• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belanja Pem er intah Pusat M enur ut Jenis

4 .2 Pokok-Pokok Per ubahan Kebijakan dan Anggar an Belanja Pem er intah Pusat Tahun 20 12

4.2.1 Belanja Pem er intah Pusat M enur ut Jenis

Perubahan anggaran belanja pemerintah pusat menur ut jenis dalam RAPBN-P tahun 2012, terjadi pada semua jenis belanja, yaitu: (1) belanja pegawai; (2) belanja barang; (3) belanja modal; (4) pembayar an bunga utang; (5) subsidi; (6) belanja hibah; (7) bantuan sosial; serta (8) belanja lain-lain.

APBN RAPBN -P %

per ubahan I . Belanja Pem er intah Pusat 9 6 4.9 9 7,3 1.0 58 .318 ,4 9 ,7 1. K/ L 508.359,6 535.087,6 5,3 2. Non K/ L 456.637,7 523.230,8 14,6 - I I . Tr ansfer ke Daer ah 470 .4 0 9 ,5 4 76 .263,7 1,2 1. Dana Perimbangan 399.985,6 405.839,8 1,5 2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 70.423,9 70.423,9 -

1.4 35.4 0 6 ,8

1.534 .58 2,1 6,9 Sumber: Kementerian Keuangan

TABEL I V.2 BELAN JA N EGARA, 20 12

( m iliar r upiah)

Jenis Belanja

Bab I V Per ubahan Bel anja Negar a

I V-5 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

Dalam RAPBN-P tahun 2012 alokasi an ggar an un tuk belan ja pegawai dir encanakan

mencapai Rp212.242,8 miliar, yang berarti menur un Rp3.619,6 miliar atau 1,7 persen dari pagu anggar an bel anj a pegawai yang di al okasi kan dal am APBN t ahun 20 12 sebesar Rp215.862,4 m iliar . L ebih r endahnya r encana pagu anggar an bel anja pegawai ter sebut terutama berkaitan dengan adanya optimalisasi pada pos belanja pegawai non K/ L sebesar Rp4.263,2 miliar.

Sementar a itu, anggar an belanja pegawai khususnya pada pos gaj i dan tunjangan ser ta honor ar i um di r encanakan m eni ngkat sebesar Rp643,6 m i l i ar . Peni ngkat an t er sebut merupakan dampak dari penetapan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik I ndonesia, Radio Republik I ndonesia dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai Satuan ker ja (Satker ) dengan BA sendir i, sehingga mengakibatkan adanya r ealokasi anggaran belanja dari instansi tersebut yang semula merupakan bagian dari pos belanja lain-lain ke pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial pada BA K/ L.

Selanjutnya, alokasi anggar an belanja bar ang direncanakan mencapai Rp186.555,9 miliar.

Jum l ah ini m enunj ukkan penur unan sebesar Rp1.445,8 mi l iar (0 ,8 per sen) t er hadap pagunya dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp188.001,7 miliar. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh kebijakan pemotongan belanja barang K/ L sebesar Rp16.009,7 miliar, yang dilakukan dengan koridor-koridor sebagai berikut: (1) pemotongan dilakukan pada seluruh K/ L sebagai bagian dar i pr ogr am penghematan belanja Pemer intah Pusat; (2) besar an pemotongan didasar kan pada kiner ja penyerapan anggaran 3 tahun terakhir; dan (3) tetap

menjaga terpenuhinya belanja non-operasional dalam rangka pencapaian target output dan

