• Tidak ada hasil yang ditemukan

M enurut Fungsi

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2006 RAPBN (Halaman 123-127)

Fungsi-fungsi pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa, serta mendistribusikan kembali pendapatan dan kekayaan melalui transfer, dibiayai dalam bentuk rupiah murni, yang berasal dari penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak, serta dalam bentuk valas, yang berasal dari pinjaman proyek dan hibah. Alokasi anggaran belanja menurut fungsi merupakan kompilasi dari alokasi anggaran program-program yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga yang menunjukkan pelaksanaan fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, alokasi anggaran belanja menurut fungsi bukanlah merupakan dasar untuk menentukan besarnya alokasi anggaran, melainkan untuk mengetahui seberapa besar peranan pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, rincian belanja negara menurut fungsi dalam APBN dirinci ke dalam 11 fungsi, yaitu: (1) pelayanan umum, (2) pertahanan, (3) ketertiban dan keamanan, (4) ekonomi, (5) lingkungan hidup, (6) perumahan dan fasilitas umum, (7) kesehatan, (8) pariwisata dan budaya, (9) agama, (10) pendidikan, dan (11) perlindungan sosial.

Dalam RAPBN 2006, rencana alokasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi sama jumlahnya menurut klasifikasi organisasi dan jenis belanja, yaitu sebesar Rp375,1 triliun. Sebagaimana dalam tahun 2005, dalam RAPBN 2006 fungsi pelayanan umum, fungsi pendidikan, fungsi pertahanan, fungsi ekonomi, fungsi ketertiban dan keamanan, dan fungsi kesehatan merupakan fungsi-fungsi yang mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar dari keseluruhan belanja pemerintah pusat. Besarnya alokasi anggaran pada fungsi-fungsi tersebut sejalan dengan program-program prioritas pembangunan nasional dalam tahun 2006. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa program dalam fungsi yang lain, selain program-program pada kelima fungsi di atas, tidak mendapatkan perhatian.

Alokasi anggaran be-lanja menurut fungsi me-rupakan kompilasi dari alokasi anggaran pro-gram-program yang dilaksanakan oleh kementerian/ lembaga.

Belanja pemerintah pusat terdiri dari 11 fungsi.

Dalam RAPBN 2006, belanja pemerintah pusat menurut fungsi direncanakan sebesar Rp375,1 triliun.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 Bab IV

I. BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

01 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 218,2 218,2 125,3 02 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 750,2 787,0 1.106,9 04 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 259,0 293,4 425,1 05 MAHKAMAH AGUNG 1.105,4 1.107,3 1.400,7 06 KEJAKSAAN AGUNG 858,1 858,1 1.131,0 07 KEPRESIDENAN 727,2 727,2 959,8 08 WAKIL PRESIDEN 72,9 72,9 165,7 10 DEPARTEMEN DALAM NEGERI 976,6 983,6 906,9 11 DEPARTEMEN LUAR NEGERI 3.748,5 3.783,5 4.125,9 12 DEPARTEMEN PERTAHANAN 21.978,6 22.078,6 23.640,9 13 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM 1.607,1 1.632,1 2.559,4 15 DEPARTEMEN KEUANGAN 4.566,0 4.782,8 5.625,6 18 DEPARTEMEN PERTANIAN 4.141,1 4.148,6 4.376,2 19 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 694,1 694,1 798,0 20 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 3.389,6 5.850,7 4.776,6 22 DEPARTEMEN PERHUBUNGAN 5.407,9 5.678,2 6.340,3 23 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 26.069,2 26.178,8 31.462,4 24 DEPARTEMEN KESEHATAN 11.031,9 11.039,7 11.450,4 25 DEPARTEMEN AGAMA 6.770,6 6.870,1 8.312,3 26 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 1.496,2 1.600,6 1.882,3 27 DEPARTEMEN SOSIAL 2.072,0 2.240,1 2.035,7 29 DEPARTEMEN KEHUTANAN 1.278,6 1.318,6 866,3 32 DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2.188,7 2.444,6 2.152,5 33 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 18.472,8 18.951,9 13.169,2 34 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 67,8 67,8 67,0 35 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 64,5 65,5 81,4 36 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT 40,9 76,9 50,6 40 DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 510,5 510,5 552,0 41 KEMENTERIAN NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA 55,5 55,5 61,0 42 KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI 1.396,8 2) 1.396,8 2) 180,0 43 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 218,1 218,3 281,3 44 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN UKM 1.143,4 1.278,0 817,2 47 KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 84,6 84,6 96,9 48 KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA 822,2 3) 985,2 3) 70,3 50 BADAN INTELIJEN NEGARA 676,8 676,8 863,9 51 LEMBAGA SANDI NEGARA 364,7 364,7 373,3 52 DEWAN KETAHANAN NASIONAL 21,0 21,0 21,4 54 BADAN PUSAT STATISTIK 346,9 598,9 407,6 55 MENTERI NEGARA PPN/BAPPENAS 218,4 235,9 201,8 56 BADAN PERTANAHAN NASIONAL 1.046,6 1.116,0 1.358,0 57 PERPUSTAKAAN NASIONAL 100,3 103,7 86,6 59 DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI 791,3 793,3 1.280,1 60 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 11.165,9 12.559,6 13.163,4 63 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 207,0 212,7 248,6 64 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL 41,2 41,2 48,5 65 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 220,6 220,6 208,8 66 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 194,5 194,5 196,8 67 MENTERI NEGARA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 114,5 115,3 446,2 68 BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL 595,5 662,5 612,6 74 KOMISI NASIONAL HAK AZASI MANUSIA 14,8 14,8 26,1 75 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 179,8 239,8 198,4 76 KOMISI PEMILIHAN UMUM 11,9 11,9 202,3 77 MAHKAMAH KONSTITUSI 155,0 155,0 148,8 78 PUSAT PELAPORAN ANALISIS DAN TRANSAKSI KEUANGAN - - 37,7 79 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA - - 412,1 80 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL - - 219,9 81 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI - - 308,8 82 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL - - 146,3 83 BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL - - 138,4 84 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - - 32,3 85 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR - - 41,7 86 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA - - 129,6 87 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA - - 76,2 88 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA - - 201,7 89 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN - - 424,9 90 DEPARTEMEN PERDAGANGAN 752,5 753,2 806,9 91 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT 47,4 340,1 313,4 92 KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAH RAGA 288,8 288,8 451,0 93 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI - - 200,0 94 BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD 3.967,0 3.967,0 - 4)

95 DEWAN PERWAKILAN DAERAH - - 164,0

145.806,8 152.767,0 156.251,1 II. BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN

61 CICILAN DAN BUNGA UTANG 62.781,8 63.623,0 73.621,6 62 SUBSIDI DAN TRANSFER LAINNYA 128.033,0 149.139,4 112.787,9 69 BELANJA LAIN-LAIN 27.493,4 27.290,1 32.391,0

218.308,2 240.052,5 218.800,6

364.115,0 392.819,5 375.051,7

1) Perbedaan satu angka di belakang koma terhadap angka penjumlahan karena pembulatan

2006

RAPBN

JUMLAH BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (I)

Tabel IV.5

(miliar rupiah)

BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT ORGANISASI 1) APBN 2005 DAN RAPBN 2006

APBN-P 2005 Perk.

