• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemimpin Dalam Revolusi Mental

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 135-145)

KEPEMIMPINAN DALAM REVOLUSI MENTAL

D. Peranan Pemimpin Dalam Revolusi Mental

Dalam revolusi mental seorang pemimpin harus dapat memberikan inspirasi bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan revolusi mental dari dalam dirinya sendiri. Menurut Presiden Jokowi , terdapan lima belas (15) sifat pemimpin yang lahir dari revolusi mental dalam membangun bangsa, yaitu :

1. Ikhlas. Pemimpin yang ikhlas akan dekat di hati orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin mendasari kepemimpinannya dengan rasa mencintai sesamanya serta sarana untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha

133

Esa. Keikhlasan hatinya membuatnya tegar terhadap segala ujian. Ia tidak mengharapkan pujian, mengabaikan cacian, dan tidka menaruh dendam. Dia hanya menjalankan kewajiban melayani orang-orang yang dipimpinnya tanpa pamrih. Dengan begitu, orang akan ikhlas dipimpin oleh pemimpin seperti ini.

2. Amanah dan Tanggung Jawab. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab menyebabkan hak-hak rakyat ditunaikan dengan baik. Tentu saja rakyat akan mencintai pemimpin seperti ini.

3. Teguh dalam pendirian. Pemimpin harus teguh pada kebenaran yang sesuai norma agama dan hukum masyaraka. Pemimpin harus profesional dan tidak boleh tergelincir pada masalah, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

4. Sabar. Sikap ini sangat menguntungkan. Tidak ada ruginya orang sabar. Dibutuhkan kesabaran tinggi untuk melayani beragam karakter orang. Pemimpin penyabar akan mampu menangani setiap permasalahan dengan rasional. 5. Tidak sombong. Sifat ini dicintai Tuhan dan disukai

manusia. Sombong hanya milik Tuhan. Manusia tidak berhak sombong. Pemimpin yang tidak sombong adalah pemimpin yang tidak gila hormat dan pujian.

6. Selalu berkata benar. Pemimpin yang didengar adalah ucapannya. Orang yang jujur rakyatnya. Sekali berbohong akan berbuntut kebohongan lainnya. Akibatya, dia tidak akan mendapat kepercayaan lagi.

134

7. Mencintai ilmu. Ilmu pengetahuan merupakan tonggak kepemimpinan. Seorang pemimpin perlu harus terus mengasah ilmu. Sangat baik padahal ilmu itu ditularkan kepada orang yang dipimpinnya.

8. Pandai berkomunikasi. Pemimpin harus mahir menggunakan bahasa untuk menimbulkan kesan positif dengan rakyat yang di pimpinnya. Bahasa komunikasi yang baik bisa membuat seorang pemimpin dipandang menarik, meski pemimpinnya kurang menarik. Komunikasi yang baik dapat mencairkan suasana. Sehingga rakyat bebas untuk menyampaikan uneg-unegnya.

9. Selalu menepati janji. Janji adalah utang. Jika sudah berjanji, sekecil apa pun, seorang pemimpin harus menepatinya. Dengan begitu, rakyat tidak akan ragu-ragu untuk terus memberi amanah kepada pemimpin yang selalu menepati janji.

10. Selalu berhati-hati. Berhati-hati dalam membuat keputusan atau berbicara menjadikan seorang pemimpin dihormati. Ia selalu berindak berdasarkan norma atau pemikiran yang jelas, tidak ngawur dan selalu berdasarkan fakta. Sikap ini disukai karena menunjukan pemimpin tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain yang punya niat tidak baik.

11. Mengutamakan kepentingan bersama. Pemimpin yang mengutamakan kepentingan bersama membuat hak-hak rakyatnya terpenuhi. Rakyat makin cinta pada

135

pemimpinnya yang memperhatikan kepentingan mereka melebihi diri sendiri.

12. Memahami dinamika zaman. Seorang pemimpin wajib mengikuti perkembangan politik, ekonomi dan aspirasi rakyatnya. Kemampuan memahami keadaan dan menyesuaikan diri dengan keperluan rakyat menjadikan pemimpin di terima oleh rakyatnya.

13. Berwawasan jauh. Pemimpin yang berwawasan jauh senantiasa terencana dan terkontrol keputusan dan tindakannya. Ia tidak pernah berpikir jalan pintas serta senantiasa mempertimbangkan keuntungan jangka panjang bagi rakyat dan bangsanya.

14. Antikorupsi. Sikap anti korupsi ini penting untuk memagari seseorang dari tindakan mengambil hak orang lain. Harta dan asset publik dipelihara dengan baik. Dengan begitu, rakyat akan menyayangi, bahkan mengagumi pemimpinnya.

