Rumah Sakit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan
Informan Pernyataan
Informan 1 Waktu dipersingkat, gaji diperbanyak.
Informan 2 Program dokter internship ditiadakan. Lebih bagus program PTT di booming kan lagi. Banyak kendala di PTT salah satunya mungkin tentang gajinya ya. Tapi memang itu dia, kalau mereka masuk ke PTT mereka akan masuk ke jenjang yang lebih serius, karena kita yang ngikutin internship hanya untuk dapat SIP. Apa sebenarnya program internship itu bikin kita tua. Yang kita tahu ada teman kita yang kena penyakit endemis ya di Ambon karna mereka juga bisa tahu sama sekali. Nggak punya jaminan kesehatan, Itu di Kabupaten ya, yang sebenarnya sangat memadai fasilitasnya. Saya nggak tahu lah kurang lebih kejadian di sana. Yang saya tahu itu penyakit endemis. Itu kan kasihan. Bagaimana coba orang tuanya. Saya saja yang sebagai teman sejawatnya, saya gak kenal sama dia miris ya. Orang tuanya dengan harapan besar nanti pulang internship dapat SIP, terus bisa praktek. Kecuali seperti misalkan semua Dokter internship diangkat menjadi PTT dengan begitu kan ada upah kalau memang harusnya dapat.Yang saya tahu ya kalau berkaitan dengan MEA itu itu ada kaitan nya dengan LP,ya dokter layanan primer. Setiap dokter yang lulus internship kurang lebih 6 tahun 5 tahun itu nggak dapat 5 setengah itu paling cepat dan ternyata akan wajib lagi di LP. Itu sampai sekarang masih kontroversi antara antara orang-orang yang punya wewenang, karena dokter
layanan primer ini kurang lebih seperti dokter spesialis layanan umum. Itu nama kerennya aja, dokter layanan primer itu seakan menjadi kewajiban. Tapi sampai sekarang belum ditetapkan hanya masih ancang-ancang, Tapi untuk apa.
Informan 3 Kalo saya gak tau teman yang lain, tapi saya rasa kami tertekan. Jadi pengen cepat-cepat siap. Intinya Internship itu bukan nambah ilmu atau wawasan, melaikan jadi pengen siap. Memang ada perbedaan setelah koas dengan internship. Terkadang ada dokter lain yang bantu, terkadang saya juga buat keputusan sendiri. Istilahnya inisiatif.
Informan 4 Kita kuliah 3 tahun setengah, tambah satu tahun setengah koas, tambah lagi satu tahun internship, udah nambah jadi 6 tahun. Pemerintahkan mikirnya 6 tahun itu sudah bisa digembleng jadi dokter sebenarnyakan. Beda orang, beda kapasitas untuk belajar. Jadi, kalau untuk internship ini, sangat membantu sebenarnya. Tapi, tergantung orangnya dan tergantung daerahnya. Kalau kita dapat di daerah pasti kita lebih pintar karena kita turun langsung mulai dari awal sampai akhir ya. Kalau di sini kita masih dibantu, dengan alat-alat kesehatan yang canggih, tentunya seperti daerah Kalimantan Sulawesi mereka masih jauh lebih pintar daripada kita ini. Kalau niatnya sih pasti lebih senang untuk bekerja di daerah. Tapi karena berhubung saya sudah punya keluarga dan sudah punya anak pasti pilih disini. Kalau bisa sih lebih kuat di kompakin sesama internship lebih sering belajar lebih sering komunikasi. Pemerintah juga semakin liat udah ada kejadian yang meninggal. Dari fasilitas kesehatan, keuangan sepertinya