• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber: Majalah Intisari, Januari 2004

Alih-alih merasakan suasana damai, tenang, dan sunyi seperti laporan kisah-kisah per ja lanan. Akan tetapi, saya justru cenderung jengah dan merasa bersalah saat berada di Baduy.

''Aduh, banyak banget orang sih,'' gumam seorang pria Baduy. Ia harus me nye ruak ke- rumun an tetamu agar dapat melintasi jembatan bambu sepanjang 42 m menuju Kam pung Gajeboh sambil memikul hasil kebun. Sebuah gambaran betapa Suku Baduy sudah ti dak lagi menjadi tuan rumah.

Walau kerap bertemu orang Baduy di Ja- karta yang menawarkan madu dan hasil kera jinan tangan, menjumpai suku Baduy di tanah leluhurnya sendiri memberi getaran lain. ''Kami Masyarakat

"EBU,BOFLFTCVLBO#BEVZhhLBUB)"SJàOZBOH

mewakili warga ini dalam pem bentukan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) 1999.

Baduy untuk membedakan dari Badui, suku padang pasir di tanah Arab adalah sebutan Belanda, diambil dari nama gunung dan Sungai Cibaduy yang mengalir di batas Kampung Kaduketug, berbatasan dengan Ciboleger, kampung terluar, sekitar 75 km sebelah sela tan Rangkasbitung.

Mereka sendiri membagi diri dalam dua kelompok besar: Baduy Dalam (mencakup tiga desa, yaitu Cikeusik, Cikartawana, dan Cibeo) dan Baduy Luar yang terdiri atas 49 desa.

Kedua kelompok dibedakan berdasarkan ikat kepala yang dipakai. Baduy Dalam dengan romal (ikat kepala putih)nya, sedangkan Baduy Luar dengan ikat kepala batik bermotif adat yang dipesan dari Cirebon. Konon, mereka ketu runan Sunda Priangan dari Kerajaan Hindu Pajajaran yang menolak masuk Islam dan me- milih hidup mengucilkan diri di hutan Kanekes pada ketinggian 300–775 m dari per mu kaan laut dan bersuhu 20–24ºC.

Sebagai sebuah masyarakat yang unik, Baduy menarik untuk dikunjungi. Se kali waktu pada 1995 tercatat lebih dari 1.500 orang melakukan lintas alam atas nama ''wisata ling- kungan'' ke hutan masyarakat Baduy. Dapat di bayangkan kerusakan yang ditimbulkan dari sampah yang disebar hingga ''penggemburan tanah.'' Suasana macam itu pula yang mungkin

1. Bacalah uraian berikut dengan saksama

Pelajaran ini mengajak untuk melatih kemampuan membaca cepat Anda. Manfaat yang dapat diraih saat membaca cepat adalah informasi dapat Anda raih dengan cepat tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaan. Kemudian Anda mendapatkan banyak informasi dengan waktu yang singkat. Dengan begitu Anda tidak harus banyak untuk membuang waktu saat mencari berita.

Refleksi Pelajaran 6

terjadi pada perjalanan kali ini. Padahal, 17–19 Oktober 2003 itu belum masuk liburan sekolah, hanya akhir pekan biasa.

Cikeusik dan Cikertawana di Baduy Dalam betul-betul tenang, damai, dan bersih. Hanya orang Indonesia yang sudah disunat boleh ma suk kawasan ini. Orang kulit putih, kuning, atau hitam (Afrika) hanya dapat sampai di Baduy Luar.

Di Baduy Dalam kita disuguhi pemandangan suhunan, rumah panggung beratap rumbia de- ngan tinggi 1 meter di atas tanah dengan tiga anak tangga yang berjejer mengikuti tinggi rendah tanah yang tidak dirapikan. Balok kayu dan bambu jadi tiang penyangga utama, dinding bilik anyaman bambu diikat tali ijuk atau dipasak dengan bambu. Walau tidak mengizinkan tamu menginap, beberapa warga Cikeusik dan Cikertawana ramah mena warkan rebusan daun kuat tulang penghilang rasa lelah dan dahaga.

Menjelang senja, setelah sekitar lima jam jalan kaki, akhirnya sampailah di Cibeo, satu- satunya kampung di Baduy Dalam yang mem- bolehkan tamu menginap, walaupun semalam. Rumah Ardi (mertua Odong, salah satu pe- ngangkut barang kami), tempat kami menginap, memakai penerangan minyak picung (kluwak). Listrik tidak diperbolehkan.

