• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah Keuangan

Dalam dokumen sukseskan-mudamu (Halaman 74-80)

Menyiasati Masalah-Masalah Bawaan

Isu 1: Masalah Keuangan

diam, mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah bawaan ini demi masa perkuliahan yang lebih bermanfaat.

Isu 1: Masalah Keuangan

Seperti cerita Purba, Didi, dan Fitra, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan keuangan untuk membiayai kuliah maupun kebutuhan hidupnya.

Pada masalah bawaan seperti ini, anda tidak perlu berkecil hati. Dari cerita Mahasiswa Berprestasi, ada banyak cara yang bisa mereka lakukan untuk menutupi kebutuhan hidup dan biaya kuliah mereka. Beberapa solusi yang mungkin bisa dicoba:

Memanfaatkan beasiswa yang tersedia melimpah

Kampus biasanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang tidak mampu untuk mengajukan beasiswa atau keringanan biaya kuliah. Pada banyak kasus, keringanan bahkan bisa diberikan hingga 100%, dimana mahasiswa tidak perlu membayar sepeserpun biaya kuliahnya.

Bagi mahasiswa baru, beasiswa dan keringanan biaya kuliah biasanya didapat dari kampus masing-masing, terkadang ada juga skema dari pemerintah pusat atau daerah. Bagi mereka, biasanya kampus akan memberikan beasiswa atau keringanan semata-mata atas alasan apakah mahasiswa baru itu mampu membayar atau tidak.

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

Modal terbaik untuk mendapatkan beasiswa adalah memiliki IPK yang

bagus.

Jika anda membutuhkan beasiswa, jadikan “cumlaude” sebagai

target sejak awal.

Setelah menyelesaikan Semester pertama, mahasiswa biasanya mulai memiliki kesempatan untuk mencari beasiswa yang disediakan oleh lembaga-lembaga lain, seperti dari perusahaan, LSM, maupun yayasan-yayasan sosial pemberi beasiswa. Banyak lembaga yang peduli dengan pendidikan Indonesia dan mereka menyediakan kesempatan beasiswa yang luas bagi siapa saja. Fakta penting bagi pencari beasiswa adalah beasiswa dari lembaga luar biasanya diberikan secara selektif. Para pemberi beasiswa tentu memiliki hak dan preferensi untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang dinilainya layak untuk menerima. Seringkali yang terpilih adalah mahasiswa dengan prestasi yang baik.

Dari studi kami, Mahasiswa Berprestasi menganggap faktor penting untuk memenangkan seleksi beasiswa adalah prestasi akademik yang baik (baca: Indeks Prestasi Kumulatif – IPK yang bagus), terutama bagi mahasiswa

yang baru menyelesaikan 1 atau 2 semester.

Prestasi akademik menjadi kunci untuk mendapatkan beasiswa tatkala mahasiswa masih berada pada tahun pertama perkuliahannya, waktu dimana kinerja mahasiswa hanya dapat diukur oleh pemberi beasiswa dari prestasi akademik saja.

Mahasiswa Berprestasi menyadari pentingnya prestasi akademik ini sejak awal. Mereka meyakini bahwa beasiswa yang mereka

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

Pelajari persyaratan beasiswa yang diminati,

dan siapkan diri untuk layak mendapat anugerah

beasiswa itu!

butuhkan akan lebih mudah didapat jika mereka mampu meraih prestasi akademik yang melebihi rata-rata. Oleh karenanya, sejak Semester 1, mereka menetapkan target tinggi untuk prestasi akademik dan kemudian memberikan prioritas waktu mereka untuk berusaha mencapainya. Mereka sadar bahwa kegagalan meraih beasiswa berarti ancaman bagi kelangsungan kuliah mereka.

Pembaca yang mungkin memiliki masalah bawaan serupa, sebaiknya segera memperbaiki strategi, termasuk dengan menetapkan prestasi akademik sebagai salah satu target yang harus dicapai!

Setelah beberapa semester, mahasiswa akan mendapati lebih banyak varian lembaga yang menawarkan beasiswa yang

diberikan untuk mahasiswa tingkat menengah dan akhir. Termasuk dalam varian ini adalah jenis beasiswa kepemimpinan atau beasiswa prestasi. Beasiswa seperti ini biasanya memperhitungkan persyaratan yang lebih banyak dan ketat. Selain prestasi akademik, beberapa dari mereka juga mensyaratkan prestasi non-akademik, seperti keterampilan organisasi dan skill-skill individual lain.

Beasiswa tersedia sangat melimpah di luaran sana. Mahasiswa yang memerlukan beasiswa tidak boleh lelah untuk mencari informasi dan peluang dimana dia bisa mendapatkan beasiswa itu. Dari informasi yang ada, tugas mahasiswa adalah menyiapkan diri

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

dan menjadikan dirinya layak untuk menerima anugerah beasiswa dari manapun itu.

