• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas dan Tujuan Kebijakan Penataan Ruang

Dalam dokumen Oleh: LUISITA FILOSOFIANTI I (Halaman 84-88)

BAB VI KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

6.2 Asas dan Tujuan Kebijakan Penataan Ruang

Ruang merupakan sesuatu yang bersifat dinamis dimana ruang setiap waktunya berubah akibat proses alam dan tindakan manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengaturan pemanfaatan dan penggunaan ruang. Kebijakan penataan ruang bertujuan menelurkan produk kebijakan yang nantinya berfungsi untuk membagi ruang yang ada dalam suatu wilayah menjadi bagian-bagian tertentu, seperti permukiman, tempat perdagangan (pasar), industri khusus daerah perkotaan, lokasi pertanian, dan juga ruang tebuka hijau. Selanjutnya kebijakan penataan ruang merupakan bentuk pengaturan hubungan hukum orang dengan tanah, pengaturan dan penetapan kriteria-kriteria teknik, tata cara penyusunan, tata cara penetapan kriteria teknik, tata cara penyusunan, tata cara peninjauan kembali, dan pemanfaatan rencana-rencana tata ruang kota, dan perencanaan persediaan peruntukkan dan penggunaan tanah bagi kepentingan umum.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang di dalamnya juga mengatur asas dan tujuan dari diadakannya penataan ruang. Oleh karena itu, asas dan tujuan penataan ruang dapat dilihat sebagai berikut:

a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan.

b. Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.

Asas dan tujuan penataan ruang berkaitan dengan hak dan kewajiban dalam penataan ruang. Dengan demikian, hak dan kewajiban terhadap penataan ruang dinyatakan sebagai berikut:

a. Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang, termasuk pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang.

b. Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang, berperan serta dalam penyusunan tata ruang, dan pengendalian tata ruang.

c. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

Pengkajian di lapang menemukan penjelasan bahwa sejalan dengan asas dan tujuan penataan ruang di atas, secara spesifik tujuan penataan ruang tersebut juga berkaitan dengan perencanaan tata ruang. Perencanaan tata ruang merupakan kegiatan menentukan rencana lokasi berbagai kegiatan dalam ruang agar memenuhi berbagai kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Kegiatan untuk memanfaatkan sumberdaya alam akan mempersoalkan cara pengambilannya dari alam. Oleh karena itu, dalam perencanaan tata ruang menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Keseimbangan, keselarasan, keseimbangan fungsi budidaya, fungsi lindung, dimensi waktu, teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertanahan keamanan. b. Aspek pengelolaan secara terpadu berbagai sumberdaya, fungsi, dan estetika

lingkungan serta kualitas ruang.

Bentuk perencanaan penataan ruang tersebut dapat diterjemahkan melalui RTRW dan RDTRK. Adapun tujuan dari RTRW dan RDTRK adalah sebagai berikut:

Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 1999-2009:

a. Meningkatkan fungsi dan peranan Kota Bogor dalam konteks dan konstelasi regional serta mampu berfungsi sebagai sub pusat dalam sistem pengembangan regional (Tingkat Provinsi dan Jabotabek).

b. Menciptakan kelestarian lingkungan permukiman dan kegiatan kota yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungannya, yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang kota.

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan, dengan mengembangkan fasilitas, sarana maupun prasarana yang merupakan

upaya pemanfaatan ruang secara optimal. Hal ini tercermin dalam penentuan jenjang pelayanan kegiatan-kegiatan kota dan sistem jaringan jalan kota.

d. Memberikan kepastian hukum dalam hal pemanfaatan ruang yang merangsang partisipasi investor dalam mengembangkan potensi yang ada. e. Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya pengendalian, pengawasan, dan perencanaan pembangunan fisik kota baik kualitas maupun kuantitasnya.

f. Membantu penetapan prioritas pengembangan kota dan memudahkan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) di setiap kecamatan untuk dijadikan pedoman bagi tertib pengaturan ruang.

Tujuan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Tahun 2002-2012, antara lain adalah:

a. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan yang pada prinsipnya merupakan upaya dalam menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang bagian-bagian wilayah kota atau satu bagian wilayah kota.

b. Menciptakan kelestarian lingkungan permukiman dan kegiatan kota yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungannya, yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang kota pada umumnya dan bagian wilayah kota pada khususnya.

c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan yang merupakan upaya pemanfaatan ruang secara optimal, yang tercermin dalam penentuan jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kota dan sistem jaringan jalan kota.

d. Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitasnya.

e. Membantu penetapan prioritas pengembangan kota dan memudahkan penyusunan rencana teknik ruang kota pada kawasan tertentu untuk dijadikan pedoman bagi tertib pengaturan secara rinci.

f. Membantu penetapan kawasan-kawasan tertentu untuk disusun pola rencana teknik ruang kota yang mampu dijadikan pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib pengaturan ruang secara terinci.

6.3 Ikhtisar

Karakteristik wilayah dan potensi antar kota-kota di Indonesia memiliki perbedaan. Oleh karena itu, diperlukan kebijaksanaan penataan ruang yang disesuaikan dengan potensi yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang selanjutnya disingkat RTRW dan RDTRK merupakan produk kebijakan penataan ruang. Dasar utama yang digunakan sebagai landasan dibentuknya RTRW dan RDTRK adalah bersumber pada amandemen UUD 1945, UUPA Nomor 5 Tahun 1960, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992. Lebih jauh aturan dasar turunannya saling melengkapi. Adapun, asas dan tujuan penataan ruang, antara lain: 1) Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan; 2) Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.

Dalam dokumen Oleh: LUISITA FILOSOFIANTI I (Halaman 84-88)