• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ciri-ciri Pendekatan Kontingensi

Dalam dokumen MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (Halaman 41-46)

Beberapa ilmuan manajemen tertarik pada pemikiran kontingensi, hal itu karena merupakan sebuah kompromis yang dapat dimanfaatkan antara pendekatan sistematik dan apa yang dapat dinamakan perspektif situasional murni.

Pendekatan sistematik kerapkali dikritik orang karena pendekatan tersebut bersifat terlampau umum atau abstrak walaupun pandangan situasional murni yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal yang terlampau spesifik.

Ada tiga macam pendekatan kontingensi:

1). Model kepemimpinan kontingnsi dari Friedler: Model kepemimpinan Friedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya. Menurut Friedler, ada 3 faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutya mempengaruhi keefektifan pemimpin.

Ketiga faktor itu adalah:

1. Hubungan antara pemimpin dan bawahan 2. Struktur tugas

3. Kekuatan posisi

Adapun faktor yang mempengaruhi kesesuaian situasi menurut Friedler pada hubungan antara pemimpin dan bawahan adalah menjelaskan sampai sejauh mana

pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemampuan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Selanjutnya menurut Friedler pada.Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Demikian juga dengan kekuatan posisi yang merupakan faktor yang mempengaruhi kesesuaian situasi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing.

2) Model tiga dimensi kepemimpinan dari Reddin.

Model tiga dimensi ini menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu: a. Gaya Dasar

b. Gaya EfektifDalam satu kesatuan c. Gaya Tidak efektif

Kelompok Gaya Dasar terdiri dari: a. Separated (pemisah)

b. Dedicated (pengabdi) c. Related (penghubung) d. Lufegrated (terpadu)

Kelompok Gaya Efektif terdiri dari: a. Bureaucrat (birokrat)

b. Benevolent autocrat (otokrat bijaksana) c. Developer (pengembang)

d. Execlutive (eksekutif)

Kelompok Gaya Tidak efektif terdiri dari: a. Deserter (pelan)

b. Autocrat (otokrat) c. Missionary (penganjur) d. Compromiser (kompromis)

3) Model kontinum kepemimpinan dari Robert Tanenbaum dan Warren Schmidt Kedua ahli ini menggambarkan gagasan bahwa ada dua bidang pengaruh yang

ektrem sebagai berikut:

1. Bidang pengaruh pimpinan adalah Pemimpin menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya

Abad 19

Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt, dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan kerja.

Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.

Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.

Abad 20

Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.

Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.

Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:

• Manajemen Sumber daya manusia

• Manajemen operasi atau produksi

• Manajemen strategi

• Manajemen pemasaran

• Manajemen keuangan

Perkembangan manajemen yang berkembang pesat dan masih terus berkembang lagi sebagai berikut:

• Manajemen administrasi perkantoran

• Manajemen pergantian

• Manajemen komunikasi

• Manajemen constraint

• Manajemen biaya

• Manajemen hubungan pelanggan

Manfaat berpikir positif antara lain: 1. Melindungi kesehatan

Berpikir positif mampu membantu Anda memiliki kesehatan yang lebih baik. Berpikir positif akan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap berbagai macam penyakit terutama yang berhubungan dengan kesehatan psikologi

2. Membawa kebahagiaan

Ketika Anda berpikir positif Anda dikelilingi oleh hal-hal positif yang menguntungkan sehingga akan membawa kebahagiaan dalam hidup Anda. Jika Anda bahagia, Anda bisa memancarkan cahaya kebahagian Anda pada orang-orang disekitar Anda sehingga membuat orang-orang disekitar Anda juga ikut merasakan kebahahagiaan yang Anda rasakan.

3. Menjaga hubungan

Berpikir positif mampu membuat Anda berhubungan lebih baik dengan orang lain serta mampu untuk menjaga hubungan yang telah terjalin dengan biak. Dengan berpikir positif akan membuat orang lain ingin berhubungan dengan Anda karena pancaran kebahagiaan yang Anda pada diri Anda.

4. Menghindari pikiran negatif

Manfaat berpikir positif yang keempat adalah menghindari pikiran negatif. Berpikir negatif akan menjauhkan Anda dari kebahagian, kemajuan dan kesuksesan hidup. Dengan berpikir positif akan menghindarkan Anda dari pikiran negatif yang dapat merugikan Anda

5. Mengurangi stres

Manfaat berpikir positif yang kelima adalah mengurangi stres. Berpikir positif membuat Anda mampu mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai penelitan telah menunjukkan bahwa berpikir positif bermanfaat untuk mengurangi stress

6. Meningkatkan optimisme dan motivasi

Berpikir positif akan membuat Anda selalu optimis dalam bertindak. Berpikir positif juga akan meningkatkan motivasi Anda yang mengarah pada keberhasilan dan kesuksesan hidup Anda.

7. Kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan masalah

Berpikir positif akan membuat Anda memandang suatu masalah atau kesulitan yang Anda hadapi dari sudut pandang yang lebih baik sehingga sesuatu yang semula Anda anggap sebagai sebuah masalah atau kesulitan dapat dengan mudah Anda atasi.

berpikir positif Anda sehingga manfaat berpikir positif bisa Anda dapatkan dan Anda rasakan dalam kehidupan Anda.

Selain itu berpikir positif Anda dapat membantu meningkatkan kemampuan dan sebagai terapi Gelombang Otak Possitive Thinking yang berfungsi untuk membantu memecahkan masalah yang Anda hadapi, membantu menyikapi masalah dari berbagai sisi, menghilangkan kebiasaan berpikir negatif, pesimis dan takut gagal

• Manajemen harga pendapatan • Manajemen enterprise • Manajemen fasilitas • Manajemen integrasi • Manajemen pengetahuan • Manajemen pemasaran • Manajemen mikro • Manajemen sakit • Manajemen pandangan • Manajemen pengadaan • Manajemen program • Manajemen projek • Manajemen proses • Manajemen produksi • Manajemen kualitas

• Manajemen sumber daya manusia

• Manajemen risiko

• Keahlian manajemen

• Manajemen pengeluaran

• Manajemen rantai suplai

• Manajemen sistem • Manajemen waktu • Manajemen stress • Manajemen strategis • Manajemen keuangan • Manajemen personalia • Manajemen organisasi • Manajemen Pertunjukan

• Manajemen Persiapan dan Pelaksanaan

• Manajemen Pendidikan

1.5 P R I N S I P DA N F U N G S I M A N A J E M E N

1.5.1 Prinsip Manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang

berubah. Prinsip Manajemen-Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen

• 1Pembagian kerja (Division of work)

• 2Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) • 3Disiplin (Discipline)

• 4Kesatuan perintah (Unity of command) • 5Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

• 6Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri • 7Penggajian pegawai

• 8Pemusatan (Centralization) • 9Hierarki (tingkatan) • 10Ketertiban (Order) • 11Keadilan dan kejujuran • 12Stabilitas kondisi karyawan • 13Prakarsa (Inisiative)

• 14Semangat kesatuan dan semangat korps

Pembagian Kerja (Division of Work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/ objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Dalam dokumen MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (Halaman 41-46)