• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

Dalam dokumen Fakultas Ilmu Keolahragaan | FIK UNESA (Halaman 99-101)

Di dalam sebuah latihan terdapat suatu tujuan yang menjadi target dalam suatu pertandingan maupun perlombaan. Latihan menurut Lakshmikrishnan dan Sivakumar, (2013: 152) adalah proses ilmiah berbasis pedagogis terorganisir, terencana dan sistematis pada kemampuan dan kesiapan kinerja dengan bertujuan untuk kesempurnaan olahraga dan peningkatan kinerja dalam konteks kompetisi olahraga. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan arah yang lebih baik yaitu untuk meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis atlet. Nagarajan, Damodhran dan Praven, (2013: 149) menjelaskan latihan adalah bentuk dasar penyusunan olahragawan melalui proses yang sistematis, hingga jangka waktu yang panjang dengan didasarkan dan dilaksanakan pada fakta-fakta ilmiah. Begitu juga pendapat Ambarukmi, dkk. (2007: 1) latihan adalah proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-

prinsip pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan. Jadi pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yaitu meningkatkan kualitas fisik dan memiliki suatu tujuan.

Latihan atau training adalah

penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai (Sukadiyanto dan Muluk 2011: 6). Ditambahkan oleh Roesdiyanto dan Budiwanto, (2008: 16) “latihan merupakan suatu kegiatan yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, yang bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas”. Dengan demikian latihan adalah suatu proses terencana yang dipraktekkan berdasarkan pada sebuah teori dan metode yang baik dan tepat dengan proses waktu yang cukup panjang dan terarah dan dilakukan secara bertahap untuk membentuk fisik, teknik, taktik, dan mental sehingga tercapai suatu hasil yang baik dan maksimal.

Dalam proses latihan, kondisi fisik merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan aktivitas fisik yang berlangsung cukup lama dalam peningkatan sebuah prestasi dan keberhasilan latihan sangat tergantung dari kualitas latihan yang diberikan dan dilaksanakan. Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif, yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Program latihan kondisi fisik tersebut haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin.

Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi dan bagian-bagiannya. Di samping itu, kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan- gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan- perubahan situasi dalam pertandingan, (Fenanlampir, A dan Muhyi, 2015: 150). Pernyataan tersebut sependapat dengan (Sporis dkk, 2010: 679) kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk menjaga dan mengendalikan posisi tubuh saat merubah arah dengan cepat. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Sucharitha dkk, (2014: 755), kelincahan

adalah kemampuan untuk

mempertahankan atau mengontrol posisi tubuh saat berubah arah selama serangkaian gerakan.

Di dalam cabang olahraga kecepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Setiap aktivitas olahraga baik yang bersifat permainan, perlombaan, maupun pertandingan selalu memerlukan komponen biomotor kecepatan. Untuk itu kecepatan merupakan salah satu unsur biomotor dasar yang harus dilatihkan dalam upaya mendukung pencapaian prestasi

olahragawan. Menurut Sukadiyanto dan Muluk, (2011: 116) Kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsangan dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin. Senada dengan pendapat dari Nicholas Ratamess, (2012: 13) bahwa kecepatan adalah kemampuan seseorang individu untuk melakukan keterampilan motorik dengan secepat mungkin. Kecepatan sebagai hasil perpaduan dari panjang ayunan tungkai dan jumlah langkah. Di mana gerakan panjang ayunan dan jumlah langkah merupakan serangkaian gerak yang sinkron dan kompleks dari sistem neuromuskuler.

Secara umum kecepatan mengandung pengertian kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang. Menurut Sukadiyanto dan Muluk, (2011: 117) ada dua macam kecepatan, yaitu kecepatan reaksi dan kecepatan gerak. Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam menjawab suatu rangsang dalam waktu sesingkat mungkin, sedangkan pengertian kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerak atau serangkaian gerak dalam waktu secepat mungkin. Ditambahkan oleh Sudirham, (2015: 17) kecepatan reaksi berasal dari kata “ kecepatan dan reaksi” kecepatan merupakan sejumlah gerakan per waktu, sedangkan reaksi merupakan kegiatan (aksi) yang timbul karena suatu perintah/suatu peristiwa. Dari penjabaran tersebut maka kecepatan reaksi adalah gerakan yang dilakukan tubuh untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapatkan suatu respon/peristiwa dalam satuan waktu. Pendapat senada seperti yang diungkapkan oleh Nurhasan, (2011: 17) bahwa kecepatan reaksi berkaitan dengan waktu yang diperlukan, dari saat

diterimanya stimulus atau rangsangan, sampai awal munculnya respon atau reaksi. Stimulus yang diterima dapat melalui organ penglihatan, pendengaran, gabungan keduanya, dan sentuhan (kinestetik).

Pelatih pada umumnya menggunakan ladder driil untuk

membantu atlet mengembangkan kelincahan, kontrol tubuh, dan kesadaran dalam bergerak, serta meningkatkan keterampilan dasar dalam bergerak. (Jay Dewes dan Mark Roozen, 2012: 65) Menyatakan bahwa latihan ladder drill adalah suatu bentuk

latihan ladder yang sangat diperlukan

untuk meningkatkan kecepatan kaki, kelincahan, waktu dan koordinasi untuk atlet, disamping itu ladder ini sangat

populer untuk pelatih mencari cara untuk meningkatkan kecepatan, koordinasi, keseimbangan, dan kelincahan pada atletnya (Syairulniza, Nurhani dan Lim Boon, 2015: 18-19).

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen Fakultas Ilmu Keolahragaan | FIK UNESA (Halaman 99-101)