• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pem biayaan Pinjam an Luar N eger i (N eto)

Dalam APBN 2012, pembiayaan dari pinjaman luar negeri (neto) ditetapkan sebesar negatif Rp1.892,3 miliar. Asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amer ika Ser ikat yang digunakan adalah sebesar Rp8.800,0 per dolar Amerika Serikat. Rencana target indikatif pembiayaan yang bersumber dar i pinjaman luar neger i (neto) dalam APBN 2012 tersebut terdiri atas:

1. Penarikan pinjaman luar negeri (bruto) Rp54.282,4 miliar, yang terdiri dar i penar ikan

pinjaman pr ogram Rp15.257,1 miliar dan pinjaman proyek Rp39.025,3 miliar;

2. Penerusan pinjaman luar negeri Rp8.914,6 miliar; dan

3. Pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri jatuh tempo Rp47.260,1 miliar.

Rencana pembiayaan melalui pinjaman luar negeri (neto) ter sebut dihitung ber dasar kan

posisi outstandi ng pinjam an luar neger i pada per tengahan t ahun 2011 dan t ambahan

penarikan sampai dengan akhir tahun 2011. Rencana penarikan pinjaman program dapat

dipenuhi dar i Wor ld Bank, Asi an Development Bank (ADB), dan Japan I nter nati onal

Cooper ation Agency (JI CA). Sedangkan rencana penarikan pinjaman proyek diperkirakan

dapat dipenuhi dari pinjaman yang sedang berjalan (on going) dan pinjaman bar u yang

akan ditandatangani dan diperkirakan dapat ditarik sebagian pada tahun 2012.

Dalam RAPBN-P 2012, pembiayaan dari pinjaman luar neger i (neto) diperkirakan sebesar negatif Rp4.425,7 miliar atau naik Rp2.533,4 miliar (133,9 persen) jika dibandingkan dengan target semula yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar negatif Rp1.892,3 miliar. Kenaikan target pembiayaan luar negeri (neto) ini terutama dikarenakan oleh kenaikan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

Penarikan pinjaman program dalam RAPBN-P 2012 diperkirakan sebesar Rp15.603,9 atau naik Rp346,8 miliar (2,3 persen) jika dibandingkan dengan rencana penarikan dalam APBN 2012 sebesar Rp15.257,1 miliar. Kenaikan ini karena pengaruh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amer ika Serikat.

Sementar a itu, penarikan pinjaman pr oyek dalam RAPBN-P 2012 diper kir akan sebesar Rp38.127,1 miliar . Hal ini berarti turun 2,3 persen atau Rp898,2 miliar jika dibandingkan dengan rancana yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar Rp39.025,3 miliar . Penurunan

ini dikarenakan adanya penurunan pagu pinjaman pr oyek (dr op loan) yang dilaksanakan

oleh Pemer intah Pusat maupun pinjaman pr oyek yang diteruspinjamkan kepada Pemda dan/ atau BUM N.

Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab V

Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012 V-14

Un t uk pi n j am an pr oyek yang di l aksanakan l angsung ol eh Pem er i nt ah pusat dal am RAPBN-P 2012 diperkirakan sebesar Rp29.695,3 miliar atau turun Rp415,4 miliar (1,4 persen) dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan dalam APBN 2012 sebesar Rp30.110,7 miliar. Penur unan i ni di akibat kan adanya penur unan pagu pi nj am an pr oyek ol eh beber apa kementerian negara/ lembaga seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Badan SAR Nasional (Basarnas) serta penurunan pagu pinjaman proyek yang diterushibahkan untuk

kegiatan Simeuleu Physical I nfr astr uctur e Pr oject-PhaseI I.

Sem ent ar a it u, unt uk penar i kan pi nj aman pr oyek yang dit er uspi njamkan (pener usan

pinjaman/subsidiar y loan agr eement/ SLA) diperkirakan mengalami perubahan alokasi dari

sebesar Rp8.914,6 miliar dalam APBN 2012 menjadi sebesar Rp8.431,8 miliar. Perubahan tersebut disebabkan di satu sisi terdapat pengurangan alokasi penerusan pinjaman dan di sisi lain terdapat penambahan pagu penerusan pinjaman akibat diterbitkannya DI PA Lanjutan Penerusan Pinjaman Tahun Anggaran 2012, sebesar Rp3.319,0 miliar, yang merupakan sisa anggar an penerusan pinjaman yang tidak ter serap pada tahun 2011. Per ubahan tersebut termasuk pengurangan alokasi penerusan pinjaman untuk PT Pertamina dari semula Rp898,4 miliar menjadi Rp66,0 miliar dan penambahan alokasi penerusan pinjaman untuk PT Sarana M ulti I nfrastruktur dari semula Rp880,0 miliar menjadi Rp1.000,0 miliar (bersumber dari APBN 2012 sebesar Rp500,0 miliar dan DI PA Lanjutan TA 2012 sebesar Rp500,0 miliar). Rincian per ubahan pener usan pinjaman dalam APBN dan RAPBN-P 2012 dapat dilihat

pada Tabel V.3.

Per ubahan penar ikan pinjaman luar negeri dalam APBN 2012 dan RAPBN-P 2012 dapat

dilihat pada Gr afik V.6.

Sementara itu, pembayaran cicilan pokok pinjaman luar neger i yang jatuh tempo dalam RAPBN-P 2012 diperkirakan Rp49.724,9 miliar atau naik Rp2.464,8 miliar (5,2 persen) jika dibandi ngkan dengan yang di t et apkan dal am APBN 2012 sebesar Rp47.260,1 mi l i ar .