15. Kuat spiritualnya. Kekuatan ini akan mengontrol tingkah laku seseorang pemimpin tetap positif dan produktif. Pemimpin yang demikian merupakan teladan buat rakyatnya.

Selain 15 prinsip tersebut, menurut Jokowi peran pemimpin dalam revolusi mental, dapat di wujudkan melalui sikap dan tindakan sebagai berikut :

1. Mengedepankan keluhuran budi pekerti 2. Menjunjung tinggi moralitas

136

4. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar

5. Bertindak dnegan penuh kesungguhan dan ketulusan

6. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan.

7. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap.

8. Memiliki daya juang yang tingi

9. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani 10. Menjaga keutuhan dan keharmonisan 11. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan 12. Bijaksana dalam setiap hal

13. Mengayomi 14. Berani mawas diri

15. Mampu melihat jauh kedepan

16. Berani dan mampu mengatasi kesulitan 17. Bersikap wajar

18. Tegas dan bertanggung jawab atas putusan yang diambil 19. Sederhana, penuh pengabdian kepada tugas, berjiwa besar,

dan mempunya sifat ingin tahu.

Cita-cita besar Revolusi Mental adalah Indonesia yang lebih bermartabat, berwibawa, disegani, makmur gemah ripah loh jinawi. Garis besar dari konsep ini adalah rakyat Indonesia harus termotivasi untuk lebih kreatif, inovatif, jujur, anti korupsi dan tidak melanggar HAM dalam segala bentuknya.

Namun, fakta yang ada sekarang jauh lebih dari semua itu. Bolos sidang digedung DPR dianggap lumrah begitu pula sikap menunda-nunda pekerjaan dan tugas di lingkungan pemerintah dan

137

badan legislatif. Rakyat kerap disuguhi tontonan atau informasi bobroknya moral pejabat dinegeri ini. Apalagi, soal korupsi yang seolah-olah dianggap sebagai budaya bangsa.

Ironisnya di era reformasi korupsi semakin parah. Bayangkan, kementrian agama yang seharusnya steril dari korupsi, justru makin gila-gilaan. Tak tanggung-tanggung, pengadaan Al Qur’an dan dana haji juga ikut disikat. Anehnya, Menteri Agama yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana haji oleh KPK, tidak mau mengundurkan diri secara cepat. Di negara maju seperti Jepang, Korea Selatanatau Eropa, jika ada pejabat publik yang diduga korupsi atau terlibat suatu skandal pasti mengundurkan diri tanpa didesak oleh media atau demonstrasi mahasiswa.

Mantan mempora yang langsung mundur begitu dinyatakan sebgai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi Hambalang, patut di apresiasi sebagai sebuah Revolusi Mental. Sayangnya, sikap itu tidak diikuti oleh mantan Menteri Agama. Dia baru mundur setelah diminta oleh Presiden. Contoh tersebut menggambarkan betapa rendahnya mental pejabat di republik ini.

Tetapi, bukan pejabat saja yang melakukan revormasi Mental. Seluruh komponen bangsa dari tingkat sekola dasar sampai perguruan tinggi, lembaga formal dan non formal termasuk semua ormas maupun LSM juga harus berani melakukan perubahan.

Jika Jokowi menulis artikel tentang revormasi Mental sebenarnya bukan hal baru lagi bagi Jokowi. Sejak menjabat sebagai Walikota Solo selama dua periode, Jokowi sudah melaksanakan Revolusi Mental dari pembenahan birokrasi. Begitu pula sat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Revolusi Mental dilakukan dengan snagat baik. Misalnya merapikan kampung kumuh dipinggir

138

kali dengan membangun kampung kumuh deret, merapikan waduk pluit supaya berfungsi sebagai pengendali banjir Jakarta.

Juga di Banjir Kanal Timur yang kini nampak asri dan hijau. Masyarakat ini bisa menikmati taman yang indah dan manusiawi.

Jokowi bisa membuktikan bahwa seorang pemimpin sipil juga bisa tegas dalam menjalankan pemerintahan. Indonesia telah dua kali dipimpin oleh presiden dengan latar belakang militer. Namun sampai saat ini rakyat Indonesia belum bergerak ke arah yang lebih disiplin dan menunjukan kinerja baik, khususnya dikalangan birokrasi.

Revolusi mental dinilai sebuah gagasan solutif bagi perbaikan dan mewujudkan perubahan bangsa lebih baik permasalahan seperti korupsi. Degradasi moral, intoleransi, dan stragnasi kesejahteraan merupakan sebagian kecil dari penyakit bangsa ini.

