• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yesus mengucapkan doa perantara yang agung

“Sama Seperti Aku Mengasihi Kamu, Demikian Pula Kamu

3. Yesus mengucapkan doa perantara yang agung

Baca dan bahaslah Yohanes 17, yang berisikan doa yang Yesus ucapkan tidak lama sebelum penderitaan-Nya di Taman Getsemani dan di atas kayu salib. Doa ini kerap disebut sebagai doa perantara yang agung karena sewaktu Yesus berdoa, Dia menjembatani, atau berdiri di antara kita dan Bapa Surgawi, untuk memohon keselamatan bagi kita. Carilah bimbingan Roh dalam memilih ayat-ayat untuk dibaca dan dibahas.

• Ketika Yesus memulai doa-Nya, bagaimana Dia menggambarkan misi-Nya di bumi? (lihat Yohanes 17:1–2; lihat juga Musa 1:39). Bagaimana Dia mencapai misi-Nya ini?

• Dalam doa-Nya, Juruselamat berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Bagaimana mengenal Bapa Surgawi dan Yesus Kristus berbeda daripada sekadar tahu tentang mereka? Bagaimana kita dapat menjadi mengenal mereka? (lihat 1 Yohanes 4:7–8; Mosia 5:10–13; Alma 22:18; A&P 18:33–36; 132:21–24).

Bila Anda menggunakan kegiatan penarik perhatian, tempatkan potongan kalimat yang berbunyi Hidup yang Kekal pada kotak hadiah kedua. Mintalah seorang anggota kelas untuk membaca A&P 14:7.

• Dalam bagian pertama dari doa-Nya, Yesus menguraikan apa yang telah dila-kukan-Nya untuk memenuhi misi-Nya (Yohanes 17:4–8). Bagaimana kita melaporkan upaya kita kepada Bapa Surgawi? Bagaimana itu akan mempe-ngaruhi tindakan kita bila setiap malam kita menyertakan dalam doa-doa kita sebuah laporan tentang upaya kita untuk melayani-Nya pada hari itu? • Meskipun Yesus mengetahui bahwa Dia akan menderita amat sangat, bagi

siapakah Dia berdoa? (lihat Yohanes 17:6–9, 20). Apa yang dapat kita pelajari dari-Nya?

• Bagaimana kita, seperti Yesus dan para Rasul-Nya, dapat hidup di dunia dan “bukan dari dunia”? (Yohanes 17:14; lihat juga ayat 15–16).

Penatua M. Russell Ballard berkata:

“Di Gereja, kita sering kali menyatakan ungkapan, ‘Beradalah di dunia, tetapi bukan dari dunia.’ Sewaktu kita mengamati pertunjukan televisi yang menja-dikan bahasa tidak senonoh, kekerasan, dan ketidaksetiaan wajar dan bahkan bernuansa glamor, kita sering berharap kita dapat mengunci dunia dengan suatu cara dan mengisolasikan keluarga kita dari itu semua ....

Mungkin kita hendaknya menyatakan ungkapan yang disebutkan sebelum-nya sebagai dua nasihat berbeda. Pertama, ‘Beradalah di dunia.’ Terlibatlah; carilah keterangan. Berusahalah untuk memiliki pengertian dan toleransi serta untuk menghargai perbedaan. Buatlah kontribusi yang berarti bagi masyarakat melalui pelayanan dan keterlibatan. Kedua, ‘Bukanlah dari dunia.’ Janganlah mengikuti jalan yang keliru atau mengubah diri untuk mengako-modasikan atau menerima apa yang tidak benar.

