• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Sasaran dan Strategi Organisasi

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 84-89)

FUNGSI MANAJEMEN MERENCANAKAN

D. Pendekatan dan Strategi Perubahan Organisasi

3) Persepsi Sasaran dan Strategi Organisasi

Sasaran dan strategi sangat penting untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan usaha organisasi. Sasaran dan strategi yang menjadi pedoman dan telah dipegang sebagai pendorong stabilitas organisasi, sangat sulit dirubah karena terkadang karyawan tidak mengetahui kebutuhan untuk sasaran baru karena mereka tidak mempunyai cukup informasi yang sama dengan manajer. Mereka masih berpijak pada stabilitas masa lalu. sementara lingkungan berubah secara dinamis dan menuntut perubahan.

Resistance to Change Banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change).

Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada

82

organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

Metode Menangani Penolakan Terhadap Perubahan

Ada enam pendekatan dalam menangani penolakan terhadap perubahan yang dapat dilakukan organisasi.

1. Pendidikan dan Komunikasi.

Memberikan penjelasan tentang kebutuhan akan perubahan dan logika dari perubahan kepada individu, kelompok dan organisasi keseluruhan. Pendekatan ini digunakan bila ada kekurangan informasi atau informasi yang tidak tepat serta kekurangan analisanya.

2. Partisipasi dan penyertaan.

Meminta atau mengikutsertakan anggota organisasi untuk membantu mendesain perubahan. Pendekatan yang dapat digunakan bila pemrakarsa tidak mempunyai semua informasi yang dibutuhkan untuk mendesain perubahan dan orang lain mempunyai kekuatan cukup besar untuk menolak perubahan.

3. Komitmen, Memberi fasilitas dan dukungan.

Memberikan program pelatihan ulang, liburan, dukungan emosional dan memahami orang yang terpengaruh terhadap perubahan. Pendekatan yang dapat digunakan bila orang akan menolak karena masalah penyesuaian.

4. Negosiasi dan persetujuan.

Melakukan negosiasi dengan penolak potensial atau mengusahakan surat pemahaman tertulis. Pendekatan digunakan bila beberapa orang atau organisasi dengan kekuatan besar untuk menolak perubahan.

83

5. Manipulasi dan pemilihan menjadi anggota.

Memberikan peran yang diinginkan oleh orang yang berpengaruh dalam mendesain atau mengimplementasikan proses perubahan. Pendektan ini digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau terlalu mahal.

6. Memaksa secara terang-terangan dan terselubung. Menakut-nakuti dengan kehilangan pekerjaan atau pemindahan, tidak dipromosikan dan sebaginya. Pendekatan ini digunakan bila kecepatan dalam proses perubahan diperlukan dan pemrakarsa perubahan memiliki kekuatan yang cukup besar.

7. Mengembangkan hubungan positif

Orang lebih bersedia untuk menerima perubahan jika mereka percaya para manajer menerima mereka. Resisten terhadap perubahan merasa lebih positif tentang perubahan jika mereka mempercayai para agen perubahan. Jika manajerdapat memfasilitasi hubungan positif, mereka mungkin dapat mengatasi perlawanan 8. Menerapkan perubahan

Salah satu cara organisasi dapat meminimalisir dampak negative adalah untuk memastikan perubahan dilakukan cukup.

Mengelola Kreatifitas dan Inovasi

Berkembangnya berbagai bentuk kebutuhan masyarakat dan meningkatnya hubungan yang didorong teknologi informasi serta organsasi yang lebih mengglobal menyebabkan semakin

84

meningkatnya perubahan lingkungan yang mendorong kebutuhan penyesuaian organisasi melalui perubahan yang berkesinambungan. Perubahan yang akan membawa prestasi dan produktifitas yang semakin tinggi didasarkan pada sikap kreatif dan inovatif organisasi dalam memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki. Di dunia saat ini kreatifitas dan inovatif lebih penting daripada sebelumnya. Ini berarti berpikir dengan cara baru dan terbuka terhadap cara yang sama sekali berbeda untuk melihat dunia.

Kreatifitas adalah menghasilkan ide baru. Kreatifitas

juga merupakan penggunaan akal sehat untuk meciptakan gagasan baru terhadap sesuatu atau berbagai keunikan pemechan masalah. Individu yang kreatif memiliki kecenderungan untuk bersikap lebih fleksibel mereka mau dan mampu untuk berpindah dari suatu pendekatan ke pendekatan lain bila menghadapi masalah. Mereka orang yang lebih bersikap independen, teguh berpegang erat pada pendiriannya kalau idenya ditantang. Lebih menyukai untuk memcahkan masalah yang rumit daripada masalah sederhana. Orang kreatif cenderung mempertanyakan masalah otoritas secara spontan dan tidak menyukai perintah yang tidak masuk akal. Orang kreatif lebih termotivasi pada pekerjaan yang menarik daripada kompensasinya serta orang yang suka bekerja keras dan hal-hal yang menarik.

Inovasi adalah penerjemahan ide baru menjadi perusahaan baru, produk baru, jasa baru, proses baru atau metode baru untuk memproduksi. Inovasi dapat juga diartikan sebagai proses menciptakan gagasan baru dan melaksanakannya dalam praktek sehari-hari. Ini merupakan kegiatan merubah gagasan baru menjadi berbagai penerapan yang dapat digunakan. Inovasi meruipakan

85

sumber sukses dalam ekonomi pasar, hal ini diperkuat oleh lingkungan yang selalu berubah dan penuh persaingan dewasa ini.

Tiga Langkah Proses Kreatif dalam Organisasi

1. Menghasilkan ide (idea creation)

Pengetahuan baru yang didasarkan atas penemuan, pemahaman serta kreatifitas spontan sehingga individu dapat bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi. Ide yang dihasilkan tergantung pada arus manusia dalam organisasi dan informasi antar perusahaan dengan lingkungan.

2. Pengembangan ide

Konsep gagasan pada awalnya harus diuji dan dibahas dengan yang lain. Nilai praktis dan finansial diuji dalam feasibilitas formal yang akan menunjukkan rugi atau laba. Pengembangan ide dipengaruhi oleh budaya organisasi dan proses dalam organisasi.

3. Implementasi ide

Tahap dimana ide kratif sebagai pemecahan masalah atau penciptaan pasar (rekayasa, penentuan peralatan, pembuatan pabrik, uji pemasaran dan promosi). Proses dimana produk baru dikomersialisasikan atau proses produksi baru dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan operasional yang rutin dilaksanakan.

Walaupun inovasi tingkat tinggi seringkali mengurangi laba jangka pendek, inovasi tatap diperlukan untuk pertumbuhan organisasi jangka panjang. Keberhasilan inovasi ditentukan

86

oleh integrasi tingkat tinggi diantara berbagai unit operasi organisasi.

Dalam dokumen Kepemimpinan dalam Revolusi Mental (Halaman 84-89)