tidak memperhatikan kehidupan kita. Itu kan semuanya tergantung pemerintahan. Masing-masing pemerintahannya membuat program pemerataan, tapi mereka tidak mau fasilitasi. Bagaimana cara meratakan nya, mereka hanya menempatkan kita di rumah sakit, tapi mereka kan gak liat bagaimana kita kerjanya kalau memang mereka udah tau orang luar negeri itu, bakalan datang ke Indonesia. Kenapa mereka tidak membantu atau membuat jaminan. Contohnya tentang ada sekolah tambahan fasilitas yang ditambahi alat-alat. Karena alat-alat di luar negeri pasti beda dengan alat-alat kita. Terus itu seharusnya pemerintah menambahkan dokter pembimbing. Atau buat program sekolah ataupun program didikan dokter di sarjana dokter sebelumnya, bukan pada waktu setelah jadi dokter. Kita difasilitasi, jadi kita waktu pendidikan jadi mulai pendidikan itu sudah ditambahi fasilitas –fasilitas alat, fasilitas bahasa Inggris. sama dokter-dokter pembimbing, kalau perlu dokter-dokter dari luar negeri langsung. Jadikan terlalu lama mereka memikirkan untuk hal itu. Padahal dibutuhkan waktu setahun. Setahun, itupun belum
tentu semua orang pintar untuk bahasa Inggris dengan lancar, habis itu pandai menggunakan alat-alat sesuai dengan yah orang luar negeri itu. Memang dari dulu mulai dari pendidikan semester awal, dan dengan bahasa Inggris mereka menggunakan alat mulai dari semester awal sedangkan kita belum tentu semuanya pintar menggunakan alat dari mulai bahasa aja, nggak semuanya dokter pintar bahasa Inggris. Kalau saya sebenarnya setuju dengan program internship, cuman terlalu lama. Maksudnya jangan pada saat dokter buat program internship. Kenapa nggak sebelum dan waktu pendidikan saja langsung aja waktu disitu. Jangan Ada tambahan lagi.
Informan 5 Gak ada sudah bagus semua.
Informan 6 Karna di Indonesia fasilitasnya aja kurang, gimana mau bersaing. Coba deh, pemerintahnya langsung turun mensurvai, atau pemerintahnya jangan dari pembimbing dari rumah sakit yang terkait,dokter dari rumah sakit Berbeda, biar kamipun enak sama pembimbingnya, kan takut kita jadinya.Mungkin kalo untuk dokter di bagian barat okelah 2,5 juta, tapi kalo dokter di Timur gak mungkin 2,5, itupun dipotong pakjak. Informan 7 Pada intinya dokter yang ada di luar negeri kalau memang mau
bekerja di Indonesia harus lulus UKDI juga. Bukan internship pada intinya yang pada intinya dokter yang ada di luar negeri kalau memang mau bekerja di Indonesia harus lulus UKDI. Juga bukan internship, pada intinya yang dilihat bukan program internship. Jadi untuk mendapatkan STR mau nggak mau mereka juga harus sama dengan dokter Indonesia. Harus mengikuti UKDI.
Informan 8 Kalau bisa kesejahteraan dokternya diperhatikan. Terus diperhatikan juga dari segi keselamatan, bantuan hidup dasar, karena kita juga harus siap bersaing dengan dokter asing. Karena itu semua kan tergantung pasiennya. Dia lebih senang ditangani oleh dokter mana. Karena sebenarnya kami yang berada di Indonesia lebih tahu penyakit-penyakit yang di Indonesia. Dan karena itu dokter-dokter di Indonesia tidak akan kalah dengan dokter di luar negeri.