Kita hendaknya berusaha untuk mengubah kecenderungan yang sesat dan amoral dalam televisi dan dalam masyarakat dengan menahan hal-hal yang merusak dan menodai agar tetap berada di luar rumah kita. Terlepas dari sega-la kejahatan di dunia, dan terlepas dari segasega-la pertentangan terhadap kebaikan yang kita temui di setiap sisi, kita hendaknya tidak berusaha untuk membawa diri kita sendiri atau anak-anak kita ke luar dari dunia. Yesus berkata, ‘kerajaan surga itu seumpama ragi,’ atau biang roti (Matius 13:33). Kita haruslah meng-angkat dunia dan membantu semua untuk bangkit di atas kekejian yang mengelilingi kita. Juruselamat berdoa kepada Bapa:

‘Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat’ (Yohanes 17:15)” (dalam Conference Report, April 1989, 101; atau Ensign, Mei 1989, 80).

• Bagaimana Bapa Surgawi dan Yesus Kristus adalah “satu”, sebagaimana dinya-takan dalam Yohanes 17:21–22?

Berbicara tentang Bapa Surgawi, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, Presiden Gordon B. Hinckley berkata, “Mereka adalah makhluk-makhluk yang terpi-sah, tetapi mereka satu dalam tujuan dan upaya. Mereka dipersatukan bagai-kan satu dalam mendatangbagai-kan rencana yang agung dan ilahi itu bagi kesela-matan dan permuliaan anak-anak Allah .... Adalah kesatuan yang sempurna tersebut antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus, yang mengikat ketiga-Nya ini menjadi kesatuan dari Tubuh Ketuhanan yang ilahi” (dalam Conference Report, Oktober 1986, 69; atau Ensign, Nopember 1986, 51).

• Mengapa penting bagi para Rasul untuk menjadi satu? (lihat Yohanes 17:22–23). Mengapa kita perlu dipersatukan dengan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? Dengan anggota Gereja lainnya? Dalam keluarga kita? Bagaimana kita dapat membantu meningkatkan kesatuan dalam hubungan-hubungan ini? (lihat Yohanes 17:26; Mosia 18:21; A&P 35:2).

Penutup Mintalah anggota kelas untuk berpikir tentang bagaimana perasaan mereka, sewaktu mereka tahu bahwa seseorang berdoa bagi mereka. Ajaklah mereka untuk merenungkan bagaimana kiranya perasaan mereka bila mereka berada bersama Yesus ketika Dia mengucapkan doa perantara yang agung tersebut. Jelaskan bahwa doa perantara yang agung itu dapat membantu kita menghargai karunia berharga hidup yang kekal, yang Juruselamat tawarkan kepada kita. Bersaksilah bahwa kita akan diberkati sewaktu kita berusaha untuk mengikuti bisikan Roh Kudus dan menjadi satu dengan Bapa Surgawi dan Yesus Kristus.

Gagasan Mengajar

Tambahan Bahan berikut melengkapi garis besar pelajaran yang disarankan. Anda mung-kin ingin menggunakan gagasan ini dalam pelajaran.

Mengundang Roh

Untuk membantu anggota kelas merasakan dan mengenali pengaruh Roh Kudus, berbicaralah dengan beberapa di antara mereka sebelumnya, meminta setiap dari mereka untuk memilih satu di antara penyajian-penyajian berikut untuk dilakukan sebagai bagian dari pelajaran:

a. Membaca satu bagian tulisan suci kesukaan. b. Memberikan kesaksian.

c. Menyanyikan nyanyian rohani atau lagu Pratama mengenai Juruselamat. d. Menyatakan kasih bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus.

e. Membagikan sebuah pengalaman rohani (jika dianggap pantas).

Sesudah penyajian, mintalah kepada anggota kelas untuk menguraikan perasa-an mereka selama penyajiperasa-an-penyajiperasa-an itu. Bacalah pernyataperasa-an dari Presiden Boyd K. Packer di halaman 99–100, dan bantulah anggota kelas mengenali perasaan yang datang dari Roh Kudus. Berbicaralah mengenai bagaimana pera-saan Anda ketika Anda menerima bimbingan dari Roh Kudus.

Pelajaran

25