• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percaya Kepada Tim dan Bisa Mendelegasikan

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 157-163)

PRINSIP-PRINSIP PEMIMPIN UNGGUL

D. Percaya Kepada Tim dan Bisa Mendelegasikan

Seorang mantan Rektor Universitas Syiah Kuala pernah berpesan kepada saya “Anda tida bisa jadi superman, tapi bisa jadi supertim”. Entah darimana ucapaan ini ia kutip, tapi memang ada benarnya.

155

Seorang tidak bisa sukses jika tidak didukung oleh tim yang solid. Dalam hidup, dan dalam bisnis pula, kesuksesan hanya bisa diperoleh melalui kerja sam tim, atau teamwork.

Seorang pakar manajemen pernah mengatakan bahwa “sifat terbaik yang dimiliki manusia adalah kemampuannya untuk bekerja sama dalam tim, karena ini adalah sifat yang memungkinkan manusi berkembang”

Dalam peribahasa juga disebutkan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Persatuan dalam bentuk tim merupakan sesuatu yang penting dalam kesuksesan bisnis.

Mungkin seseorang bisa sukses secara individu, namun kesuksesannya terbatas. Ataupun jika ia sukses secara kelompok/tim, maka ia bisa mencapai kesuksesan yang tidak terbatas.

Pemimpin yang percaya kepada tim di belakangnya, akan memiliki sifat-sifat unggu seperti :

1. Bisa membagi masalah untuk dipecahkan bersama 2. Bersedia membatu staf jika diperlukan

3. Mau menanyakan pendapat orang lain di tim dan kemudia mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama.

4. Lihai memanfaatkan skill stafnya.

5. Mau menenrima keputusan bersama dari tim. 6. Mau lebih jauh mengenal kondisi staffnya. 7. Bisa memberi dan menerima dengan anggota tim.

Sementara pemimpin yang buruk, biasanya tidak mempercayai tim. Karena mereka punya beberapa sifat buruk seperti :

156 2. Pelit berbagi ilmu kepada orang lain

3. Tidak bersemangat jika diminta untuk rapat dan berkumpul dengan staf-staf.

4. Hubungan yang di bangun terhadap staf seperti dibuat-buat. Jadi sebagus apapun organisasi atau bagan organisasi dibuat. Tidak ada pemimpin yang bisa sukses tanpa dukungan tim dibelakangnya. Ibarat pertandingan sepakbola. Tidak ada yang namanya pemain bintang, tapi yang ada adalah tim bintang.

Pemimpin yang baik akan menghargai timnya karena tim bisa menghasilkan output yang lebih dari kapasitas masing-masing individu dikalikan dengan umlah tim. Tapi tim bisa melipatgandakan hasil pekerjaan tiap orang.

Dengan adanya tim. Semua orang anggota tim akan kebagian tugas dan tanggung jawab. Sehingga mereka semua akan berusaha untuk lebih sukses dibandingkan jika bekerja sendiri-sendiri.

Tidak mungkin seorang pemimpin bisa melakukan semuanya sendirian. Ini karena pemimpin juga manusia, punya keterbatasan waktu dan kemampuan. Jika pemimpin ngotot mau mengerjakan semuanya, maka pemimpin tersebut justru menjadi bottleneck penghalang kelancaran aktivitas tim.

Akibatnya bisa fatal, seperti waktu pengerjaan molor sehingga selalu melewati deadline, atau bisa juga dipaskan waktunya, tapi hasilnya tidak lengkap atau diada-adakan. Sehingga jika tidak mampu mendelegasikan, pengerjaan tugas tidak berfokus pada bagaimana mengerjakan tugas dengan sempurna, namun pada bagaimana mengerjakan tugas secapat mungkin.

Seorang pemimpin yang tidak mampu mendelegasikan pekerjaanya membuat organisasinya menjadi diam ditempat.

157

Sehingga ketika misalnya pemimpin segang liburan, atau ada urusan keluarga sehingga tidak ada dikantor, maka bisa jadi supplier berhenti mengirimkan barang, pengiriman ke klien berhenti, keputusan penting tidak diambil dan sebagainya.

Akhirnya aktivitas diorganisasi mogok. Kenapa? Karena semuanya harus diputuskan oleh bos. Inilah kerugian perusahaan yang selalu tergantung kepada bos, karena bos tidak pernah mendelegaskan tugasnya kepada stafnya.

Dalam mendelegasikan tugas, harus jelas fokus dan batasan dari tugas yang didelegasikan tersebut. Apa yang harus dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Saat pemimpin melakukan pendelegasian sbenarnya pemimpin meminta orang lain untuk melakukan sesuatu atas nma pemimpin tersebut. Nmun, ini bukan berarti pemimpin langsung lepas tangan terhadap tanggung jawab tersebut. Jadi jika staff gagal melaksanakan tugas yang didelegasikan, bukan berarti staf itu salah, dan pemimpinnya tidak salah. Namun pemimpin pun menanggung sebagian kesalahan tersebut.

