• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMAM BERDARAH DENGUE/SINDROMA RENJATAN DENGUE

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 197-200)

1. Identifikasi

Penyakit virus berat yang ditularkan oleh nyamuk endemik di banyak negara di Asia Tenggara dan Selatan, Pasifik dan Amerika Latin; ditandai dengan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah, hipovolemia dan gangguan mekanisme penggumpalan darah. Terutama menyerang anak-anak, tetapi juga menyerang orang dewasa. Definisi kasus menurut WHO adalah: (1) demam atau adanya riwayat demam pada saat sekarang; (2) trombositopeni; hitung platelet sama atau kurang dari 100 x 103/cu mm (Standar Internasional sama atau kurang dari 100 x 109/L); (3) manifestasi perdarahan seperti tes torniquet positif, petechiae atau fenomena perdarahan yang jelas; dan (4) berkurangnya plasma karena meingkatnya permeabilitas vaskuler. Adanya kenaikan hematokrit sebesar 20 % dibandingkan dengan nilai normal atau ditemukannya efusi pleural atau efusi abdomen dengan pemeriksaan ultrasonografi, tomografi ataupun sinar-X. Sedagkan Sindroma Renjatan Dengue (Dengue Shock Sindrome, DSS) adalah penderita DHF yang lebih berat ditambah dengan adanya tanda-tanda renjatan: (1) denyut nadi lemah dan cepat; (2) tekanan nadi lemah (< 20 mm Hg); (3) hipotensi dibandingkan nilai normal pada usia tersebut; (4) gelisah, kulit berkeringat dan dingin.

148

Terapi cairan intravena atau oral yang tepat bisa mengurangi meningkatnya hematokrit dan perlu dilakukan observasi yang ketat untuk melihat terjadinya kebocoran plasma. Penyakit ini bersifat biphasic; tiba-tiba dimulai dengan demam, dan pada anak-anak, disertai dengan keluhan pada saluran pernapasan bagian atas, kadang-kadang tidak ada nafsu makan, rasa panas di daerah muka dan gangguan gastro intestinal ringan. Bersamaan dengan defervescence dan menurunnya hitung trombosit, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk, ditandai dengan rasa lemas, sangat gelisah, muka pucat dan nafas cepat, rasa sakit yang sangat di daerah abdomen dan sianosis sekitar mulut. Hati mungkin membengkak, biasanya 2 hari atau lebih sesudah turunnya suhu badan.

Perdarahan sering terjadi termasuk petechiae yang menyebar, uji torniquet positif, mudah memar dan yang jarang adalah timbulnya mimisan, perdarahan pada saat pengambilan darah vesed serta perdarahan gusi. Terjadinya perdarahan gastro intestinal adalan tanda prognosa yang jelek bisanya sesudah mengalami masa renjatan yang lama. Pada kasus berat, gejala kllinis ditambah dengan terjadinya akumulasi cairan pada rongga tubuh, menurunnya kadar serum albumin, meningkatnya kadar transaminase, memanjangnya waktu protrombin dan rendahnya kadar protein komplemen C3. DHF dengan kerusakan hati berat, dengan atau tanpa ensefalopati telah di temukan pada waktu KLB dengue-3 di Indonesia dan Thailand. Angka kematian dari penderita DHF dengan renjatan yang tidak diobati atau dengan manajemen yang salah adalah sebesar 40 – 50 %; dengan terapi cairan fisiologis yang cepat, angka ini menurun menjadi 1 – 2 %.

Tes serologis menunjukan peningkatan titer antibodi terhadap virus dengue. Adanya antibodi lgM, menunjukan bahwa infeksi flavirus sedang terjadi atau baru saja terjadi, biasanya bisa dideteksi 6 – 7 hari sesudah onset penyakit. Virus dapat diisolasi dari darah selama stadium demam akut dengan menyuntikkannya pada nyamuk atau kultur sel. Isolasi dari organ pada saat otopsi sulit dilakukan tetapi kemungkinannya bertambah melalui inokulasi nyamuk. Sekuen asam nukleik yang spesifik dari virus dapat dideteksi dengan PCR. (Infeksi virus dengue dengan atau tanpa perdarahan telah dijelaskan diatas. Demam kuning dan penyakit perdarahan lain akan dijelaskan secara terpisah).

