• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah”

2 Korintus

Tujuan Mendorong anggota kelas untuk menjadi murid Yesus Kristus yang sejati dengan menerapkan nasihat Paulus dalam 2 Korintus.

Persiapan 1. Baca, renungkan, dan berdoalah mengenai tulisan suci berikut:

a. 2 Korintus 1:3–11; 4; 6:1–10; 11:21–33; 12:1–10. Paulus mengajarkan tentang mengatasi kesengsaraan.

b. 2 Korintus 2:5–11. Paulus memperingatkan para orang Suci untuk saling mengampuni.

c. 2 Korintus 7:8–10. Paulus mengajarkan tentang perasaan dukacita menurut kehendak Allah karena dosa.

d. 2 Korintus 5:17–21. Paulus mendesak para orang Suci untuk didamaikan dengan Allah.

2. Bila Penyajian Video Perjanjian Baru (53914) tersedia, tayangkanlah “Dukacita Menurut Kehendak Allah,” sebuah segmen 11 menit, dalam pelajaran. 3. Bila Anda menggunakan kegiatan penarik perhatian, bawalah sedikit pasir ke

kelas.

4. Saran untuk mengajar: Sisakan waktu pada akhir pelajaran untuk merangkum apa yang telah Anda ajarkan. Sebuah rangkuman yang direncanakan dengan baik dapat membantu anggota kelas mengatur dan memperjelas apa yang telah mereka pelajari dan mempertimbangkan bagaimana menerapkannya dalam hidup mereka (lihat Mengajar, Tiada Pemanggilan yang Lebih Mulia [36123 299], halaman 94–95). Pengembangan Pelajaran yang Disarankan Kegiatan Penarik Perhatian

Sebagaimana dianggap patut, gunakan kegiatan berikut atau satu kegiatan Anda sendiri untuk memulai pelajaran.

Perlihatkan kepada anggota kelas pasir yang telah Anda bawa ke kelas. • Bila seseorang yang Anda percayai memberikan pasir kepada Anda dengan

janji bahwa di dalamnya terkandung emas, apa yang akan Anda lakukan? Perkenankan anggota kelas untuk menanggapi pertanyaan itu. Kemudian baca-kan pernyataan berikut dari Penatua Henry B. Eyring mengenai menerima nasihat dari para nabi:

“Janganlah membuang nasihat itu, tetapi peganglah erat-erat. Bila seseorang yang Anda percayai memberikan kepada Anda apa yang tampaknya tidak lebih dari pasir dengan janji bahwa itu mengandung emas, Anda akan bijak untuk meme-gangnya di tangan Anda sejenak, menggoyang-goyangkannya dengan lembut.

Setiap kali saya telah melakukan hal itu dengan nasihat dari seorang nabi, setelah beberapa waktu, serpihan emas mulai tampak dan saya telah merasa bersyukur” (dalam Conference Report, April 1997, 35; atau Ensign, Mei 1997, 26).

• Apa makna dari pernyataan Penatua Eyring?

Jelaskan bahwa Kitab 2 Korintus mengandung nasihat nubuat yang berlaku pada zaman kita. Ajaran-ajaran Paulus dalam surat ini serupa dengan ajaran-ajaran yang sering kita dengar dalam konferensi umum. Penatua Eyring menga-mati, “Ketika perkataan para nabi tampaknya mengulang-ulang, itu hendaknya memusatkan perhatian kita [padanya]” (dalam Conference Report, April 1997, 32; atau Ensign, Mei 1997, 25). Doronglah anggota kelas untuk menerima nasi-hat dalam pelajaran ini dan “memegangnya erat-erat.”

Pembahasan dan Penerapan Tulisan Suci

Pelajaran ini terbagi dalam empat bagian yang berfokus pada topik-topik pen-ting dalam 2 Korintus. Dengan penuh doa pilihlah yang mana di antara topik-topik ini yang akan dibahas bersama anggota kelas.

1. Mengatasi kesengsaraan.

Baca dan bahaslah 2 Korintus 1:3–11; 4; 6:1–10; 11:21–33; 12:1–10. Mintalah anggota kelas untuk membaca dengan keras ayat-ayat yang dipilih.

Surat Paulus kepada orang-orang Korintus ditulis sesudah suatu masa pengania-yaan yang hebat ketika Paulus dan Timotius “telah putus asa juga akan hidup” (2 Korintus 1:8). Mengapa Paulus dan Timotius mampu menghindari keputusa-saan meskipun sedih, bingung, dianiaya, dan dihempaskan? (lihat 2 Korintus 1:3–5; 4:5–15). Mengapa Bapa Surgawi dan Yesus Kristus adalah sumber terbaik kita bagi penghiburan?

