• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memiliki Keberanian dan Tahu Prioritas

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 145-151)

PRINSIP-PRINSIP PEMIMPIN UNGGUL

A. Memiliki Keberanian dan Tahu Prioritas

Syarat pertama yang harus dimiliki oleh seseorang pemimpin adalah memiliki keberanian. Untuk apa keberanian ini? Yaitu agar pemimpin bisa mengontrol situasi.

Banyak sekali situasi genting yang dihadapi pemimpin, terutama ketika kondisi tidak berjalan sesuai dengan rencana. Atau sesuatu yang tidak disepakati malah terjadi. Dalam konsisi seperti ini, pemimpin dihadapkan pada apa yang harus dilakukan. Adapun tidak melakukan apa-apa bukanlah opsi keputusan karena tidak melakukan apa-apa ibarat sudah kalah sebelum bertanding.

Misalnya seorang pemimpin diminta untuk lembur oleh atasannya, padahal diwaktu yang sama, pemimpin tersebut sudah berjanji pada istrinya untuk cepat pulang ke rumah. Seorang pemimpin yang buruk akan mau saja menuruti pemimpinnya.

Tapi pemimpin yang baik akan mendiskusikan pokok permasalahan terlebih dahulu kepada atasan, kenapa dia harus lembur dan masalah apa yang menyebabkan ia harus lembur. Jika

143

memang masalah tersebut bisa diatasi tanpa harus lembur, maka masalah tersebut sudah teratasi. Tapi jika mau tidak mau harus lembur, maka pemimpin yang baik akan membicarakan dengan istrinya bahwa ia harus lembur, serta menjelaskna alasan-alasannya. Pemimpin yang baik tidak menghindari masalah, tapi juga tidak apatis jika ada masalah. Pemimpin yang baik harus berani untuk membicarakan masalah yang ada ke boss-nya dan kemudian berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.

Intinya adalah seorang pemimpin harus mempunyai keberanian, sehingga ia harus bisa berbicara dan memecahkan masalah dengan boss atau partnernya.

Jika seorang pemimpin yang punya keberanian, ia akan memiliki sifat berikut

1. Terbuka, mau berbicara dan mudah diajak bicara. 2. Tidak punya maksud tersembunyi.

3. Apa adanya, jujur.

4. Bisa mengkritisi diri sendiri.

Adapun disisi lain,seorang pemimpin yang kurang memiliki keberanian akan memilliki ciri ciri seperti berikut :

1. Cenderung “melarikan diri” dari situasi yang sulit.

2. Komplain pada masalah, namun tidak memfokuskna pada penyebab masalahnya.

3. Hanya akrab pada orang-orang yang seide dan setuju dengan pendapatnya.

4. Suka menyalahkan oranglain dalam kondisi sulit.

Pemimpin yang punya keberanian akan mau “mengakui” jika memang kondisi sedang ada masalah. Dan pemimpin juga tidak

144

menyangkal jika pemimpin bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.

Setelah pemimpin mengakui bahwa “masalah, tidak cukup sampai disitu, namun ia juga kemudian berperan aktif dalam memecahkan masalah tersebut. Pemimpin yang punya keberanian juga bukan pemimpin yang ABS (asal bapak senang). Pemimpin yang berani bahkan bisa membantah perintah atasan jika disertai alasan yang benar.

Salah satu situasi yang paling sulit yang lazim dihadapi oleh para manager, mereka sadar bahwa masalah yang dihadapi organisasi disebabkan oleh diri mereka sendiri, sebelum memerintahkan para karyawan atau organisasi untuk bebenah.

Dari sini kita tahu pemimpin yang buruk adalah pemimpin yang hanya bisa memerintah, tapi tidk bisa menerapkannya pada diri sendiri. Jarkoni kata orang jawa, tapi ini memang benar. Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang kurang memiliki keberanian menjadi sukses.

Pemimpin yang berani, tidak hanya mengaku ia salah, namun juga berani melakukan pengakuan secara terbuka bahwa ia memang salah kepada orang-orang disekitarnya yang berkepentingan.

Faktor kegagalan utama yang sering dilakukan oleh pemimpin yang buruk adalah mereka tidak punya sense of priority, alias bisa memprioritaskan mana yang harus dilakukan setelahnya.

Karena apa? Karena pada umumnya pemimpin selalu ingin melaksanakan banyak hal. Misalnya ingin memperluas bisnisnya sampai kemana-mana, tapi akhirnya karena tidak bisa mngatur prioritas, akhirnya malah tidak kemana-mana.

145

Pemimpin yang baik selalu paham prioritas, tapi pemimpin yang buruk tidak tahu dan kurang fokus pada apa itu prioritas. Karena tidak fokus, maka seorang pemimpin yang buruk akan selalu merasa kekurangan waktu, sering kelewat deadline-nya, dan banyak sekali punya target yang tidak dikejar. Karena itu, hasil yang diperolehnya akhirnya kurang berkualitas atau di ada-adakan saja.

Sepertinya menjadi orang yang fokus sangat mudah, tapi ternyata banyak gangguan menarik untuk menggoda pemimpin, dan menyibukkannya untuk berfokus ke bidang lain yang sebenarnya tidak penting, memboroskan waktu, energi dan sumber daya.

Ini sering terjadi, akhirnya para staf dan karyawan bingung saat mengetahui apa sebenarnya tujuan utama pemimpin mereka itu. Mereka hanya diberi kerjaan tanpa tahu apa yang harus diselesaikan dahulu, dan apa yang bisa ditunda sampai nanti.