Namun, di Cibeo suasana khas Baduy nyaris tidak terasa. Sementara masih menahan

diri untuk tidak memotret, tidak gaduh, para peda gang dari luar Baduy serasa di rumah sendiri. Mereka ramai menawarkan barang- barang yang note bene hasil kerajinan orang Baduy sendiri. Bahkan, kadang lebih murah dari tawaran Odong. Hampir tiap rumah terisi tamu yang menginap.

Saat mandi di sungai, saya sempat lupa menggunakan sampo yang mestinya dilarang. Wanita Baduy memakai ramuan tumbuhan un tuk menjaga kemurnian sungai sumber air minum dan mencuci beras itu. Namun, di Gajeboh, kampung Baduy Luar, tempat kami me nginap esoknya, sampah bungkus mi instan menggunung di tepi sungai. Wanita Baduy Luar bahkan memanfaatkan gelas styrofoam bekas mi instan sebagai gayung mandi.

"Tak boleh ke sini" kata seorang wanita tua, halus, ketika saya tersesat ke halaman rumah adat kediaman jaro (pemimpin tertinggi kam- pung), yang biasanya dijaga agar tidakdimasuki puluh an tamu. Suasananya sudah seperti kam- pung biasa. ''Besok datang lagi 250 tamu,'' kata putra Nasinah, tuan rumah kami.

Mungkin warga Baduy sebenarnya tidak suka kampung mereka berubah. Akan tetapi, ter- lalu ramah untuk menolak. Maafkan kami ....

Sumber: Majalah Intisari, Januari 2004

2. Catatlah pokok-pokok dari uraian tersebut. 3. Buatlah ringkasan dari uraian tersebut.

4. Analisislah uraian tersebut dengan menganalisis dari segi wacana.

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat.

1. c. menyimak teks

d. menyampaikan isi teks

e. menulis artikel

3. Kalimat penutup pidato yang tepat adalah ....

a. Terima kasih atas perhatian Anda, jangan sampai lupa jasa-jasa para pah lawan

b. Akhirnya, saya tutup dengan ha rapan semoga pidato saya ini bermanfaat bagi kita semua

c. Saya mengajak Saudara untuk mengi kuti jejak para pahlawan kita terdahulu

d. Demikian pidato saya, semoga kita da pat meneladani dan meneruskan per juangan para pahlawan

e. Akhirnya, saya mengimbau Saudara agar terus mengenang jasa-jasa para pah lawan

4.

Pada masa yang lalu, acara radio penuh dengan acara pementasan drama dan pergelaran musik yang disiarkan secara langsung. Akan tetapi, semenjak televisi makin dikenal, acara ini terpaksa diubah. Orang lebih senang melihat kedua aca- ra tersebut ditayangkan di layar televisi daripada mendengarkannya melalui ra- dio. Sekarang sebagian besar pen duduk Indonesia akrab dengan televisi dan berusaha untuk memiliki pesawat televisi ....

Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ....

a. Tidak pelak lagi media masa kini telah sa ngat diminati sebagian besar penduduk Indonesia

b. Televisi merupakan sarana komu- nikasi yang sudah tidak asing lagi bagi rakyat Indonesia

c. Sebagian besar rakyat Indonesia telah memiliki pesawat televisi d. Dalam segi pengadaan dana TVRI

mem punyai hak untuk memungut iuran televisi

e. Sayang sekali acara yang ditayangkan di televisi lebih banyak berupa iklan dari pada acara pendidikan

2. Perhatikan saran berikut.

Pernyataan yang merupakan alasan dalam paragraf tersebut adalah ....

a. kebudayaan gemar membaca di kalang an masyarakat tertentu

(1) Usahakan jangan membaca kata demi kata.

(2) Jangan mengulang suatu kata yang sulit dipahami.

(3) Arahkan mata secara melingkar.

Saran tersebut merupakan saran untuk ....

a. membaca lambat

b. membaca cepat

(1) Membudayakan, kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah. (2) Banyak tantang an yang melatari kebudayaan ke- gemaran membaca. (3) Pertama, kurangnya pemaham an masyarakat sendiri terhadap pentingnya buku. (4) Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian. (5) Kenyataan ini ter lihat ketika kebutuhan pokok sudah ter penu hi, orang jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. (6) Sulit sekali menjadikan sebuah buku sebagai kebutuhan utama. (7) Akan tetapi, untuk mendengarkan sebuah kaset atau me non- ton film, banyak orang yang tak sungkan menge luarkan uang.