• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan internasional : Lakukan pengawasan ikan atau produk ikan yang dimpor dari daerah endemis

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 168-171)

CHROMOMYCOSIS ICD-9 117.2; ICD-10 B43

E. Tindakan internasional : Lakukan pengawasan ikan atau produk ikan yang dimpor dari daerah endemis

OPISTHORCHIASIS ICD-9 121.0; ICD-10 B66.0

Opisthorchiasis adalah infeksi oleh cacing hati kecil dari kucing atau mamalia pemakan ikan lain. Opisthorchiasis felineus ditemukan di Eropa dan Asia, dan menginfeksi 2 juta orang di negara bekas Uni Sovyet; O. viverrini endemis di Asia tenggara, terutama di Thailand, kira-kira 8 juta orang terinfeksi. Cacing ini sebagai penyebab utama cholangiocarcinoma di seluruh dunia; di Bagian Utara Thailand, angka infeksi tertinggi sebesar 85 per 10.000 penduduk. Karakteristik dari cacing pipih ini, ciri-ciri penyakit dan cara-cara pemberantasannya sama dengan chlonorchiasis seperti yang telah diberikan diatas. Telur cacing ini tidak dapat di bedakan dengan mudah dari telur Chlonorchis.

COCCIDIOIDOMYCOSIS ICD-9 114; ICD-10 B38

(Demam Valley, Demam San Joaquin, Demam Gurun, Demam Rematik, Granuloma Coccidioidal).

1. Identifikasi

Adalah mikosis yang menginfeksi bagian dalam tubuh manusia, umumnya dimulai dengan infeksi saluran pernapasan. Infeksi primer bisa tanpa gejala atau mirip dengan influenza akut disertai demam, menggigil, batuk dan rasa sakit seperti pleuritis (walaupun jarang). Sekitar 1/5 dari kasus klinis yang diketahui (kira-kira sekitar 5 % dari infeksi primer) membentuk eritema nodosum, kebanyakan terjadi pada wanita Kaukasia dan jarang pada pria Afrika-Amerika. Infeksi primer bisa sembuh sempurna tanpa gejala sisa, bisa juga meninggalkan fibrosis, terbentuk nodulus pada paru dengan atau tanpa kalsifikasi; meninggalkan lubang persisten berdinding tipis, dan walau sangat jarang sekali, penyakit ini bisa menyebar keseluruh tubuh.

Coccidioidomycosis disseminata adalah penyakit progresif, seringkali fatal, tetapi penyakit dengan granulomatosa ini jarang terjadi dan mempunyai ciri-ciri berupa lesi paru dan terbentuknya abses di seluruh tubuh, terutama jaringan subkutan, kulit, tulang dan SSP. Coccidioidal meningitis mirip dengan meningitis tuberkulosa tetapi perjalanan penyakitnya bersifat lebih kronis. Kira-kira 1/1.000 kasus coccidioidomycosis akan menyebar menjadi bentuk disseminata.

Diagnosa dibuat dengan menemukan jamur melalui pemeriksaan mikroskopis atau kultur dari sputum, pus, urin, LCS atau biopsi dari lesi pada kulit atau yang diambil dari organ tubuh. (Menangani kultur jamur ini sangat berbahaya dan harus dilakukan dengan fasilitas BSL-2 dan BSL-3). Tes kulit memberi hasil positif terhadap spherulin 2 – 3 hari hingga 3 minggu sesudah timbul gejala. Tes precipitin dan tes CF biasanya memberi hasil positif dalam 3 bulan pertama setelah sakit. Tes precipitin untuk mendeteksi antibodi IgM, memberi hasil positif 1 – 2 minggu setelah munculnya gejala klinis dan bertahan hingga 3 – 4 bulan. Complement fixation test dapat mendeteksi antiodi IgG dan memberi hasil positif 1 – 2 bulan setelah muncuknya gejala klinis dan bertahan hingga 6 – 8 bulan. Rangkaian tes kulit dan serologis dibutuhkan untuk konfirmasi infeksi saat ini atau untuk mengetahui adanya penyebaran penyakit, tes kulit memberikan hasil negatif pada kasus disseminata dan tes serologis mungkin memberikan hasil negatif pada orang dengan

immunocompromised.

2. Penyebab penyakit

Coccidioides immitis jamur yang dimorfik. Jamur ini tumbuh di tanah dan media kultur sebagai jamur saprofit yang berkembang biak dengan arthroconidia; didalam jaringan tubuh manusia dan dalam kondisi media kultur tertentu, parasit tumbuh sebagai sel berbentuk sferis (Spherale) yang berkembang biak dengan membentuk endospora.

3. Distribusi penyakit

Infeksi primer umumnya terjadi di daerah yang kering/gersang dan setengah kering/gersang di belahan bumi bagian barat, di AS, mulai dari California hingga Texas bagian selatan; Argentina Utara, Paraguay, Kolumbia, Venezuela, Meksiko dan Amerika Tengah. Di tempat lain, peralatan yang kotor berdebu dari daerah endemis dapat menularkan infeksi; penyakit ini menyerang mereka yang bepergian ke daerah endemis. Penyakit ini menyerang semua usia, jenis kelamin dan segala ras. Lebih dari separuh penderita dengan gejala klinis berusia antara 15 – 25 tahun, laki-laki terkena lebih sering daripada perempuan, mungkin karena pajanan di tempat kerja. Infeksi lebih sering terjadi di musim panas setelah musim salju atau musim semi yang basah, terutama sesudah adanya badai angin dan debu. Penyakit ini adalah penyakit penting yang menyerang pekerja migran, arkeolog dan personil militer yang berasal dari daerah non-endemik yang karena tugas mereka pindah ke daerah endemik. Sejak tahun 1991, peningkatan yang cukup bermakna dari coccidioidomycosis telah dilaporkan terjadi di Kalifornia.

4. Reservoir

Tanah berperan sebagai reservoir, terutama ditempat dan sekitar tempat pembuangan kotoran hewan di perkampungan Indian dan di lubang-lubang tikus, di daerah dengan

120

suhu kelembaban dan kondisi tanah yang sesuai, (Lower Sonoran Life Zone); jamur ini menginfeksi manusia, hewan ternak, kucing, anjing, kuda, keledai, kambing, babi, tikus padang pasir, coyote (sejenis serigala), chinchilla, lama dan spesies binatang lain.

5. Cara penularan

Inhalasi dari arthroconidia yangi berasal dari tanah atau karena kecelakaan laboratorium pada saat menangani kultur jamur. Jamur dalam bentuk parasit biasanya tidak menular, inokulasi nanah penderita atau suspensi kultur jamur kedalam kulit atau tulang seseorang karena kecelakaan dapat menimbulkan pembentukan granuloma.

6. Masa inkubasi

Pada infeksi primer, masa inkubasi 1 hingga 4 minggu. Penyebaran bisa terjadi sangat pelan tapi pasti, terkadang tanpa muncul gejala infeksi paru primer bertahun-tahun sesudah infeksi primer.

7. Masa penularan

Tidak ditularkan langsung dari orang atau binatang ke manusia. C. immitis yang terdapat pada pembalut luka dari penderita dapat berubah bentuk dari bentuk parasit menjadi bentuk saprofit infektif sesudah 7 hari.

8. Kekebalan dan kerentanan

Tingkat kejadian infeksi subklinis di daerah endemis di tandai dengan prevalensi yang tinggi dari reaksi positif terhadap coccidioidin atau spherulin; penderita yang telah sembuh biasanya diikuti dengan terbentuknya kekebalan seumur hidup. Namun reaktivasi penyakit dapat terjadi pada mereka yang mendapatkan terapi yang menurunkan kekebalan tubuh atau karena infeksi HIV. Probabilitas untuk menjadi bentuk disseminata lebih besar peluangnya terjadi pada orang-orang Afrika-Amerika, Filipina dan orang-orang Asia lainnya, wanita hamil dan penderita AIDS atau pada penderita penyakit lain dengan kekebalan tubuh rendah. Kasus meningitis coccidioidal lebih sering terjadi pada pria Kaukasus.

9. Cara-cara pemberantasan A. Tindakan pencegahan :

1) Di daerah endemis : tanah kosong di tanami rumput, siram dengan minyak lapangan terbang yang tidak diaspal, gunakan alat pengontrol debu lainnya (seperti masker, mobil diberi AC dan tanah dibasahi dengan air).

2) Orang dari daerah non-endemis sebaiknya tidak dipekerjakan di daerah yang berdebu, seperti dalam pembangunan jalan. Tes kulit dapat dilakukan untuk menyaring orang-orang yang rentan.

B. Pengawasan Penderita, kontak dan lingkungan sekitar.

1) Laporan pada instansi kesehatan setempat, Kasus yang ditemukan harus dilaporkan, terutama jika terjadi KLB, di daerah endemis tertentu di AS; sedangkan di banyak negara penyakit ini bukan merupakan penyakit yang harus dilaporkan, Kelas 3B (lihat tentang pelaporan penyakit menular).

3) Disinfeksi serentak : dari kotoran dan barang-barang yang terkontaminasi. Pembersihan terminal.

4) Karantina : tidak dilakukan.

5) Imunisasi kontak : Tidak dilakukan.

6) Investigasi kontak dan sumber infeksi : Tidak dianjurkan untuk dilakukan kecuali kasus muncul di daerah non-endemis; untuk penderita ini tanyakan tempat tinggal, pekrjaan dan riwayat perjalanannya.

7) Pengobatan spesifik : Coccidioidomycosis biasanya akan sembuh spontan tanpa pengobatan. Amfoterisin B (fungizone ®) IV bisa diberikan untuk infeksi berat.

Fluconazole merupakan obat pilihan untuk infeksi selaput otak. Ketoconazole dan

itraconazole digunakan untuk coccidioidomycosis non meningeral yang kronis.

C. Penanggulangan wabah : KLB terjadi jika sekumpulan orang-orang rentan terinfeksi oleh conidia yang ditularkan lewat udara. Lakukan tindakan pengamanan terhadap debu (dust control) jika memungkinkan. (lihat 9A1, diatas)

D. Implikasi bencana : Kemungkinan bahaya terjadi jika sekelompok besar orang yang

Dalam dokumen MANUAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (Halaman 168-171)