Menjalani pekerjaan sambilan

Beasiswa sebenarnya adalah sumber pendanaan yang paling ideal. Mahasiswa hanya perlu belajar, orang lain yang akan membayar biaya kuliah dan kadang juga biaya hidupnya.

Tetapi, mendapatkan beasiswa kadang juga tidak mudah karena persaingan antar mahasiswa yang membutuhkannya juga ketat. Beasiswa yang menutup biaya kuliah dan biaya hidup secara penuh biasanya akan kebanjiran pelamar.

Sedangkan beasiswa tertentu terkadang hanya menutup biaya kuliah saja, sehingga mahasiswa masih harus mencari sumber pendanaan lain untuk menutup biaya hidup selama kuliah.

Mencari pekerjaan sambilan adalah solusi yang bisa diambil untuk menutup kebutuhan mahasiswa. Beberapa Mahasiswa Berprestasi dalam buku ini juga mencari pekerjaan sambilan untuk menutup kebutuhan hidup mereka, seperti cerita Purba dan Didi.

Pekerjaan sambilan yang paling banyak dilakukan oleh Mahasiswa Berprestasi adalah pekerjaan sebagai guru privat atau guru bimbingan belajar bagi adik-adik SLTA, SLTP, atau SD. Selain mendapatkan uang, pekerjaan sebagai guru privat atau bimbingan belajar ini turut membantu adik-adik sekolah mengejar prestasi mereka.

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

Awidya Santikajaya, salah satu Mahasiswa Berprestasi, juga menjalani profesi sampingan sebagai asisten dosen dan asisten peneliti untuk mencari tambahan dana. Memang, beberapa kampus atau fakultas mampu memberikan kompensasi yang menarik bagi para asisten pengajar atau penelitinya.

Pada contoh lain, kami menemukan skema keringanan biaya kuliah, yang diberikan pihak universitas, yang harus dikompensasi oleh mahasiswa penerima dengan menjadi tenaga administrasi di lingkungan kampus. Pekerjaan administrasi di lingkungan perpustakaan dan fakultas adalah contoh-contoh yang kerap ditemui.

Selain bekerja dengan pihak tertentu, mahasiswa juga dapat mencari tambahan uang dengan berdagang. Berdagang adalah salah satu cara yang paling realistis untuk mencari uang tambahan, seperti Purba yang berinisiatif menjual jasa penggandaan materi-materi kuliah kepada teman-temannya. Bekerja sambilan dan berdagang terkadang tidak melulu mengenai uang. Mahasiswa juga dapat menganggap proses dalam bekerja sambilan atau berdagang sebagai bagian dari proses pengembangan diri yang akan membetuk karakter dan ketrampilan hidup mereka.

Karenanya, bagi Purba dan Didi, segala usaha mereka untuk menaklukkan tantangan finansial di kampus pada akhirnya justru melatih mereka untuk menghadapi tantangan pasca kampus dengan lebih terampil.

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

Cara mencari uang kuliah bisa berbeda-beda, tapi semangatnya tetap sama “mahasiswa harus kreatif

untuk tidak menyerah dengan keadaan”

Mengikuti kompetisi dengan hadiah uang

Mahasiswa Berprestasi dalam studi kami juga memanfaatkan lomba atau kompetisi yang berhadiah uang untuk menambah pendanaan. Memang beberapa kompetisi menawarkan hadiah sampai jutaan rupiah, angka yang signifikan bagi seorang mahasiswa.

Bagi mahasiswa yang terampil menulis, mengirim tulisan ke media massa adalah opsi yang layak dicoba. Tulisan yang dimuat biasanya mendapat kompensasi yang lumayan, berkisar Rp. 300 ribu sampai dengan Rp. 1 juta per tulisan, tergantung pada nama besar media massa-nya.

Motif finansial dalam keikutsertaan mahasiswa pada kompetisi adalah hal yang wajar dan jauh dari kesan hina. Alih-alih seperti halnya bekerja sampingan, keikutsertaan dalam kompetisi, selain mendatangkan uang, adalah kesempatan yang baik bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri serta melatih kreatifitas. Dari semua strategi ini, situasi

mungkin sudah berubah sekarang, dan cara-cara untuk mengatasi masalah keuangan ini bisa juga berubah atau bertambah banyak pilihan.

Tetapi, pelajaran terpentingnya tetap sama, mahasiswa tidak boleh menyerah terhadap keadaan. Mahasiswa tidak boleh menganggap masalah keuangan sebagai penghambat seseorang untuk meraih

Membangun Kesuksesan dari Titik Nol

- -

Masalah ketidakpercayaan diri dan gagap budaya ada dalam kendali mahasiswa itu sendiri.

Kuncinya, mahasiswa harus memaksa dirinya untuk beradaptasi dan mengendalikan

tekanan-tekanan mental itu.

prestasi dan cita-cita tinggi. Mahasiswa harus kreatif untuk mengatasinya.

Dalam dokumen sukseskan-mudamu (Halaman 74-80)