outcome dar i kegiatan/ progr am prior itas nasional. Berdasarkan hal tersebut, pemotongan dilakukan terhadap komponen-komponen belanja barang non-operasional di luar kegiatan prior itas nasional, antara lain meliputi: belanja bar ang non-oper asional lainnya, belanja jasa konsultan, belanja jasa profesi, belanja jasa lainnya, serta belanja perjalanan dinas lainnya. Selain itu, beberapa perubahan anggaran belanja barang dalam RAPBN-P tahun 2012 juga mencakup antar a lain: (1) adanya r eal okasi anggar an dar i pos belanja l ain-l ain unt uk beberapa or ganisasi yang ditetapkan sebagai satuan kerja dengan bagian anggaran sendiri sebagaimana diuraikan di atas; (2) perubahan sumber pendanaan yang berasal dar i pagu penggunaan pener imaan negar a bukan pajak (PNBP) dan badan layanan umum (BLU), ser ta pinjaman luar neger i dan hibah luar neger i; (3) anggar an belanja tambahan yang ber si fat sangat m endesak yang di usul kan un t uk di t am pun g dal am RAPBN -P 20 12; (4) kom pensasi angkut an umum akibat penyesuaian har ga BBM untuk angkut an l aut per intis, Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) per intis, dan bus perintis; ser ta (5) tambahan anggar an belanja bar ang K/ L yang ber asal dar i tambahan anggar an pendidikan sebagai akibat dar i peningkatan volume belanja negara.

Sementara itu, alokasi anggar an belanja m odal dalam RAPBN-P tahun 2012 direncanakan

mencapai Rp168.875,2 miliar . Jumlah tersebut berar ti Rp16.900,2 miliar, atau 11,1 per sen lebih tinggi dari pagu alokasi anggaran belanja modal yang ditetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp151.975,0 miliar . Lebih tingginya alokasi anggar an belanja modal dalam RAPBN-P tahun 2012 tersebut, terutama disebabkan oleh kebijakan penambahan alokasi unt uk ber bagai pr ogr am di bi dan g i n f r ast r uk t ur yang pen danaan nya ber asal dar i pemanfaatan saldo anggar an lebih (SAL) sampai dengan tahun 2011 sebesar Rp20.295,4 miliar . Program-program infr astruktur dimaksud antara lain meliputi: (1) pembangunan

Bab I V

I V-6 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

Per ubahan Belanja Negar a

infr astruktur konektivitas I ndonesia bagian Timur; (2) pengadaan infr astruktur pendukung domesti c connecti vi ty dan kor idor ekonom i, ketahanan pangan, mi tigasi bencana, dan

klaster 4; serta  (3)  pembelian  peralatan kepolisian  dalam mengantisipasi  kerusuhan.

Selain itu, perubahan anggaran belanja modal dalam RAPBN-P 2012 juga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) pemotongan belanja modal pada BA 999.08 sebesar Rp3.982,2 miliar; (2) r ealokasi anggar an dar i pos belanja lain-lain untuk beber apa or ganisasi yang dit etapkan sebagai satuan ker ja dengan bagian anggar an sendir i; (3) anggar an belanja t am bahan sangat m endesak yang di usulkan unt uk di tam pung dal am RAPBN-P 20 12; (4) pemotongan belanja modal K/ L atas kegiatan yang tidak dapat dilanjutkan atau kegiatan/ program yang bukan merupakan prioritas nasional; serta (5) tambahan anggaran pendidikan untuk rehabilitasi sekolah dasar dan menengah.

Pem bayar an bunga utan g disusun dengan memper timbangkan kondisi perekonomian

pada akhir tahun 2011 sampai dengan awal tahun 2012, yang kemudian digunakan sebagai

dasar dalam menetapkan asumsi imbal hasil (yield) SBN yang akan diterbitkan pada tahun

