• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inter Mode Competition

Dalam dokumen annual report 2015.compressed (Halaman 196-198)

Dengan semakin tingginya persaingan industri otomotif yang berlomba-lomba memproduksi kendaraan murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC), tampaknya peran mobil pribadi dan sepeda motor akan semakin mengurangi penumpang kereta api pada koridor-koridor tertentu. Pada industri jasa angkutan barang, ancaman utama kereta api adalah truk trailer pengangkut peti kemas, serta angkutan laut dan sungai yang menawarkan tarif

lebih kompetitif dan waktu pemberangkatan lebih leksibel

dan door to door service. Pembangunan jalan tol di Jawa secara langsung berhadapan dengan jalan kereta api sehingga berpotensi mengurangi jumlah pelanggan kereta api yang berpindah ke moda angkutan jalan raya. Di masa mendatang, pembangunan jalan tol lintas utara dan selatan akan semakin berdampak pada seluruh koridor angkutan kereta api di Jawa. Masing-masing moda transportasi memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri, yang dapat menjadi alasan para pengguna jasa beralih dari satu moda ke moda lainnya.

Pengguna jasa transportasi (penumpang) menginginkan pelayanan yang prima, baik dalam hal keselamatan, kenyamanan, maupun harga yang ditawarkan. Saat ini penumpang mempunyai banyak pilihan jenis transportasi

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan inansial.

Namun demikian, pada masa sibuk (peak season) seperti saat Lebaran, Natal, liburan sekolah atau liburan lainnya, penumpang memiliki keterbatasan dalam melakukan pilihan. Penumpang yang akan melakukan perjalanan dalam waktu bersamaan sangat banyak jumlahnya dengan daerah tujuan yang sama, sehingga terjadi kekurangan kapasitas angkut pada semua moda transportasi.

Pada segmen angkutan barang, pengguna jasa yang umumnya adalah perusahaan-perusahaan industri membutuhkan kepastian kedatangan dan volume angkut (karena terikat kontrak pengiriman), keamanan, kemudahan bongkar/muat, serta kemudahan klaim jika terjadi masalah dalam pengiriman. Dalam hal ini, kereta api memiliki keunggulan dibandingkan moda transportasi darat lainnya yang menggunakan jalan raya.

With tighter competition in automotive industry that competes to produce low cost green car (LGCC), it seems that the role of private cars and motorcycles will also further reduce the train passengers on certain corridors. In freight services industry, the main threat of railway is trailer trucks that transport containers, as well as sea and river

transports that ofer more competitive rates, more lexible

departure times and door to door service. Construction of a toll roads in Java directly confronts with the railway thereby potentially reduces the number of railway passengers because they switch to highway transport mode. In the future, construction of north cross and south cross toll roads will have more impact on the entire railway corridors in Java. Each transportation mode has its own advantages and disadvantages, which can be a reason for service users to switch from one mode to another.

Transport service users (passengers) demand excellent

service, in terms of safety, comfort and ofered price.

Currently passengers have many transportation options

according to their needs and inancial capabilities.

However, during the peak seasons, such as Eid al-Fitr, Christmas, school holidays or other holidays, passengers have limitations in making their choices. A large number of passengers will travel at the same time with the same destinations; therefore, there is a transport capacity shortage of all transport modes.

In the freight transport segment, service users which are generally industrial companies require certainty in arrival and volume of transport (according to delivery contract), safety, ease of loading/unloading as well as the ease of claim in case of delivery problems. In this case, the train has advantages over other land transport modes that use the highway.

Sektor tansportasi merupakan sektor yang memberikan dukungan terhadap hampir semua sektor lainnya, sehingga sektor ini menjadi sangat penting bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Di lain pihak, sektor transportasi mengonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat besar dan secara

signiikan memberikan kontribusi terhadap pencemaran

udara di kota-kota besar.

Kereta api merupakan solusi yang tepat sebagai sarana transportasi cepat massal karena dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan raya, meminimalisasi angka kecelakaan serta ramah lingkungan, hemat energi, dan rendah polusi. Selain itu kereta api juga merupakan solusi tepat untuk angkutan barang karena volume angkutnya jauh lebih besar dibandingkan truk dan mengurangi risiko kerusakan jalan raya.

Ditinjau dari jumlah penumpang yang dapat diangkut dan jarak perjalanan, kereta api merupakan moda dengan

konsumsi bahan bakar atau energi yang paling eisien.

Dibandingkan dengan moda transportasi darat seperti bus atau mobil pribadi, konsumsi bahan bakar kereta api hanya sebesar 0,002 liter per kilometer per penumpang (Km/ Pnp). Sedangkan bus sebesar 0,0125 liter per Km/Pnp dan mobil pribadi sebesar 0,02 liter per Km/Pnp.

Transportation sector provides support to almost all other sectors, so that it becomes a very important sector for economic activities. On the other hand, the transport sector

consumes fuel (BBM) in very large volume and signiicantly

contributes to air pollution in big cities.

Train is the right solution as a mass rapid transportation

mean because it can reduce traic congestion on the

highway, minimizing accidents as well as environmentally

friendly, energy eicient and less pollution. In addition

the railway is also a perfect solution for goods transport, because of the much larger load volume than the trucks and reduces damaged highway.

In terms of number of passengers that can be transported and travel distance, the train is a mode with the most

eicient fuel or energy consumption. Compared to other

ground transportation modes, such as bus or private car, train fuel consumption is only 0.002 liters per kilometer per passenger (Km/Pnp). While the bus’ is 0.0125 liters per Km/Pnp and private car’s is 0.02 liters per Km/Pnp.

Dalam dokumen annual report 2015.compressed (Halaman 196-198)