• Tidak ada hasil yang ditemukan

Djoko Sarwoko

Dalam dokumen annual report 2015.compressed (Halaman 46-48)

Komisaris Utama President Commissioner

Pemegang Saham dan para pemangku kepentingan yang Terhormat,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya PT Kereta Api Indonesia (Persero) selajutnya disebut KAI atau Perusahaan, berhasil melalui tahun 2015 yang penuh tantangan dengan menorehkan berbagai kinerja dan prestasi pelayanan yang akan menjadi bekal bersama bagi kelanjutan pengembangan usaha Perusahaan di masa mendatang.

Perlambatan ekonomi global masih belum memberikan harapan adanya titik balik pemulihan, Indonesia memasuki tahun 2015 dengan optimisme tinggi mengingat pertumbuhan ekonomi nasional melemah menjadi 4,79% dari tingkat pertumbuhan rata-rata 5,9% di tahun lalu. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan pelemahan yang dipengaruhi berlanjutnya tren penurunan harga minyak dan komoditas serta meningkatnya gejolak di pasar keuangan global. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS terus melemah hingga akhir tahun sehingga nilai tukar rata-rata tahun 2015 mencapai Rp13.788 per dolar AS dibandingkan rata-rata Rp11.864 per dolar AS pada tahun 2014. Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS berpotensi membebani posisi keuangan KAI karena sebagian besar belanja modal untuk sarana produksi dan suku cadang merupakan pembelian impor yang menggunakan valuta asing. Sedangkan tingkat inflasi per 31 Desember 2015 (YoY) cukup rendah mencapai 3,35%.

Sejalan dengan kondisi ekonomi nasional yang mengalami tren perlambatan, kinerja bidang transportasi juga terkena dampaknya. Sektor tansportasi merupakan sektor yang memberikan dukungan terhadap hampir semua sektor lainnya, sehingga sektor ini menjadi sangat penting bagi kegiatan ekonomi masyarakat. KAI sebagai penyedia jasa perkeretaapian yang meliputi usaha angkutan penumpang dan barang tentu terkena dampak dari dinamika faktor-faktor tersebut. Kenaikan harga BBM berdampak pada peningkatan biaya operasional bagi KA jarak jauh dan menengah yang menggunakan bahan bakar solar. Sedangkan penurunan daya beli masyarakat dan melambatnya iklim investasi, diyakini secara tidak langsung menahan pertumbuhan volume penumpang dan barang. Namun menurut pandangan Dewan Komisaris, Direksi telah berhasil mengatasi berbagai kendala eksternal tersebut dan mencatat pencapaian-pencapaian penting bagi kesinambungan usaha perusahaan.

Dear Shareholders and stakeholders,

Praise to Almighty God for the gift that PT Kereta Api Indonesia (Persero), hereinafter referred KAI or company, successfully passed through the challenging year of 2015 by carving a wide range of performances and achievements of service to continue the development of the Company's business in the future.

The global economic slowdownstill shows no hopes of recovery, Indonesia entered 2015 with high optimism despite the nation's economic growth fell to 4.79% from last yearaverage growth rate of 5.9%. Various economic indicators showed weakening caused by the continuous declining trend of oil and commodityprices as well as increased volatility in global financial markets. The rupiah exchange rate against the US dollar continued to weaken that until the end of the year, average exchange rate reached Rp13.788 per US dollar compared with the average Rp11.864 per US dollar in the year 2014. The weakening of the rupiah against the US dollar could potentially weighed on KAI financial position due to large capital expenditure for production facilities and the purchase of spare partsimported using foreign exchange. While the inflation rate per December 31, 2015 (YoY) was quite low by 3.35%..

The transportation sector was affected by the slow down trend of this national economic condition. Transportation sector is a sector that provides support to almost all other sectors thus this sector is very important for economic activities. KAI as a provider of railway services which include passenger and freight business is certainly affected by the dynamics of these factors. The increase on fuel price impacted on the increase of operating costs for moderate and long- distance diesel-based trains. The decline in consumer purchasing power and slow down investment climate were believed to indirectly hold back the volumegrowth of passengers and goods. But in our view, Directors have successfully overcame these external constraints and noted the significant achievements for the company's sustainability.