Penatua Neal A. Maxwell meyakinkan kita bahwa Yesus Kristus akan mem-bantu kita mengatasi penderitaan kita:

“Ketika kita mengambil kuk Yesus ke atas diri kita, ini pada akhirnya menyertakan kita pada apa yang disebut Paulus ‘persekutuan pada penderi-taan [Kristus]’ (Filipi 3:10). Baik penyakit atau kesepian, ketidakadilan atau penolakan, … penderitaan kita yang relatif berskala kecil, bila kita lembut hati, akan terbenam ke dalam batin yang terdalam. Kita kemudian akan menghargai dengan lebih baik bukan saja penderitaan Yesus bagi kita, teta-pi juga karakternya yang tak tertandingi, yang menggerakkan kita menuju pemujaan yang lebih besar dan bahkan peneladanan.

Alma mengungkapkan bahwa Yesus mengetahui cara menolong kita di tengah kesedihan dan penyakit kita secara tepat karena Yesus telah menang-gung kesedihan dan penyakit kita (lihat Alma 7:11–12). Dia mengetahui semua itu dari pengalaman pribadi; karenanya rasa simpati-Nya berasal dari apa yang dialami-Nya. Tentu saja, kita tidak sepenuhnya memahami hal ini lebih daripada yang kita mampu memahami bagaimana Dia menanggung semua dosa makhluk fana, tetapi Kurban Tebusan-Nya tetaplah merupakan kenyataan yang menyelamatkan dan meyakinkan” (dalam Conference Report, April 1997, 13; atau Ensign, Mei 1997, 12).

• Bagaimana Bapa Surgawi dan Yesus Kristus telah membantu Anda dalam kesengsaraan?

• Paulus menyatakan suatu hasrat untuk membantu orang lain menerima penghi-buran yang sama dengan yang telah diterimanya dari Allah (2 Korintus 1:4). Bagaimana kita dapat membantu orang lain menerima penghiburan dari Allah? • Paulus berterima kasih kepada para Orang Suci yang telah berdoa bagi dirinya

dan Timotius pada masa-masa sengsara mereka (2 Korintus 1:11). Mengapa penting bagi kita untuk saling mendoakan? Bagaimana doa-doa orang lain telah memberkati Anda atau seseorang yang Anda kenal? Bagaimana kita diberkati ketika kita berdoa bagi orang lain?

• Bagaimana ajaran-ajaran dalam 2 Korintus 4:17–18 membantu kita dalam kesengsaraan? (lihat juga A&P 121:7–8). Mengapa memandang ujian-ujian kita dari sudut pandang kekekalan sangatlah membantu? Bagaimana kita dapat belajar untuk memandang ujian-ujian kita dari ssudut pandang kekekalan? • Paulus memberitahu orang-orang Korintus tentang kemampuan bertahan dari

ujian-ujian yang dialaminya dan dialamai oleh banyak Orang Suci lainnya karena kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus (2 Korintus 6:4–5; 11:23–33). Sifat apa yang Paulus ajarkan yang hendaknya kita kembangkan untuk mem-bantu kita mengatasi ujian? (lihat 2 Korintus 6:4, 6–7). Bagaimana satu atau lebih dari sifat-sifat ini membantu Anda dalam suatu masa pencobaan? • Paulus berkata bahwa Tuhan memberinya suatu kelemahan—sebuah “duri di

dalam daging” (2 Korintus 12:7). Mengapa Tuhan memberi Paulus kelemahan ini? (lihat 2 Korintus 12:7). Apa yang Paulus pelajari ketika Tuhan tidak mengambil “duri di dalam daging[nya]” seperti yang dimintanya? (lihat 2 Korintus 12:8–10). Bagaimana kelemahan kita dapat membantu kita mene-rima kekuatan dari Yesus Kristus? (lihat Eter 12:27). Bagaimana Anda telah melihat kebenaran dari pernyataan Paulus bahwa “jika aku lemah, maka aku kuat”?

2. Saling mengampuni.

Baca dan bahaslah 2 Korintus 2:5–11.

• Paulus memperingatkan para Orang Suci untuk saling mengampuni (2 Korintus 2:5–8). Mengapa penting bagi kita untuk mengampuni orang lain? (lihat Matius 6:14–15; 2 Korintus 2:7–8; A&P 64:9–10. Bahaslah bagai-mana kita—dan orang lain—merasakan dampaknya ketika kita mau meng-ampuni dan ketika kita tidak mau mengmeng-ampuni).

Presiden Gordon B. Hinckley berkata:

“Kita melihat kebutuhan akan [pengampunan] di rumah orang-orang, di mana gundukan kecil kesalahpahaman dibesar-besarkan menjadi gunung perdebatan. Kita melihatnya di antara para tetangga, ketika perbedaan yang tidak berarti menuntun pada kegetiran yang tidak habis-habisnya. Kita meli-hatnya pada rekan-rekan bisnis yang bertengkar dan menolak untuk berkom-promi dan memaafkan jika, dalam kebanyakan hal, ada kerelaan untuk duduk bersama dan berbicara dengan tenang satu sama lain, masalahnya dapat dipecahkan agar menjadi berkat bagi semua. Sebaliknya, mereka meng-habiskan hari-hari mereka untuk memendam perasaan sakit hati dan meren-canakan balas dendam ....

