• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN DATA

FAKTOR EKSTERNAL

D. Physical and Operational Resource

4. Aturan Regulasi BRT

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk beroperasi di area hukum dan undang- undang yang tengah mengalami perubahan signifikan. Perubahan Ini akan menimbulkan peningkatan kompetisi, berujung pada penurunan margin dan pendapatan operasional, di antaranya akan memberikan efek material negatif kepada Telkom Group beserta anak perusahaannya. Reformasi peraturan telekomunikasi Indonesia yang telah dimulai oleh Pemerintah

commit to user

IV-60

pada tahun 1999 akan mengakibatkan liberalisasi industri, termasuk penghilangan hambatan bagi masuknya dan terjadinya persaingan. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, volume dan kompleksitas dari perubahan peraturan telah mengakibatkan kondisi peraturan yang tidak menentu. Selain itu, sejalan dengan perubahan peraturan dan hukum di sektor telekomunikasi Indonesia, perusahaan pesaing yang memiliki sumber daya lebih besar dari pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, dapat memasuki ke sektor telekomunikasi Indonesia dan bersaing dengan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dalam melayani jasa telekomunikasi. Lebih jauh lagi, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tidak mungkin mengantisipasi kebijakan yang dapat diterapkan pada teknologi baru. Perusahaan memperoleh pendapatan signifikan dari melayani jasa interkoneksi karena PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki jaringan terbesar di Indonesia dan para pesaingnya harus membayar tarif untuk menghubungkan dengan jaringan milik PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Teknologi

Informasi tahun

yang dilaporkan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Telkomsel sebagai penyedia layanan yang dominan, dengan Indosat jaringan selulernya dijadikan perbandingan.

Berdasarkan kebijakan Kemenkominfo, tarif layanan interkoneksi saat ini yang berlaku, efektif pada tahun 2011, telah menurunkan tarif rata-rata sebesar 1,5% hingga 3,0% dibandingkan dengan tarif yang berlaku efektif

pada tahun 2008. Lihat Sebagai contoh

lain, pada tahun 2008, Pemerintah mensyaratkan operator telekomunikasi untuk memperbolehkan para pesaing itu untuk memanfaatkan menara mereka tanpa ada diskriminasi. Para pesaing PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dapat menikmati potensi penghematan biaya yang besar daripada yang PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. lakukan karena perusahaan memiliki jaringan terbesar dan telah berinvestasi untuk membangun menara di berbagai wilayah.

commit to user

IV-61

Lebih lanjut lagi, para pesaing PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memperoleh akses ke wilayah-wilayah yang sebenarnya mereka tidak dapat mengaksesnya karena sangat jarang atau tidak ada menara telekomunikasi berada di wilayah perkotaan yang padat penduduk sedangkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki lebih sedikit manfaat karena PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk telah menguasai lokasi di beberapa

Di masa depan, Pemerintah mungkin akan mengumumkan atau menerapkan perubahan peraturan lainnya yang dapat berakibat negatif bagi bisnis milik PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau lisensi usaha yang ada. Dan perusahaan tidak dapat meyakinkan bahwa PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dapat bersaing dengan operator telekomunikasi nasional dan asing lainnya, bahwa perubahan peraturan itu tidak akan menghemat biaya para pesaing PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau justru sebaliknya menekan pendapatan perusahaan, atau bahwa perubahan peraturan itu, revisi atau intepretasi dari peraturan dan hukum yang berlaku saat ini atau di masa depan yang diterbitkan oleh Pemerintah tidak akan berdampak negatif bagi bisnis dan hasil-hasil usaha PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Dikeluarkannya kebijakan penghapusan layanan SMS premium oleh pemerintah juga dapat berdampak negatif bagi pendapatan Perusahaan yang berasal dari layanan telepon seluler & CDMA serta berakibat dikenakannya sanksi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Telkomsel & Telkom Flexi, Anak Perusahaan usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki Perusahaan dan mengoperasikan layanan telekomunikasi seluler & CDMA, memperoleh pendapatan yang besar dari layanan SMS Premium dalam beberapa tahun sebelumnya. Layanan ini termasuk layanan musik dan ring tones, penyediaan wall paper untuk