2. Penyebab penyakit – lihat Demam Dengue diatas. Semua serotipe dengue dapat menyebabkan DHF/DSS pada urutan menurun menurut frekwensi penyakit yang ditimbulkan tipe 2, 3, 4 dan 1

3. Distribusi Penyakit

Wabah DHF baru-baru ini telah terjadi di Filipina, Kaledonia baru, Tahiti, Cina, Vietnam, Laos, Kamboja, Maldives, Kuba, Venezuela, French Guiana, Suriname, Brasil, Kolombia, Niakaragua dan Puerto Rico. KLB terbesar dilaporan di Vietnam pada tahun 1987, pada saat itu kira-kira 370.000 kasus dilaporan. Di negara tropis Asia, DHF/DSS terutama menyerang anak-anak penduduk setempat yang berusia dibawah 15 tahun. Kasus DF/DHF sering terjadi selama musim hujan dan di daerah dengan kapasitas Ae. Aegypti yang tinggi.

4, 5, 6 dan 7 : Reservoir, cara penularan penyakit, masa inkubasi, masa penularan – lihat Demam Dengue diatas.

8. Kekebalan dan kerentanan

Penjelasan tentang faktor risiko terbaik adalah dengan teori sirkulasi heterolog dari antibodi dengue, yang didapat secara pasif pada bayi atau secara aktif melalui infeksi yang terjadi sebelumnya. Antibodi ini meningkatkan infeksi dari fagosit mononuklair dengan terbentuknya kompleks-imun-virus. Asal geografis dari strain dengue, umur , jenis kelamin dan faktor genetis manusia juga penting sebagai faktor risiko.

Pada tahun 1981 terjadi KLB di Kuba yang disebabkan oleh virus dengue 2 Asia Tenggara, pada saat itu DHF/DSS, 5 kali lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada orang kulti hitam. Di Myanmar, India Timur orang-orang disana juga rentan terhadap DHF.

9. Cara - cara pemberantasan

A. Tindakan pencegahan : lihat Demam Dengue diatas

B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar

1), 2), 3), 4), 5) dan 6), laporan kepada petugas kesehatan setempat, isolasi, disinfeksi serentak, karantina, imunisasi kontak dan investigasi kontak dan sumber infeksi : lihat Demam Dengue diatas

7) Pengobatan spesifik : Renjatan hipovolemik disebabkan oleh bocornya plasma karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah bereaksi dengan terapi oksigen dan pemberian cepat dengan cairan dan elektrolit (larutan Ringer laktat 10 – 20 ml/kg/jam). Pada kasus renjatan yang lebih berat, sebaiknya digunakan plasma dan atau cairan pengganti plasma. Kecepatan pemberian plasma dan cairan harus dihitung sesuai dengan jumlah yang hilang, biasanya diukur dengan mikrohematrokrit. Peningkatan nilai hematokrit yang terus menerus walupun sudah diguyur dengan cairan memberi indikasi bahwa perlu diberikan plasma atau koloid lain. Pengamatan yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya overhidrasi. Transfusi darah dilakukan bila terjadi perdarahan berat yang menyebabkan turunnya hematokrit. Penggunaan heparin untuk mengobati perdarahan massive oleh karena adanya “Disseminated Intra Vasculer Congulation” berbahaya, tidak ada manfaatnya. Plasma segar , fibrinogen dan konsentrat trombosit digunakan untuk mengobati perdarahan berat. Aspirin merupakan kontradiksi karena dapat menimbulkan perdarahan.

C, D dan E : Penanggulangan wabah, implikasi bencana dan tindakan international : lihat Demam Dengue diatas.

150

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 197-200)