• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH KASUS

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 91-112)

Kegagalan Succession Planning dan Robohnya Citibank

Citibank salah satu bank terbesar di indonesia, tidak hanya itu citibank juga adalah sekolah perbankan yang menghasilkan bara bankir-bankir yang berkualitas, dan lulusan dari sekolah citibank pun orang-orang yang diakui sebagai bankir-bankir terbaik dunia. Selain itu citibank pun menjadi penguasa pasar kartu kredit di indonesia.

Dibalik kemegahan dan kehebatan citibank di indonesia, sebenernya citibank pusat atau yang disebut citigroup yang berpusat di amerika mengalami kerugian yang sangat besar yang diakibatkan oleh macetnya kredit perumahan diamerika. Citigroup harus menanggung kerugian sebesar Rp 160 triliyun, tidak hanya itu tapi saham citigroup pun di bursa saham harganya sangat jatuh dari $57 menjadi $20.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan citigroup bisa mengalami hal tersebut, salah satunya adalah kegagalan CEO citigroup dalam melakukan perubahan dan perkembangan dalam citigroup. CEO citigroup tersebut merubah konsep kepemimpinan citigroup yang lama menjadi kepemimpina otoriter, yang menyebabkan para bankir-bankir di citigroup pun banyak yang mengundurkan diri karena tidak suka dengan perubahan yang terjadi pada citigroup. Sehingga pada akhirnya citigroup kehilangan para bankir-bankir terbaik yang mereka punya.

Kegagalan CEO citigroup dalam membawa perubahan tidak hanya sampai disitu, kegagalan lainynya adalah saat CEO citigoup tersebut ingin pensiun. Saat sang CEO citigroup tersebut ingin pesnsiun pada tahun 2003, sang CEO citigroup tersebut memilih

89

penggantinya bukan karena yang dipilihnya itu orang terbaik dalah hal perbankkan, atau bukan karena pengalaman penggatinya itu memiliki pengalaman yang luar biasa dalam hal perbankkan, tapi sang CEO tersebut memilih penggantinya dikarenakan yang menggantikan sangat loyal kepadanya, walaupun yang menggantikannya itu tidak memilkiki basic tentang dunia perbankan, karena yang menggantikannya adalah seorang kepala bagian hukum, atau basicnya adalah dalam bidang hukum.

Itulah beberapa penyebab mengapa citigroup bisa mengalami kerugian yang sangat besar, sebagaian besar penyebabnya adalah karena perubahan dan perkembangan citigroup kearah yang tidak baik, sehingga mereka tidak dapat mengatasi perubahan atau masalah yang terus berkembang pula.

Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dalam kasus citigroup tersebut, diantaranya adalah:

1) Saat ingin melakukan perubahan atau perkembangan pada sebuah organisasi, ada baiknya harus dipikirkan segala resikonnya, agar perubahan dan perkembangan yang dibuat dapat membuat organisasi tersebut dapat bertahan menghadapi segala tuntutan masalah yang terus berkembang pula

2) Perubahan yang terbaik adalah saat kita merangkul seluruh anggota organisasi kita, bukan menerapkan kepemimpinan yang otoriter, karena kepemimpnan yang otoriter akan membuat kesenjangan antar pemimpin dan anggtonya. Yang akan menyebabkan banyaknya masalah yang tidak terselesaikan, karena kuragnya kerja sama akibat kepemimpinan yang otoriter.

90

3) Saat sebuah perubahan atau perkembangan yang kita buat dalam sebuah organisasi membuat organisasi kita mengalami perubahan atau perkembangan ke arah yang negatif, maka sebaiknya kita harus membua sebuah perubahan baru, agar organisasi tersebut dapat bertahan dalam menghadapi segala masalah, dan agar organisasi terebut dapat mejadi tempat bernaung bagi para anggotanya.

Dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan tentang keunggulan implementasi dan manfaat Manajemen Perubahan dan Organisasi Pembelajar (learning Organization) dalam dunia pendidikan, yaitu :

1. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategi Dengan menerapkan Manajemen Strategi, maka organisasi pendidikan (sekolah) akan memiliki keunggulan, antara lain : profitabilitas, produktifitasi tinggi, memiliki posisi kompetitif, keunggulan teknologi, keunggulan Sumber Daya Manusia, Iklim kerja yang kondusif, etika dan tanggung jawab sosial yang berkembang. 2. Manfaat yang diperoleh dari implementasi tersebut diatas

adalah :

a) organisasi menjadi dinamis,

b) Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien

c) Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam mewujudkan keunggulan

d) Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau pengembangan strategi yang akan dilaksanakan

e) Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk ikut serta mewujudkan keunggulan

91

f) Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi aktif dan tanggung jawab bagi semua komponen organisasi. 3. Secara sederhana, kita bisa membagi masalah Manajemen

Perubahan dan Organisasi Pembelajar (learning Organization) menjadi dua pertanyaan utama, yaitu:

- Perubahan apa yang mesti kita terapkan ?

- Bagaimana cara kita menerapkannya agar bisa sukses ? 4. Meskipun menurut definisinya, perubahan mengusik keadaan

status quo, kepemimpinan sangatlah penting karena untuk mencapai tujuan perubahan, kita mesti menempatkan analisa dan aksi di atas konsensus, meski ketiganya sama-sama diperlukan.

5. Kita akan menempatkan perpaduan manajerial yang baru ini agar proses perubahan bisa jalan secara efektif.

6. Untuk menjawabnya, kita butuh beberapa ketrampilan khusus, seperti:

- Mendiagnosa kebutuhan perubahan; mengaudit kinerja; mengembangkan visi perbaikan; menggambarkan atau merumuskan strategi baru.

- Mencapai tujuan perubahan juga butuh ketrampilan untuk menyelesaikan tugas secara tuntas, untuk mendorong aksi.

92

BAB 5

Komunikasi dalam Pengambilan Keputusan

Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsure yang sangat esensial dalam organisasi dan managemen. Pembuatan keputusan bukan hanya fungsi pimpinan, tapi juga suatu proses partisipasi seluruh anggota untuk meningkatkan fungsi-fungsi managemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dihindari untuk tidak melakukannya. Sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan fungsi mananagemen tidak dapat berjalan dengan baik untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manager. Kegiatan ini memainkan peranan yang sangat penting, setiap putusan harus diikuti dengan pelaksanaan, dan orang yang membuat keputusan itulah yang pertama-tama bertanggung jawab. Meski demikian setiap keputusan hendaknya diusahakan agar pelaksanaannya jangan sampai menggunakan kekerasan, (fisik) kalau tidak terpaksa sama sekali.

Didalam setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil, dapat saja terjadi perubahan-perubahan kondisi, pergeseran personalia, timbul pertentangan-pertentangan, terjadi kesalahan yang perlu dibetulkan, dan muncul hal-hal yang tidak terduga sama sekali sebelumnya. Menghadapi pekembangan atau masalah semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Disamping itu keputusan, kputusan-keputusan harus diambil dengan tepatag agar organisasi dapat berjalan dengan lancer.

93

Pimpinan harus cekatan dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, harus mengetahui mengapa itu dilakukan, kapan, dimana, bagaimana, dan siapa yang harus melaksanakannya.

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi

secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu ruang,keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Pembuatan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

pembuatan/pem·bu·at·an/ n proses, cara, perbuatan, buat1/bu·at/ kerjakan; lakukan.

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi

alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiapkeputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini.

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya

94

dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. (R.C. Davis,1894-1962).

Keputusan dapat berarti pula sebagai hukum situasi, ketika semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksanaan mau menaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan menaatiperintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi. (Mary Parker Follett, 1868-1933).

Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus dihadapi.

Terry, George R. (2000) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan alternative perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.

