• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENDALAMAN IMAN DENGAN MODEL SHARED

C. CONTOH PERSIAPAN PENDALAMAN IMAN DENGAN

1. Contoh I

1) Judul Pertemuan : Keluarga Katolik Dipanggil Dan Diutus Untuk Menjadi Tempat Pewartaan Injil

2) Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta semakin memahami dan menyadari bahwa keluarga Katolik dipanggil dan diutus untuk menjadi tempat pewartaan Injil.

3) Peserta : Orang Tua (Bapak dan Ibu)

4) Tempat : Lingkungan Santo Pius X Kweden, Paroki Klodran 5) Hari/Tanggal : Jumat, 3 Februari 2012

6) Waktu : 19.00-20.30 WIB 7) Model : Shared Christian Praxis

8) Metode : Sharing, diskusi, refleksi, ceramah 9) Sarana : a) Kitab Suci

b) Madah Bakti

c) Cerita “Berbagi Kabar Gembira” 10) Sumber Bahan : a) Mrk 3:13-19

b) Wharton, 1994: 42 (111 Cerita Dan Perumpamaan Bagi Para Pengkhotbah Dan Guru)

c) Bergant, 2002: 87 (Tafsir Alkitab Perjanjian Baru) d) Familiaris Consortio artikel 52

e) Evangelii Nuntiandi artikel 71 f) Lumen Gentium artikel 35

g) Duan, 2003: 18 (Keluarga Kristiani)

h) Hadiwardoyo, 2007: 19 (Pesan Iman Dan Moral Injil Markus: Dari Perikopa Ke Perikopa)

i) LBI, 1982: 41 (Tafsiran Perjanjian Baru 2: Injil Markus)

j) Martasudjita, 2009: 46-47 (Inspirasi Batin 2009: Renungan Sepanjang Tahun 1)

b. Pemikiran Dasar

Tugas kerasulan pertama-tama dilakukan oleh semua orang yang dibaptis. Keluarga, yang dibangun oleh kaum awam, dipanggil menurut caranya sendiri kepada kerasulan dengan menjadi ragi di dalam masyarakat. Dalam kerasulannya, keluarga mengambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil. Keluarga Kristiani dengan nyaring memaklumkan keutamaan-keutamaan Kerajaan Allah pada waktu sekarang maupun pengharapan hidup yang bahagia-terberkati pada waktu yang akan datang (LG art. 35). Tugas kerasulan keluarga ini berakar dalam Baptis dan menerima, dari rahmat Sakramen Perkawinan, kekuatan baru untuk menyiarkan iman, untuk menguduskan, dan mengubah masyarakat selaras dengan rencana Allah. Keluarga Katolik menjadi persekutuan penginjilan jika keluarga Kristiani tersebut menerima Injil dan menjadi dewasa dalam iman (FC art. 52). Paus Paulus VI dalam Anjuran Apostoliknya Evangelii Nuntiandi menyatakan :

“Keluarga, seperti Gereja, harus menjadi tempat Injil diwartakan, dan tempat Injil memancarkan sinarnya. Dalam keluarga, yang menyadari tugas perutusan itu, semua anggota mewartakan dan menerima pewartaan Injil. Orangtua tidak sekedar menyampaikan Injil kepada anak mereka, melainkan juga dari anak-anak, mereka dapat menerima Injil yang sama. Dan keluarga juga menjadi pewarta Injil bagi banyak keluarga lain dan bagi lingkungan kediamannya” (EN art. 71).

Begitupula halnya dengan keluarga-keluarga Katolik di Lingkungan Santo Pius X Kweden. Sebagai bagian dari Gereja, keluarga Katolik di Lingkungan Santo Pius X Kweden juga dipanggil dan diutus untuk ambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil. Akan tetapi, pada kenyataannya, keluarga-keluarga Katolik di Lingkungan Santo Pius X Kweden kurang menyadari bahwa mereka juga dipanggi dan diutus untuk ikut ambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil.

