• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.3 Respons Dokter Internship pada Isi Kebijakan PID

4.3.4 Bantuan Biaya Hidup (BBH)

Bantuan Biaya Hidup yang diberikan pada dokter internship mempengaruhi respons dokter dalam menjalankan tugas di wahana yang ditentukan. Dengan adanya perbedaan wahana, hal ini tentunya membuat respons yang berbeda-beda. Berikut adalah hasil wawancara mengenai implementasi Program Internship Dokter Indonesia di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan dan Rumah Sakit Sultan Sulaiman Syaiful Alamsyah Serdang Bedagai terkait BBH.

Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa dari 12 orang informan di Rumah Sakit Putri Hijau Kesdam I/BB Medan terdapat 2 orang yang menyatakan bahwa Bantuan Biaya Hidup yang mereka terima sudah memadai, dan 10 dokter internship menyatakan bahwa Bantuan Biaya Hidup yang mereka terima tidak memadai jumlahnya.

Informan yang menyatakan BBH yang mereka terima memadai, memiliki alasan seperti yang dinyatakan dalam kutipan berikut:

“Karena kita kebetulan tinggal disini, orang tua juga di sisni, ya memadai ya.” (Informan 1)

68

Kebanyakan dari informan tidak setuju dengan jumlah BBH yang diberikan. Mereka membandingkan dengan intensitas kerja mereka yang telah mereka lakukan, seperti yang dikatakan oleh informan kedua bahwa:

“Jelas tidaklah. Kenapa dikatakan tidak memadai karena diukur dari intensitas kita kerja dengan bantuan yang kita dapat itu. Kalo kita bandingkan dengan freelance kerja seperti misalnya kalau kita kan, ada yang jaga klinik, kalau dibandingkan dengan selama sebulan dengan yang internship yang baru tamat selesai kuliah UKDI tapi belum internship, malah lebih besar gaji mereka dan mereka jauh lebih santai. Setelah lulus UKDI ada beberapa kita yang bekerja di klinik. Sebenarnya sih ya tidak boleh ya, karena belum ada SIP, cuman karena kita bukan ketindakan. Ada beberapa klinik sih yang bisa menerima seperti itu itu semua tergantung kliniknya biarpun secara undang-undang kan nggak boleh. Tapi begini, apa yang kita kerjakan kalau menunggu. Internshipkan lama karena kan ada yang mau pilih wahana sesuai keinginan. Yang kedua kita tidak dapat kesempatan sama sekali karena semua ngantri kan. Misalnya ini, dia lulus bulan 4 terus dia nggak boleh mendaftar untuk bulan 6 misalnya... Jadi angkatan yang kemaren, angkatan yang bulan 4 itu sudah lulus, pokoknya di habisin dulu angkatannya.” (informan 2)

Informan lain menyatakan bahwa BBH yang mereka terima belum memadai, jika dihitung untuk biaya sehari-haripun, mereka rasa belum cukup, hal ini disampaikan oleh informan empat yang mengatakan :

“Belum memadai lah. Kita aja makan biayanya kurang. Kita aja digaji dua juta lima ratus, kalau kita jaganya aja 24 jam, kita kan 3 kali makan; pagi, siang, malam. Itu aja tidak mencukupi. Bantuan biaya hidup tidak memadai, kalo yang sesuai itu diatas 6 jutaan, apalagi sama yang dijanjikan sama Menkes. Katanya ada tambahan untuk biaya dari pemerintah. Padahal dari pemerintah tidak ada sama sekali tambahan cuma itu aja.” (informan 4)

Dalam penelitian ini, diketahui bahwa BBH yang diterima oleh dokter intership juga telah dipotong pajak. Jadi, dokter internship berpendapat bahwa jumlah BBH yang mereka teruma masih relatif minim, ada juga pemotongan

69

pajak yang mengakibatkan jumlah yang BBH yang mereka terima semakin kecil. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan ketujuh, yaitu:

