B
Tujuan Belajar Anda diharapkan dapat: r NFNBIBNJDBSB
penulisan huruf Arab- Melayu;
r NFOHBMJILBOteks Arab-Melayu.
Dalam Pelajaran 7, Anda telah mengenal huruf-huruf Arab Melayu, cara penulisan huruf Arab Melayu, dan tanda bunyi dalam huruf Arab Melayu, bukan? Sekarang Anda akan mempelajari tanda baca dalam huruf Arab Melayu dan angka dalam huruf Arab Melayu.
Tanda baca dalam huruf Melayu sama halnya dengan tanda baca dalam huruf Latin. Namun, karena huruf Melayu dituliskan dari kanan ke kiri, penulisan tanda baca huruf Arab Melayu pun dibalikkan juga. Perhatikan contoh berikut.
Perhatikan pula penulisan angka dalam huruf Arab Melayu berikut. 3 4 5 8 9 . . Arab Melayu
Latin Latin Arab
Melayu
1
2
6 7
Berdasarkan kedua tabel tersebut, dapat Anda ketahui bahwa ada empat posisi huruf dalam aksara Arab Melayu, yaitu posisi berdiri sendiri, posisi di akhir kata, posisi di tengah, dan posisi di awal kata.
Posisi huruf ''berdiri sendiri'' digunakan jika huruf itu tidak dapat dihubungkan atau disambung dengan huruf yang ada di depan dan di belakangnya. Posisi huruf ''di tengah kata'' dipakai jika huruf tersebut dapat dihubungkan dengan huruf yang ada di depannya. Posisi huruf ''di tengah kata'' dipakai jika huruf itu harus dihubungkan dengan huruf yang ada di depan dan di belakangnya.
Contohnya, jika Anda hendak menulis kata bercerita, terlebih dahulu tulislah huruf konsonan ( —) satu per satu. Huruf yang digunakan
adalah huruf b ( ), r ( ), c ( ), r ( ), dan t ( ).
Dalam hubungan ini, huruf b harus berposisi ''di awal kata''
dan huruf t harus berposisi ''di akhir kata''. Selebihnya, huruf r, c,
. .
Latin Arab Melayu
, , ; : : ! ! ? ? , , ., , ,
dan r berposisi ''di tengah kata''. Jadi, huruf-huruf tersebut dapat ditulis seperti berikut.
b di awal kata
r di tengah kata
Huruf dalam posisi di tengah kata sama dengan posisi
di akhir kata. Jadi, huruf r tidak dihubungkan dengan huruf di
belakangnya. Oleh karena itu, huruf berikutnya atau huruf di
belakang r hendaknya berposisi ''di awal kata''.
c di awal kata
Sebetulnya huruf c terletak pada posisi ''di tengah kata''.
Namun, huruf r yang mendahuluinya berada pada posisi ''di akhir
kata''. Karena itu, huruf c berposisi ''di awal kata titik''.
r di tengah kata
Posisi r ini sama dengan posisi r ''di akhir kata''.
t di akhir kata
Jadi, kata bercerita akan ditulis sebagai berikut.
1. Pengalihaksaraan/Transliterasi Huruf Arab Melayu Membaca huruf Arab Melayu tidak seperti membaca tulisan Latin. Tulisan Arab Melayu harus dibaca dari kanan ke kiri. Huruf yang ditulis dalam tulisan Arab Melayu adalah huruf konsonan. Oleh karena itu, pandai-pandailah membaca dan membedakan huruf Arab Melayu. Perhatikan tulisan Arab Melayu berikut.
a. kumbang c. pensil
b. tempuh d. senang
Kata yang bersuku tertutup seperti kata (tempuh)
huruf vokalnya tidak ditulis. Dalam hal ini, kita tidak mem be-
dakan tulisan kata (tempuh) dan kata (tumpah).
Kedua kata itu hanya akan dibedakan oleh konteks kalimat. 2. Memahami Huruf Saksi
Huruf saksi adalah huruf yang dapat dipakai untuk me- lambang kan vokal. Huruf saksi diperlukan agar kata-kata dalam aksara Arab Melayu tidak sukar untuk dibaca. Tanpa huruf saksi, tulisan Arab Melayu terkadang tidak dapat dibaca.
Huruf yang dapat dipakai sebagai vokal adalah huruf ( )
untuk vokal (a), huruf ( ) untuk vokal (i), dan huruf ( ) untuk
Huruf saksi digunakan pada suku kata yang terbuka, terutama suku kedua dari belakang. Berikut ini adalah contoh huruf saksi yang terdapat dalam huruf Arab Melayu.
