• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS ENTERITIS ICD-9 005.4; ICD-10 A05.3

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 162-165)

INFEKSI PADA ALAT KELAMIN DISEBABKAN KLAMIDIA

D. Implikasi bencana : risiko terjadinya KLB sangat tinggi di daerah di suatu daerah endemis kolera, apabila didaerah tersebut orang berkumpul bersama dalam jumlah

III. VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS ENTERITIS ICD-9 005.4; ICD-10 A05.3

(Infeksi Vibrio parahaemolyticus)

1. Identifikasi

Gangguan saluran pencernaan ditandai dengan diare cair dan disertai kram perut pada sebagian besar kasus, kadang-kadang disertai dengan mual, muntah, demam dan sakit kepala. Kadang-kadang, ditemukan gejala seperti disenteri dengan tinja mengandung darah dan lendir, demam tinggi dengan jumlah sel darah putih yang meningkat. Penyakit ini khas dengan spektrum derajat penyakit sedang, berlangsung sekitar 1 – 7 hari, infeksi sistemik dan kematian jarang terjadi.

2. Penyebab penyakit

Vibrio parahaemolyticus, adalah vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena

Kanagawa).

3. Distribusi penyakit

Kasus sporadis dan beberapa KLB dengan common source dilaporkan dari berbagai bagian dunia, terutama dari Jepang, Asia Tenggara dan AS. Beberapa KLB dengan korban yang banyak terjadi di AS yang disebabkan karena mengkonsumsi seafood yang tidak dimasak dengan sempurna. Kasus-kasus ini terjadi terutama pada musim panas. Beberapa KLB yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan oleh strain Kanagawa negatif, dan strain urease positif.

4. Reservoir

Lingkungan pantai adalah habitat alaminya. Selama musim dingin, organisme ini ditemukan di lumpur laut, sedangkan selama musim panas mereka ditemukan di perairan pantai dan dalam tubuh ikan dan kerang-kerangan.

5. Cara penularan

Penularan terjadi karena mengkonsumsi ikan mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Penularan juga terjadi pada makanan yang telah dimasak dengan sempurna namun tercemar oleh penjamah yang pada saat yang sama menangani “seafood” mentah. Mencuci makanan dengan air tercemar mempunyai risiko terjadi penularan.

7. Masa penularan - Tidak menular langsung dari orang ke orang.

8. Kekebalan dan kerentanan – Hampir semua orang rentan.

9. Cara pemberantasan

A. Cara pencegahan : Sama seperti pada infeksi V. cholerae non-O1 dan non-O139.

B, C dan D. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar; upaya penanggulangan wabah dan implikasi bencana: lihat keracunan karena Stafilokokus (bagian I, 9B kecuali untuk B2, 9C dan 9D). isolasi : Kewaspadaan enterik.

IV. INFEKSI VIBRIO VULNIFICUS. ICD-9 005.8; ICD-10 A05.8

1. Identifikasi

Infeksi oleh Vibrio vulnificus dapat menyebabkan terjadinya septikemia pada orang dengan penyakit hati kronis, pecandu alkohol kronis atau mereka dengan hemokromatosis; atau orang dengan “immunosuppresed”. Penyakit ini muncul 12 jam hingga 3 hari sesudah mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang, terutama tiram. Sepertiga dari penderita mengalami renjatan pada saat mereka dirawat atau tekanan darah mereka turun dalam waktu 12 jam sesudah dirawat di Rumah Sakit. Tiga perempat dari penderita mengalami lesi kulit berbentuk bula yang jelas; trombositopeni biasa terjadi dan kadang-kadang disertai koagulasi intravaskuler disseminata. Lebih dari 50% penderita septikemia primer meninggal; mortalitasnya mencapai lebih dari 90% diantara mereka yang mengalami hipotensi. V. vulnificus dapat juga menginfeksi luka lama orang yang tinggal dipantai atau muara sungai; luka bervariasi mulai dari yang ringan, berupa lesi yang sembuh sendiri, atau berkembang dengan cepat menjadi selulitis atau miositis yang mirip dengan clostridial myonecrosis kemiripannya adalah pada penyebaran yang cepat dan destruktif.

2. Penyebab penyakit

Vibrio halofilik, biasanya laktosa positif (85% dari isolat) ia merupakan Vibrio laut yang secara biokimiawi hampir sama dengan V. parahaemolyticus. Konfirmasi jenis spesies kadang-kadang membutuhkan pemeriksaan dengan DNA probes atau dengan taksonomi numerik di laboratorium rujukan. V. vulnificus mempunyai kapsul polisakarida, dengan

multiple antigen dipermukaannya.

3. Distribusi penyakit

V. vulnificus adalah penyebab infeksi vibrio serius yang yang paling umum terjadi di AS. Di daerah pantai kejadian tahunan infeksi V. vulnivicus sekitar 0.5 kasus per 100.000 penduduk; sekitar 2/3 dari kasus ini adalah septikemia primer. Penderita V. vulnivicus

telah dilaporkan terjadi dari berbagai tempat didunia (misalnya; Jepang, Korea, Taiwan, Israel, Spanyol, Turki).

114

4. Reservoir

V. vulnificus merupakan flora autochtonous yang hidup bebas di lingkungan muara sungai. Mereka ditemukan dimuara sungai dan dari kerang-kerangan, terutama tiram, Vibrio ini dapat diisolasi secara rutin dari tiram yang dibudidayakan selama musim panas.

5. Cara penularan

Penularan terjadi diantara mereka yang mempunyai risiko tinggi, yaitu orang-orang yang “immunocompromised” atau mereka yang mempunyai penyakit hati kronis, infeksi terjadi karena mengkonsumsi “seafood” mentah atau setengah matang. Sebaliknya, pada hospes normal yang imunokompeten, infeksi pada luka biasanya terjadi sesudah terpajan dengan air payau (misalnya kecelakaan ketika mengendarai perahu/boat) atau dari luka akibat kecelakaan kerja (pengupas tiram, nelayan).

6. Masa inkubasi - Biasanya 12 – 72 jam sesudah mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang

7. Masa penularan : Dianggap tidak terjadi penularan dari orang ke orang baik langsung atau melalui makanan yang terkontaminasi kecuali seperti yang dijelaskan pada I.5 diatas

8. Kerentanan dan kekebalan

Orang yang menderita sirosis, hemokromatosis atau penderita penyakit hati kronis lain dan hospes “immunocompromised” mempunyai risiko tinggi menderita septikemia jika terkena penyakit ini. Berdasarkan catatan dari Dep. Kes Negara Bagian Florida pada periode 1981 - 1992, kejadian tahunan V. vulnificus diantara orang dewasa yang menderita penyakit hati kronis yang mengkonsumsi tiram mentah adalah 7.2 per 100.000 penduduk dibandingkan dengan 0.09 per 100.000 penduduk diantara mereka yang tanpa penyakit hati.

9. Cara pemberantasan

A. Cara pencegahan; sama dengan pencegahan infeksi V. cholerae untuk non-O1 atau non-O139.

V. INFEKSI VIBRIO LAIN ICD-9 005.8; ICD-10 A05.8

Infeksi dengan spesies vibrio lain dapat menyebabkan diare. Vibrio serogrup V. cholerae

selain O1, yaitu V. mimicus (beberapa strain menghasilkan enterotoksin yang tidak dapat dibedakan dengan yang diproduksi oleh V. cholerae O1 & O139), V. fluvialis, V. furnissii

dan V. hollisae. Septikemi jarang sekali terjadi pada hospes yang menderita penyakit hati kronis dan yang mempunyai status “immunocmpromized” atau mereka dengan gizi buruk yang disebabkan oleh V. hollisae. V. alginocyticus, dan V. damsela, vibrio ini hanya menyebabkan infeksi pada luka.

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 162-165)