• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan internasional : Lihat sifilis (9E)

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 143-146)

INFEKSI LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN GIGITAN BINATANG

E. Tindakan internasional : Lihat sifilis (9E)

CHICKEN POX/HERPES ZOSTER ICD-9 052-053; ICD-10 B01- B02

(Varicella/shingles)

1. Identifikasi.

Chicken pox (varicella/cacar air) adalah penyakit virus akut, pada umumnya terjadi serangan mendadak dengan demam ringan, gejala umum ringan dikuti dengan munculnya erupsi kulit yang makulopapuler dalam beberapa jam, menjadi vesikuler dalam 3-4 hari dan meninggalkan keropeng bundar. Gelembungnya berbentuk monolokuler dan pecah bila ditusuk, berbeda dengan gelembung pada cacar yang berbentuk multilokuler, tidak kolaps. Lesi biasanya muncul berkelompok memanjang, dengan stadium yang berbeda pada waktu yang sama. Lesi lebih banyak muncul pada anggota tubuh yang tertutup daripada di tempat-tempat yang terbuka. Lesi juga bisa muncul pada kulit kepala, axilla bagian atas, dan membran mukosa mulut serta saluran pernapasan bagian atas dan juga pada mata. Lesi juga bisa muncul pada daerah iritasi, seperti pada daerah yang terbakar matahari dan ruam akibat popok bayi. Lesi yang muncul kemungkinan jumlahnya sangat sedikit sehingga luput dari observasi. Bisa terjadi infeksi ringan yang tidak jelas dan tidak khas. Kadang-kadang, walaupun jarang pada orang dewasa, demam dan gejala klinis lainnya bisa muncul lebih berat. CFR di AS lebih rendah pada anak-anak daripada orang dewasa, 1 dari 100.000 anak dengan cacar air, dibandingkan dengan 1 dari 5000 orang dewasa. Komplikasi yang serius dari cacar air adalah pneumonia (karena virus dan bakteri), Infeksi bakteri sekunder, komplikasi perdarahan dan ensefalitis. Anak dengan lekemia akut, termasuk yang mengalami remisi sesudah kemoterapi adalah kelompok yang mempunyai risiko lebih tinggi terkena cacar air, yang angka kematiannya 5 - 10 % dari semua kasus. Bayi baru lahir yang menderita cacar air pada umur 6 – 10 hari mempunyai risiko untuk menderita cacar air berat, begitu juga bayi yang lahir dari ibu yang terkena penyakit ini 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan. Sebelum ditemukan pengobatan virus yang efektif, fatality rate nya sampai 30 %.

94

Tetapi sekarang CFR-nya lebih rendah. Infeksi pada kehamilan muda bisa menyebabkan sindroma cacar air kongenital pada 0.7 % dari kasus, dan infeksi yang terjadi pada usia kehamilan 13-20 minggu risikonya sekitar 2%. Cacar air seringkali ditemukan muncul mendahului sindroma Reye sebelum diketahui bahwa terjadinya sindroma Reye, dikaitkan dengan penggunaan aspirin untuk infeksi virus.

Herpes zoster (shingles) adalah manifestasi lokal dari reaktivasi infeksi varicella laten pada radix ganglia dorsalis. Muncul sebagai lesi vesikuler dengan dasar eritema terbatas di daerah kulit, yang mengikuti jalannya saraf sensoris dari satu atau sekelompok radix ganglia dorsalis. Lesi bisa muncul dalam bentuk gerombolan gelembung yang ireguler sepanjang jalannya saraf, biasanya unilateral. Terletak lebih dalam dan vesikel menggerombol lebih dekat dibandingkan cacar air; herpes zoster dan varicella secara histologis mirip satu sama lain. Hampir selalu disertai dengan rasa sakit sekali dan parestesia, dan sekitar 30 % orang dewasa yang terserang herpes menderita postherpetic neuralgia. Insiden dari zoster dan postherpetic neuralgia bertambah seiring dengan bertambahnya umur. Dari pengamatan didapatkan bahwa hampir 10 % anak-anak yang mendapat pengobatan kanker cenderung mendapatkan zoster; orang dengan infeksi HIV juga mempunyai risiko untuk terkena zoster. Orang dengan imunosupresi dan orang yang didiagnosa menderita tumor ganas, lesi ekstensif seperti cacar air bisa muncul diluar