2012, asumsi r ata-r ata SPN 3 bulan, dan asumsi nilai tukar r upiah ter hadap mata uang dolar Amer i ka Ser i kat. Pada saat penyusunan APBN tahun 2012, yield SBN yang akan diterbitkan dalam tahun 2012 diasumsikan berada pada kisaran rata-rata 7,5 persen untuk SBN jangka panjang, dan rata-r ata 6,0 persen untuk SBN jangka pendek. Asumsi tersebut mengacu pada pergerakan yield pada akhir tahun 2010 sampai dengan paruh pertama tahun 2011 yang berfluktuasi pada kisaran 16,0 persen pada bulan Oktober 2010, kemudian naik menjadi 23,9 persen pada bulan Desember 2010, dan 23,4 persen pada bulan M aret 2011. Untuk tingkat bunga SPN 3 bulan, dan nilai tukar mata uang rupiah ter hadap dolar Amerika Ser ikat mengacu pada asumsi yang ditetapkan dalam APBN, yaitu masing-masing sebesar 6,0 persen dan Rp8.800 per USD. Berdasarkan hal tersebut, pembayaran bunga utang dalam APBN tahun 2012 direncanakan sebesar Rp122.217,6 miliar, terdiri dari bunga utang dalam negeri sebesar Rp88.503,3 miliar, dan bunga utang luar negeri sebesar Rp33.714,3 miliar. Kondisi per ekonomian nasional yang cukup kondusif sepanjang tahun 2011 diper kirakan berdampak positif terhadap pembayaran bunga utang pada tahun 2012. Sentimen positif dari kondisi perekonomian nasional tersebut semakin mendorong masuknya investor asing dal am pasar sur at ut ang Pem er i nt ah dan m em bant u m enur unkan yi el d sur at ut ang Pemerintah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka tingkat bunga SPN 3 bulan dipr oyeksikan dapat lebih rendah dibandingkan asumsi awal.

Berdasarkan berbagai perkembangan ter sebut, pembayaran bunga utang dalam RAPBN-P tahun 2012, diperkirakan menurun sebesar Rp4.432,2 miliar (3,4 persen dari pagu alokasi dalam APBN tahun 2012), sehingga menjadi sebesar Rp 117.785,4 miliar. Jumlah ini ter diri dar i bunga utang dalam neger i sebesar Rp84.749,3 miliar , dan bunga utang luar neger i sebesar Rp33.036,1 miliar. Penurunan per kiraan pembayaran bunga utang tersebut terutama disebabkan oleh lebih rendahnya pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp3.754,0 m il i ar , dan pem bayar an bunga ut ang l uar neger i sebesar Rp678,2 m i li ar . Penur unan pembayaran bunga utang dalam negeri tersebut disebabkan oleh efisiensi dalam pengelolaan utang, pasar SBN dalam negeri yang semakin likuid, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tinggi, dan didukung oleh per baikan kondisi pasar keuangan global, sehingga berdampak

Bab I V Per ubahan Bel anja Negar a

I V-7 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

pada turunnya imbal hasil penerbitan SBN. Selain itu, penurunan pembayaran bunga utang dalam neger i juga disebabkan oleh penur unan asumsi tingkat bunga SPN 3 bulan dari 6,0 persen pada APBN 2012 menjadi 5,0 persen. Faktor lain yang mendukung efisiensi ini adalah pemilihan tenor penerbitan, dan pemilihan instrumen yang tepat, sehingga dapat mengur angi realisasi diskon yang har us dibayarkan pemerintah. Sementara itu, penurunan pembayaran bunga utang luar neger i dipengar uhi oleh efisiensi dalam pengelolaan utang dalam mata uang asing, baik untuk pinjaman luar neger i maupun SBN valas. Pemilihan waktu yang tepat untuk menerbitkan SBN valas, serta rencana penyesuaian target penerbitan SBN valas juga menjadi faktor yang menentukan besar nya jumlah bunga utang ter sebut. Dar i sisi pinjaman luar neger i, realisasi penar ikan pinjaman proyek yang relatif r endah pada 2011 ber dampak pada turunnya pr oyeksi pembayaran bunga utang di tahun 2012.

Selanjutnya anggar an belan ja subsidi dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkir akan akan

mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga mencapai Rp273.155,6 miliar. Jumlah i t u ber ar t i m en gal am i k enai kan sebesar Rp64.30 5,4 m i l i ar , at au 30 ,8 per sen bi l a dibandingkan dengan alokasinya yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar Rp208.850,2 miliar. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) penyesuaian subsidi BBM , dan LPG Tabung 3 kg serta subsidi listr ik akibat dampak perubahan harga minyak mentah I ndonesia (I CP) yang dipr oyeksikan r ata-r ata USD105/ bar el pada RAPBN-P 2012, atau USD15/ barel lebih tinggi bila dibandingkan dengan asumsi harga minyak mentah I ndonesia yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan APBN tahun 2012 sebesar USD90/ barel; (2)

perubahan bauran ener gi (fuel mix) sebagai salah satu parameter penting dalam perhitungan

subsidi listrik juga menjadi salah satu penyebab kenaikan anggar an belanja subsidi listrik; dan (3) penambahan dur asi penyalur an r askin dar i 12 bulan, menjadi 14 bulan. Rincian

perubahan beban subsidi dalam tahun 2012 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel I V.3.

