• Tidak ada hasil yang ditemukan

Forum Masyarakat Kampar di Pekanbaru (FMKP) menurut rencana akan dikukuhkan, Kamis malam ini. Kalau tidak ada aral melintang, FMKP itu akan dikukuhkan langsung Gubernur Riau. H.M. Rusli Zainal, S.E. yang juga merupakan Pelindung FMKP. Namun, jika Gubernur Riau tidak bisa hadir dalam acara tersebut, FMKP akan dikukuhkan Walikota Pekanbaru, Herman Abdullah. Alasannya, selain Gubernur Riau, Wali kota Pekanbaru juga merupakan salah satu pelindung FMKP.

Demikian disampaikan Ketua Panitia Pe-

OHVLVIBO ',.1 %ST %KVIBSNBO"SJàO"QU

M.P. kepada wartawan di Pekanbaru. Djuharman yang didampingi Sekretaris Panitia, Ir. Nurahmi, Penata Acara, Yuzamri Yaqub yang juga meru- pakan mantan Kepala Dinas Pariwisata Riau menjelaskan, didirikannya FMKP ini bertujuan

untuk menghimpun potensi masyarakat Kam par yang berada di Pekanbaru.

''Jadi, melalui FMKP ini, masyarakat Kampar yang berada di Pekanbaru akan lebih meng optimalkan keberadaannya dalam mem- berikan sumbangsih pemikiran untuk pem- bangunan Kampar ke depan,'' katanya. Tak hanya itu saja, lanjut Djuharman yang juga Wakil ketua DPRD) Riau ini, ''FMKP juga akan berperan untuk memajukan Pekanbaru serta Riau ke arah yang lebih baik.''

Sementara itu, Sekretaris Panitia Pengu- kuh an FMKP, Ir. Nurahmi menambahkan, se- lama ini wadah persatuan masyarakat Kam par di Pekanbaru sudah banyak. Bahkan sekitar tahun 1960 dan 1970 sudah ada Ikatan Keluar- ga Bangkinang dan Sekitarnya (IKBDS) di Pekan baru.

Sumber: Harian Umum Metro Pekanbaru, 8 Maret 2005

Wacana tersebut, cenderung menggunakan bahasa yang singkat, padat, tetapi jelas atau disebut bahasa jurnalistik. Bahasa jurnalistik biasanya digunakan dalam koran, majalah, atau tabloid. Selain contoh tersebut, berikanlah contoh lainnya.

Selain wacana tersebut, ada pula wacana tulis lainnya, yakni sebagai berikut.

Tidak hanya menjelang Lebaran saja tetapi juga pada waktu-waktu tertentu, pemandangan

yang penuh canda tawa seperti itu terlihat hampir di setiap sudut desa. Namun, puncak nya memang

Wacana tulis tersebut termasuk wacana yang menggunakan bahasa sastra. Bahasa sastra cenderung bersifat imajinatif. Selain contoh tersebut, berikanlah contoh lainnya.

Selanjutnya, ada pula wacana tulis yang menggunakan bahasa ilmiah. Wacana semacam itu terdapat dalam buku, makalah, skripsi, dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut.

Pemahaman bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang terlengkap dan merupakan satuan tertinggi dalam hierarki gramatikal, adalah pemahaman yang berasal dari pernya taan. Wacana (discourse) adalah satuan bahasa tertengkap; dalam hierarki gramatikal merupa kan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini

direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh berupa novel, buku, seri ensik lopedia paragraf, kalimat, atau kata yang mem bawa amanat yang lengkap. Dijelaskan bahwa wujud wacana dapat dilihat dari segi tataran bahasa. Dari mulai tataran yang terkecil ''kata'' dapat memuat makna yang utuh dilihat dari informasi yang didukungnya.

Sumber: Buku Wacana, 1994

pada saat datangnya Idul Fitri. Menyaksikan para perantau ulung pulang kampung, pada saat-saat itu memang sangat mengesankan. Bahkan, pada lebaran tahun ini mudiknya para perantau sempat memberi warna-warni suasana desa dengan nuansa kota yang meriah.

Suasana gempita juga terlihat di beberapa rumah yang hampir selama setahun ini sepi.

Itu semua memang gara-gara ulah perantau yang pulang dengan membawa kesuksesan dan keberuntungan masing-masing. Suasana seperti itu, kini terjadi di desa Karangsari, Klaten, Jawa Tengah. Hampir semua orang tidak henti- hentinya membicarakan masalah tersebut sepanjang hari.

Sumber: Buku Kumpulan Cerpen Gerhana Hati, 2006

Selain wacana tulis, ada pula wacana lisan. Wacana lisan merupakan wacana yang disampaikan secara lisan. Untuk menerima dan memahami wacana lisan, sang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Wacana lisan dapat Anda simak di televisi, radio, ceramah, deklamasi, dan sebagainya.

Agar wacana itu disebut baik wacana itu harus kohesif, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Jika wacana itu kohesif, akan tercipta lah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar. Perhatikan wacana singkat berikut.

Anti dan Abdul pergi ke toko buku. Dia ingin membeli Andas bahasa Inggris yang baru.

Wacana tersebut tidak kohesif, sebab kata ganti dia tidak jelas acuannya. Apakah kepada Anti, Abdul, atau kepada keduanya? Jika kepada keduanya, kata ganti yang digunakan seharusnya mereka bukan dia. Oleh karena itu, wacana tersebut tidak koheren. Sekarang, perhatikan lagi wacana berikut.

)BSJ QFSUBNB NBTVL TFLPMBI *B UFSMJIBU UBNQBL DFSJB

dan lebih bahagia dari biasanya. Namun, hari-hari beri kutnya sikapnya menjadi berubah 180 derajat.

Berdasarkan wacana tersebut, kata ia dan namun merupakan penanda kohesi. Dengan menggunakan kata ia dan namun, dua kalimat tersebut menjadi saling bertautan. Oleh karena itu, wa- cana tersebut kohesif dan koheren.

Jadi, dapat dikatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang utuh dan lengkap. Maksudnya, dalam wacana ini hal-hal yang disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau pembaca tanpa merasa kesulitan untuk memahaminya. Hal yang disam- paikan melalui wacana itu dapat berupa hal-hal yang sangat sempit atau sedikit se hing ga cukup diwujudkan dalam satu ka- limat, seperti contoh berikut.

Jagalah kebersihan!

Akan tetapi, ada pula yang lebih luas sehingga perlu di- wujudkan dalam dua tiga kalimat, lebih. Berikut ini contohnya.

Bukalah alas kaki (sepatu, sandal, dan lain-lain). Kebersihan adalah sebagian daripada iman.

Nah, sekarang buatlah atau tunjukkan contoh-contoh wa cana yang telah Anda pelajari tersebut. Kemudian, kerja kanlah latihan berikut.

1. Bacalah teks berikut dengan cepat.