BAB IX PENUTUP
9.2 Saran
Melalui penelitian ini, peneliti memiliki saran untuk kepentingan seluruh aktor sosial yang terlibat dalam kasus alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian (kompleks perumahan). Saran penting yang dapat diajukan tersebut, antara lain adalah:
1. Bagi Pemerintah Daerah Kota Bogor, sebaiknya meningkatkan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil seperti petani. Selain itu, dapat lebih selektif lagi dalam memberikan keputusan perencanaan dan pengembangan wilayah agar tidak menambah fenomena alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.
2. Bagi PT. A, sebaiknya lebih memperhatikan dan menyadari arti penting lahan pertanian bagi masyarakat tani sehingga dengan begitu tidak dengan mudah untuk melakukan eksploitasi terhadap sumber agraria tanah untuk kepentingan keuntungan (peningkatan surplus ekonomi) semata.
3. Bagi masyarakat tani, sebaiknya terus menggali informasi-informasi terutama terkait dengan permasalahan di lahan pertanian, seperti penetapan hak atas tanah, RTRW, RDTRK, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar para petani dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position). Sehingga, menjadi pihak yang berdaya yakni tidak tersubordinasi oleh pihak lainnya.
4. Bagi akademisi, sebaiknya terus menggali dan lebih kritis terhadap fenomena faktual di lapangan khususnya fenomena yang terkait dengan kebijakan penataan ruang maupun alih fungsi lahan pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pertanahan Nasional 1999. Peraturan Menteri Agraria Nomor 2 Tahun 1999. Jakarta. BPN.
________ 2004. Dinamika Pertanahan 2004. Bogor. BPN.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1999. Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 1999-2009. Jakarta. Bappeda.
________2002. Rencana Detail Tata Ruang Kota (Kecamatan Bogor Selatan) Tahun 2002-2012. Jakarta. Bappeda.
Badan Pusat Statistik 2010. Kecamatan Bogor Selatan 2009. Bogor. BPS.
Bahari, Syaiful. 2002. Petani dalam Perspektif Moral Ekonomi dan Politik Ekonomi dalam Menuju Keadilan Agraria: 70 Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan Akatiga.
Dianto Bachriadi, et. al. 2005. Ketika Penyelenggaraan Pemerintahan Menyimpang (Mal Administrasi di Bidang Pertanahan). Yogyakarta. LAPERA Pustaka Utama dan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol UMY.
Fajryah, Andini. 2006. Sistem Penguasaan Tanah dan Peran Tanah Bagi Petani Miskin. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Fauzi, Noer. 1999. Petani dan Penguasa. Yogyakarta. INSIST, KPA, dan PUSTAKA PELAJAR.
Haris, Syamsuddin. 2005. Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press.
Husodo, Siswono Yudo. 2002. Penataan Keagrariaan dan Pertanahan Wujud Kesinambungan Pembangunan Pertanian dalam Menuju Keadilan Agraria. Bandung. Yayasan AKATIGA.
Hutagalung, Arie Sukanti dan Markus Gunawan. 2008. Kewenangan Pertanahan di Pulau Batam dalam Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Ilham, Nyak. 2006. Perkembangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konversi Lahan Sawah Serta Dampak Ekonominya.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/(11)%20soca-nyak%20ilham%20dkk-konversi%20lahan(1).pdf. Diakses tanggal 19 Maret 2009, pukul 09.11 WIB.
Imawan, Riswandha. 2005. Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press.
Indrawan, Rubyani. 2008. Konversi Lahan dan Dampak yang Ditimbulkan Terhadap Implikasi Tata Guna Lahan Pada Masyarakat Perkotaan. Skripsi. Program Sarjana Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Iqbal, Muhammad. 2007. Alih Fungsi Lahan Sawah dan Strategi
Pengendaliannya di Provinsi Sumatera Selatan.
deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_92_ 2007.pdf. Diakses tanggal 19 Maret, pukul 10.00 WIB.
Jabar, Aryuni Salpiana. 2006. Dampak Kelompok Masyarakat Sadar dan Tertib Pertanahan Terhadap Proses Sosial Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Agraria. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Jayadinata, Johana T. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Edisi ketiga. Bandung. ITB.
Kelurahan Mulyaharja 2003. Monografi Kelurahan Mulyaharja Tahun 2003. Kelurahan Mulyaharja. Tidak Dipublikasikan.
