Oposisi
(Tanaqud)
OPOSISI (TANAQUD)
QS. An-Nisâ’ [4]: 82 yang dikutip di atas sekurang-kurangnya mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah, bukan dari Rasulullah ataupun manusia lainnya.
2. Bahwa antara satu ayat atau lebih dengan ayat-ayat lainnya tidak mengandung pertentangan sedikitpun.
3. Bahwa tidak adanya pertentangan itu dapat dijadikan bukti bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah, Dzat Yang Mahatahu.
4. Bahwa pertentangan merupakan ciri dari produk pikiran manusia.
5. Bahwa pernyataan yang benar itu, kandungan isinya selalu bebas dari pertentangan.
Karena hanya Allah yang dapat membuat pernyataan-pernyataan yang idak bertentangan, sementara pernyataan-pernyataan dari produk pikiran manusia seringkali diliputi oleh pertentangan, maka perlu difahami pertentangan itu untuk mengetahui alternatif-alternatif kemungkinan kebenarannya.
Dari alternatif itu dapat dipilih dan ditentukan mana yang benar dan mana yang salah. Berikut beberapa bentuk pertentangan yang seringkali terjadi dalam pernyataan-pernyataan manusia dan alternatif-alternatif.
Pengertian
Pertentangan atau oposisi yang dalam bahasa Ilmu Manthiq biasa disebut tanaqud adalah hubungan dua proposisi yang sama tetapi berbeda kualitas/kaifiyah dan kuantitas/kammiyah-nya.
Ÿξsùr& tβρã−/y‰tFtƒ tβ#uöà)ø9$# 4 öθs9uρ tβ%x. ôÏΒ Ï‰ΖÏã Îöxî «!$# (#ρ߉y`uθs9 ÏŠÏù $Z≈n=ÏF÷z$# #ZÏWŸ2 ∩∇⊄∪
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya
Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisâ’ [4]: 82.
Proposisi itu diterapkan ke dalam empat proposisi:1 - Universal Afirmatif (Proposisi A)
- Universal Negatif (Proposisi E)
- Partikular Positif (Proposisi I)
- Partikular Negatif (Proposisi O)
Macam-macam Hubungan Logika
Apabila ada dua pernyataan ditampilkan simultan akan menimbulkan apa yang oleh logika disebut: Hubungan Logika. Ada enam macam hubungan logika:2
1. Hubungan Independen (terpisah): dua pernyataan mempunyai hubungan independen manakala keduanya menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah, sering pernyataan berikut: Allah pencipta alam semesta
Kerusakan di daratan dan lautan diakibatkan oleh tangan-tangan manusia
Muhammad Saw. adalah Nabi terakhir
Muhammad Saw. mempunyai sifat jujur, menyampaikan, amanah dan cerdas
Bahasa Arab adalah sukar Logika adalah sukar
Hubungan independen mempunyai tabiat: benar salahnya pernyataan pertama tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya pernyataan yang lain. Kebenaran pernyataan ’Allah pencipta alam semesta’ tidak dapat dipakai menentukan benar salahnya pernyataan ’ Kerusakan di daratan dan di lautan diakibatkan oleh tangan-tangan manusia’; begitu pula sebaliknya.
1 Syarqawi Dhofier, Pengantar Logika; Dengan Perspektif Islam, (Madura: Al-Amien, 1997), h. 63
2 Jika ingin mengetahui lebih lengkapnya tentang hubungan logika dengan proposisi dapat dibaca pada Richard B. Angel, Reasoning and Logic, (New York: Appleton Century Crafts, 1964), h. 85-102. Boleh juga dibaca karya Robert Sharvy, Logic an Outline, (New York: Littlefield Adam & Co, 1962), h. 27-30.
2. Hubungan ekuivalen (persatuan): dua pernyataan mempunyai hubungan ekuivalen manakala keduanya mempunyai makna yang sama seperti:
Manusia adalah makhluk
Sebagian makhluk adalah manusia Sebagian manusia masuk surga.
Sebagian manusia bukan tak masuk surga.
Hubungan ekuivalen mempunyai tabiat: benar salahnya pernyataan yang satu menentukan benar salahnya pernyataan yang lain. Dengan perkataan lain, bila pernyataan yang satu benar maka benar pula pernyataan yang lain; bila pernyataan yang satu salah yang lain mengikuti juga.