“Biaya yang diberikan oleh mereka itu disebut dengan BBH (Bantuan Hidup Dasar). Dan itu sekitar 2,4 dan itu awalnya dibilang 2,5 dan itu mereka katakan dipotong dan akhirnya kami hanya dapat 2,4 sekian. Dibilang sih itu potong pajak tapi kami itulah nggak ngerti. Karena sebenarnya tidak ada ketentuan tertulis yang kami terima kalau dibilang Cukup nggak cukup nya pasti nggak cukup. Kalau kami yang di Medan, ya dibilang karena tinggal sama orang tua tapi kalau untuk yang kost jika diperkirakan untuk biaya makan dan uang transport ke sini dan yang di luar kota pasti komplain karena makan disana nggak murah.Cuman kalau di luar kota, mereka ada dapat yang namanya insenda (Insentif Daerah). Kalau kami yang ada di sini nggak ada yang namanya insentif daerah. Insenda pun tidak semua tempat dapat.” (informan 7)

Informan sembilan mengaitkan pembayaran BBH seharusnya dipertimbangkan sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), informan tersebut memberikan saran terkait BBH dan menambahkan keterangan bahwa:

“Sebenarnya untuk biaya hidup tetap yang lebih besar lebih baik. Kalau saya memikirnya, BBH itu lebih baik minimal dua kali upah minimum regional. Sebagai contoh, misalnya Medan dengan upah minimum regional 1,8 maka, minimal sebenarnya upah dokter internship itu mendapat dua kali. Jadi, untuk daerah mana pun dia, jadi dokter internship itu bisa berkarya untuk melayani pasien, karenakan upah minimum di setiap daerah berbeda.Ada potongan dari 2,5 juta saya nggak tahu persis untuk apa. Katanya sih untuk administrasi, tapi karena pada saat itu disampaikan bahwasannya adalah hasil undang-undang, maka kena potong pajak sekian persen. Ya sudahlah mau dibilang apa lagi. Itu waktu briefing disampaikan.” (Informan 9)

Dapat diperhatikan bahwa informan di Rumah Sakit Sultan Sulaiman Syaiful Alamsyah Serdang Bedagai tidak ada seorang pun yang menyatakan bahwa Bantuan Biaya Hidup yang mereka terima memadai jumlahnya.Dalam penelitian ini, dapat diperhatikan dalam kutipan berikut:

70

“Belum. Justru sangat kurang. Yang pertama, mengapa tingkat Bantuan Biaya Hidup itu belum memadai? Kalau kita lihat kehidupan sekarang gitu, untuk transportasi aja kita udah kena berapa. Seperti saya, untuk ke Serge sudah kena berapa? Untuk biaya kos, biaya kehidupan kita, untuk sebulan itu berapa? Jadi setiap hari itu, kalau naik angkot, ya kita harus mengeluarkan dua puluh ribu. Pulang pergi, belum lagi yang lain-lain. Kan gitu. Baru yang kedua, saya merasa belum dihargai keilmuan itu. Lebih tinggi gaji buruh dibandingkan dengan gaji dokter internship.”

(Informan 1)

Dibandingkan dengan dokter internship yang ada di kota Medan, dokter internship yang ada di kota Serdang Badagai mengeluarkan lebih banyak biaya karena sebagian besar mereka tinggal di kota Medan. Informan lain mengatakan bahwa:

“Kurang. Soalnyakan, kakak di Serdang Bedagai, itu aja udah habis gajinya untuk biaya bensin aja. Terus, seandainya kalo kakak tinggal di sana biaya kontrakan makan air ya kurang. Maunya, ditambahin lagi lah. Padahal kan katanya kan gaji dokter Internshipkan 6. Padahal, yang kami terima 2,4 pokoknya kemarin waktu kasus dokter internship yang meninggal itu. Nah, itu katanya dibuat di mana-mana gaji dokter internship itu dibuat 6 juta.”(Informan 6)

Jadi, dari 21 orang informan ada 19 orang dokter internship yang menyatakan Bantuan Biaya hidup tidak memadai dalam jumlah yang dibayarkan.