Bila ada kiranya yang memelihara dalam hati mereka ramuan beracun dari permusuhan terhadap orang lain, saya memohon kepada Anda untuk

meminta kepada Tuhan kekuatan untuk memaafkan. Pernyataan hasrat ini akan merupakan inti sari dari pertobatan Anda. Itu mungkin tidaklah mudah, dan itu mungkin tidak akan terjadi dengan cepat. Tetapi jika Anda mau mengupayakannya dengan ketulusan dan memupuknya, itu akan datang ...

…Tidak ada kedamaian dari bercermin pada kenyerian luka lama. Ada keda-maian hanya dalam pertobatan dan pengampunan. Ini adalah kedakeda-maian Kristus yang manis, yang mengatakan, ‘berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.’ (Matius 5:9).” (“Of You It Is Required to Forgive,” Ensign, Juni 1991, 2, 5).

• Apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi lebih mengampuni?

3. Merasakan dukacita menurut kehendak Allah karena dosa-dosa kita

Baca dan bahaslah 2 Korintus 7:8–10.

• Setelah mendengar bahwa salah satu suratnya telah “menyedihkan [orang-orang Korintus],” Paulus bersukacita (2 Korintus 7:8–9). Mengapa Paulus menanggapi dengan cara ini terhadap dukacita orang-orang Korintus? (lihat 2 Korintus 7:9–10). Apa artinya memiliki “dukacita menurut kehendak Allah” karena dosa-dosa kita?

Bila Anda menggunakan penyajian video “Dukacita Menurut Kehendak Allah,” tayangkanlah sekarang.

• Apakah perbedaan antara dukacita menurut kehendak Allah dengan “dukaci-ta yang dari dunia ini”? Mengapa dukaci“dukaci-ta menurut kehendak Allah merupa-kan suatu bagian yang penting dari pertobatan?

Presiden Spencer W. Kimball menjelaskan, “Bila seseorang merasa menyesal hanya karena ada yang mengetahui dosanya, pertobatannya tidaklah leng-kap. Dukacita menurut kehendak Allah membuat seseorang berkeinginan untuk bertobat, meskipun dia tidak ketahuan oleh orang lain, dan membuat-nya bertekad untuk melakukan yang benar apa pun yang terjadi. Dukacita seperti ini mendatangkan kebenaran dan akan menghasilkan pengampunan” (Repentance Brings Forgiveness [pamflet, 1984], 8).

4. Menjadi didamaikan dengan Allah.

Baca dan bahaslah 2 Korintus 5:17–21.

• Paulus dan Timotius menasihati orang-orang Korintus untuk “didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:20). Apa artinya didamaikan dengan Allah? Penatua Bruce R. McConkie mengajarkan, “Pendamaian adalah proses pemba-yaran uang tebusan seseorang dari keadaan dosa dan kegelapan rohaninya serta memulihkannya pada keadaan penuh keharmonisan dan kesatuan dengan Yang Ilahi .... Manusia, yang pernah bersifat duniawi dan jahat, yang hidup menurut kehendak daging, menjadi makhluk baru dari Roh Kudus; dia dilahirkan kembali; dan, bahkan seperti seorang anak kecil, dia hidup dalam Kristus” (Doctrinal New Testament Commentary, 3 jilid [1965–1973], 2:422–423). • Bagaimana kita dapat didamaikan dengan Allah? (lihat 2 Korintus 5:17–19, 21;

Penutup Bersaksilah tentang kebenaran dari yang telah Anda bahas. Doronglah anggota kelas untuk mengingat dan mengikuti nasihat Paulus dalam 2 Korintus.

Gagasan Mengajar

Tambahan Bahan berikut melengkapi garis besar pelajaran yang disarankan. Anda mung-kin ingin menggunakan satu atau keduanya dari gagasan-gagasan ini sebagai bagian dari pelajaran.

1. “Manusia lahiriah” dan “manusia batiniah” (2 Korintus 4:16)

• Paulus berbicara mengenai “manusia lahiriah” dan “manusia batiniah” (2 Korintus 4:16). Apa kiranya arti kedua ungkapan ini? Bagaimana “manusia batiniah [dapat] diperbaharui dari sehari ke sehari”? (2 Korintus 4:16).

2. “Utusan-utusan Kristus” (2 Korintus 5:20)

• Paulus mengatakan bahwa dia dan Timotius adalah “utusan-utusan Kristus” (2 Korintus 5:20). Apakah seorang utusan itu? (Seorang utusan adalah seo-rang wakil resmi yang berbicara atas nama pimpinan dari sebuah negara atau organisasi. Seorang utusan bekerja untuk membina hubungan yang baik antara orang yang diwakilinya dengan orang lainnya). Bagaimana Paulus dan Timotius merupakan utusan bagi Yesus Kristus? Bagaimana kita masing-masing dapat menjadi seorang utusan bagi Yesus Kristus?

Pelajaran

36

Yang Dipanggil dan Dijadikan“Yang Dikasihi Allah,