3. Hubungan kontradiktori (pertentangan): dua pernyataan mempunyai hubungan kontradiktori manakala keduanya terdiri dari tem subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitas maupun kuantitas. Hubungan kontradiktori terdapat antara pasangan pernyataan A dan O atau pasangan E dan I, seperti:
A : Semua yang sukses rajin.
O :Sebagian yang sukses tidak rajin. E : Semua orang shaleh tidak pendengki. I : Sebagian orang shaleh pendengki.
Kita perhatikan contoh di atas. Sepasang permasalahan kontradiktori mempunyai tabiat bila satu salah yang lain harus benar, dan bila yang satu benar yang lain harus salah, tidak mungkin benar keduanya atau salah keduanya.3
Sekarang kita buktikan tabiat hubungan kontradiktori dengan contoh pasangan A dan O di atas. Bila dalam kenyataan ’semua orang yang sukses itu adalah orang yang rajin’ maka pernyataan A benar dan O salah. Sedangkan bila dalam kenyataan ’beberapa orang yang sukses adalah orang-orang tidak rajin’, maka pernyataan O benar dan A salah. Sekarang bagaimana jika terjadi
bahwa ’semua orang yang sukses adalah tidak rajin’. Manakah yang benar? Bila kenyataannya demikian, maka A salah dan O benar. Mengapa? Kita harus ingat akan arti kata ’sebagain’. Sebagian berarti setidak-tidaknya ada. Maksud dari pernyataan ’Sebagian yang sukses tidak rajin’ bila ini diakui terjadi, berarti: ada sebagian orang yang sukses tetapi tidak rajin. Jika kita mengakui bahwa ’Semua yang sukses tidak rajin’ maka pernyataan ’Sebagian yang sukses tidak rajin’ tidak salah, sebab apa yang benar bagi unversalnya, maka benar pula partikularnya. Jadi pernyataan ’sebagian’ tidak menutup kebenaran universalnya. Sehingga bila E benar maka pernyataan O yang diturunkan dari E juga benar.
4. Hubungan kontrari (perlawanan): dua pernyataan mempunyai hubungan kontrari manakala term subyek dan predikat kedua pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetapi berbeda dalam kualitas (kaifiyah)-nya.4 Hubungan kontrari terdapat pada pernyataan A dan E, seperti:
A: Semua muslim shalat E: Semua muslim tidak shalat
E: Semua agama tidak mengajarkan kebaikan A: Semua agama mengajarkan kebaikan
Hubungan kontrari mempunyai tabiat: salah satu pernyataan harus salah dan bisa salah keduanya. Sekarang kita selidiki tabiat hubungan kontrari dengan mengambil pasangan proposisi A dan E di atas sebagai contoh. Bila dalam kenyatan: semua muslim shalat, maka pernyataan A benar dan E salah. Bila dalam kenyataan: ada yang shalat dan tidak ada yang shalat, maka A dan E sama-sama salah.
5. Hubungan sub-kontrari (setengah perlawanan): dua pernyataan mempunyai hubungan sub-kontrari manakala term subyek dan predikat pernyatan itu sama, kuantitasnya sama-sama partikular berbeda dalam kualitas. Hubungan sub-kontrari terdapat pada kenyaaan I dan O,5 seperti:
I : Sebagian agama mengajarkan terorisme
4 Dhofir, Pengantar Logika, h. 63.
O: Sebagian agama tidak mengajarkan terorisme ……….
O: Sebagian pelaku dosa kecil tidak masuk neraka I : Sebagian pelaku dosa kecil masuk neraka.
Hubungan sub-kontrari mempunyai tabiat: salah satu pernyataan harus benar dan bisa benar keduanya.
Marilah kita uji tabiat hubungan sub-kontrari dengan mengambil pasangan I dan O di atas sebagai contoh. Bila dalam kenyataan: semua agama mengajarkan terorisme, maka I benar (ingat arti sebagian) dan O salah. Bila semua agama tidak mengajarkan terorisme, maka O benar dan I salah. Bila dalam kenyataan sebagian agama mengajarkan terorisme sebagian tidak mengajarkan terorisme maka I dan O sama-sama benar.
6. Hubungan implikasi (mencakup): dua pernyataan mempunyai hubungan implikasi manakala term subyek dan predikat pernyatan itu sama, sama-sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas.6 Hubungan implikasi terdapat pada pernyataan A dan I serta pasangan antara E dan O, seperti:
A: Semua dosa besar diampuni oleh Allah I: Sebagian dosa besar diampuni oleh Allah E: Semua Nabi tidak berdusta
O: Sebagian Nabi tidak berdusta.