Informan 9 Yang paling penting adalah harus sesuai dengan SOP dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN sebenarnya kita kan harus menguasai bahasa Inggris karena mereka akan datang dengan bahasa Inggris sedangkan kita culture kita itu adalah bahasa Indonesia jadi mungkin kita terkendala disana. Sebenarnya untuk biaya hidup tetap yang lebih besar lebih baik. Kalau saya memikirnya, BBH itu lebih baik minimal dua kali upah minimum regional. Sebagai contoh, misalnya Medan dengan upah minimum regional 1,8 maka, minimal sebenarnya upah dokter internship itu mendapat dua kali. Jadi, untuk
daerah mana pun dia, jadi dokter internship itu bisa berkarya untuk melayani pasien, karenakan upah minimum di setiap daerah berbeda.Yang pertama itu BBH maunya diketahui internship Ini arahnya kemana nanti. Apakah ke dokter layanan primer atau ke spesialis. Sehingga nanti dokter internship sekarang ketika ingin melanjut ke suatu bagian specialis dia dipermudah. Sebenarnya saya tidak setuju dengan dokter layanan primer. ATLS adalah program yang diwajibkan di Rumah Sakit Putri Hijau. Wajib ikut , sementara di rumah sakit lain tidak diwajibkan. Sebenarnya saya keberatan pada awalnya, tapi karena memang dipaksa, kalau tidak kami akan dikeluarkan. Ya sudahlah, karena intinya bukan kami tidak mau ikut, tapi masalahnya karena dana karena dananya dari kita sendiri. Katanya yang lulus UKDI masih menunggu, terus mereka masuk ke klinik-klinik tertentu. Padahal tidak memiliki STR. Setahu saya sih tidak ada tapi mungkin ada segelintir orang yang heboh dalam arti saya jaga di sini, saya jaga di situ, update status, Padahal dia masih internship tapi kami tidak pernah.
Informan 10 Kalau kita harus meningkatkan dalam bentuk bahasa, cara pelayanan dan harusnya kalau tenaga kesehatan yang datang ke sini ya sama dengan kita. Kalau kita ada ujian yang mereka juga harus ada ujian. Pada uji kompetensi, yang harusnya diterapkan untuk mereka, karena kan kalau di sana kan nggak ada yang namanya penyakit tropis. Hanya ada di Indonesia yang ada penyakit tropis. Sebelum nanti terjadi kesalahan kesalahan medical seperti itu aja.
Informan 11 Paling kaya BBH. Itulah ya, diperhatikan. Terus masalah itu sih paling penting masalah pendampingan. Jangan terlalu dilepas juga, kadang-karena kita masih dokter internshipkan, dan masih baru juga, Masih butuh supervisi dari dokter pendampingnya gitu sih gitu aja kali. Sarannya sih paling untuk berbenah diri aja sih. Maunya menjadi dokter yang berkualitas jangan sampai nanti dokter yang dari luar lebih berkualitas dari dokter yang ada di sini.
Informan 12 Mungkin kesejahteraan kita, karena kan untuk dokter itu kan gak gampang. Kita agak dihargain dong. Apalagi kalau kita lihat orang kalau di luar negeri. Itu dokter diperhatikan loh kesejahteraannya kayaknya cuman di sini aja deh dokter nggak ada apa-apa nggak ada diapa-apain terus dianggap babu aja gitu. Soalnya kayaknya pasiennya bilang aku bayarkan kau. Kadang awak dipanggil dokter, kadang dipanggil suster, sebenarnya untuk program dokter internship ini aku merasakan manfaatnya ke aku, cuman di perbaikilah. Kalau aku sih sebenarnya untuk program ini setuju-setuju aja. Cuman kalau misalnya aku bilang satu tahun cukup. Cuman kalo bisa
diminimalisasikan. Bisa lebih bagus dan kesejahteraannya ajalah di iniin.
Rumah Sakit Sultan Sulaiman Syaiful Alamsyah Serdang Bedagai
Informan Pernyataan
Informan 1 Saran saya ya, maunya programnya dibenahi lagi lah. Kalau menurut saya peraturan atau model-modelnya lah kita bilangnya kalau dilihat model peraturan dokter internship itu sebenarnya sudah baik. Sekarang masalahnya yang harus dipikirkan adalah subsistem. Bagaimana pelaku-pelaku sistemnya dan juga diperhatikan, baik dari fasilitas, sebagai salah satu sarana nya, atau mungkin kemampuan dokter pendamping. Terus bagaimana bantuan-bantuan pemerintah, koordinator- koordinator, stakeholder yang ada, untuk membantu berkemas. Bagaimana dokter internship ini sesuai dengan tujuannya menjadi yang berkompetensi. Ya, sebenarnya dengan adanya tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia dengan program internship ini justru kita memperlambat ini dan yang lucunya program internship kita ini berbeda dengan program yang lain. Ya kalau dilihat dari segi finansial sebenarnya kurang, tapi dokter-dokter ini kan masih punya hati nurani pada pemerintahan. Sekarang balik kepada pemerintah nya kan gitu mungkin bisa lah memaafkan yang disana maunya kan asal sesuaikan maunya gitu.