2009. Monografi Kelurahan Mulyaharja Tahun 2009. Kelurahan Mulyaharja. Tidak Dipublikasikan.
Kustiawan, Iwan. 1997. Konversi Lahan Pertanian di Pantai Utara Jawa. Jakarta. Prisma PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Moeliono, Tristam Pascal. 2005. Sumber Sengketa Penataan Ruang dan Tanah dalam Tanah Masih Dilangit. Jakarta. Program Kerjasama Yayasan Kemala The Ford Foundation.
Munir, Misbahul. 2008. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Terhadap Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani. Skripsi. Program Sarjana Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Nasoetion, Lutfi Ibrahim. 2006. Konversi Lahan Pertanian: Aspek Hukum dan Implementasinya. Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian. Jakarta. Badan Pertanahan Nasional.
Purwandari, Heru. 2006. Perlawanan Tersamar Organisasi Petani: Upaya Memahami Gerakan Sosial Petani. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Rasyid, Ryaas. 2005.Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya dalam S. Haris Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta. LIPI Press.
Republik Indonesia 1945. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 33 Ayat 3. Jakarta. Republik Indonesia.
1960. Undang-Undang Pokok Agraria Tahun 1960. Jakarta. Republik Indonesia.
1974. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Jakarta. Republik Indonesia.
1976. Intruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976. Jakarta. Republik Indonesia.
1992. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992. Jakarta. Republik Indonesia.
1993. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993. Jakarta. Republik Indonesia.
1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Jakarta. Republik Indonesia.
2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Jakarta. Republik Indonesia.
2007. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Jakarta. Republik Indonesia.
Sekretariat Menteri Dalam Negeri 1980. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1980. Jakarta. Sekretariat Menteri Dalam Negeri.
Sekretariat Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum 1985. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 650-1595 dan Nomor 503/KPTS/1985. Jakarta. Sekretariat Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum.
Sekretariat Menteri Pekerjaan Umum 1986. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 640/KPTS/1986. Jakarta. Sekretariat Menteri Pekerjaan Umum.
Sekretariat Jenderal MPR-RI 1988. TAP MPR Nomor 1/MPR/1988 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Jakarta. Sekretariat Jenderal MPR-RI. Sekretariat Pemerintah Republik Indonesia 1996. Peraturan Pemerintah Nomor
69 Tahun 1996. Jakarta. Sekretariat Pemerintah Republik Indonesia.
2003. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2003. Jakarta. Sekretariat Pemerintah Republik Indonesia.
Setyawan, Dharma. 2007. Otonomi Daerah: dalam Perspektif Lingkungan, Nilai, dan Sumberdaya. Cetakan Keenam. Jakarta. Djambatan.
Sri Wahyuni, Ekawati. 2004. Pedoman Teknis Menulis Skripsi. Bogor. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Sihaloho, Martua. 2004. Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria. Tesis. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Silalahi, S.B. 2001. Perkembangan Penggunaan dan Penyediaan Tanah Mendukung Ketahanan Pangan. Makalah pada Diklat Penataan Ruang dan Manajemen Lahan Departemen Dalam Negeri. Jakarta. Komite Agraria DPN HKTI.
Sinaga, Nursia. 2006. Dampak Penyempitan Aksesibilitas Penguasaan dan Penggunaan Lahan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Akibat Pengaruh Perkembangan Industri (PT. TPL, Tbk). Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Sitorus MTF. 1998. Penelitian Kualitatif Suatu Pengantar. Bogor. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial (DOKIS).
________. 2002. Lingkup Agraria dalam E. Sukendar et. al. Menuju Keadilan Agraria : 70 tahun Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan AKATIGA.
Sukendar, Endang, et. al. 2002. Menuju Keadilan Agraria : 70 tahun Gunawan Wiradi. Bandung. Yayasan AKATIGA.
Taufik, Mohammad. 2004. Aspek-aspek Hukum Lingkungan. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Tauhid, Mochhammad. 1983. Masalah Agraria, Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia. Bagian Kedua. Jakarta. Cakrawala.
Utomo, Muhajir. et. al. 1992. Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. http://mirifica.net/wmview.php?ArtID=42314. Diakses tanggal 20 April 2009, pukul 10.00 WIB.
Wafda, Reti. 2005. Masalah Pertanahan Sebagai Penghambat Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Tesis. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Wiradi, Gunawan. 1984. Pola Penguasaam Tamah dan Reforma Agraria dalam Sediono M.P. Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi (Ed): Dua Abad Penguasaan Tanah (Pola Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa). Jakarta. PT. Gramedia.
