor bar ang modal dan bahan baku masih diperlukan untuk menunjang kegiatan investasi dan sektor produksi. Sementar a itu, sebagian konsumsi masyar akat juga masih memer lukan impor barang konsumsi meskipun persentasenya relatif kecil.

Fokus kebijakan ekspor ter bagi dalam 3 (tiga), yaitu (1) peningkatan diversifikasi pasar tujuan ekspor, ber upa (a) peningkatan kualitas promosi dan kelembagaan ekspor, (b) pengembangan pasar dan informasi ekspor, (c) peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan i nt er nasi onal , (d) peni ngkat an ker j asam a dan per undingan ASEAN, (e) peni ngkat an k er j asam a dan per undi ngan bi l at er al , ser t a (f ) pengem bangan pr om osi dan ci t r a; (2) peningkatan kualitas dan keberagaman produk ekspor , berupa (a) pengembangan pr oduk ekspor dan ekonom i kr eat i f, (b) pengem bangan st andar di sasi bi dang per dagangan, (c) pengembangan SDM bidang ekspor , dan (d) koordinasi peningkatan dan pengembangan ekspor ; dan (3) peningkatan fasilitasi ekspor , ber upa (a) dukungan sektor perdagangan ter hadap pengembangan kawasan ekonomi khusus, (b) pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor , (c) peningkat an pengamanan dan per lindungan akses pasar , (d) pengembangan fasilitasi per dagangan luar neger i daer ah, (e) per umusan kebijakan dan pengembangan teknologi informasi kepabeanan dan cukai, (f) perumusan kebijakan dan bimbingan teknis fasilitas kepabeanan, (g) koordinasi pengembangan dan penerapan sistem national single w indow (NSW) dan ASEAN single w indow (ASW), (h) koordinasi pengembangan kerjasama ekonomi dan pembiayaan Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, (i) koordinasi pengembangan ker jasama ekonomi dan pembiayaan Asia, ser ta (j) koor dinasi pengembangan ker jasama ekonomi dan pembiayaan regional (ASEAN dan APEC).

Dalam dokumen Nota Keuangan RAPBN 2013 (Halaman 65-68)