Hasil penilaian Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) KAI pada tahun 2015
memperoleh mencapai predikat kategori "Baik", dengan skor aktual 84,98 dari
skor maksimal 100. Parameter pengukuran penerapan GCG mengacu pada Surat
Keputusan Sekretaris Menteri BUMN No. 16/S.MBU/2012 mencakup 6 (enam)
aspek governance yaitu komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan
yang baik secara berkelanjutan, pemegang saham / RUPS, Dewan Komisaris,
Direksi, pengungkapan informasi dan transparansi, dan aspek lainnya.
KAI achieved predicate"Good"as the result of GCG assessment of the company with the actual
score of 84.98 out of of 100 in 2015. GCG measurement application parameters refer to the
Decision letter of Minister of SOE No.16 / S.MBU / 2012 which include six aspect of governance
which are commitment to sustainable GCG implementation, shareholders / GMS, the Board
of Commissioners, Board of Directors, disclosure and transparency, and other aspects.
Untuk mengatur pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas serta meningkatkan efektivitas penyelenggaraan tugas, Dewan Komisaris dan Direksi telah menyepakati pembidangan tugas Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat khusus sebagaimana dijabarkan dalam Board Manual. Di akhir tahun 2015, KAI telah menerapkan teknologi informasi dalam melakukan pengelolaan dan monitoring tingkat kepatuhan penyampaian LHKPN. Sampai dengan 23 Maret 2016 tersisa 40 wajib lapor atau sebesar 4,97% yang belum menyampaikan LHKPN pada jabatan terbaru.
Dewan Komisaris mendukung upaya KAI untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG termasuk melakukan kajian dan penyempurnaan secara berkala atas segala aturan, kebijakan dan panduan (soft structure) GCG agar sesuai dengan kondisi terkini. Dewan Komisaris memandang bahwa panduan dan kebijakan tata kelola perusahaan telah cukup memadai sebagai pedoman bagi seluruh insan KAI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai aturan, etika dan norma yang berlaku.
To regulate clear division of tasks and responsibilities and improve the effectiveness of tasks implementation, the Board of Commissioners and Board of Directors have agreed on job descriptions of the Board of Commissioners which is to carry out specific tasks as described in the Board Manual. KAI had implemented information technology in managing and monitoring the level of compliance of LHKPN submission at the end of 2015. As of March 23rd, 2016 there were 40 persons left or 4.97% who had not submitted LHKPN on their latest position.
We supports efforts to improve the quality of GCG implementation, including periodical review and refinement of all rules, policies and soft structure of GCG to conform to current conditions. We considers that GCG guidelines and policies are sufficient for all KAI people in performing its roles and obligations in line with the rules, ethics and norms.
Dewan Komisaris telah membentuk komite pendukung mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. PER- 12/MBU/2012, yaitu Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai ruang lingkup yang ditetapkan. Kedua komite tersebut telah melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan baik serta memberikan dukungan yang positif terhadap pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan seluruh komite, terus berupaya mengawal peningkatan kualitas penerapan praktek tata kelola perusahaan mencapai yang terbaik, implementasi sistem pengendalian internal dan manajemen risiko yang efektif. Adapun fungsi nominasi dan remunerasi dilakukan langsung oleh Dewan Komisaris.
Sepanjang tahun 2015 Komite Audit telah menjalankan tugasnya melakukan review terhadap laporan keuangan triwulanan/semesteran tahun 2015, termasuk keandalan sistem informasi akuntansi dan penerapan PSAK baru serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap progress implementasi aplikasi SAP-FICO. Komite Audit juga melakukan pengawasan proses audit yang dilakukan oleh auditor eksternal, menelaah kualitas pengendalian intern terhadap pengembangan angkutan batubara PTBA, mengkaji capaian kinerja investasi, pengelolaan dan pengusahaan aset non produksi, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, serta kinerja anak perusahaan. Disamping itu, Komite Audit juga melakukan pengawasan terhadap implementasi GCG, menelaah proses penanganan masalah hukum, dan menjalankan tugas-tugas khusus dari Dewan Komisaris. Untuk itulah Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 26 (dua puluh enam) kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit lebih dari 85%.
Komite Pemantau Manajemen Risiko (KPMR) telah melaksanakan tugasnya melakukan kajian terhadap usulan atau permohonan Direksi untuk melaksanakan berbagai rencana investasi atau perubahan investasi, rencana kerja sama dengan pihak lain, melakukan pinjaman kepada lembaga perbankan, penghapusbukuan aktiva tetap, persewaan aset, dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
We had established a supporting committee as referring to the Regulation of Minister of SOE No. PER-12 / MBU / 2012, which are the Audit Committee and the Risk Management Oversight Committee to assist us in carrying out our functions and duties according to the specified scope. Both of these committees has been implementing each roles and responsibilities well and providepositive support to the implementation to ouroversight function. We, assisted by the Secretary of the Board of Commissioners and the entire committees, continue to oversee the improvement of the quality ofcorporate governance in achieving the best practices, the implementation of internal control and effective risk management. The nomination and remuneration functions are carried out directly by us.