Realisasi

2005 KODE

BA ORGANISASI

JUMLAH BAGIAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAN PERHITUNGAN (II)

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

Alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp242,2 triliun atau 64,6 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam tahun 2005, maka jumlah tersebut lebih rendah 1,3 persen dari alokasi anggaran dalam fungsi yang sama dalam APBN-P 2005 sebesar Rp245,4 triliun, atau 9,8 persen lebih rendah dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp268,6 triliun. Lebih rendahnya alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum tersebut, terkait dengan menurunnya alokasi anggaran pada subfungsi pelayanan umum lainnya, walaupun di sisi lain alokasi anggaran dalam subfungsi pinjaman pemerintah mengalami kenaikan. Pada subfungsi pelayanan umum lainnya antara lain mencakup program subsidi dan transfer lainnya yang direncanakan sebesar Rp105,0 triliun. Sedangkan dalam subfungsi pinjaman pemerintah antara lain mencakup program pembayaran bunga utang yang direncanakan sebesar Rp73,5 triliun. Dalam fungsi pelayanan umum, selain mencakup program-program yang dilaksanakan kementerian/lembaga, juga mencakup program-program yang ditatakelolakan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Dalam tahun 2006, alokasi anggaran pada fungsi pendidikan direncanakan sebesar Rp37,8 triliun, atau 10,1 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Besarnya alokasi anggaran tersebut adalah sejalan dengan upaya Pemerintah untuk melaksanakan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, untuk secara bertahap meningkatkan alokasi anggaran pendidikan hingga mencapai 20 persen dari APBN. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam tahun 2005, maka rencana alokasi anggaran pendidikan tersebut meningkat 22,9 persen dari alokasi anggarannya dalam APBN-P 2005, atau lebih tinggi 22,5 persen dari alokasi anggarannya dalam perkiraan realisasi APBN 2005. Lebih tingginya alokasi anggaran dalam fungsi pendidikan tersebut, terkait dengan peningkatan alokasi anggaran pada subfungsi pendidikan dasar yang cukup signifikan dibandingkan dengan pagu alokasi anggarannya pada tahun sebelumnya. Peningkatan alokasi anggaran tersebut juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk melanjutkan program biaya operasional sekolah (sekolah gratis) untuk SD/SDLB/MI/ Salafiyah setingkat SD dan SMP/SMPLB, MTs/Salafiyah setingkat SMP, yang telah dilaksanakan mulai pertengahan tahun 2005.

Sementara itu, alokasi anggaran pada fungsi pertahanan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp23,7 triliun, atau 6,3 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Alokasi anggaran pada fungsi pertahanan tahun 2006 tersebut berarti meningkat 7,6 persen dari alokasi anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp22,0 triliun, atau lebih tinggi 7,1 persen dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp22,1 triliun. Lebih tingginya alokasi anggaran pada fungsi pertahanan tahun 2006 tersebut, terkait dengan tingginya alokasi anggaran pada subfungsi pertahanan negara yang direncanakan mencapai Rp18,4 triliun, atau 77,8 persen dari keseluruhan alokasi anggaran pada fungsi pertahanan. Subfungsi pertahanan negara antara lain meliputi program pengembangan pertahanan integratif, program pertahanan matra darat, program pengembangan matra laut, dan program pengembangan matra udara, yang merupakan program-program yang mendapatkan alokasi

Fungsi pelayanan umum dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp242,2 triliun atau 64,6 persen dari total belanja pemerintah pusat.

Fungsi pendidikan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp37,8 triliun atau 10,1 persen dari total belanja pemerintah pusat.

Fungsi pertahanan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp23,7 triliun atau 6,3 persen dari total belanja pemerintah pusat.