Subsi di BBM dan L PG Tabung 3 kg dal am RAPBN - P 20 12 di per k i r ak an m en capai Rp137.379,8 miliar, yang berarti Rp13.780,2 miliar atau 11,1 persen lebih tinggi dibandingkan

I . ENERGI 16 8 .559 ,9 230 .4 32,5 136 ,7 1. Subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg *) 123.599,7 137.379,8 111,1 2. Subsidi Listrik 44.960,2 93.052,7 207,0 I I . NON ENERGI 4 0 .290 ,3 42.723,1 10 6 ,0 1. Subsidi Pangan 15.607,1 20.926,3 134,1 2. Subsidi Pupuk 16.944,0 13.958,6 82,4 3. Subsidi Benih 279,9 129,5 46,3 4. Subsidi/ Public Service Obligation 2.025,0 2.151,4 106,2 5. Subsidi Bunga Kredit Program 1.234,4 1.293,9 104,8

4.200,0

4.263,4 101,5 JUM LAH 20 8 .8 50 ,2 273.155,6 130 ,8 *) termasuk subsidi LGV

Sumber: Kementerian Keuangan

6. Subsidi Pajak

TABEL I V .3 SU BSI D I , 20 12 ( m iliar r upiah)

URAI AN APBN RAPBN -P %

Bab I V

I V-8 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

Per ubahan Belanja Negar a

dengan pagunya dalam APBN 20 12 sebesar Rp123.599,7 mi li ar . Peningkat an ter sebut di sebabk an ol eh adanya ( 1) k enai k an har ga m i n yak m en t ah I ndon esi a (I CP) yan g diperkirakan mencapai rata-rata USD105/ bar el dari pagu APBN sebesar USD90/ barel; dan

(2) tambahan jenis subsidi Liquefi ed Gas for Vehi cle (LGV) sebesar Rp54,0 miliar yang

mer upakan bagian dar i subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg dalam r angka m endukung program diversifikasi BBM ke bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi umum.

Pemer int ah telah dan akan melakukan langkah-langkah kebijakan penghemat an beban subsidi BBM , antara lain berupa: (1) penyesuaian harga BBM bersubsidi khususnya jenis premium dan minyak solar untuk 2012 dar i semula Rp4.500,- per liter menjadi Rp6.000,-per liter atau mengalami kenaikan sebesar Rp1.500 Rp6.000,-per liter, kebijakan ini akan diberlakukan mulai bulan Apr il 2012 dengan volume konsumsi BBM sampai dengan akhir tahun 2012 diper kir akan sebesar 40 juta kiloliter ; 2) pengendalian konsumsi BBM ber subsidi secar a ber tahap melalui (a) optimalisasi pr ogr am konversi minyak tanah ke LPG Tabung 3 Kg; (b) konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG); (c) peningkatan pemanfaatan energi alternatif seperti bahan bakar nabati (BBN) dan bahan bakar gas (BBG); (d) pengatur an konsumsi BBM ber subsi di ; dan (e) penyem pur naan r egul asi k ebi j akan subsi di BBM dan L PG

Tabung 3 Kg.

Sementar a itu, beban subsidi listrik dalam RAPBN-P tahun 2012 diper kir akan mencapai Rp93.052,7 miliar, yang ber ar ti mengalami peningkatan sebesar Rp48.092,5 miliar atau 107,0 persen bila dibandingkan dengan pagu alokasi anggar an subsidi listrik yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar Rp44.960,2 miliar . Peningkatan anggaran subsidi listrik dibanding dengan pagunya dalam APBN 2012 tersebut selain disebabkan oleh risiko perubahan berbagai

par ameter subsidi listrik seper ti penyesuaian commer ci al oper ati on date (COD) PLTU,

keterlambatan pengoperasian Floating Stor age Regasification Unit (FSRU), dan kenaikan

harga batu bara, juga disebabkan oleh adanya car r y over/ kekurangan pembayaran subsidi

listrik tahun 2010 sebesar Rp4.506,8 miliar.