Pemimpin yang baik harus berkonsenterasi pada prioritas mereka. First things first kata orang bule. Apa yang terpenting dikerjakan terlebih dahulu, setelah itu baru setelahnya. Pemimpin wajib paham prioritas apa yang harus dievaluasi terlebih dahulu. Dan ini mereka lakukan secra konsisten, dan kontinu. Dan tidak Cuma angin-anginan saja.

Dalam pribahasa jawa istilah saat menikah seorang harus memilih istri dari tiga sisi, bibit, bobot, bebet. Ini juga merupakan contoh sederhana pentingnya prioritas dalam kehidupan.

Peribahasa ini bermakna bahwa dalam menikah, seorang wajib mengetahui bibit, bobot, bebet calon pengantin. Kenapa? Karena diharapkan perkawinannya itu membawa kesejahteraan, lahir dan batin.

146

1. BIBIT. Artinya tampilan fisik, bentuk wajah, asal usul ataupun kualitas reproduksinya.

2. BEBET. Artinya keluarga. 3. BOBOT. Artinya kekayaan.

Walaupun sederhana, peribahasa ini menunjukan bahwa prioritas adalah sesuatu yang penting. Bahkan orang-orang terdahulu selalu memberi saran untuk tahu apa sih prioritas yang harus didahulukan dalam setiap bidang kehidupan.

Salah satu konsekuensi dari mengetahui prioritas adalah Anda bisa menghabiskan waktu secara efektif dan efesien. Anda tidak mau membuang-buang waktu Anda hanya untuk masalah sepele yang tidak berguna secara signifikan bagi kehidupan atau bisnis. Waktu-waktu yang Anda miliki akan digunakan untuk membuat progress yang sebenarnya. Bukan progress yang arifisial/buatan.

Seorang pemimpin yang baik akan mampu mengidentifikasi dan fokus pada hal-hal penting dan kemudian melakukan aspek-aspek yang tidak penting. Jika memang pemimpin merasa tidak punya cukup waktu untuk melaksanakan semuanya, maka ia bisa mendelegasikan kepada orang lain.

Pemimpin yang unggul tahu pasti prinsip Pareto 8020, yaitu 80% hasil yang Anda peroleh bisa dilakukan dengan melakukan 20% hal yang memiliki prioritas paling tinggi.

Pemimpin yang tahu prioritas, akan memiliki karakteristik berikut ini :

1. Menyempatkan berpikir dahulu sebelum bekerja tiap hari. Apa kira-kira yang akan dilakukan hari ini?

147

2. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan penting yang akan dilakukan, dan kemudian melaksanakan kegiatan tersebut secara berurutan sesuai prioritas.

3. Selalu mencatat deadline projek terpentingnya, baru kemudian yang lainnya.

4. Bekerja didalam kapasitasnya, sibuk, tapi tidak pernah terlalu sibuk.

Adapun pemimpin yang kurang faham prioritas, mereka akan memiliki karakteristik seperti berikut :

1. Sering terlihat sibuk, padahal selalu sibuk bukan berarti pekerjaannya efektif.

2. Cenderung menggalakan pekerjaan yang remeh temeh terlebih dahulu. Pemimpin seperti ini berpendapat bahwa pekerjaan yang utama harus diselesaikan nanti, karena lebih sulit. 3. Suka berpindah-pindah pekerjaan, satu belum selesai, sudah

bekerja dibidang linnya. 4. Sering kelewat deadline.

5. Selalu mengeluh kurang punya waktu, dan terlalu banyak pekerjaan.

6. Tidak pernah berkata “tidak” saat bekerja. Selalu menyetujui apa saja yang diminta oleh boss.

Penulis pernah berkenalan dengan seorang pemimpin organisasi skala kecil di Surabaya yang cenderung memiliki banyak ide. Dan idenya terus terang saja, sangat-sangat cemerlang. Ia bisa memindai apa saja yang ada disekitarnya, dan kemudian menghasilkan ide-ide yang bagus. Ia ingin bisnis dibidang ini, dibidang itu, dari hulu ke hilir, semuanya ingin dilakukan.

148

Tapi karena ide yang dihasilkan terlalu banyak, ia justru sibuk untuk terus berdiskusi, diskursus dan sibuk membahas idenya tanpa sempat untuk mengeksekusi satu ide saja yang paling kritis, paling diprioritaskan. Dan akhirnya, sampai sekarang, organisasinya tidak kemana-mana. Masih terus berputar-putar ditempat yang sama. Ini merupakan contoh pemimpin yang tidak tahu apa arti kata “priritas”.

Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, pemimpin yang sukses harus bisa memenej waktunya sendiri. Semua manusia diberi oleh Allah jumlah waktu per hari yang sama. Setiap orang, selalu memiliki 24 jam dalam satu harinya, 7 hari dalam satu minggunya. Karena itu jika ada yang salah dalam pekerjaannya, berarti salah orangnya dan bukan salah bunda mengandung.

Tidak hanya waktu, sumber daya yang lainnya yang harus diperhatiakan berkaitan dengan prioritas adalah sumber daya keuangan. Prioritas sangat penting karena pada umumnya setiap organisasi hanya punya sumber daya keuangan yang terbatas. Prioritas menentukan alokasi keuangan yang optimal, dimana uang harus dipakai pada fortofolio atau projek-projok yang terpenting.

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 145-151)