Injil Markus 3:13-19 menguraikan bagaimana Yesus memanggil dua belas rasul untuk menjadi pengikut-Nya. Mereka diberi satu tugas untuk memberitakan Injil. Bersamaan dengan itu, mereka juga diberi kuasa untuk dapat mengusir setan. Selain diutus untuk karya kerasulan, Yesus mengajak para murid berkeliling untuk menyaksikan sendiri bagaimana Dia berkarya. Ketika dibaptis, kita pun dipanggil untuk hidup bersama dengan Yesus dan secara otomatis, juga menerima tugas perutusan untuk mewartakan Injil. Dari pertemuan ini, sebagai keluarga Katolik, kita diharapkan dapat semakin memahami dan menyadari bahwa keluarga Katolik dipanggil dan diutus untuk mewartakan Injil.

c. Pengembangan Langkah-Langkah 1) Pembukaan

a) Lagu pembukaan: Madah Bakti No. 161 (Mari Menghadap Tuhan) b) Pengantar

Bapak-Ibu, Saudara-Saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita berkumpul di tempat ini sebagai satu keluarga besar untuk bersama-sama mengalami rahmat kasih karunia Allah. Dalam pertemuan ini, kita akan membaca bersama-sama kisah tentang seseorang yang berbagi kabar gembira kepada orang-orang di sekitarnya dan kisah panggilan menjadi rasul dan penetapan dua belas rasul. Dalam kisah Injil Markus ini, Yesus sendiri menemui dan memanggil para rasul untuk menjadi murid-Nya. Mereka dipanggil untuk menyertai Dia dan diutus untuk mewartakan Injil dan diberi kuasa. Tugas perutusan ini juga berlaku untuk kita. Sebagai keluarga Katolik, kita juga harus mewartakan Kristus dan kita harus percaya, Yesus selalu menyertai kita dan apa yang kita lakukan, semuanya demi kemuliaan nama-Nya.

c) Doa pembukaan

Ya Tuhan, Engkau memanggil kami untuk berperan serta dalam tugas perutusan Gereja-Mu di dunia ini dengan membangun keluarga menurut asas-asas Injil-Mu. Tugas ini sekaligus merupakan suatu tantangan yang berat bagi kami karena kami harus membangun keluarga sedemikian sehingga kerajaan-Mu dapat bertumbuh dan berkembang. Tolonglah kami dalam setiap perjuangan, khususnya dalam tugas mewartakan Injil sehingga kami dapat mewartakan iman dan kehidupan Kristiani tidak saja kepada anggota keluarga kami, melainkan juga

kepada keluarga-keluarga lain dan dapat membaharui masyarakat sesuai dengan rencana-Mu. Tolonglah kami pula, untuk melihat diri kami sendiri sebagaimana Engkau memandangnya. Bukalah hati dan pikiran kami terhadap terang Sabda-Mu supaya kami boleh melihat jalan dan menemukan kekuatan batin untuk mengikutinya ke mana pun Engka berkenan membimbing kami. Kami berdoa kepada-Mu, ya Bapa, melalui Yesus, Tuhan kami. Amin.

2) Langkah I : Mengungkap pengalaman hidup peserta

a) Membagikan teks cerita “Berbagi Kabar Gembira” kepada peserta dan memberi kesempatan kepada peserta untuk membaca dan mempelajari isi dari cerita “Berbagi Kabar Gembira” (teks terlampir).

b) Peserta diajak untuk mendalami isi cerita tersebut dengan bantua beberapa pertanyaan berikut :

(1) Kabar gembira apa yang dibagikan oleh keempat orang tersebut kepada keluarga, teman-teman, dan tetangga mereka?