smartphone dan gambar lainnya, pemberian suara untuk kontes tertentu dan polling serta layanan konten yang di antaranya horoskop, cuplikan

commit to user

IV-62

Pada tahun 2011, Badan Regulator Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menyerukan agar perusahaan telekomunikasi meniadakan layanan SMS Premium dan memberitahukan penghapusan layanan tersebut dengan memberi opsi untuk menghentikan langganan. Perusahaan ini juga diminta untuk menghentikan promosi layanan SMS Premium hingga pemberitahuan lebih lanjut, merangkum besaran biaya yang dikenakan untuk layanan SMS Premium dan mengembalikan jumlah yang telah didebet dari pelanggan untuk layanan SMS Premium itu, dan melaporkan secara mingguan kepada BRTI terkait tindakan yang diambil.

BRTI mengambil tindakan berdasarkan keluhan yang diterima dari pelanggan karena telah dikenakan biaya atas layanan yang mereka tidak sadari telah berlangganan dan sulit untuk berhenti berlangganan dari layanan tersebut. Pelanggan lain mengeluhkan bahwa biaya yang dikenakan tidak jelas dan sulit untuk diawasi, terutama oleh pelanggan layanan telepon prabayar.

BRTI telah menjelaskan bahwa pihaknya tidak bermaksud melarang penyediaan layanan SMS Premium tersebut tetapi mengkaji ulang terlebih dulu jenis layanannya dan memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk memilih berlangganan atau tidak dari layanan itu. Tindakan BRTI ini mendapat dukungan dari Menkominfo.

Gangguan terhadap layanan SMS Premium Telkomsel & Flexi yang disebabkan oleh tindakan BRTI telah berdampak pada turunnya pendapatan dari layanan ini. Tindakan serupa yang diambil BRTI atau Menkominfo di masa depan dapat berdampak sama yaitu mengurangi atau membatasi pertumbuhan pendapatan Telkomsel & Telkom Flexi dari layanan ini atau produk terkait atau produk baru. BRTI atau Menkominfo juga dapat mengambil tindakan yang lebih agresif yang dapat mengganggu penyediaan produk Telkomsel atau mengenakan denda atau sanksi administratif lainnya. Salah satu faktor ini dapat berdampak materil maupun negatif terhadap operasional dan kondisi keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

commit to user

IV-63

Selain itu, peraturan baru yang dikeluarkan oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk konfigurasi menara BTS dapat menunda pendirian menara BTS baru atau mengubah penempatan menara yang ada dan mengurangi posisi kepemimpinan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan mewajibkan perusahaan membagi menara dengan pesaing. Pada tahun 2008 dan 2009, Pemerintah mengeluarkan peraturan terkait pembangunan, utilisasi dan pembagian menara BTS. Menyusul regulasi berdasarkan peraturan tersebut, pembangunan menara BTS memerlukan izin dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk menentukan penempatan menara, lokasi dimana menara dapat dibangun, dan juga untuk menentukan biaya lisensi untuk membangun infrastruktur menara. Peraturan tersebut juga mewajibkan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk membiarkan operator lain dapat meminjam ruang dan menggunakan menara telekomunikasi tanpa ada diskriminasi. Peraturan ini juga dapat berdampak negatif terhadap alokasi pembangunan atau rencana ekspansi dari menara BTS karena pengembangan menara baru akan lebih rumit. Peraturan ini juga berdampak buruk bagi menara BTS milik PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah ada jika pemerintah membuat perubahan regulasi terhadap penempatan menara yang telah ada. Persyaratan untuk membagi ruang dalam menara seluler (Telkomsel) dan menara telepon nirkabel tidak bergerak (Telkom Flexi) juga akan merugikan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai pemimpin pasar dan mengizinkan pesaing untuk berkembang cepat, terutama di daerah perkotaan, dimana tempat ruang baru bagi menara tambahan akan sulit untuk didapatkan. Efektif 2011, Pemerintah daerah diijinkan untuk membebankan biaya hingga 2,0% dari nilai pajak menara yang dibebankan.

Kebijakan atau regulasi yang dikeluarkan oleh BRTI selaku komite regulasi pertelekomunikasian merupakan ancaman yang dapat menghambat dan menghalangi kinerja pertumbuhan Telkom Flexi.

commit to user

IV-64