Informan 2 BBH nya dinaikkan dan di perhatikanlah masalah jaminan kesehatan.
Informan 3 Sebenernya udah bagus sih. Cuman kalau di praktek lapangan ya kan kadang-kadang setiap rumah sakit beda-beda. Karenakan kami dokter internship. Itu diperlakukan beda-beda. Kadang kan masih ada rumah sakit, rumah sakit yang menganggap dokter internship itu sebagai dokter koas, seperti koas kerjaannya, gitu itu memang tergantung dimana penempatannya.
Informan 4 Kalo untuk saran ya terserah pemerintah lah. Itu mau dia buat di kota aja atau ke daerah tapi dengan tenaga kerja asing itu ya kita berusaha lebih belajar lagi lah. Karena dalam persaingan itu kita lebih belajar untuk lebih mantap lagi. Maunya dengan bantuan biaya hidup karena dengan honor sekian saya rasa kurang layak. Salah satu lagi dengan asuransi pemerintah karena kami nggak ada asuransi selain BPJS yang dibayarkan sendiri.
Informan 5 Gak ada sih kalau bisa dihapuskan, ngabisin waktu aja karena kan mau sekolah lagi, kalau bisa cukup sampai UKDI aja, secara keseluruhan saya tidak setuju dengan program ini.
Informan 6 Mungkin dari BBH nya sama asuransi kesehatan.
Informan 7 Program ini bisa dibilang bagus kalau untuk daerah masuk plosok-plosok itu butuh sebenarnya dokter di sana. Jadi kayak kita misalkan di Rumah Sakit Sultan Sulaiman kadang-kadang
untuk daerah-daerah plosok-plosok itu mereka jarang yang dapat pengetahuan tentang kedokteran,yang tahunya dukun. Kalau misalkan gak berhasil, barulah mereka datang ke Rumah Sakit Sultan Sulaiman dan kondisinya sudah buruk. Tapi maunya ada fasilitas ada akomodasi nya. Tapi kan kebanyakan dari mereka pikir kalian kan dah punya mobilnya, jalan sendiri. Kadang kayak gitu kan nggak enak.
Informan 8 Ya mungkin itu juga sih, alasan pemerintah karena dengan adanya program ini, kita jadi nggak ketinggalan sama orang asing yang datang ke sini. Jadi, dengan adanya program ini mungkin kita bisa ngalamin bagaimana bekerja di kota, bagaimana kerja di daerah terpencil. Jadi mungkin lebih banyak ilmu, yah kita dapat lebih banyak kasus. Dengan beraneka ragam penyakit, jadi kita bisa belajar lagi banyak, lebih tau lagi, lebih pede lagi, lebih mandiri lagi, jadi banyak juga sih untungnya mengikuti program ini. Jadi saya rasa lebih bermanfaat. Ya, kalau untuk saran-sarannya real BBH nya maunya dinaikkan lagi. Apalagi bagi orang yang ditetapkan di kota-kota terpencil itukan. Kayaknya kasihan kalau cuman segitu aja. Sedangkan dia ditempatkan di daerah yang sangat terpencil kan, yang jauh dari mana-mana. Jadi maunya ditambah lah biaya hidupnya dan maunya juga untuk jaminan kesehatan. Disediakan lah dari program ini. Jangan lagi dari mandiri, karenakan kalau mandirikan, Jelaslah ada yang punya ada yang nggak.
Informan 9 Tolong untuk BBH dinaikkan. Karena terus terang aja, kami banyak mengeluarkan biaya. BBH untuk satu bulan itu nggak cukup dan memang tergantung daerah-daerahnya juga. Terus agak ditingkatkanlah fasilitas yang di rumah sakit, karena kayak kamila pasien kami.
2