Untuk mengendalikan anggar an subsidi listrik, Pemerintah bersama PT PLN (Persero) secara ber tahap ter us mel akukan langkah-l angkah dan upaya unt uk menur unkan BPP tenaga

listr ik, antar a lain: (1) pr ogr am penghem atan pemakaian l istr ik (demand si de) melalui

penur unan susut jar ingan (losses); (2) pr ogr am diversifikasi ener gi primer di pembangkit

tenaga listr ik (supply si de), dengan optimalisasi penggunaan gas, per ubahan H igh Speed

Diesel (HSD) dan M ar ine Fuel Oil (M FO), peningkatan penggunaan batubara, pemanfaatan bi ofuel, dan panas bumi; dan (3) penyesuaian tar if tenaga listr ik (TTL) bertahap sebesar 3 persen per triwulan mulai triwulan I I tahun 2012.

Selanjutnya, alokasi anggar an subsidi pangan dalam RAPBN-P tahun 2012 diper kir akan mencapai Rp20.926,3 miliar , yang berarti naik Rp5.319,2 miliar, atau 34,1 persen dari pagu al okasi anggar an subsi di pangan yang di t et apkan dal am APBN t ahun 20 12 sebesar Rp15.607,1 miliar . Lebih tingginya per kir aan subsidi pangan bila dibandingkan dengan pagunya dalam APBN 2012 ter sebut, berkaitan dengan tambahan durasi pemberian raskin

dari semula 12 bulan, menjadi 14 bulan. Penambahan dur asi r askin tersebut merupakan

salah satu bentuk kompensasi pengurangan subsidi BBM tahun 2012 untuk masyar akat miskin, masyarakat hampir miskin, dan rentan ser ta sebagai bagian dar i program ketahanan pangan (stabilisasi harga beras). Selain itu, tambahan subsidi pangan juga disebabkan oleh

Bab I V Per ubahan Bel anja Negar a

I V-9 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

kenaikan har ga pokok beras Perum Bulog dar i semula Rp6.558,00/ kg menjadi Rp7.500,00/ kg. Perubahan tersebut ber kaitan dengan diterbitkannya I nstruksi Presiden (I npres) Nomor 3 Tahun 20 12 t ent ang Kebi jakan Pengadaan Gabah/ Ber as dan Penyalur an Ber as ol eh Pemer int ah, pada tanggal 27 Febr uar i 2012. Dal am I npr es ter sebut , H ar ga Pembeli an Pemerintah (H PP) ber as untuk petani mengalami kenaikan dar i semula Rp5.060,00/ kg menjadi Rp6.600,00/ kg.

Alokasi anggaran subsidi pupuk dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp13.958,6 miliar, yang ber arti tur un Rp2.985,4 miliar, atau 17,6 per sen dar i pagu anggar an subsidi pupuk yang ditetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp16.944,0 miliar. Lebih rendahnya perkiraan beban anggaran subsidi pupuk dari pagunya dalam APBN tahun 2012 tersebut, terutama perubahan volume penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun 2012 setelah dilakukan penyesuaian berkaitan dengan rendahnya r ealisasi penyaluran pupuk ber subsidi tahun-tahun sebelumnya.

Alokasi anggaran subsidi benih dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp129,5 miliar, yang berar ti turun Rp150,4 miliar, atau 53,7 persen dari pagu anggaran subsidi benih yang ditetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp279,9 miliar. Lebih r endahnya perkiraan beban anggar an subsidi benih dari pagunya dalam APBN tahun 2012 tersebut, terutama di sebabkan ol eh adanya pengur angan beber apa j enis kom oditas benih yang disubsidi, berkaitan dengan rendahnya realisasi penyaluran volume subsidi benih pada tahun-tahun sebelumnya.