Siagian, Sondang P.(2000) memaparkan bahwa pengambilan

keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative dan dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Simon, Herbert A. (1916-2001) mengemukakan bahwa ada tiga

proses dalam pengambilan keputusan adalah :

1. Intelegence activity yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang inteligen.

95

2. Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan

pemahaman, dan menganalisi kemungkinan pemecahan masalah serta tindaklanjutnya, jadi ada perencanaan pola kegiatan.

3. Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan yang terbaik dar

sekian banyak alternative atau kemungkinanan pemecahan. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan hasil keputusan itu sendiri biasanya dilaksanakan oleh orang lain.

Pembuatan keputusan adalah bagia dari kegiatan meneger. Kegiatan ini memberikan peranan yang penting bagi manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Pembuatan keputusan (decision

making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian

kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Proses Pembuatan Keputusan Keputusan

Sebagaimana T. Hani Handoko (2003) mengungkapkan bahwa banyak meneger yang harus membuat suatu keputusan dengan metode-metode pembuatan keputusan informasi untuk memberikan pedoman bagi mereka.

Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Tetapi bagaimanpun juga, para manager yang menggunakan suatu pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik akan lebih berhasil disbanding para manajer yang menggunakan pendekatan informasi.

96

Proses pembuatan keputusan rasional hamper sama dengan proses perencanaan strategi yang mencakup identifikasi dan diagnosis masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan, pengembangan alternative-alternatif, penilaian berbagai alternative penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.

1. Pemahaman dan perumusan masalah

Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara, antara lain : pertama, manajer secar sistematis menguji hubungan-hubungan sebab-akibat, kedua, menajer mencaripenyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari “normal” manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atu kesempatan.

2. Pengumpulan dan analisis data yang relevan

Manajer pertama kali harus menetukan data-data apa yang akan dibutuhkan untukmembuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi.

3. Pengembangan alternative-alternatif

Sebelum menager melakukan pengambilan keputusan, terlebih dahulu perlu dikembangkan beberapa alternatif yang dapat dilaksanakan dan harus dipertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi dari masing-masing alternatif. Hal ini merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relevan dengan organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternative yang akan dipilih. Pencarian tersebut dilaksanakan dalam batas waktu dan biaya

97

tertentu, karena dengan hanya usaha besar tersebut dapat dikerahkan untuk mengembangkan alternatif.

4. Evaluasi alternatif

Setelah dilakukan pengembangan alternative, maka alternative tersebut harus dievaluasi dan dibandingkan. Pada setiap situasi keputusan, sasaran dalam mengambil keputusan adalah mengambil alternative yang akan lebuh mnguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya. Hal ini menunjukkan pentingnya tujuan dan sasaran Karena dalam memilih alternative, meneger sebagai pengambil keputusan harus dipedomani tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hubungan antara alternative keluaran didasarkan pada tiga kondisi berikut :

a. kepastian, maneger sebagai pengambil keputusan memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai kemungkinan keluaran dari setiap alternative.

b. ketidak pastian, manager sebagai pengambil keputusan sama sekal tidak mengetahui kemungkinan keluaran dari masing-masing alternative.

c. resiko, manager sebagai pengambil keputusan memiliki sedikit prakiraan mengenai kemungkinan keluaran masing-masing alternative.

Pengambilan keputusan dengan resiko mungkin merupakan situasi yang paling sering dijumpai. Dalam hal mengevaluasi, pada kondisi inilah para ahli statistika dan ahli penelitian telah memberikan kontribusi penting kepada teori keputusan.

5. Seleksi alternative

Seleksi alternative dilakukan dengan maksud untuk memecahkan permesalahan sehingga mampu merealisasikan tujuan

98

yang telah ditetapkan. Meskipun managemen sebagai pengambil keputusan memilih alternative dengan harapan dapat mencapai sasaran, tetapi pemilihan tersebut seharusnya tidak dipandang sebagai suatu aktivitasyang mandiri.