Throughout 2015, the Audit Committee had been carrying out its roles on reviewing the quarterly/semester financial statements, including the reliability of accounting information systems and the application of newSFAS as well as a comprehensive evaluation on SAP-FICO applications implementation progress. The Audit Committee also monitors the audit process conducted by an external auditor, to examine the quality of internal control of the development of PTBA coal transportation, reviewing investment performance, management and operation of non-production assets, management of the procurement of goods and services, as well as the performance of the subsidiary. In addition, the Audit Committee also supervises the implementation of GCG, examines the handling of legal issues, and carries out specific duties of the Board of Commissioners. Audit Committee had held 26 (twenty-six) meetings with more than 85% attendance rate for each member of the Audit Committee.
Risk Management Oversight Committee (KPMR) has conducted review on proposal or request from Board of Directors to implement various investment plans or changes in the investment, made cooperation plans with other parties, loans to banking institutions, write-offs of fixed assets, assets leasing, and other things that requires our approval.
Evaluasi Kinerja Komite di Bawah Dewan Komisaris
KPMR melakukan telaah dan memberikan rekomendasi atas efektivitas manajemen risiko perusahaan melalui pertemuan secara berkala dengan Pusat Manajemen Risiko, melakukan pengawasan atas pelaksanaan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi yang terkait dengan Manajemen Risiko dan melakukan telaah atas informasi risiko dan manajemen risiko perusahaan dalam laporan berkala (triwulan dan tahunan) yang akan disampaikan kepada pemegang saham. Selama tahun 2015, KPMR telah melakukan rapat sebanyak 17 (tujuh belas) kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota lebih dari 80%.
KPMR conducts a review and provides recommendations on the effectiveness of our risk management through regular meetings with Central Risk Management and supervise the implementation of our recommendations to the Board of Directors related to Risk Management and conducts assessment on the company's risk information and management in periodic reports (quarterly and yearly) which will be submitted to the shareholders. During 2015, KPMR had held a total of 17 meetings with more than 80% level of attendance of each member.
Berdasarkan kajian prospek ekonomi global Bank Dunia menyatakan bahwa pertumbuhan global pada tahun 2016 masih lemah, namun diperkirakan sedikit meningkat menjadi 2,9% dari tahun 2015 sebesar 2,4%. Perbaikan di negara- negara maju seperti Amerika dan Eropa diharapkan akan mempengaruhi perdagangan internasional menjadi lebih dinamis dan berpengaruh signifikan terhadap perekonomian secara luas.
Pemerintah memprediksi perekonomian domestik pada tahun 2016 tumbuh sebesar 5,8%-6,2%. Dari sisi permintaan, permintaan eksternal akan mendorong pertumbuhan ekspor hingga mencapai 4,8%-5,2%, yang didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi global, terutama di pasar ekspor utama Indonesia seperti Amerika Serikat yang perekonomiannya mulai membaik. Mengacu pada Rencana Induk Perkeretaapian (Ripnas) 2030, target share angkutan penumpang menjadi sebesar 11-13% dan angkutan barang 15-17% dengan jaringan KA sepanjang 10.000 km, double track serta elektrifikasi pada lintas utama. Kereta api ditargetkan mejadi tulang punggung transportasi perkotaan yang terintegrasi, aman, nyaman dan terjangkau. Hal tersebut merupakan peluang bisnis yang perlu dioptimalkan pencapaiannya. Proyeksi angkutan penumpang di pulau Jawa, Sumatera dan Bali diperkirakan meningkat seiring dengan pertambahan penduduk. Sejalan dengan hal tersebut, KAI telah menyusun rencana strategi jangka panjang tahun 2014 - 2018 dengan sasaran pencapaian pendapatan pada akhir tahun 2018 adalah sebesar Rp22,5 triliun dengan mengangkut 478,08 juta penumpang dan 81,3 juta ton barang yang didukung oleh peningkatan keandalan manajemen operasional dan faktor keselamatan dengan menerapkan teknologi pendukung yang tepat sasaran.
The World Bank stated that global growth in 2016 remains weak based on the assessment of global economic prospects, but is expected to rise slightly from 2.4% in 2015to 2.9%. Improvements in developed countries such as America and Europe are expected to affect international trade to be more dynamic and have large significant effect on the economy.
The government predicts the domestic economy will grow by 5.8% -6.2%in 2016. External demand will push export growth to 4.8% -5.2% which is supported by the improvement of global economic conditions, particularly in Indonesia's main export markets as the United States economy began to improve. Referring to the Railway Master Plan (Ripnas) 2030, target share of passenger transportation is 11-13% while freight transport is 15-17% and railway network of 10,000 km with double track and electrification on the main traffic. Railway is targeted to become the backbone of an integrated urban transport which is safe, comfortable and affordable. It is a business opportunity which achievement needs to be optimized. Passenger transport projection on the island of Java, Sumatra and Bali is expected to increase in line with population growth. Thus, KAI developed long term strategic plans in 2014 - 2018 with the achievement of revenue targets of 22.5 trillionby the end of 2018 in transporting 478.08 million passengers and 81.3 million tons of goods supported by implementation of enhanced safety support technology and improvements in the reliability of operational management.