. 2000. Reforma Agraria Yang Belum Berakhir. Yogyakarta. Insist Press, KPA & Pustaka Pelajar.
Tabel 8 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Tahun 2009 Tahun 2010
September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Studi Lapangan
1. Pengumpulan Data X X X X X X X X X X X
2. Analisis Data X X X X X X X X X X X
II. Penulisan Laporan
1. Analisis Lanjutan X X X X X
2. Penyusunan Draft dan Revisi
X X X X X X
3. Konsultasi Laporan X X X X X X
III. Ujian Skripsi
1. Ujian X
Tabel 9 Kebutuhan Data dan Metode Pengumpulannya
No. Informasi Sub-topik Metode Pengumpulan Data Sumber data
1. Profil Kelurahan Mulyaharja 1) Keadaan umum Kelurahan Mulyaharja
2) Kondisi demografi 3) Sarana dan prasarana fisik
4) Analisa dokumen 5) Wawancara mendalam
1) Data demografi 2) Data Kelurahan 3) Aparat Kelurahan 2. Profil Kampung Cibereum
Sunting
1) Gambaran Kampung Cibereum Sunting
2) Kondisi sosial-ekonomi masyarakat tani di kampung Cibereum Sunting 3) Potret agrarian local
1) Analisa dokumen 2) Wawancara mendalam
1) Tokoh masyarakat 2) Data Kelurahan
4. Hubungan Tanah dengan Aktor Sosial
1) Pemetaan aktor sosial 2) Peran tanah bagi kehidupan
masyarakat tani
3) Peran tanah bagi pemerintah daerah Kota Bogor
4) Peran tanah bagi swasta
1) Analisa dokumen 2) Pengamatan 3) Wawancara mendalam 1) Pemerintah Daerah 2) PT. A 3) Masyarakat tani
5. Kebijakan Penataan Ruang 1) Rumusan kebijakan penataan ruang 2) Asas dan tujuan kebijakan penataan
ruang
1) Analisa dokumen 2) Wawancara mendalam
Data/ Arsip Pemerintah Daerah
6. Aspek yang memberikan peluang terjadinya alih fungsi lahan di tingkat pelaksana
1) Rencana Tata Ruang Wilayah 2) Sosialisasi Rencana Tata Ruang
Wilayah
3) Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah
4) Fungsi Kontrol 5) Pemberian Sanksi
1) Analisa dokumen 2) Wawancara mendalam 3) Pengamatan berperan serta
terbatas
1) Data/ Arsip Pemerintah Daerah
2) Pelaksana kebijakan tata ruang
7. Aspek yang memberikan peluang terjadinya alih fungsi lahan di tingkat petani
Posisi Tawar (Bargaining Position) Wawancara mendalam Masyarakat tani
8. Tendensa perubahan penggunaan lahan sebagai bentuk alih fungsi lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja
1) Faktor-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian 2) Pola alih fungsi lahan pertanian
Wawancara mendalam 1) Masyarakat tani 2) Tokoh Masyarakat 3) Informasi dari Kelurahan 4) Informasi dari pihak PT. A
Gambar 9 Sketsa Kampung Cibereum Sunting
Sumber: Hasil pemetaan lokasi yang dilakukan oleh peneliti (2009) RW 5
RW 8
Desa Kota Batu
Warung Limus
Keterangan:
= Permukiman
= Lahan Pertanian Basah = Lahan Pertanian Kering
= Lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi kompleks perumahan = Masjid
= Posyandu
Gambar 17 Dokumentasi
Photo 1. Kelurahan Mulyaharja
Photo 2. Home Industry Sedal dan Sepatu
Photo 4. Jasa Angkutan Umum
Photo 6. Lahan Pertanian (Kering)
Photo 7. Lahan Pertanian (kering)-Ngahuma
Photo 8. Rumah Penduduk yang Terhimpit oleh Plotan Kompleks Perumahan
Lahan Pertanian yang Beralih Fungsi Menjadi Kompleks Perumahan
Photo 9. Lahan Pertanian yang Tergasak oleh Plotan Kompleks Perumahan
Photo 10. Jamban (Tempat Buang Hajat)
Photo 12. Jalan di dalam Kampung Cibereum Sunting
Photo 13. Jalan Utama Kelurahan Mulyaharja