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006 Bab IV

Dalam tahun 2006, alokasi anggaran dalam fungsi ekonomi direncanakan mencapai Rp30,4 triliun, atau 8,1 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp27,6 triliun, maka alokasi anggaran pada fungsi ekonomi tersebut meningkat 10,3 persen, namun lebih rendah 2,0 persen dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp31,1 triliun. Peningkatan alokasi anggaran dalam fungsi ekonomi tersebut terkait terutama dengan tingginya alokasi anggaran pada subfungsi transportasi. Sebagaimana diketahui bahwa dalam subfungsi ini mencakup program-program peningkatan/pembangunan jalan dan jembatan, rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan, peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana kereta api, serta pembangunan transportasi udara, yang masing-masing mendapatkan alokasi anggaran cukup besar. Selain daripada itu, tingginya alokasi anggaran pada fungsi ekonomi tersebut juga terkait dengan tingginya alokasi anggaran pada subfungsi pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan. Hal ini sejalan dengan prioritas pembangunan tahun 2006, yaitu penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan, serta revitalisasi pertanian dan perdesaan. Selanjutnya, alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan dalam tahun 2006 direncanakan mencapai Rp19,2 triliun, atau 5,1 persen dari keseluruhan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam tahun 2005, alokasi anggaran dalam fungsi ketertiban dan keamanan tahun 2006 tersebut mengalami kenaikan sekitar 23,4 persen dari alokasi anggarannya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp15,6 triliun, atau lebih tinggi 13,0 persen dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp17,0 triliun. Lebih tingginya alokasi anggaran pada fungsi ketertiban dan keamanan tahun 2006 tersebut terkait dengan tingginya alokasi anggaran pada subfungsi kepolisian yang mencapai Rp14,1 triliun, atau 73,4 persen dari keseluruhan anggaran dalam fungsi ketertiban dan keamanan. Alokasi anggaran subfungsi kepolisian antara lain meliputi program-program yang dilaksanakan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa alokasi anggaran untuk Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam tahun 2006 cukup besar, yakni mencapai Rp13,2 triliun. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan pemantapan keamanan dan ketertiban, serta penyelesaian konflik, sebagaimana diamanatkan dalam prioritas pembangunan tahun 2006. Alokasi anggaran pada fungsi kesehatan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp10,8 triliun, atau 2,9 persen dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah pusat. Apabila dibandingkan dengan alokasi anggarannya dalam tahun 2005, jumlah alokasi anggaran dalam fungsi tersebut mengalami peningkatan sekitar 9,4 persen dari alokasinya dalam APBN-P 2005 sebesar Rp9,9 triliun, atau lebih tinggi 8,6 persen dari alokasinya dalam perkiraan realisasi APBN 2005 sebesar Rp10,0 triliun. Lebih tingginya alokasi anggaran dalam fungsi tersebut, terkait dengan tingginya alokasi anggaran pada subfungsi pelayanan kesehatan masyarakat, dan subfungsi pelayanan kesehatan perorangan. Hal ini

Fungsi ekonomi dalam tahun 2006 direnca-nakan sebesar Rp30,4 triliun atau 8,1 persen dari total belanja pemerintah pusat.

Fungsi ketertiban dan keamanan dalam tahun 2006 direncanakan sebesar Rp19,2 triliun atau 5,1 persen dari to-tal belanja pemerintah pusat.

Fungsi kesehatan dalam tahun 2006 direnca-nakan sebesar Rp10,8 triliun atau 2,9 persen dari total belanja pemerintah pusat.

Bab IV Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2006

penanggulangan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan melalui bidang kesehatan, serta peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan. Selain itu, peningkatan alokasi anggaran pada fungsi tersebut juga terkait dengan upaya pemerintah untuk melanjutkan kegiatan pelayanan kesehatan gratis, terutama bagi masyarakat miskin yang telah dilaksanakan pada tahun 2005, melalui program-program dalam subfungsi-subfungsi tersebut. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam subfungsi-subfungsi tersebut terdapat program-program yang mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar. Adapun program-program tersebut adalah program upaya kesehatan masyarakat dan program pencegahan dan pemberantasan penyakit pada subfungsi pelayanan kesehatan masyarakat, serta program upaya kesehatan perorangan pada subfungsi pelayanan kesehatan perorangan.

Selanjutnya, rincian belanja pemerintah pusat menurut fungsi dapat diikuti dalam Tabel IV.6, sedangkan rincian lebih lengkap dapat diikuti dalam

Lampiran 6.

Dalam dokumen Kementerian PPN Bappenas :: Ekonomi 2006 RAPBN (Halaman 123-127)