Alokasi anggaran subsidi/ PSO dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp2.151,4 miliar, yang berarti meningkat Rp126,4 miliar, atau 6,2 persen dari pagu anggaran subsidi/ PSO yang ditetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp2.025,0 miliar . M eningkatnya perkir aan beban anggar an subsidi/ PSO dar i pagunya dalam APBN tahun 2012 ter sebut, disebabkan oleh peningkatan alokasi anggaran subsidi/ PSO PT Pelni untuk mengantisipasi adanya kenaikan biaya dalam perhitungan PSO sebagai dampak dari per ubahan kebijakan subsidi BBM dengan implikasi pada penyesuaian harga BBM .

Sementara itu, alokasi anggaran subsidi bunga kredit program dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkir akan mencapai Rp1.293,9 miliar, yang berar ti mengalami kenaikan Rp59,5 miliar atau 4,8 persen bila dibandingkan dengan pagu alokasi anggaran subsidi bunga kredit program yang di tet apkan dal am APBN 2012 sebesar Rp1.234,4 m il iar . Lebi h t ingginya al okasi anggaran subsidi bunga kr edit pr ogram dalam RAPBN-P tahun 2012 tersebut karena adanya tambahan jenis subsidi bunga kredit program yang baru, yaitu subsidi bunga kredit untuk sarana dan pr asarana BBM non subsidi. Pemberian subsidi bunga kr edit tersebut dalam r angka mendukung kebijakan diversifikasi BBM ke bahan bakar gas untuk tr anspor tasi um um .

Terkait dengan subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP), alokasi anggaran subsidi pajak DTP dalam RAPBN-P tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp4.263,4 miliar, yang berarti naik Rp63,4 miliar, atau 1,5 persen dar i pagu anggaran subsidi pajak DTP yang ditetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp4.200 miliar. Lebih tingginya perkir aan beban anggaran subsidi pajak DTP dari pagunya dalam APBN tahun 2012 tersebut, disebabkan oleh meningkatnya PPh atas bunga imbal hasil atas SBN internasional.

Bab I V

I V-10 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

Per ubahan Belanja Negar a

Dalam RAPBN-P tahun 2012, alokasi anggar an belanja hibah diperkirakan mengalami

penurunan sebesar Rp5,8 miliar dari pagu yang dianggar kan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp1.796,7 miliar menjadi sebesar Rp1.790,9 miliar. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penundaan pelaksanaan kegiatan kar ena belum selesainya dokumen perjanjian

yait u Si meul eu Physi cal I nfr ast r uct ur e Pr oject – Phase 2 sebesar Rp81,2 m i li ar dan

Development of Seulaw ah Agam Geother mal in NAD Pr ovi nce sebesar Rp23,2 miliar. Di sisi lain terdapat dana luncuran dari tahun 2011 karena tidak terser apnya keseluruhan anggaran

yaitu Water and Sanitation Pr ogr am - Subpr ogr am – D(WASAP-D) sebesar Rp11,7 miliar

dan I nfr astr uctur e Enhancement Gr ant (I EG) sebesar Rp6,4 miliar. Adapun rincian belanja

hibah dalam RAPBN-P tahun 2012 adalah sebagai berikut: (1) M ass Rapid Tr ansit (M RT)

pr oject sebesar Rp1.570,6 miliar ; (2) Pr ogr am Local Basi c Education Capaci ty (L-BEC)

sebesar Rp54,5 miliar ; (3) Water and sani tati on Pr ogr am-Subpr ogr am D (WASAP-D)

sebesar Rp11,7 miliar; (4) I nfr astr uctur e Enhancement Gr ant (I EG) sebesar Rp6,4 miliar;

dan (5) Water Resour ces and I r r igation System M anagement Pr oject-APL 2 (WI SM P-2)

sebesar Rp147,8 miliar.