6. Implementasi keputusan

Setiap keputusan memiliki karakteristik sedikit lebih dari suatu abstraksi, manakala keputusan tersebut tersebut tidak diimplementasikan. Pilihan harus dilaksanakan secar efektif untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Tidak mustahil apabila terjadi keputusn yang baik dapat nenjadi jelek karena dalam mengoperasikannya kurang baik. Implementasi keputusan merupakan aktivitas yang lebih penting dari pada aktivitas nyata memilih alternative.

7. Evaluasi hasil keputusan

Implementasi hasil keputusan harus dimonitir terus-menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus dihadapi.

Tipe-Tipe Pembuatan Keputusan

1. keputusan-keputusan yang diprogaram

Keputusan-keputusan yang deprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan-aturan prosedur, keputusan yang rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan

99

pembuatan keeputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternative-alternatif.

2. keputusan-keputusan yang tidak diprogram

Keputusan-keputusan yang tidak deprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan massalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa.

3. keputusan dengan kepastian, Resiko, dan Ketidakpastian

Keputusan dengan kepasian, Resiko, dan Ketidakpastian yaitu para manajer membuatt keputusan-keputusan adalah bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai di waktu yang akan dating. Situasi-situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit diperkirakan.

Beberapa Teknik Dalam Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan para manajer dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik dengan memperhatikan situasi pada saat dalam pengambilan keputusan yaitu :

a. Situasi kepastian (certainly)

Keputusan dalam situasi kepastian (certainly), keputusan dalam kondisi seperti ini perlu menentukan batas-batas tertentu dimana factor tunggal dapat menyebabkan sebuah perubahan (deterministic).

b. Situasi resiko (risk)

Keputusan dalam situasi resiko (risk), yaitu suatu keputusan yang menggambarkan bahwa setiap rangkaian kegiatan mempunyai sejumlah kemungkinan dan masing-masing probabilitasnya dapat diperhitungkan atau dapat diketahui. Kebanyakan para menejer

100

dalam pemecahan masalah dengan menerapkan kemungkinan (probability) untuk beberapa alternative. Teknik ini biasanya menggunkan pohon keputusan (decision tree) untuk solusinya. Pembuatan keputusan dengan kondisi resiko ini disebut juga model stokastikmyaitu sesuatu yang belum tentu terjadi kepastiannya, untuk pencapaian stokastik sebenarnya lebih didominasi oleh usaha dan kerja keras manajer. Teknik yang dapat digunakan keputusan dalam situasi resiko adalah teknik keputusan inventori dan antrian.

c. Situasi ketidak pastian (uncertainly)

Keputusan dalam kondiis ini merupakan suatu keputusan yang menggambarkan bahwa setiap rangkaian kegiatan mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing probalitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Ketidak pastian merupakan suatu keadaan dimana manajer tidak dapat menentukan keputusan kerena belum pernah terjadi sebelumnya. Memang keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan keputusan, ketidakpastian relevan dengan apa yang ada dalam Game Theory. Dalam kondisi seperti ini perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk mendukung keputusan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.

d. Situsi konflik (conflict)

Keputusan dalam situasi konflik terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancer. Banyak permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat menyebabkan konflik.

101

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisa atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.

Komponen-komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: · Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang

mengirimkan pesan kepada pihak lain.

· Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

· Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

· Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain

· Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

102

· Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").

Tujuan Komunikasi

Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83).

Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan. Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu: 1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.

2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.

103

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik untuk melakukan (Widjaja, 200:66-67).

Fungsi Komunikasi

Secara Umum Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan pikiran atau perasaan.

2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan. 3. Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.

4. Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan. 5. Mengenal diri sendiri.

6. Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain. 7. Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang. 8. Mengisi waktu luang.

9. Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku kebiasaan.

10. Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana diharapkan.

Contoh Kasus Komunikasi

PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan

104

gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemoperusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.

Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Penjelasan kasus :

Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu akan sering terjadi.Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga caramengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara

105

karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yangterstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.

Untuk mensiasati masalah ini biasa dilakukan dengan berbagai cara :

1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.

2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.

3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 91-112)