• Tidak ada hasil yang ditemukan

dung teori dan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini disebabkan oleh pembuatan artikel yang berdasarkan teori-teo ri dan fakta-fakta yang berhubungan dengan bahasan. Se karang, perhati kanlah contoh artikel berikut.

Jiwa Hari Pers Nasional

Oleh Muhammad T.W.H. Memperingati hari bersejarah tidak cukup

dengan hanya melakukan acara seremonial dengan diiringi kegiatan-kegiatan yang bersifat perlombaan. Melalui peristiwa bersejarah, kita mengetahui, meresapi, serta menghayati jiwa dan semangat dari peristiwa sejarah itu sendiri. Dengan demikian, kita mengetahui pula mengapa tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari bersejarah. Misalnya, 9 Februari 1946 ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional yang kini telah 59 kali kita peringati.

Peristiwa sejarah yang terjadi pada 9 Februari 1946 adalah bersatu padunya warta- wan mem bu lat kan tekad untuk memper- tahankan kemer dekaan, pada saat negara dalam keadaan sangat genting. Waktu itu, bangsa Indonesia bukan hanya menghadapi Belanda, me lainkan juga pasukan Inggris yang mewakili Sekutu. Divisi ke-5 di bawah komando Mayor Jenderal E.C. Manserg men duduki Jawa Tengah, dengan kedudukan koman donya di Surabaya. Brigade darurat di bawah komando Brigadir Jenderal Artileri Bethel men duduki Jawa Tengah dengan kedudukan ko man donya di Semarang. Per juangan bangsa Indonesia waktu itu bukan hanya menghadapi Belanda, juga menghadapi Inggris yang melakukan kekejaman di luar perikemanusiaan di Surabaya. Peristiwa sejarah itu kemudian menjadi Hari Pahlawan.

Menyatukan Sikap Menghadapi Penjajah Saat menghadapi tekanan yang cukup berat dari pihak penjajah maka partai-partai organisasi masyarakat dan badan-badan kemasyarakatan bergabung dalam satu wadah yang diberi nama ''Persatuan Perjuangan''. Kongresnya yang ke- dua diadakan di Solo pada 15–16 Januari 1946, dihadiri 141 ormas dan juga dihadiri oleh Jenderal Sudirman. Dengan terbentuknya Per- satuan Perjuangan, pertempuran di ber bagai medan pertempuran makin ditingkatkan. Dalam berbagai kesatuan dan kelaskaran di Jawa Tengah itu, wartawan banyak bergabung.

Jika dalam bulan Januari Persatuan Per- juang an banyak menghadapi masalah-masalah politik, bulan Februari terbentuklah PWI yang me rupakan wadah bersatu padunya wartawan dalam berjuang menghadapi Belanda dan Inggris. Oleh karena itu, tidak heran dalam pertemuan yang dilangsungkan pada 9 Februari 1946 para pe sertanya datang dari berbagai front dan medan pertempuran dengan membawa berba gai senjata. Pakaian mereka beraneka corak dan ragamnya, uniform-uniform mereka berlainan. Banyak yang berambut gondrong dan panjang sehingga suasana pertemuan di Solo itu dalam suasana pertem- puran. Mereka itu datang dari berbagai kesatuan kelaskaran dan menganut berbagai aliran politik. Akan tetapi, dalam pertemuan itu mereka ber-

Menilai Gagasan

Melalui Membaca Intensif

B

Tujuan Belajar Anda diharapkan dapat: rNFOFNVLBOHBHBTBO utama tiap paragraf dalam artikel ilmiah; rNFOHVOHLBQLBODJSJ

ciri artikel ilmiah; rNFOHVOHLBQLBO

penggunaan bahasa dalam artikel ilmiah; rNFOZJNQVMLBOJTJ

artikel ilmiah; rNFOJMBJJTJBSUJLFM

satu untuk memper tahankan kemerdekaan. Dalam pertemuan bersejarah itu, terbentuklah PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) yang diketuai oleh Mr. Soemanang dan sekretarisnya Soedarjo Tjokrosisworo. Wadah ini bertekad untuk berjuang demi kepentingan bangsa dan negara.