(2) Apakah Bapak/Ibu juga memiliki pengalaman dalam membagikan suatu kabar gembira? Coba ceritakan!

c) Contoh Arah Rangkuman

Dalam cerita tersebut dikisahkan ada empat orang yang berjalan melewati hutan. Ketika mereka tiba pada sebuah tembok yang tinggi, mereka sepakat mendirikan sebuah tangga untuk melihat apa yang ada di seberang tembok tersebut. setelai menaiki tangga dan mencapai puncak tembok, mereka melihat taman yang hijau dan rimbun dengan pohon buah-buahan yang beraneka, sungai

yang banyak ikannya, binatang buas dan jinak yang banyak. Setelah melihat semua yang ada di seberang tembok, mereka ingat akan keluarga, teman-teman, dan tetangga mereka. Maka dari itu, mereka pulang untuk berbagi berita gembira yang mereka temukan di hutan. Sebagai keluarga Katolik, kita dipanggil dan diutus oleh Allah untuk mewartakan Injil. Tugas perutusan ini menuntut kita untuk berani membuka diri dan memberi kesaksian mengenai Yesus Kristus, bukan hanya dengan kata-kata saja, melainkan dengan seluruh kehidupan dan tingkah laku kita sehari-hari.

3) Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta

a) Setelah mendengarkan cerita “Berbagi Kabar Gembira”, peserta diajak untuk merefleksikannya dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

(1) Menurut Bapak/Ibu, apa dampak dari kabar gembira yang dibagikan oleh orang keempat tadi bagi orang-orang yang menerimanya?

(2) Apa dampak dari kabar gembira yang dibagikan Bapak/Ibu bagi yang menerimanya?

b) Contoh Arah Rangkuman

Menjalankan tugas perutusan untuk memberitakan warta gembira merupakan suatu amanat yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Dengan menerima kabar gembira yang kita bagikan, diharapkan si penerima kabar gembira merasa senang, semakin mengenal Allah dan mampu menghayati dan mengembangkan imannya akan Allah.

4) Langkah III : Menggali pengalaman iman Kristiani

a) Memohon bantuan kepada salah seorang peserta untuk membacakan perikope langsung dari Kitab Suci, Injil Markus 3:13-19, atau dari teks fotocopy yang dibagikan (teks terlampir).

b) Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sambil merenungkan dan menanggapi bacaan Kitab Suci dengan dibantu pertanyaan berikut:

(1) Ayat manakah yang menunjukkan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan Injil?

(2) Bagaimana reaksi para murid terhadap tugas perutusan yang diberikan Yesus kepada mereka?

c) Peserta diajak untuk mencari, menemukan, dan mengungkapkan pesan inti perikope sehubungan dengan jawaban atas pertanyaan di atas.

d) Pendamping memberikan tafsir dari Injil Markus 3:13-19 dan meghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungannya dengan tema dan tujuan. Misalnya:

Injil Markus mengisahkan tentang Yesus yang memilih dua belas rasul. Setelah beberapa lama berkarya di tengah masyarakat, Tuhan Yesus memilih dan mengutus dua belas rasul. Dua belas rasul tersebut dilantik-Nya sebagai “penerus” dan sekaligus “pengganti” dari dua belas suku Isrel. Markus menekankan dua unsur penting dari kemuridan, yakni “bersama Yesus” dan “diberi nama” oleh-Nya (Bergant, 2002: 87). Unsur pertama dari kemuridan adalah “bersama” dengan Tuhan (ayat 14). Menjadi “murid” Yesus adalah menjadi “pelajar” dan belajar kepada-Nya. Unsur kedua dari kemuridan terletak dalam makna “diberi nama”

oleh Yesus. “Diberi nama” oleh Yesus berarti dimiliki oleh-Nya, di bawah pengawasan-Nya. Ini juga berarti mereka yang diberi nama oleh-Nya akan mengambil bagian dalam kekuasaan-Nya. Dalam kisah ini, pembaca Markus dibaptis “dalam nama Yesus” mendengar undangan untuk bersama Tuhan yang bangkit dan belajar kepada-Nya bagaimana mengambil bagian dalam perutusan dan kekuasaan-Nya.

Panggilan kedua belas rasul ini mempunyai tujuan ganda, yakni mengutus mereka untuk mewartakan Injil dan hidup bersama Dia (LBI, 1982: 41). Sebagai rasul, mereka diberi tugas utama, yakni mewartakan Injil (ayat 14). Bersamaan dengan itu, dan rupanya juga demi keberhasilan tugas utama, mereka diberi kuasa untuk mengusir setan (ayat 15). Dalam hal ini, Yesus menempatkan Injil-Nya pada posisi yang berlawanan dengan setan, karena setan adalah musuh utama Injil (Hadiwardoyo, 2007: 19). Maka dari itu, para rasul diberi kemampuan untuk mengalahkan setan agar mampu mewartakan Injil. Kuasa yang diberikan kepada para rasul untuk mengusir setan juga sebagai bukti perutusan mereka (LBI, 1982: 41).