Hubungan implikasi mempunyai sifat: bisa benar keduanya, salah keduanya, atau satu benar dan satu salah.
Sekarang kita uji tabiat hubungan implikasi dengan mengambil pasangan A dan I di atas sebagai contoh. Bila dalam kenyatan: Semua dosa besar memang diampuni oleh Allah, maka A benar, begitu pula I. Jadi di sini keduanya benar. Bila dalam kenyataan; Semua dosa besar tidak diampuni oleh Allah, maka A maupun I salah. Di sini terjadi kemungkinan salah keduanya. Bila dalam kenyatan: Semua dosa besar ada yang diampuni oleh Allah dan ada yang tidak, maka I benar dan A salah. Di sini terjadi
kemungkinan satu benar dan satu salah. Kenyataan ini juga terjadi bila kita menguji pernyataan E dan O.
Contoh lagi pertentangan antara: Semua orang takwa kekasih Allah Sebagian orang takwa kekasih Allah
Atau pertentangan antara:
Semua orang takwa bukan kekasih Allah Sebgian orang takwa bukan kekasih Allah.
Jelasnya, jika, ”Semua orang takwa kekasih Allah,” itu benar, maka ”Sebagian orang takwa kekasih Allah,” pasti benar. Dan sebaliknya jika, ”Semua orang takwa kekasih Allah,” salah, maka pernyataan, ”Sebagian orang takwa keksih Allah,” tidak bisa diketahui benar salahnya.7
Selanjutnya kita selidiki pernyataan singular. Pernyataan A dan E dengan subyek dan predikat yang sama sebagaimana kita ketahui mempunyai hubungan kontrari. Tetapi pernyataan A dan E singular, dengan subyek dan predikat yang sama mempunyai hubungan kontradiktori, seperti:
A (Singular): Tuhan bersifat sombong E (Singular): Tuhan tidak bersifat sombong
Sepasang permasalahan A (singular) dengan subyek yang sama tetapi predikat berbeda dapat mempunyai hubungan kontrari, seperti: A (singular): Nabi Muhammad Mi’raj ke langit (Kedekatan dengan
Allah)
A (singular): Nabi Muhamad Mi’raj ke sidratul Muntahâ (puncak kedekatan dengan Allah)
Sepasang permasalahan A (singular) dengan subyek sama tetapi predikat berbeda dapat juga mempunyai hubungan independen seperti: A (singular): Nabi Muhammad Mi’raj ke langit
B (singular): Nabi Muhammad bersifat jujur.8
8 Keempat hubungan oposisi ini oleh para ahli logikasering dilukiskan dalam empat persegi oposisi untuk mempermudah ingatan kita. Empat persegi oposisi itu adalah sebagai berikut:
kontrari (A) (E) (O) (I) ≅è% āω “ÈθtGó¡o„ ß]ŠÎ7sƒø:$# Ü=Íh‹©Ü9$#uρ öθs9uρ y7t7yfôãr& äοuøYx. Ï]ŠÎ7sƒø:$# 4 (#θà)¨?$$sù ©!$# ’Í<'ρé'‾≈tƒ É=≈t6ø9F{$# öΝä3ª=yès9 šχθßsÎ=øè? ∩⊇⊃⊃∪
“Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.’"
(QS. Al-Mâidah [5]: 100).
Sepasang permasalahan A (singular) dengan subyek sama tetapi predikat berbeda dapat juga mempunyai hubungan independen seperti: A (singular): Nabi Muhammad Mi’raj ke langit
B (singular): Nabi Muhammad bersifat jujur.8
8 Keempat hubungan oposisi ini oleh para ahli logikasering dilukiskan dalam empat persegi oposisi untuk mempermudah ingatan kita. Empat persegi oposisi itu adalah sebagai berikut:
kontrari Sub-kontrari (A) (E) (O) (I) ≅è% āω “ÈθtGó¡o„ ß]ŠÎ7sƒø:$# Ü=Íh‹©Ü9$#uρ öθs9uρ y7t7yfôãr& äοuøYx. Ï]ŠÎ7sƒø:$# 4 (#θà)¨?$$sù ©!$# ’Í<'ρé'‾≈tƒ É=≈t6ø9F{$# öΝä3ª=yès9 šχθßsÎ=øè? ∩⊇⊃⊃∪
“Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.’"