• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagaimana Menjaga Semangat?

Dalam dokumen sukseskan-mudamu (Halaman 169-176)

bahkan prestasi itu sendiri lazimnya juga diawali dengan kegagalan-kegagalan.

Mahasiswa harus menyadari bahwa proses adalah keniscayaan yang harus dilalui untuk mencapai prestasi. Mahasiswa dituntut untuk telaten menjalani proses-proses menuju prestasi-prestasi itu. Mahasiswa dapat mencipta prestasinya mulai dari yang terkecil atau terbawah, kemudian beranjak menuju yang lebih besar atau lebih tinggi, dan terus bergerak menuju yang lebih besar atau lebih tinggi lagi. Beginilah mekanisme pencapaian prestasi itu bekerja.

Sehingga berbicara penetapan tujuan, mahasiswa juga harus menyusun target-target secara bertahap. Mulai dari target berani mencoba, berlatih, kemudian target akan prestasi kecil, prestasi lokal, sampai kemudian menargetkan prestasi-prestasi lain yang lebih besar atau lebih tinggi. Dari semua proses ini, yang diperlukan oleh mahasiswa adalah ketekunan, ketelatenan, dan kesabaran untuk menjalani proses secara bertahap, yang seringkali juga tidak berjalan dengan lancar atau mudah.

Bagaimana Menjaga Semangat?

Mahasiswa bukan manusia super yang tidak mengenal rasa lelah, kecewa, sakit, atau tidak semangat untuk mengejar target-target prestasi yang telah mereka tentukan. Demikian pula dengan Mahasiswa Berprestasi dalam buku ini. Mereka juga mengalami perasaan-perasaan itu semua.

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

Mahasiswa bukan manusia super. Mahasiswa bisa lelah dan tidak bersemangat. Yang terpenting adalah bagaimana mahasiswa mampu bangkit

dari rasa lelah dan jenuh mereka.

Rasa lelah dan tidak bersemangat adalah lazim saja menerpa siapapun. Bagian pentingnya adalah bagaimana orang-orang yang didera perasaan tidak bersemangat dan lelah ini mampu

mengelola masa sulit ini sehingga tidak sampai membuat mereka jatuh terpuruk dan tidak pernah bangkit kembali menyongsong prestasi. Mahasiswa Berprestasi memiliki cara yang beragam untuk mengelola perasaan tidak bersemangat. Berikut ini kami kutipkan bagaimana mereka menjaga motivasi untuk tetap berprestasi pada masa perkuliahan.

Carilah Makna Kehidupan Itu!

“Setelah saya banyak merenungkan, ternyata saya model pribadi yang mampu melakukan self-activation atau self-motivation, tidak perlu orang lain untuk memotivasi saya. Saya tipe yang ambisius dan idealis. Jika orang lain bisa berbuat, apalagi saya. Semangat berkompetisi dalam kebaikan mendorong munculnya motivasi tersebut.

Mengapa bisa demikian? Saya menjalani sesuatu atas dasar pemahaman yang kuat. Setiap mengikuti perkuliahan dan kegiatan-kegiatan lain, biasanya saya akan bertanya ke diri saya, ini apa, untuk apa, apa manfaatnya, kenapa, dan seterusnya, sampai saya puas dan menemukan jawaban atau keyakinan bahwa apa yang saya jalani itu memang penting.

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

Pada dasarnya, setiap hal yang kita lakukan tanpa adanya dasar pemahaman akan memunculkan kejenuhan dan kemalasan, kita cenderung kurang semangat.” (Ghofar Rozaq Nazila)

Siapkan target prestasi untuk setiap periode tertentu!

“Saya selalu punya target prestasi untuk diraih, minimal 1 bulan 1 lomba harus saya ikuti. Dengan cara ini, saya menempa diri agar terus belajar dan berkarya. Pola pikir yang saya bangun adalah bahwa prestasi adalah sebuah keharusan bagi saya.

Untuk menjaga semangat, saya memiliki komunitas antar teman-teman, yang saya buat untuk bekerjasama dalam berbagai kompetisi yang akan kami ikuti. Dalam kelompok ini, kami saling mendukung, saling memotivasi, dan tentu saja saling memberikan masukan.” (Achmad Ferdiansyah Pradana Putra)

Raih prestasi-prestasi kecil dan sederhana setiap harinya!

“Untuk menjaga tetap termotivasi, saya berusaha membuat pencapaian kecil setiap hari diluar pencapaian-pencapaian besar yang ingin saya raih sejak awalnya. Setiap hari harus ada satu hal yang beda dan unik atau prestasi kecil yang harus saya lakukan. Prestasi kecil itu bisa berupa membaca buku, mendesain sesuatu, membuat tulisan, atau menemukan lokasi yang bagus dan unik untuk fotografi. Cara ini membantu saya mengatasi kejenuhan dan tetap terjaga untuk terus mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.” (Andy Tirta)

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

Ingatlah keluarga yang sudah mengharap kesuksesan kita!