Pendelegasian bukanlah sesuatu yang baru, di awal abad masehi atau bahkan sebelum masehi. Raja-raja Mesir kuno dan raja-raja Romawi selalu mendelegasikan pekerjaan pemerintahannya diprovinsi-provinsi yanga da kepada gubernur-gubernurnya. Gubernur tersebut diberi penjelasan apa saja tugas dan tanggung jawabnya tapi raja tetap bertanggung jawab terhadap keseluruhan kerajaannya.

Jadi raja tetap bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup keajaannya, walaupun tanggung jawab tersebut sudah dideligasikan kepada gubernur-gubernur. Ini menunjukan sebagian

158

tanggung jawab masih ada ditangan raja, dan pendelegasikan tidaklah menghilangkan arti kata tanggung jawab.

Seorang pelaku bisnis dari barat bahkan pernah mengatakan bahwa “kemampuan seseorang untuk mendelegasikan tanggung jawab adalah kekayaan yang sangat berharga”. Apalagi jika Anda seorang yang sibuk, maka mau tidak mau, wajib hukumnya mendelegasikan tugas kepada staff atau karyawan.

Seorang pembisnis dari Inggris bernama Peter Parker bahkan berkata “Pekerjakanlah orang-orang yang lebih cerdas dari Anda, kemudian delegasikan pekerjaan anda pada orang itu. Maka hasilnya akan diluar bayangan Anda”.

Indonesia telah kalah juga, presiden pertama Soekarno pernah berkata “Berikanlah aku 10 pemuda, maka aku akan merubah dunia”. Ini tidak implementasi pentingnya pendelegasian.

Di Amerika Woodrow Wilson mengatakan, “kita sukses tidak hanya karena kita menggunakan otak kita sendiri, tapi juga otak orang-orang yang diberi tanggung jawab”.

Pelatih klub Arsenal dari Liga Inggris bernama Arsene Wenger juga mengerti arti pendelegasian bagi kesuksesan timnya. Ia mengatakan “saya belajar bagaimana menjaga kesolidan dengan cara mendelegasikan tanggung jawab ke orang lain”.

Pemimpin yang bisa dan mau mendelegasikan tanggung jawabnya, akan memiliki sifat positif berikut :

1. Melakukan pendelegasian secara aktif 2. Percaya kepada staffnya

3. Selalu bersikap terbuka kepada bawahan.

4. Tetap tanggung jawab terhadap performa staf dan keseluruhan tim.

159

Adapun pemimpin yang kurang bisa mendeligasikan anggung jawabnya, akan punya sifat negatif berikut:

1. Menjadikan bottleneck daro organisasi, menjadi penghalang selesainya pekerjaan, sehingga semua orang harus menunggu pemimpin.

2. Bekerjanya selalu sibuk dan memakan waktu yang lama. 3. Tidak mengetahui kemapuan dan potensi para staffnya.

Pendelegasian mungkin kelihatan simpel, namun ini bisa jadi berat bagi sebagian orang. Padahal pendelegasian merupakan alat penting untuk melakukan training. Pendelegasian yang benar, bisa membuat staf anda berkembang.

Prinsip ini sama dengan orangtua yang sealu meminta anaknya untuk melakukan sesuatu sendiri, sehingga anak menjadi mandiri dan berkembang kepercayaan dirinya. Anak yang percaya diri akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik.

Begitu juga dengan pendelegasian, staf anda akan berkembang, lebih percaya diri dan akan menghasilkan output yang lebih baik dibandingkan dengan jika anda melakuak semua sendiri. Ini karena pendelegasian bisa memotivasi bawahan, bagai air yang menyirami tanaman.

Staf atau bawahan pun sebenarnya senang ketika menerima pendelegasian dari atasan. Staf akan bangga karena diberi tanggung jawab. Ini menunjukan bos percaya kepada bawahan. Selain demi kelancaran tugas, pendelegasian merupakan bagian dari mengembangkan oranglain.

Namun yang sering disalahkan artikan oleh para pemimpin adalah anggapan bahwa mendelegasikan sama seperti memerintah. Ini hampir sama tapi berbeda. Kalau anda memerintah seseorang,

160

anda akan memberi perintah kepada orang tersebut setil-detilnya sehingga orang tersebut menjadi jelas apa yang anda perintahkan.

Tapi pendelegasian berbeda. Mendelegasikan tidaklah memberitahukan instruksi secar detil satu per satu. Namun menyebutkan tujuannya, dan sebisa mungkin staf disberi kebebasan untuk melakukan aktifitas untuk menempuh tujuan tersebut dnegan kreatifitasnya sendiri.

Jadi anda tidak memerintahkan bagaiman yang harus dilakukan, namun hanya meminta maaf melakukan aktivitas dengan tujuan tertentu. Saat anda mendelegasikan, anda tidak bertanya banyak tentang bagaimana pekerjaan dilaksanakan, kecuali jika itu relevan dan berguna.

Pendelegasian berkaitan erat dengan kepercyaan/trust. Pemimpin yang bisa mendelegasikan, artinya mempercayai kemampuan stafnya. Dan staf kemungkinan besar tidak akan mengecewakan tanggung jawab tersebut.

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 157-163)