dermatome; lesi seperti cacar air ini bisa juga terjadi pada orang-orang normal namun dengan jumlah lesi yang lebih sedikit. Infeksi intra uterin dan cacar air yang diderita sebelum usia 2 tahun dikaitkan dengan munculnya zoster pada usia muda. Kadang-kadang erupsi seperti cacar air muncul beberapa hari sesudah herpes zoster, dan sangat jarang terjadi erupsi sekunder dari zoster sesudah cacar air. Pemeriksaan laboratorium, seperti menemukan virus dengan menggunakan mikroskop elektron; isolasi virus pada kultur sel; membuktikan adanya antigen virus pada preparat apusdengan menggunakan metode FA, DNA virus, atau dengan PCR atau pembuktian adanya kenaikan titer antibodi serum, tidak dilakukan secara rutin tetapi bermanfaat pada kasus-kasus sulit dan untuk studi epidemiologis. Pada era vaksin, tes identifikasi virus untuk membedakan virus vaksin dari virus liar mungkin diperlukan pada situasi tertentu (misalnya untuk mengetahui apakah munculnya herpes zoster, pada penerima vaksin disebabkan oleh virus vaksin atau virus liar). Berbagai macam pemeriksaan antibodi sekarang telah tersedia secara komersial, namun pemeriksaan ini kurang sensitif untuk mellihat imunitas pasca imunisasi; sel raksasa dengan inti banyak bisa dilihat dari sediaan yang diambil dari dasar lesi dengan pengecatan Giemsa; sel raksasa ini tidak ditemukan pada vaccinia namun dapat ditemukan pada lesi herpes simplex.

Dengan demikian ditemukannya sel raksasa ini tidak spesifik untuk infeksi varicella,

pemeriksaan dengan Rapid direct antibody testing mempunyai nilai diagnostik yang lebih tepat.

2. Penyebab penyakit.

Herpesvirus 3 (alpha) manusia (Varicella zoster, VZV) termasuk kelompok Herpesvirus.

3. Distribusi penyakit.

Tersebar di seluruh dunia. Infeksi dengan herpesvirus 3 (alpha) manusia sangat umum terjadi. Di daerah dengan iklim sedang, paling tidak 90 % dari penduduknya pernah terkena cacar air pada usia 15 tahun dan setidaknya 95% pada kelompok dewasa muda.

Pada daerah beriklim sedang, cacar air terjadi paling sering pada musim dingin dan awal musim semi. Gambaran epidemiologis dari cacar air di negara tropis berbeda dengan negara-negara beriklim sedang, dengan proporsi lebih tinggi kasus-kasus terjadi pada orang dewasa. Zoster terjadi lebih umum pada orang-orang yang lebih tua.

4. Reservoir : manusia.

5. Cara penularan :

Dari orang ke orang melalui kontak langsung, droplet atau penularan melalui udara dari cairan vesikel atau sekret dari saluran pernapasan orang yang terkena cacar air atau cairan vesikel dari penderita herpes zoster; tidak langsung melalui benda yang baru saja terkontaminasi oleh discharge dari vesikel ataupun dari selaput lendir orang yang terinfeksi. Berbeda dengan vaksinia dan variola, koreng dari lesi varicella tidak menular. Cacar air adalah salah penyakit yang sangat menular, terutama pada tahap awal erupsi; zoster mempunyai tingkat penularan yang rendah (kontak dengan varicella seronegatif akan berkembang menjadi cacar air). Risiko terkena varicella adalah sekitar 80 – 90 % sesudah terpajan dengan penderita varicella.

6. Masa inkubasi.

Masa inkubasi berkisar antara 2 – 3 minggu; biasanya 14 – 16 hari. Masa inkubasi bisa lebih panjang sesudah pemberian imunisasi pasif terhadap varicella (lihat 9A2; dibawah) dan pada orang dengan tingkat kekebalan rendah.

7. Masa penularan

Paling lama 5 hari, tetapi biasanya 1 – 2 hari sebelum timbulnya ruam dan berlanjut sampai semua lesi berkeropeng(biasanya sekitar 5 hari). Masa penularan bisa lebih lama pada pasien yang tingkat kekebalannya rendah. Munculnya kasus sekunder pada anak-anak dalam satu keluarga adalah sekitar 70 – 90 %. Penderita zoster bisa menjadi sumber infeksi sekitar 1 minggu sesudah munculnya lesi vesikulopustuler. Individu yang rentan dianggap bisa menularkan penyakit 10 – 21 hari sesudah terpajan.

8. Kerentanan dan kekebalan.

Semua orang rentan terhadap varicella terutama mereka yang belum pernah terinfeksi; biasanya penyakit ini lebih berat jika menyerang orang dewasa daripada anak-anak. Infeksi biasanya menimbulkankekebalan yang berlangsung lama; serangan kedua jarang terjadi, infeksi virus biasanya menjadi laten, dan penyakit ini bisa berulang sebagai herpes zoster pada sekitar 15 % orang dewasa dan kadang-kadang pada anak-anak.

Bagi yang ibunya tidak kebal, dan penderita leukemia biasanya menderita lebih berat, lebih lama atau bahkan fatal. Orang dewasa yang menderita kanker, terutama kanker kelenjar limfe dengan atau tanpa terapi steroid, pasien dengan kekebalan rendah dan orang dengan pengobatan yang menyebabkan kekebalan menurun mempunyai risiko terkena zoster yang berat, baik lokal maupun menyebar.

96

9. Cara-cara pemberantasan

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 143-146)