Di tengah kondisi usaha yang penuh tantangan, Dewan Komisaris memandang Direksi beserta seluruh jajarannya telah melakukan berbagai terobosan dan cepat mengambil langkah strategis dalam mengatasi tantangan sekaligus membuka peluang. Kami mendukung kebijakan yang dijalankan Direksi dengan mengartikan bahwa implementasi transformasi perlu terus dilakukan menuju kinerja terbaik melalui inovasi pelayanan yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Dewan Komisaris memberikan apresiasi atas kerja keras Direksi dan seluruh jajaran Perusahaan sehingga mampu mencapai kinerja yang baik. Di sisi keuangan, KAI mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan sebesar 33,03% menjadi Rp13,93 triliun dibanding tahun lalu sebesar Rp10,48 triliun. Walaupun beban pokok pendapatan mengalami peningkatan sebesar 35,16% menjadi Rp9,88 triliun namun dapat diimbangi dengan penurunan komponen beban usaha sebesar 7,88% menjadi Rp1,39 triliun. Hal tersebut mendorong peningkatan laba tahun berjalan sebesar Rp1,39 triliun, naik signifikan sebesar 62,27% dibandingkan Rp860,88 miliar pada tahun 2014. Kontribusi pendapatan terbesar, yaitu 38,33% berasal dari angkutan penumpang sebesar Rp5,34 triliun, naik 16,75% dari Rp4,58 triliun di tahun 2014. Sedangkan angkutan barang yang menyumbang 31,27% dari struktur pendapatan di tahun 2015 tumbuh 6,04% menjadi Rp4,36 triliun merupakan sumber pendapatan penting bagi KAI karena sistem kontrak dalam jangka waktu tertentu dapat menjamin kepastian dalam memprediksi pendapatan Perusahaan.

Posisi keuangan KAI di tahun 2015 dapat disimpulkan cukup kuat yang ditunjukkan dengan adanya penambahan jumlah modal yang lebih besar daripada jumlah utang. Aset KAI pada tahun 2015 meningkat 29,34% menjadi sebesar Rp22,39 triliun, liabilitas meningkat 14,16% menjadi sebesar Rp13,3 triliun, dan ekuitas meningkat 60,63% menjadi sebesar Rp9,09 triliun. Pada akhir tahun 2015, rasio likuiditas yang tercermin dalam rasio lancar tercatat sebesar 110,67%. Secara keseluruhan rasio total liabilitas terhadap ekuitas turun menjadi 100,52% dari tahun 2014 mencapai 115,56%, yang disebabkan oleh peningkatan ekuitas karena adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) oleh Pemerintah serta adanya penurunan utang jangka pendek serta utang jatuh tempo.

In the midst of challenging business conditions, the Board of Directors including all the staffs had made several breakthroughs and quickly took strategic steps in overcoming those challenges and opportunities. We support policies of Directors in the sense that the implementation of transformation needs to be done to the best performance through innovative services that adds value to the company.

We appreciated the hard work of the Board of Directors and all levels of the Company in achieving good performance. Financially, KAI had increased revenue significantly by 33.03% or Rp13,93 trillion compared to last year of Rp10,48 trillion. Although the cost of revenue increased by 35.16% or Rp9,88 trillion, but that may be offset by a decrease in operating expenses of 7.88% or Rp1,39 trillion. It encouraged an increase in current year profit by Rp1.39 trillion, significantly increased by 62.27% compared to Rp860.88 billion in 2014. The biggest increase contributioncomes from passenger transportation by 38.33% or Rp5,34 trillion, increased 16,75% or Rp4,58 trillion in 2014. Freight transportation increased 6.04% to Rp4,36 trillion contributing 31.27% of the revenue in 2015, thus it became an important source of income for KAI since the contract system using a specified period could ensure certainty in predicting the Company's revenue.

KAI financial position in 2015 was quite strong as indicated by the additional amount of capital that was greater than the payable. KAI assets increased by 29.34% or Rp22,39 trillion, liabilities increased by 14.16% or Rp13.3 trillion, and equity increased 60.63% or Rp9,09 trillion in 2015. At the end of 2015, the liquidity ratio stood at 110.67% as reflected in current ratio. Overall, total liabilities over equity ratio decreased from 115.56% in 2014 to 100.52% which was caused by an increase in equity due to the existence of the State Capital (PMN)and a decrease in short-term debt and matured debt.

Dalam dokumen annual report 2015.compressed (Halaman 46-48)