Revolusi mental yang mendasari dari visi dan misi Pemerintah Jokowi –JK akan diawali dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Revolusi Mental yang menjadi ide dasar Jokowi –JK dalam visi dan misi itu lahir pemikiran dan analisis kondisi masyarakat saat ini.

Sosok Jokowi –JK yang tanggap, tanggon, dan trengginas dinilai mampu menjadi pemimpin yang membumikan perubahan dan perbaikan bangsa. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi kerap berujar, “pembangunan manusia yang benar akan menghasilkan produktivitas, sedangkan produktivitas yang baik akan menghasilkan daya asing, karena yang akan kita hadapi kompetisi antar Negara. Maka, revolusi mental sangat penting”.

139

Takutnya krisis yang dihadapi Indonesia meniscayakan bahwa untuk memulihkannya perlu lebih dari sekedar politik sebagaimana biasanya (politics as usual). Negara ini butuh visi politik baru. Dimana visi iti mempertimbangkan kenyataan bahwa krisis nasional tersebut berakar pada moralitas. Indonesia memerlukan elit yang taat azas sekaligus menjadi tauladan dan kebajikan bagi rakyat.

Sekarang ini rakyat sudah jenuh melihat pemimpin yang suka pamer-pamer kemewahan, sok jaim dan terkesan ogah bersentuhan dengan wong cilik. Pemimpin seperti ini lebih mengedepankan citra ketimbang kerja keras untuk rakyat. Lihat saja, hampir setiap kita menyaksikan di televisi ada saja anggota DPR yang terlibat korupsi.

Ini fakta yang tidak bisa ditutupi. Setiap proyek diukur dengan parameter seberapa besar mampu menjadi “tambang” untuk mengeruk uang. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar menjadi kecil karena memiliki mentalitas pemimpin yang kerdil. Padahal, mentalitas seorang pemimpin snagat penting bag sebuah bangsa yang menginginkan perubahan. Sedangkan perubahan itu harus dimulai dari revolusi mental. Sayangnya, proses pembangunan karakter tersebut jarang disentuh. Bangsa Indonesia yang seharusnya mengedepankan mental investment, justru mengabaikan adanya revolusi mental tersebut. Karen itu, kita perlu keberanian untuk memperjuangkan mentalitas nasional tersebut.

Bangsa ini membutuhkan sosok pemimpin yang mampu melayani apa yang dibutuhkan rakyatnya. Revolusi mental yang dimulai dari seseorang pemimpin amat penting agar martabat bangsa tidak bisa di rendahkan oleh bangsa lain. Sangat strategis

140

mendorong anak bangsa ini menunjukan kemampuan terbaiknnya dalam kompetisi global yang kian sengit.

Pemimpin harus mampu menghapus praktek politik kotor yang merusak sistem demokrasi bangsa. Ini terjadi karna masih rendahnya peradaban politik Indonesia. Sejumlah tokoh dan peneliti mengemukakan Pancasila mampu menangkal maraknya politik kotor di negeri ini. Mereka sepakat bahwa hari lahir pancasila 1 Juni yang diperingati hari ini merupakan momentum penting untuk merevolusi mental rakyat melalui keteladanan pemimpin.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah syafii maarif mengatakan, “Kita berasal dari kultur kumuh karena peradaban politik kita masih rendah. Kondisi tersebut harus diperbaiki pemimpin mendatang. Mereka harus bisa mengukuhkan pilar-pilar peradaban bangsa.

Konkretnya pemimpin bangsa harus bisa menerjemahkan pancasila dan UUD 1945 dalam kepemimpinan sehari-hari. Pemimpin juga harus berani menghapus praktek politik kotor yang dilakukan orang-orang yang merusak sistem demokrasi bangsa.

Keserakahan adalah satu diantara tindakan yang membuat nilai-niali luhur. Karena itu, perlu revolusi mental untuk membentuk bangsa Indonesia yang berkarakter dan bisa mengalahkan nafsu serakah. Sebab, percuma saja membangun infrastruktur dan fisik yang baik jika mental bangsa ini buruk. Mengapa bisa demikian? Carut-marut persoalan bangsa ini terjadi karena elite dan pemerintah telah melupakan Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup. Salah satu bentuk melupakan Pancasila itu adalah system politik yang selalu mengedepankan politik dagang sapi.

141

Sistem ini berimbas memperkaya diri sendiri atau kelompoknya. Akibatnya hajat hidup orang banyak terabaikan.

142

BAB 8

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 135-145)