”Semester pertama adalah yang masa yang paling menentukan bagi saya. Setelah saya sukses di semester pertama, saya mulai mendapatkan kepercayaan diri bahwa saya dapat bersaing dengan teman-teman yang lain. Kepercayaan diri ini yang kemudian mendorong saya untuk mencoba lebih tinggi lagi. Motivasi terbaik buat saya adalah berusaha menjadi tauladan yang baik untuk adik-adik saya. It is not easy to become the first child in the family. Saya memiliki tanggung jawab untuk memberi contoh yang baik buat adik-adik saya. Mengingat mereka membuat saya termotivasi untuk selalu berbuat dan berkarya dengan baik.” (Kurnia Fitra Utama)

”Saya selalu teringat dengan orang tua dan keluarga, yang memiliki harapan besar terhadap saya. Salah satu motivasi yang saya jaga adalah keinginan untuk tidak mengecewakan mereka.” (Achmad Zaky Syaifudin)

“Saya meyakini bahwa apa yang saya perjuangkan selama kuliah, dengan mencapai prestasi yang optimal tentunya, bukan hanya akan mampu mendekatkan saya terhadap cita-cita setelah masa perkuliahan, tetapi juga menunjukkan kepada orang tua saya kalau perjuangan beliau dalam menyekolahkan anaknya tidak sia-sia. Keyakinan ini yang menjaga saya untuk kembali dan terus bersemangat.” (Dian IKS)

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

“Sepeninggal ayah saya, ibu sayalah yang harus membiayai saya dan adik untuk tetap melanjutkan pendidikan dan menikmati pendidikan di luar sekolah, seperti les musik, les bahasa inggris, dan les renang.

Ibu saya tadinya hanya seorang ibu rumah tangga. Kemudian beliau harus berjuang keras untuk melanjutkan hidup kami bertiga. Beliau tetap berusaha bagaimanapun caranya agar saya dan adik tetap bisa menikmati pendidikan baik di sekolah dan di luar sekolah seperti pada saat ayah saya masih ada. Beliau melakukannya dengan cara apapun yang halal, seperti menjual makanan dan menitipkannya di sekolah dan tempat kursus, atau berjualan baju secara kredit.

Ketika semangat saya sedang kendur, saya selalu teringat perjuangan ibu dalam membiayai kami. Hal ini juga memacu saya untuk terus berprestasi dan mempertahankan prestasi yang telah saya dapat. Alhamdulillah, sejak SLTP, secara akademik, saya selalu berada di ranking 10 besar. Pun di luar sekolah, prestasi dalam bidang musik dan bahasa Inggris juga menonjol dengan menjuarai berbagai kompetisi musik dan menjadi best student di lembaga kursus bahasa.

Keinginan untuk membawa keluarga ke kehidupan yang lebih baik selalu tertanam di hati saya. Hal-hal itulah yang membuat saya terus termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi di setiap fase kehidupan.” (Deviana Octavira).

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

Ambil inspirasi dari teman-teman, kenalan, dan orang-orang yang anda temui!

“Bagi saya, motivasi biasanya akan muncul kembali setelah bertemu dan berkumpul bersama sahabat yang memiliki motivasi juga untuk maju dan berkembang. Dari mereka kita dapat mengambil inspirasi, teladan, dan semangat.” (Awidya Santikajaya)

“Untuk menjaga semangat berkarya dan berprestasi, saya mendapatkannya dari diskusi dengan orang-orang yang berprestasi, yang saya dapat mengembil teladan dari mereka. Saya juga senang bertemu orang-orang besar yang menginspirasi dalam berbagai forum, misalnya adalah pengusaha atau pejabat pemerintahan.

Selain mencari inspirasi dari luar, saya juga suka mengingat kembali visi dan mimpi hidup yang ingin saya raih. Seperti pengingatan kembali bahwa ada cita-cita yang mesti diperjuangkan.” (Goris Mustaqim)

“Mengunjungi orang-orang terdekat adalah cara yang baik juga bagi saya untuk membangun dan menjaga semangat.” (Achmad Zaky Syaifudin)

“Selama semester-semester awal, motivasi saya dapatkan dari halaman akhir buku pengenalan fakultas yang berisi nama-nama dosen FEUI. Hampir seluruh dosen di Departemen IE FEUI

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

bergelar PhD dari sekolah masyhur dunia. Saya juga bangga dengan nama-nama alumni FEUI yang berada di institusi penting negera ini. Dan juga kebanggan kecil karena sedikit demi sedikit saya mulai paham beberapa analisis ekonomi di koran dan TV. Sederhanya, kalau saya jalani dengan sungguh-sungguh, saya minimal bisa seperti „orang-orang itu‟.” (Alief Aulia Rezza)

Perjuangan ini adalah untuk masa depan kita dan orang lain

“Jika orang lain bisa melakukannya, Insya Allah saya juga bisa. Tidak ada hal yang tidak mungkin.

Selain itu, latar belakang keluarga saya yang dari kalangan menengah ke bawah, menjadikan diri saya cukup banyak mengalami kesulitan hidup. Hampir 12 tahun, bersekolah SD hingga lulus SMU, saya lalui tanpa penerangan listrik. Pulang sekolah saya harus membantu orang tua. Hal-hal seperti inilah yang memacu semangat saya agar suatu saat, generasi-generasi penerus saya tidak mengalami hal-hal suram yang pernah saya alami. Kondisi ini jugalah yang membuat saya pantang menyerah, apalagi dengan tantangan-tantangan yang remeh.

Itulah kenapa moto saya „Born for fighting, impossible is nothing, share for everything‟.

Kita hidup untuk selalu berjuang karena tidak ada yg tak mungkin, namun jangan lupa untuk berbagi dengan sesama dalam hal apapun.” (Purba Purnama)

Menggambar Keinginan, Menatap Kesuksesan

- -

Dalam dokumen sukseskan-mudamu (Halaman 169-176)