Selain diutus untuk karya kerasulan, hidup para rasul selalu bersama dengan Yesus dan mengikuti kemana Dia pergi (Martasudjita, 2009: 47). Dia mengajak para rasul berkeliling dari satu desa ke desa lain, dari satu kota ke kota lain, untuk menyaksikan sendiri bagaimana Dia berkarya. Yesus mewartakan Injil bukan hanya dengan sabda tetapi juga dengan tindakan. Yang dilakukan oleh Yesus, antara lain: menyembuhkan orang sakit, menghibur orang susah, meneguhkan yang lemah, dan melakukan banyak mukjizat untuk menunjukkan kuasa dan karya

keselamatan Allah. Setelah kenaikan Yesus ke surga, para rasul dianggap sebagai saksi yang berwibawa tentang Yesus karena mereka adalah murid-murid yang mengenal Yesus dari dekat.

Yesus, Sang Nabi Agung, telah memaklumkan Kerajaan Allah dengan kesaksian hidup dan kekuatan sabda-Nya. Ia menunaikan tugas kenabian-Nya hingga penampakan kemuliaan sepenuhnya bukan saja melalui hierarki yang mengajar atas nama dan dengan kewibawaan-Nya, melainkan juga melalui para awam. Karena itulah, awam diangkat-Nya menjadi saksi dan dibekali-Nya dengan perasaan iman dan rahmat sabda supaya kekuatan Injil bersinar dalam hidup sehari-hari, dalam keluarga maupun masyarakat (LG art. 35). Keikutsertaan awam dalam tugas kenabian Kristus tampak sangat berharga status kehidupan yang dikuduskan dengan sakramen khusus, yakni hidup perkawinan dan berkeluarga. Melalui Sakramen Perkawinan, suami-istri dipanggil untuk memberikan kesaksian iman dan cinta akan Kristus dan kepada anak-anak mereka. Peranan keluarga Katolik dalam karya kerasulan awam sangatlah besar. Bahkan, di masa depan, pewartaan Injil akan sangat tergantung pada keluarga sebagai Gereja domestik. Berkat Permandian dan diperkaya oleh rahmat Sakramen Perkawinan, keluarga menerima daya-kekuatan baru untuk mewartakan iman, menguduskan, dan mentransformasikan dunia seturut rencana Allah (FC art. 52). Dalam keluarga, yang menyadari tugas perutusan itu, semua anggota mewartakan dan menerima pewartaan Injil. Orangtua tidak sekedar menyampaikan Injil kepada anak-anak mereka, melainkan juga dari anak-anak, mereka dapat menerima Injil yang sama, seperti yang dihayati secara mendalam oleh mereka.

5) Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi konkret peserta

a) Setelah mendalami pengalaman iman Kristiani melalui Injil Markus, peserta diajak untuk merenungkan dan merefleksikan pengalaman iman yang telah diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

(1) Sejauh mana Bapak/Ibu menanggapi tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus untuk mewartakan Injil?

(2) Bagaimana Bapak/Ibu menanggapi tugas perutusan yang diberikan oleh Yesus untuk mewartakan Injil?

