• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISKUSI HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen Fakultas Ilmu Keolahragaan | FIK UNESA (Halaman 67-71)

A. Latihan Kelompok Eksperimen I (20-Yard Shuttle)

Latihan 20-yard shuttle

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan dikarenakan kaki senantiasa melakukan kontraksi secara

38 terus menerus saat melakukan latihan

tersebut. Sejalan dengan pendapat itu, Yap dan Brown (2000) mengatakan bahwa SAQ adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu melibatkan gerak eksplosif dengan tujuan untuk meningkatkan pola gerak dasar untuk posisi gerak khusus dan tinggi.

Secara anatomi otot-otot yang berfungsi saat melakukan gerakan latihan 20-yard shuttle untuk

meningkatkan kecepatan dan kelincahan adalah otot tungkai atas dan bawah. Otot-otot tungkai atas (otot paha) antara lain : Otot tensor fasialata, Otot abductor dari paha, Otot vastuslaterae, Otot rektus femoris, Otot satrorius, Otot vastus medialis, Otot abductor, Otot gluteus maxsimus, Otot paha leteral dan medial. Sedangkan otot tungkai bawah antara lain : Otot tibialis anterior, Otot ektensor digitorum longus, Otot gastroknemius, Otot tendon aciles, Otot soleus, Otot maleolus medialis, Otot retinakula bawah. Pada dasarnya

terdiri dari dua kelompok otot yang bekerja secara berlawanan atau antagonis, yaitu fleksi dan ekstensi.

Pada saat melakukan gerakan menekuk atau fleksi maka kelompok otot yang bekerja adalah otot fleksio,

sedangkan otot-otot ekstensi hanya bekerja meluruskan. Demikian sebaliknya kelompok otot ektensi memanjang dan fleksi memendek.

Dengan demikian otot dituntut untuk bekerja terus menerus, karena dalam melakukan latihan ini harus kontinyu/berkelanjutan sesuai dengan program latihan. Dengan adaya kontraksi secara terus menerus serta bertambahnya beban setiap 2 minggu

sekali, maka organ manusia cenderung selalu mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. Keadaan ini tentu menguntungkan untuk keterlaksanaan proses berlatih- melatih, sehingga kemampuan manusia dapat dipengaruhi dan di tingkatkan melalui proses latihan. Latihan menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu (waktu istirahat) agar tubuh dapat mengadaptasi seluruh beban selama proses latihan.

Ciri-ciri terjadinya proses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan, antara lain pada: (1) kemampuan fisiologis ditandai dengan membaiknya sistem pernapasan, fungsi jantung, paru-paru, sirkulasi, dan volume darah, (2) meningkatnya kemampuan fisik, yaitu ketahanan otot, kekuatan dan power, (3) tulang, ligamen, tendo, dan hubungan jaringan otot menjadi lebih kuat (Sukadiyanto dan Muluk, 2011 : 18).

Latihan 20-yard shuttle

merupakan latihan yang utamanya melatih otot-otot kaki meliputi otot paha depan, paha belakang, betis, tungkai serta menguatkan ligamen dan tendon. Dengan demikian latihan 20- yard shuttle dapat meningkatkan

kecepatan dan kelincahan.

B. Latihan Kelompok Eksperimen II (Three Cone Drill)

Kedua yaitu latihan three cone drill memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan dikarenakan dalam melakukan latihan ini, kaki senantiasa melakukan kontraksi secara terus menerus saat melakukan latihan

39 tersebut. Otot-otot kaki senantiasa

terlatih untuk terus melakukan kontraksi-kontraksi. Dalam latihan ini otot yang berpengaruh yaitu otot tungkai atas dan bawah. Otot-otot tungkai atas (otot paha) antara lain : Otot tensor fasialata, Otot abductor

dari paha, Otot vastuslaterae, Otot rektus femoris, Otot satrorius, Otot

vastus medialis, Otot abductor, Otot

gluteus maxsimus, Otot paha leteral

dan medial. Sedangkan otot tungkai

bawah antara lain : Otot tibialis anterior, Otot ektensor digitorum longus, Otot gastroknemius, Otot

tendon aciles, Otot soleus, Otot maleolus medialis, Otot retinakula

bawah.

Dengan adaya kontraksi secara terus menerus serta bertambahnya beban setiap 2 minggu sekali, maka organ manusia cenderung selalu mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. Keadaan ini tentu menguntungkan untuk keterlaksanaan proses berlatih-melatih, sehingga kemampuan manusia dapat dipengaruhi dan di tingkatkan melalui proses latihan. Latihan menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu (waktu istirahat) agar tubuh dapat mengadaptasi seluruh beban selama proses latihan.

Selanjutnya Bloomfield, (dalam Milanovic, 2013: 101) menjelaskan bahwa SAQ merupakan

metode pelatihan penting bagi peningkatan kecepatan dan kelincahan. Sementara studi terbaru (Polman, dan Sporis, dalam Milanovic, 2013: 101) menunjukkan bahwa metode pelatihan

SAQ memiliki dampak positif pada

kekuatan, kecepatan dan kelincahan dengan dan tanpa bola pada pemain sepakbola.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis latihan three cone drill yang

merupakan bagian dari SAQ adalah

pelatihan yang ditujukan untuk suatu progres pengembangan kemampuan gerak utama yang memungkinkan atlet untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan yang lebih baik atau lebih cepat sehingga pola gerakanya terkontrol dan seimbang. Oleh karena itu, latihan three cone drill dapat

meningkatkan kecepatan dan kelincahan.