Sem ent ar a i t u, an ggar an bel an j a b an t u an sosi al dal am RAPBN-P t ahun 20 12

direncanakan sebesar Rp55.377,5 miliar. Jumlah ini berarti meningkat sebesar Rp7.613,7 miliar atau 15,9 persen dari pagunya dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp47.763,8 miliar. Kenaikan pagu anggar an bel anja bantuan sosi al dalam RAPBN-P tahun 2012 ter sebut, t er ut am a unt uk m el aksanakan pr ogr am -pr ogr am dal am r angka m engur angi beban masyarakat terkait dengan adanya kebijakan pengendalian subsidi BBM melalui penyesuaian harga BBM bersubsidi. Program tersebut antara lain program kompensasi kenaikan biaya t i dak l an gsun g an gk ut an um um dan pr ogr am subsi di si swa m i sk i n ( SSM ) yan g diperuntukkan bagi perluasan cakupan SSM untuk mempertahankan agar siswa tidak putus sekolah dan mengur angi beban biaya pendidikan yang harus ditanggung orang tua siswa. Di samping itu, kenaikan anggar an belanja bantuan sosial dalam RAPBN-P tahun 2012 juga terkait dengan adanya realokasi pr ogram pengawasan penyelenggar aan pemilu sebesar Rp1,6 miliar dari belanja lain-lain ke dalam belanja bantuan sosial. Alokasi anggaran belanja bantuan sosial dalam RAPBN-P tahun 2012 tersebut, ter diri atas: (1) alokasi anggaran melalui K/ L sebesar Rp51.377,5 miliar , dan (2) alokasi dana cadangan penanggulangan bencana alam melalui BA BUN sebesar Rp4.000,0 miliar.

Anggar an belan ja lain-lain dalam RAPBN-P tahun 2012 direncanakan sebesar Rp42.535,0

miliar . Jumlah alokasi ini ber ar ti meningkat sebesar Rp14.005,3 miliar , atau 49,1 persen j ika di bandi ngkan dengan pagunya yang di tetapkan dalam APBN tahun 2012 sebesar Rp28.529,7 miliar. Per ubahan alokasi anggaran belanja lain-lain dalam RAPBN-P tahun 2012 ter sebut disebabkan antara lain oleh: (1) realokasi anggar an beberapa lembaga dari bagian anggaran (BA) 999.08 ke BA K/ L, seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebesar Rp75,0 miliar, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik I ndonesia (LPP TVRI ) sebesar Rp845,6 miliar, dan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik I ndonesia (LPP RRI ) sebesar Rp813,3 miliar; (2) dihapuskannya alokasi cadangan r isiko fiskal lainnya (risiko kenaikan TTL) sebesar Rp9.790,8 miliar kar ena tidak diperlukan lagi mengingat TTL akan dinaikkan pada tahun 2012; (3) naiknya cadangan stabilisasi harga pangan menjadi sebesar Rp3.000,0

miliar untuk memper kuat ketahanan pangan dan mengantisipasi shor tage supply komoditas

pangan; (4) turunnya cadangan risiko perubahan asumsi makro menjadi sebesar Rp1.400,0 miliar; (5) dialokasikannya anggaran untuk kompensasi akibat kebijakan penyesuaian harga

Bab I V Per ubahan Bel anja Negar a

I V-11 Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012

bahan bakar m i nyak ( BBM ) dan t ar i f t enaga l i st r i k (TTL ), yai t u Bant uan L angsung Sementara M asyarakat (BLSM ) sebesar Rp25.565,1 miliar; dan (6) dialokasikannya anggaran

untuk penyiapan infr astr uktur LGV dan Compr essed Natur al Gas (CNG) dalam rangka

konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi umum sebesar Rp2.108,7 miliar. 4.2.2 Per ubahan An ggar an Pendidikan

Sejalan dengan lebih tingginya volume anggar an belanja negar a dalam RAPBN-P tahun 2012 dibandingkan dengan pagu APBN-nya, maka ter hadap alokasi anggaran pendidikan per lu dilakukan penyesuaian agar tetap memenuhi amanat UUD 1945 Amandemen ke 4 Pasal 31 ayat (4) yang mengamanatkan agar “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan