• Tidak ada hasil yang ditemukan

M enurut Orga nisa si

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2006 RAPBN (Halaman 116-123)

Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 11 ayat (5) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Dalam penjelasan ayat (5) disebutkan

Alokasi belanja lain-lain dalam RAPBN 2006 direncanakan sebesar Rp23,3 triliun.

Rincian belanja negara menurut organisasi di-sesuaikan dengan susu-nan kementerian/lemba-% thd PDB % thd PDB % thd PDB 1. Belanja pegawai 61,1 2,3 61,4 2,3 77,8 2,6 2. Belanja barang 35,1 1,3 37,0 1,4 45,7 1,5 3. Belanja modal 49,6 1,9 53,6 2,0 45,0 1,5 4. Pembayaran bunga utang 58,4 2,2 59,2 2,2 73,5 2,5

a. 41,8 1,6 42,3 1,6 46,1 1,5

b. Utang luar negeri 16,6 0,6 17,0 0,6 27,3 0,9

5. Subsidi 96,6 3,7 121,9 4,6 80,9 2,7

a. 90,3 3,4 115,6 4,4 80,9 2,7

1. Lembaga keuangan 0,8 0,0 0,8 0,0 0,5 0,0 2. Lembaga non keuangan 89,5 3,4 114,8 4,4 80,4 2,7 b. Perusahaan swasta 0,1 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0 c. Subsidi pajak 6,3 0,2 6,3 0,2 - - 6. Belanja hibah - - - - - 7. Bantuan sosial 29,3 1,1 30,3 1,1 28,8 1,0 8. Belanja lain-lain 33,9 1,3 29,4 1,1 23,3 0,8 364,1 13,9 392,8 14,9 375,1 12,5

1) Perbedaan satu angka dibelakang koma terhadap angka penjumlahan adalah karena pembulatan. Sumber : Departemen Keuangan RI

2006

JUMLAH Perusahaan negara Utang dalam negeri

Uraian

2005 APBN-P Perk.

Realisasi RAPBN

Tabel IV.4

BELANJA PEMERINTAH PUSAT, MENURUT JENIS BELANJA APBN 2005 DAN RAPBN 2006 1)

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

Jumlah organisasi dalam belanja pemerintah pusat, sebagaimana dimuat dalam APBN ditunjukkan dengan jumlah kementerian/lembaga yang memiliki kode bagian anggaran (BA). Dalam RUU tentang APBN tahun anggaran 2006, jumlah kementerian/lembaga yang memiliki kode BA lebih banyak dibandingkan dengan jumlah BA yang telah ditetapkan, baik dalam UU Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN 2005 maupun UU Nomor 1 Tahun 2005 tentang Perubahan atas APBN 2005. Perubahan jumlah kementerian/ lembaga yang memiliki kode BA tersebut antara lain terkait dengan pemisahan organisasi, peningkatan status dari unit organisasi menjadi organisasi, dan pemisahan lembaga dari kementerian negara. Adapun jumlah kode BA untuk kementerian/lembaga dalam tahun 2006 bertambah menjadi 71 kode BA, dibandingkan dengan 53 kode BA dalam UU Nomor 36 tahun 2004, atau 57 kode BA dalam UU Nomor 1 tahun 2005.

Belanja pemerintah pusat menurut organisasi, secara garis besar dibedakan atas (i) anggaran kepada kementerian/lembaga yang telah mempunyai kode bagian anggaran, dan (ii) anggaran pembiayaan dan perhitungan yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Belanja pemerintah pusat yang dialokasikan melalui kementerian/lembaga, atau bagian anggaran kementerian/lembaga digunakan untuk membiayai kegiatan operasional kementerian/lembaga, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial. Sedangkan belanja pemerintah pusat yang dialokasikan melalui bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang tidak melalui kementerian/lembaga, seperti pembayaran kontribusi sosial, pembayaran bunga utang, subsidi, pemberian hibah, dan belanja lain-lain.

Dari rencana anggaran belanja pemerintah pusat tahun 2006 sebesar Rp375,1 triliun, bila dirinci menurut klasifikasi organisasi maka sekitar 41,7 persen atau Rp156,3 triliun dialokasikan melalui kementerian/lembaga, sedangkan sekitar 58,3 persen lainnya atau Rp218,8 triliun dialokasikan melalui bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan. Alokasi anggaran melalui kementerian lembaga dalam tahun 2006 tersebut di atas menunjukkan kenaikan 7,2 persen dari alokasi anggaran yang sama dalam APBN-P 2005, atau meningkat 2,3 persen dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi tahun 2005. Kenaikan alokasi anggaran melalui kementerian/lembaga tersebut antara lain terkait dengan peningkatan kebutuhan anggaran kementerian/lembaga untuk kegiatan yang lebih luas dalam tahun 2006, seperti untuk menampung kebutuhan pembiayaan bantuan sosial langsung ke masyarakat melalui program sekolah gratis dan pelayanan kesehatan gratis. Adapun alokasi anggaran melalui bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan dalam tahun 2006 diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 0,2 persen dari alokasi anggarannya dalam APBN-P 2005, namun 8,9 persen lebih rendah dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi tahun 2005. Penurunan alokasi anggaran melalui bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan tahun 2006 tersebut terutama disebabkan oleh jauh lebih rendahnya anggaran subsidi BBM tahun 2006 dibandingkan dengan perkiraan realisasi anggarannya dalam tahun 2005.

Jumlah bagian angga-ran bertambah dari 53 BA dalam UU Nomor 36 tahun 2004 atau 57 kode BA dalam UU Nomor 1 tahun 2005 menjadi 71 BA dalam tahun 2006.

Belanja pemerintah pu-sat menurut organisasi terdiri atas (i) bagian anggaran kementerian/ lembaga, dan (ii) bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan.

Dalam tahun 2006, belanja pemerintah pu-sat menurut organisasi direncanakan sebesar Rp375,1 triliun.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 Bab IV

Dari keseluruhan alokasi anggaran untuk kementerian/lembaga dalam tahun 2006 sebesar Rp156,3 triliun tersebut, terdapat 5 (lima) kementerian/lembaga yang mendapat alokasi anggaran yang cukup besar, yaitu (1) Departemen Pendidikan Nasional, (2) Departemen Pertahanan, (3) Departemen Pekerjaan Umum, (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan (5) Departemen Kesehatan.

Departemen Pendidikan Nasional dalam tahun 2006 direncanakan mendapat alokasi anggaran sekitar Rp31,5 triliun atau 20,1 persen dari keseluruhan anggaran untuk kementerian/lembaga. Alokasi anggaran untuk Departemen Pendidikan Nasional dalam tahun 2006 tersebut menunjukkan kenaikan 20,7 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp26,1 triliun, atau 20,2 persen lebih tinggi dari alokasinya dalam perkiraan realisasi tahun 2005 sebesar Rp26,2 triliun. Alokasi anggaran tersebut ditujukan untuk melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan sebagaimana tertuang dalam RKP tahun 2006, yaitu penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan di bidang pendidikan, serta peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan, yang tercermin dalam 15 (lima belas) program yang akan dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

Dari kelimabelas program tersebut, terdapat 4 (empat) program yang mendapatkan alokasi anggaran yang cukup signifikan, yaitu program wajib belajar pendididikan dasar sembilan tahun, program pendidikan menengah, program pendidikan tinggi, dan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dalam tahun 2006 mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp16,5 triliun atau 52,5 persen dari keseluruhan anggaran Departemen Pendidikan Nasional. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melaksanakan program wajib belajar (wajar) sembilan tahun. Alokasi anggaran dalam program ini juga akan digunakan untuk melanjutkan kebijakan sekolah gratis melalui bantuan biaya operasional sekolah/madrasah (BOS) untuk SD/ SDLB/MI/Salafiah setingkat SD, dan SMP/SMPLB/MTs/Salafiah setingkat SMP, yang telah dilaksanakan dalam tahun 2005.

Sementara itu, untuk keberlanjutan pendidikan siswa, agar program kependidikan tidak hanya berhenti pada wajar pendidikan dasar 9 tahun, maka pemerintah mengalokasikan anggaran untuk program pendidikan menengah sebesar Rp2,3 triliun, dan program pendidikan tinggi sebesar Rp8,4 triliun. Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan juga tenaga kependidikannya, maka program peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp2,1 triliun. Dalam tahun 2006, Departemen Pertahanan direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp23,6 triliun atau 15,1 persen dari keseluruhan anggaran untuk kementerian/lembaga. Anggaran untuk Departemen Pertahanan dalam tahun 2006 tersebut menunjukkan peningkatan sekitar 7,6 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005, atau lebih besar 7,1 persen dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi tahun 2005. Alokasi anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk melaksanakan program-program pemerintah dalam rangka penguatan kemampuan pertahanan negara, yang

Terdapat 5 (lima) kemen-terian/lembaga yang mendapat alokasi cukup besar.

Departemen Pendidikan Nasional dalam tahun 2006 direncanakan men-dapat alokasi anggaran sebesar Rp31,5 triliun.

Program-program De-partemen Pendidikan Nasional yang menda-pat alokasi anggaran cukup signifikan.

Departemen Pertaha-nan dalam tahun 2006 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebe-sar Rp23,6 triliun.

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

Diantara kesebelas program tersebut, terdapat 5 program yang mendapatkan alokasi anggaran cukup besar, yaitu: (1) program pengembangan pertahanan integratif sebesar Rp2,2 triliun, (2) program pengembangan pertahanan matra darat sebesar Rp9,2 triliun, (3) program pengembangan pertahanan matra laut sebesar Rp3,5 triliun, dan (4) program pengembangan pertahanan matra udara sebesar Rp2,7 triliun, serta (5) program pengembangan industri pertahanan sebesar Rp5,0 triliun.

Sementara itu, dalam RAPBN 2006 Departemen Pekerjaan Umum direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp13,2 triliun atau 8,4 persen dari keseluruhan alokasi anggaran untuk kementerian/lembaga. Rencana anggaran untuk Departemen Pekerjaan Umum dalam tahun 2006 tersebut mengalami penurunan sekitar 28,7 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005, atau 30,5 persen lebih rendah dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi tahun 2005. Penurunan anggaran Departemen Pekerjaan Umum tersebut terutama disebabkan oleh tidak dialokasikannya lagi dalam tahun 2006 anggaran untuk program kompensasi pengurangan subsidi BBM melalui pembangunan infrastruktur perdesaan yang dianggarkan dalam tahun 2005. Namun demikian, alokasi anggaran tersebut tetap ditujukan untuk melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan sebagaimana tertuang dalam RKP tahun 2006, yaitu penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan, peningkatan kesempatan kerja, investasi dan ekspor, revitalisasi pertanian dan perdesaan, penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi, serta rehabilitasi dan rekonstruksi NAD dan Nias (Sumut).

Prioritas-prioritas pembangunan tersebut, selanjutnya tercermin dalam 35 (tiga puluh lima) program yang akan dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum. Dengan jumlah anggaran tersebut di atas, sementara program yang akan dilaksanakan cukup banyak, maka alokasi anggaran untuk masing-masing program relatif tersebar. Namun demikian, dari ke-35 program tersebut, terdapat 4 (empat) program yang mendapat alokasi anggaran cukup besar, yaitu: (1) program peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan sebesar Rp4,3 triliun, (2) program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan sebesar Rp1,4 triliun, (3) program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya sebesar Rp2,3 triliun, dan (4) program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya sebesar Rp1,3 triliun.

Melalui program peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan dalam tahun 2006 akan dilakukan kegiatan peningkatan jalan, baik struktur maupun kapasitasnya sepanjang sekitar 4.225 km jalan nasional antarkota, dan sekitar 980 km jalan nasional dalam kota, serta penggantian jembatan sekitar 17.300 m. Sedangkan melalui program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan akan dilakukan kegiatan pemeliharaan rutin jalan nasional antarkota sepanjang sekitar 24.300 km, pemeliharaan berkala jalan nasional antarkota sepanjang sekitar 6.940 km, dan pemeliharaan jalan rutin nasional yang ada di dalam kota sepanjang sekitar 2.900 km, serta pemeliharaan rutin jembatan pada ruas-ruas jalan nasional sepanjang sekitar 35.100 m.

Program-program De-partemen Pertahanan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar.

Departemen Pekerjaan Umum dalam tahun 2006 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp13,2 triliun. Program-program De-partemen Pekerjaan Umum yang mendapat alokasi anggaran cukup signifikan.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 Bab IV

Sementara itu, dalam rangka mengoptimalkan layanan prasarana dan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun, serta memantapkan kondisi dan menjaga fungsi jaringan, anggaran untuk program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan jaringan irigasi seluas 230.000 ha. Adapun alokasi anggaran program pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya, antara lain digunakan untuk menyusun rencana umum pengembangan sumber daya air nasional, pembinaan dan pengaturan, pendayagunaan air, serta perencanaan dan pengembangan sumber daya air. Disamping itu juga digunakan untuk melanjutkan kegiatan persiapan dan penyelesaian pembangunan waduk, antara lain waduk Keuliling di NAD, Ponre-ponre di Sulawesi Selatan, persiapan waduk Jati Gede di Jawa Barat, Nipa, Blegah dan Kedung Brubus di Jawa Tengah; rehabilitasi dan pemantapan kapasitas tampung waduk Wonogiri, waduk Wlingi dan waduk lainnya; dan pengembangan dan pengelolaan sumber air serta pengelolaan sungai di Kalimantan. Selanjutnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam tahun 2006 direncanakan mendapat alokasi anggaran sekitar Rp13,2 triliun atau 8,4 persen dari keseluruhan alokasi anggaran untuk kementerian/lembaga. Rencana anggaran untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam tahun 2006 tersebut mengalami peningkatan sekitar 17,9 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp11,2 triliun, atau lebih tinggi 4,8 persen dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi tahun 2005 sebesar Rp12,6 triliun. Alokasi anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk melaksanakan program-program pemerintah dalam rangka pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian wilayah konflik, yang tercermin dalam 7 (tujuh) program yang akan dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Di antara ketujuh program yang akan dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam tahun 2006 tersebut, terdapat 3 (tiga) program yang mendapat alokasi anggaran yang cukup besar, yaitu (1) program pengembangan sumber daya manusia kepolisian sebesar Rp7,8 triliun, (2) program pengembangan sarana dan prasarana kepolisian sebesar Rp2,9 triliun, dan (3) program pemeliharaan kamtibmas sebesar Rp2,4 triliun. Alokasi anggaran untuk program pengembangan sumber daya manusia kepolisian yang cukup besar tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan personil Polri dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota, pengembangan kekuatan personil Polri guna mewujudkan rasio Polri terhadap jumlah penduduk 1 : 500, dan pengembangan kemampuan personil melalui pemberian pelatihan kepada 1/3 kekuatan Polri guna menuju profesionalisme kepolisian.

Sementara itu, alokasi anggaran untuk program pengembangan sarana dan prasarana kepolisian akan digunakan untuk kegiatan penataan kelembagaan Polri, dan pembangunan materil dan fasilitas Polri, serta pemberdayaan sarana dan prasarana Polri. Sedangkan alokasi anggaran untuk program pemeliharaan kamtibmas ditujukan untuk mewujudkan kondisi yang dapat memberikan rasa aman, tentram, kepastian, dan bebas dari rasa takut, baik

Kepolisian Negara Republik Indonesia da-lam tahun 2006 diren-canakan mendapat alo-kasi anggaran sebesar Rp13,2 triliun.

P r o g r a m - p r o g r a m Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mendapat alokasi anggaran cukup besar.

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

Dalam tahun 2006, Departemen Kesehatan direncanakan mendapat alokasi anggaran sekitar Rp11,5 triliun, atau sekitar 7,3 persen dari keseluruhan alokasi anggaran untuk kementerian/lembaga. Rencana anggaran Departemen Kesehatan dalam tahun 2006 tersebut mengalami peningkatan sekitar 3,8 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005, atau lebih besar 3,7 persen dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi APBN tahun 2005. Kenaikan rencana anggaran untuk Departemen Kesehatan tersebut antara lain guna melanjutkan program pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan pelayanan kelas III di rumah sakit pemerintah dan rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk seluruh penduduk terutama penduduk miskin. Alokasi anggaran Departemen Kesehatan dalam tahun 2006 tersebut juga ditujukan untuk melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan sebagaimana tertuang dalam RKP tahun 2006, yaitu penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan di bidang kesehatan, serta peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan, yang tercermin dalam 14 (empat belas) program yang akan dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan. Dari keempatbelas program yang akan dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan tersebut, terdapat 4 (empat) program yang mendapat alokasi anggaran yang cukup besar, yaitu: (1) program upaya kesehatan perorangan sebesar Rp3,4 triliun, (2) program upaya kesehatan masyarakat sebesar Rp2,2 triliun, (3) program pencegahan dan pemberantasan penyakit sebesar Rp1,5 triliun, dan (4) program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan sebesar Rp1,3 triliun. Alokasi anggaran pada program upaya kesehatan perorangan bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan. Adapun kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di kelas III rumah sakit, perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit, pengadaan obat dan perbekalan rumah sakit, peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pengembangan pelayanan dokter keluarga, dan peningkatan peran sektor swasta dalam upaya kesehatan perorangan. Sementara itu, alokasi anggaran pada program upaya kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan, kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya, yang meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Adapun kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya, pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan, termasuk obat generik esensial, dan peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Sedangkan alokasi anggaran pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular, antara lain melalui kegiatan pokok peningkatan cakupan imunisasi, peningkatan surveilen epidemiologi dan penanggulangan wabah, serta peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit. Dalam pada itu, alokasi anggaran pada program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan ditujukan untuk pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dalam rangka mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan nasional. Adapun kegiatan pokok yang akan dilakukan antara lain meliputi pengkajian dan penyusunan kebijakan, pengembangan sistem informasi

Departemen Kesehatan dalam tahun 2006 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp11,5 triliun. Program-program De-partemen Kesehatan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 Bab IV

Meskipun lima kementerian/lembaga tersebut di atas mendapat alokasi anggaran cukup besar, namun demikian alokasi anggaran untuk kementerian/lembaga yang lain juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam tahun 2005, sejalan dengan meningkatnya tugas, fungsi dan tanggung jawab kementerian/lembaga dalam melaksanakan program-program yang telah dituangkan RKP tahun 2006.

Berbeda dengan anggaran yang dialokasikan melalui kementerian/lembaga, alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan direncanakan antara lain untuk menampung pengeluaran pemerintah pusat yang termasuk dalam: (1) bagian anggaran 61 - cicilan dan bunga utang, (2) bagian anggaran 62 -subsidi dan transfer lainnya, dan (3) bagian anggaran 69 - belanja lain-lain.

Alokasi anggaran yang akan ditampung melalui bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan dalam tahun 2006 direncanakan sekitar Rp218,8 triliun, atau 58,3 persen dari keseluruhan rencana alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Rencana alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan dalam tahun 2006 tersebut berarti menunjukkan peningkatan sekitar 0,2 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp218,3 triliun, namun lebih rendah 8,9 persen dari anggarannya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp240,0 triliun. Lebih rendahnya rencana alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan tahun 2006 tersebut terutama terkait dengan jauh lebih rendahnya rencana pembayaran subsidi BBM tahun 2006, walaupun di sisi lain rencana pembayaran bunga utang diperkirakan akan mengalami peningkatan.

Bagian Anggaran 61 untuk cicilan dan bunga utang dalam tahun 2006 direncanakan mencapai Rp73,6 triliun atau 33,6 persen dari keseluruhan alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan. Alokasi anggaran ini berarti menunjukkan kenaikan 17,3 persen dari pagu anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp62,7 triliun, atau 15,7 persen lebih tinggi dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp63,6 triliun.Peningkatan rencana alokasi anggaran pada bagian anggaran cicilan dan bunga utang tahun 2006 tersebut disebabkan antara lain oleh kembali normalnya rencana pembayaran bunga utang luar negeri dalam tahun 2006, setelah mengalami penurunan dalam tahun 2005 akibat diperoleh penundaan pembayaran (moratorium) bunga dan pokok utang dari hasil pertemuan Paris Club pada awal tahun 2005.

Sementara itu, bagian anggaran subsidi dan transfer lainnya (BA 62) dalam tahun 2006 direncanakan alokasi anggarannya sekitar Rp112,8 triliun, atau 51,5 persen dari keseluruhan alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan. Alokasi anggaran pada bagian anggaran subsidi dan transfer lainnya dalam tahun 2006 tersebut berarti menunjukkan penurunan 11,9 persen dari alokasi anggaran yang sama dalam APBN-P 2005 sebesar Rp128,0 triliun, atau 24,4 persen lebih rendah dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp149,1 triliun. Penurunan alokasi anggaran pada bagian anggaran tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan rencana pembayaran subsidi BBM dalam tahun 2006, terkait dengan lebih rendahnya asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam RAPBN 2006 dari yang diperkirakan dalam

Bagian anggaran pem-biayaan dan perhitu-ngan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp218,8 triliun.

Bagian anggaran cici-lan dan bunga utang dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp73,6 triliun.

Bagian anggaran sub-sidi dan transfer lainnya dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp112,8 triliun.

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

Sedangkan alokasi anggaran pada bagian anggaran belanja lain-lain (BA 69) dalam tahun 2006 direncanakan akan mencapai Rp32,4 triliun, atau 14,8 persen dari keseluruhan alokasi anggaran pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan. Alokasi anggaran pada bagian anggaran belanja lain-lain tahun 2006 tersebut berarti mengalami kenaikan sekitar 17,8 persen dari alokasinya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp27,5 triliun, atau mengalami kenaikan sekitar 18,7 persen dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp27,3 triliun. Peningkatan alokasi BA 69 tersebut terhadap perkiraan realisasi 2005 antara lain terkait dengan ditampungnya alokasi anggaran untuk kebijakan penggajian dan belanja untuk NAD dan Nias, serta dana cadangan umum untuk mengantisipasi tidak tercapainya policy measures dan langkah-langkah kebijakan yang direncanakan semula.

Rincian belanja pemerintah pusat menurut organisasi dapat diikuti dalam

Tabel IV.5, sedangkan rincian lebih lengkap dapat diikuti dalam Lampiran 5.

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2006 RAPBN (Halaman 116-123)