C. Latihan Kelompok Eksperimen III (Four Cone Drill)

Ketiga yaitu latihan four cone drill memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan dikarenakan dalam melakukan latihan ini, Otot-otot kaki senantiasa terlatih untuk terus melakukan kontraksi-kontraksi. Dalam latihan ini otot yang berpengaruh yaitu otot tungkai atas dan bawah. Otot-otot tungkai atas (otot paha) antara lain : Otot tensor fasialata, Otot abductor

dari paha, Otot vastuslaterae, Otot rektus femoris, Otot satrorius, Otot vastus medialis, Otot abductor, Otot

gluteus maxsimus, Otot paha leteral

dan medial. Sedangkan otot tungkai

bawah antara lain : Otot tibialis anterior, Otot ektensor digitorum longus, Otot gastroknemius, Otot

tendon aciles, Otot soleus, Otot

maleolus medialis, Otot retinakula

40 maka kecepatan dan kelincahan akan

meningkat.

Apabila hal ini terus dilakukan maka kecepatan dan kelincahan akan meningkat. Karena dalam melakukan

latihan ini harus

kontinyu/berkelanjutan sesuai dengan program latihan. Dengan adaya kontraksi secara terus menerus serta bertambahnya beban setiap 2 minggu sekali, maka organ manusia cenderung selalu mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. Keadaan ini tentu menguntungkan untuk keterlaksanaan proses berlatih- melatih, sehingga kemampuan manusia dapat dipengaruhi dan di tingkatkan melalui proses latihan. Latihan menyebabkan terjadinya proses adaptasi pada organ tubuh. Namun, tubuh memerlukan jangka waktu tertentu (waktu istirahat) agar tubuh dapat mengadaptasi seluruh beban selama proses latihan.

Temuan Milanovic (2013: 101), menunjukkan bahwa kecepatan tertentu dan pelatihan kelincahan (SAQ), sebagai bagian dari proses

pelatihan secara keseluruhan, dapat dianggap sebagai alat yang berguna untuk perbaikan kecepatan dan kelincahan antara pemain sepakbola muda. Selanjutnya Bloomfield, (dalam Milanovic, 2013: 101) menjelaskan bahwa SAQ merupakan metode pelatihan penting bagi peningkatan kecepatan dan kelincahan. Sementara studi terbaru (Polman, dan Sporis, dalam Milanovic, 2013: 101) menunjukkan bahwa metode pelatihan

SAQ memiliki dampak positif pada kekuatan, kecepatan dan kelincahan

dengan dan tanpa bola pada pemain sepakbola.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis latihanfour cone drillyang merupakan bagian dariSAQ adalah pelatihan yang

ditujukan untuk suatu progres pengembangan kemampuan gerak utama yang memungkinkan atlet untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan yang lebih baik atau lebih cepat sehingga pola gerakanya terkontrol dan seimbang. Oleh karena itu, latihan four cone drill dapat meningkatkan kecepatan dan kelincahan.

D. Perbedaan Latihan 20-Yard Shuttle,

Three Cone Drill, Dan Four Cone

Drill

Keempat, terdapat perbedaan pengaruh peningkatan kecepatan dan kelincahan dimana latihan four cone drill lebih baik dibandingkan dengan

20-yard shuttle dan three cone drill. Hal ini dapat terjadi karena karena terdapat perbedaan banyaknya penekanan pada otot yang berkontraksi pada ketiga latihan tersebut.

Meskipun memiliki jarak yang relatif sama, pada latihan 20-yard shuttleotot-otot yang berkontraksi saat

latihan antara kaki kanan dan kaki kiri sama satu kali penekanan karena bentuk latihan yang lurus bolak-balik, pada three cone drill terdapat tiga kali

penekanan yaitu dua pada kaki kanan dan satu pada kaki kiri karena bentuk latihan yang berbentuk segitiga sama siku-siku, namun pada latihan four cone drill otot-otot yang berkontraksi memiliki penekanan yang berbeda. hal ini dapat terjadi karena pada latihan

41

four cone drill terdapat 4 kali

penekanan yaitu dua pada kaki kanan dan dua pada kaki kiri, itu terjadi karena bentuk latihan yang diagonal. Sehingga latihan four cone drill lebih banyak dalam memberikan efek stress pada otot saat berkontraksi.

Perbedaan pengaruh dari ke tiga latihan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Beberapa factor lain tersebut yaitu perbedaan kemampuan, dan motivasi diri dari setiap individu dalam mengikuti proses latihan. Perbedaan kemampuan sudah pasti disebabkan karena setiap individu memiliki kemampuan fisik yang berbeda, salah satunya dari segi fisiologis.. Faktor yang paling berpengaruh berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yaitu faktor motivasi diri, minat atau kemauan. Sudah bukan rahasia lagi jika pada siswa sekolah ada yang bersungguh-sungguh ataupun malah sebaliknya. Hal ini terbawa dalam proses latihan yang diberikan, beberapa siswa melakukan latihan hanya karena tugas yang diberikan oleh guru ataupun peneliti. Sehingga beberapa siswa belum mengeluarkan seluruh kemampuan secara maksimal ketika latihan. Meskipun berhasil atau terdapat peningkatan, namun peningkatan yang terjadi tidak terlalu besar.

PENUTUP

Dalam dokumen Fakultas Ilmu Keolahragaan | FIK UNESA (Halaman 67-71)