APBN RAPBN -P Per ubah an

1. PT Per usahaan Li st r i k Negar a 6.771,7 6.771,7 -2. PT Per usahaan Gas Negar a - 56,9 56,9 3. PT Sar ana M ult i I nfr ast r ukt ur 880 ,0 1.0 0 0 ,0 120 ,0 4. PT Per t ami na (Per ser o) 898,4 66,0 (832,5) 5. PT Pelabuhan I ndonesi a I I 160 ,6 160 ,6 -6. PT Penj ami nan I nfr ast r ukt ur I ndonesi a 39,6 39,6 -7. Pemprov DKI Jakar t a 124,7 124,7 -8. Pemkot Bogor 30 ,8 59,6 28,8 9. Pemkot Palopo - 4,8 4,8 10 . Pemkot Sawah Lunt o - 17,5 17,5 11. Pemkot Banda Aceh - 35,9 35,9 12. Pemkab M or owali - 19,1 19,1 13. Pemkab M uar a Eni m 6,8 57,3 50 ,5 14. Pemkab Kapuas 1,9 18,2 16,3

8 .9 14 ,6

8 .43 1,8 ( 4 8 2 ,8 )

Sumber : Kement er ian Keuangan

T ot al

T ABE L V .3

RI N CI AN PE N ERU SAN PI N JAM AN T AH U N AN GGARAN 2 0 12 ( m i l i ar r u pi ah)

Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab V

Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012 V-15

Ken ai k an k ewaj i ban

pem bayar an ci ci l an pok ok ut an g l uar n eger i t er sebut t er ut am a di sebabk an ol eh depr esi asi ni l ai tukar r upi ah terhadap dolar Amer ika Ser ikat dari Rp8.800 per dolar Amerika Ser ikat menjadi Rp9.000 per dolar Amer ika Ser ikat. Selain i t u, per k i r aan pem bayar an cicilan pokok utang luar negeri tahun 2012 tersebut juga telah m em er hi t un gk an pr oyek si

t er k i ni at as k ewaj i ban

pembayar an ut ang yang akan

jatuh tempo sampai dengan akhir tahun 2012.

Adapun st r at egi oper asi onal pengadaan dan pengel ol aan pi nj am an l uar neger i yang dilakukan pada tahun 2012 antara lain: (1) memanfaatkan pinjaman pr ogram dan pinjaman

komersial secara lebih efektif; (2) mencari pinjaman dengan ter ms and conditi ons yang

favor able ser ta tidak diikuti dengan persyaratan politik yang mengikat; (3) mencari pinjaman

dalam m ata uang har d cur r ency yang m em ili ki volatil it as r endah; (4) mengupayakan

pencar ian pinjaman dengan gr ace per i od panjang guna meminimalkan biaya pinjaman;

dan (5) mendor ong per encanaan pinjaman yang lebih kompr ehensif untuk mendukung daya serap pinjaman.

Dal am r an gk a m en un j an g st r at egi oper asi onal t er sebut dan un t uk m en yesuai k an perkembangan pengelolaan pinjaman luar negeri, Pemerintah telah menetapkan PP Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan H ibah tanggal 12 Februari 2011 sebagai pengganti PP Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Car a Pengadaan Pinjaman dan/ atau Pener imaan Hibah Luar Negeri serta Pener usan Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri. Dalam PP Nomor 10 Tahun 2011, telah diakomodasi konsep pengendalian pinjaman yang diwujudkan dengan penyusunan Batas M aksimal Pinjaman (BM P) dalam rangka pengelolaan portofolio utang secar a optimal dan penyusunan Rencana Pemanfaatan Pinjaman Luar Negeri dalam rangka pemenuhan kebutuhan riil pembiayaan. Saat ini BM P yang akan digunakan sebagai batas maksimal r encana penar ikan pinjaman luar neger i tahun 2013– 2015 telah ditetapkan oleh M enter i Keuangan dan disampaikan kepada Bappenas. Selain itu, dengan ditetapkannya atur an oper asional mengenai pengadaan pinjaman komersial dari kreditur swasta asing (KSA) dan Lembaga Penjamin Kr edit Ekspor (LPKE), M enteri Keuangan telah melakukan penetapan sumber pembiayaan sebagai dasar pengadaan al utsist a TNI dan alm atsus Pol r i. Untuk sum ber pembi ayaan melalui KSA, pengadaan barang/ jasa dilakukan secara ter pisah dengan pengadaan pinjaman. Pengadaan pi nj am an di lakukan ol eh Kement er i an Keuangan, sedangkan pengadaan bar ang/ jasa dilakukan oleh K/ L pelaksana kegiatan yang kedua pr oses tersebut dilaksanakan secar a par ar el. Sedangkan unt uk sum ber pembiayaan m el al ui L PKE, pengadaan bar ang/ jasa dilakukan satu paket dengan pengadaan pinjaman.

0 5.0 0 0 10 .0 0 0 15.0 0 0 20 .0 0 0 25.0 0 0 30 .0 0 0 35.0 0 0

Pinjaman Program Pinjaman Proyek

Pemer intah Pusat

Pener usan Pi nj aman (SLA)

GR AFI K V.6

PI NJAM AN LU AR N E GE RI 2 0 12

APBN 2 0 12 RAPBN -P 2 0 12 Sum ber : Kement er ian Keuangan

Per ubahan Defisit dan Pembiayaan Anggar an Bab V

Nota Keuangan dan RAPBN-P 2012 V-16