3. Huruf Saksi di Awal Kata
Huruf saksi juga dipakai dalam menuliskan kata yang diawali dengan huruf vokal. Dalam menulis vokal pada posisi awal kata, dipakai huruf saksi sebagai berikut.
a. Untuk melambangkan a, Anda harus memakai huruf ( ) atau
( ) seperti pada kata (akan) dan (alam).
b. Untuk melambangkan i, Anda harus memakai huruf ( ) dan
( ) seperti pada kata (ikan).
c. Untuk melambangkan u, Anda harus memakai huruf ( ) dan
( ) seperti pada kata (ular).
Dengan demikian, beberapa kata yang diawali dengan huruf vokal tersebut akan ditulis sebagai berikut.
isap usaha ada
ikat usul aliran
istana ujung asal
4. Mengenal Variasi Vokal
Pemakaian huruf saksi sebagai lambang vokal pada suku kata terbuka, terutama suku kedua dari belakang telah telah kamu pelajari. Perlu diingat pula, dalam penulisan suku terbuka di akhir kata terkadang huruf saksi sebagai lambang vokal itu juga ditulis. Hal ini sangat dominan pada suku kata yang berakhir u
bata buta sayang kasih bisa lihat tanah mawar bunga burung tuba jujur lupa lapang habis hilang hutan surat
atau i. Pembubuhan vokal seperti itu pada suku terbuka akhir kata dimaksudkan agar kamu lebih mudah membaca tulisan tersebut. Huruf yang dipakai sebagai lambang vokal suku terbuka adalah ( ) untuk huruf i dan ( ) untuk huruf u. Perhatikan contoh berikut.
tahu
sendiri
kami
tetapi hari
Variasi vokal dapat pula terjadi pada diftong (au) dan (ai). Kelaziman yang pernah dilihat adalah pembubuhan hamzah di
atas ( ) dan ( ). Perhatikan contoh berikut.
sampai mau pantai lampau sifat cara rumah cubit raja darah duduk putih
Latihan Pemahaman
1. Tuliskanlah bilangan-bilangan berikut dengan angka Arab Melayu. a. 56 g. 504 m. 1000 b. 43 h. 1234 n. 73000 c. 38 i. 1826 o. 80000 d. 67 j. 1826 p. 89000 e. 125 k. 5972 q. 92000 f. 308 l. 8503 r. 1000000
2. Salinlah kalimat berikut ke dalam huruf Arab Melayu. a. Terbayang sawah ladang paman.
Dalam pembelajaran sebelumnya Anda telah mendalami cerpen. Anda telah belajar mengenali hingga menelaah lebih lanjut mengenai cerpen. Dalam pembelajaran ini, Anda dituntut untuk mengeksplorasi diri untuk berproses kreatif membuat
cerpen. Anda diharapkan dapat memub li kasikan karya Anda
di majalah dinding sekolah Anda. Selain itu, Anda pun dapat mencoba mengirimkan cerpen karya Anda ke media massa yang ada di daerah Anda.
Berikut ada beberapa hal yang biasanya dialami oleh penulis pemula dalam membuat sebuah cerpen.
1. Pembukaan cerpen yang panjang (bertele-tele). Sebenarnya, pembukaan tidak perlu benar dikemukakan. Ada baiknya bagi pemula untuk membaca kembali naskah dan memotong pembuka cerpen yang dirasa sudah terwakili pada paragraf- paragraf berikutnya.
2. Penulis kadang bercerita kian kemari dan bagian terpenting justru hanya disinggung sebentar. Dengan demikian, tidak ada konsep yang matang. Ada baiknya pengenalan yang ringkas, pembangunan konflik cukup jelas, luas, dan lengkap, serta pengakhiran konflik secukupnya.
3. Penggunaan bahasa yang cukup kuno. Masih banyak penulis pemula yang menggunakan bahasa seperti zaman Pujangga Baru. Gunakanlah bahasa yang ringkas, langsung, spontan, dan hidup.
4. Judul kurang memberikan gambaran akan apa yang di ceritakan. Judul harus membangun isi. Hindarkanlah penggunaan judul yang denotatif (lugas). Judul yang puitis gunakan juga secara wajar. Intinya, judul harus mampu menggugah pembaca terhadap keinginan membaca cerpen yang Anda buat.
c. Mereka makan malam di rumah makan. d. Tukang batu membawa kayu.
e. Dina menanam bambu.
f. Anak itu sedang membaca buku. g. Badu berbaring di ruang tamu.
h. Pahlawan berjuang membela tanah air. i. Pagi hari nenek pergi ke pasar.
j. Adik sebaya dengan Iwan.