b) Contoh Arah Rangkuman Penerapan Pada Situasi Peserta

Sama halnya seperti kedua belas rasul, melalui peristiwa hidup sehari-hari, Yesus mendatangi kita untuk menyatakan dan menyampaikan tawaran dan undangan untuk ambil bagian dalam karya pewartaan Injil. Dia mengangkat kita untuk menjadi saksi dari tugas kenabian-Nya dan membekali kita dengan iman dan rahmat supaya kekuatan Injil bersinar dalam hidup sehari-hari, dalam keluarga maupun masyarakat (LG art. 35). Oleh karenanya, kita, sebagai keluarga Katolik, dipanggil menjadi komunitas yang mewartakan Injil. Keluarga Katolik hendaknya menjadi tempat dimana Injil ditaburkan dan diwartakan. Dari undangan Allah tersebut, kita diharapkan mau dan mampu melaksanakan tugas perutusan kita untuk mewartakan Injil. Para orangtua perlu menyadari dan aktif dalam peranannya mewartakan ajaran iman Kristiani. Dalam mewartakan Injil, kita diharapkan tidak hanya mewartakan-Nya dengan kata-kata saja, melainkan

juga dengan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, tugas pewartaan Injil yang kita laksanakan menjadi semakin nyata dalam hidup kita sehari-hari.

6) Langkah V : Mengusahakan suatu aksi konkret

a) Pendamping merangkum merangkum hasil dari langkah I sampai dengan langkah IV, kemudian mengajak peserta untuk membangun niat-niat yang akan dilakukan untuk menggerakkan dan membangkitkan semangat hidup anak-anak.

Para Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, setelah kita membaca dan mendengarkan kisah “Berbagi Kabar Gembira” yang mengisahkan keempat orang yang hendak berbagi kabar gembira kepada keluarga dan sanak saudara mereka atas apa yang telah mereka lihat di hutan serta dari pengalaman Bapak/Ibu dalam menanggapi dan melaksanakan panggilan dan perutusan untuk mewartakan Injil, kita juga telah bersama-sama menggali pengalaman kita mengenai dalam Injil Markus mengenai panggilan kedua belas rasul untuk mewartakan Injil, kita semakin dapat memahami dan menyadari bahwa kita sama seperti kedua belas rasul, yang dipanggil, dipilih, dan diutus untuk mewartakan Injil kepada seluruh dunia. Kita telah mendapat wawasan baru atau cara pandang baru, semangat baru, harapan baru, dan kemauan untuk menanggapi dan melaksanakan tugas pewartaan Injil. Marilah sekarang kita memikirkan tindakan-tindakan apa saja yang akan kita lakukan untuk dapat melaksanakan tugas perutusan kita untuk mewartakan Injil kepada sesama di sekitar kita.

b) Memikirkan niat-niat yang akan dilakukan untuk semakin memahami dan menyadari akan tugas perutusan kita untuk mewartakan Injil dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

(1) Sebagai niat bersama, usaha-usaha apa saja yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk dapat melaksanakan tugas perutusan untuk mewartakan Injil?

(2) Sebagai niat pribadi, usaha-usaha apa saja yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk dapat melaksanakan tugas perutusan untuk mewartakan Injil?

c) Peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan niat-niat yang akan dilakukan untuk dapat melaksanakan tugas perutusan untuk mewartakan Injil.

7) Penutup

a) Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, kemudian pendamping mengajak peserta untuk menyebutkan niat-niat tersebut dalam doa spontan.

(1) Ya Bapa, berilah kekuatan semoga kami dapat menjadi pengikut-Mu yang setia dan mampu melaksanakan tugas perutusan-Mu untuk mewartakan Injil kepada sesama di sekitar kami sehingga mereka semakin beriman kepada-Mu. Kami mohon….

(2) Doa-doa spontan …. (dilanjutkan dengan doa Bapa Kami dan Salam Maria) b) Doa penutup

Ya Tuhan, Engkau telah memanggil dan memilih dua belas rasul menjadi pengikut-Mu. Engkau memberi kuasa kepada mereka untuk mewartakan Injil

kepada seluruh dunia. Melalui teladan para murid-Mu, bantulah kami untuk selalu dapat menjadi pewarta-pewarta sabda-Mu bagi sesama kami. Kami percaya, dalam semuanya ini, Engkau selalu menyertai kami. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.

c) Berkat dan tanda salib

Demi sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus yang menyelamatkan, semoga keluarga kita, pekerjaan dan pelayanan kita, anak-anak kita selalu dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang Maha Rahim, Dalam Nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Amin.

d) Lagu Penutup : Madah Bakti No. 463 (Yesus Mengutus Murid-Nya)

2. Contoh II