Perjuangan yang dilakukan oleh kaum war tawan untuk bangsa dan negara bukanlah di mu lai ketika terbentuk PWI, melainkan jauh se belum itu. Di zaman penjajahan juga telah ada orga nisasi wartawan (wartawan nasionalis) wadah per kumpulan kaum jurnalis di tahun 1916 bernama ''Inlandche Journalisten Bond'' (IJB). Pada 8 Agustus 1931 di Semarang

ter bentuk organisasi wartawan yang diberi nama ''Per kumpulan Kaoem Journalist''. Pada 23 De sem ber 1933 berdirilah di Solo "Pesatuan Djoernalis Indonesia" dengan singkatan PERDI yang diketuai oleh Sutopo Wonoboyo. Organi sasi wartawan PERDI ini tidak bergerak lagi ketika Jepang menduduki Indonesia karena di masa itu semua organisasi ''dilumpuhkan''.

Perjuangan yang dilakukan PWI merupa- kan kelanjutan dari perjuangan yang dilakukan oleh kaum wartawan di masa penjajah. Oleh karena itu, perjuangan adalah untuk kepenting- an bangsa dan negara, bukan untuk kepentingan kelompok, golongan, atau untuk pribadi.

Sumber: Waspada Online, Februari 2005

Berdasarkan artikel tersebut, Anda dapat menentukan gagasan utama yang terdapat dalam tiap paragraf. Gagasan utama letaknya dapat di awal atau di akhir paragraf. Berikut ini me- rupakan gagasan utama yang terdapat dalam paragraf pertama.

Memperingati peristiwa bersejarah itu harus menjadi perhatian utama.

Sekarang, tentukan gagasan utama dari paragraf yang lainnya dari artikel tersebut. Diskusikanlah bersama teman-teman Anda.

Setelah membaca artikel, Anda tentu mempunyai gambaran apa ciri-ciri artikel itu? Ayo, sebutkan. Kemudian, bandingkan lah dengan ciri-ciri artikel berikut. Anda juga dapat menambah kan ciri-ciri artikel lain selain ciri-ciri berikut.

1. Isinya merupakan pembahasan terhadap suatu hal. 2. Menggunakan ragam bahasa baku.

3. Tidak menggunakan kata yang menimbulkan makna

ganda (ambigu).

Selanjutnya, Anda pun dapat mengungkapkan ide yang ditulis oleh penulis artikel. Menurutmu, ide apa yang ingin ditulis

penulis artikel tersebut? Dalam artikel ''Jiwa Hari Pers Nasional'',

penulis ingin mengungkapkan kepahlawanan dan per juangan

wartawan pada masa penjajahan. Ia berusaha meyakinkan pem- baca bahwa wartawan pun turut berjuang untuk kemer dekaan bangsa Indonesia.

Kemudian, bagaimana pendapat Anda tentang penggunaan bahasa dalam artikel tersebut? Bahaslah bersama-sama.

Jika Anda memerhatikan penggunaan bahasa dalam artikel tersebut, terlihat bahwa penulisannya menggunakan bahasa yang baku dan komunikatif. Jadi, walaupun digunakan bahasa baku, tetapi tetap harus mudah dipahami oleh pembaca. Apabila artikel

Memperingati hari bersejarah harus menjadi perhatian utama. Jika dilihat dari sejarahnya, peran wartawan dalam peristiwa bersejarah Indonesia sangatlah patut dibanggakan. Perjuangan yang dilakukan pun merupakan kelanjutan dari perjuangan yang dilakukan wartawan di masa penjajahan. Oleh karena itu, perjuangan wartawan ini adalah untuk kepentingan bangsa dan negara.

Apakah Anda mempunyai simpulan yang lain? Ungkapkan kepada teman-teman Anda.

Selain itu, Anda pun dapat menilai isi artikel tersebut, berdasar kan tepat atau tidak, dan aktual atau tidak. Berikanlah penilaian Anda atas artikel tersebut. Anda dapat memerhatikan contoh-contoh berikut.

1. Artikel ''Jiwa Hari Pers Nasional'' sangat tepat ditulis saat

ulang tahun pers. Dengan demikian, artikel tersebut dapat dikatakan sangat aktual.

2. Artikel tersebut isinya hanya menggungkapkan per juang an pers di masa lalu, sedangkan perjuangan pers di masa kini kurang disinggung. Jadi, isinya kurang aktual.

itu sangat baik, tetapi sulit dipahami oleh pem baca maka artikel itu kurang layak ditulis pada media massa.

Kemudian, Anda juga dapat menyimpulkan artikel tersebut ke dalam beberapa kalimat. Berikut ini simpulan dari artikel

"Jiwa Hari Pers Nasional".

Sekarang, berlatihlah dengan mengerjakan latihan berikut.

Latihan Pemahaman

1. Bacalah artikel berikut dengan baik.