TINJAUAN PUSTAKA
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Mitra
Keputusan seseorang atau individu dalam menjalin suatu kerjasama dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut dapat berupa karakteristik demografi seseorang. Faktor eksternal dapat berupa pengaruh lingkungan seperti himbauan pemerintah sekitar.
Bentuk kerjasama diantaranya dapat berupa jalinan kemitraan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menjalin kemitraan. Faktor-faktor yang mendorong kemitraan misalnya yaitu jaminan kualitas, perluasan pasar transfer teknologi, umur, tingkat pendidikan, dan modal. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keputusan seseorang atau perusahaan untuk menjalankan atau melanjutkan hubungan kemitraan.
Penelitian Ros (2004) pada Koperasi Mitra Tani menganalisis faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam bermitra dengan koperasi tersebut. Terdapat permasalahan dalam hubungan kemitraan tersebut yaitu petani mitra memutuskan untuk tidak lagi bekerjasama. Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi logistik, faktor-faktor yang mempengaruhi petani melanjutkan kemitraan diantaranya yaitu umur, tingkat pendidikan, dan proporsi modal. Kekerabatan merupakan faktor determinan lain yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Oleh karena itu untuk mendukung keberhasilan kemitraan pihak Koperasi Mitra Tani perlu melakukan perbaikan-perbaikan dalam sistem dan pelaksanaannya.
PT ISM Bogasari menjalankan kemitraan dengan Koperasi Pedagang Mi bakso Jakarta Utara (KPMB-JU). Penelitian Sulaksana (2005) untuk menentukan urutan prioritas berdasarkan bobot faktor menggunakan metode PHA. Hasil
xlvii 30
analisis yang mempengaruhi PT ISM Bogasari untuk bermitra dengan urutan prioritas yaitu jaminan kualitas yang bisa dinikmati konsumen akhir, perluasan pasar, pengembangan usaha, transfer teknologi dan transfer manajemen. Urutan prioritas pada KPMB-JU adalah jaminan kualitas yang bisa dinikmati konsumen akhir, transfer manajemen, perluasan pasar, pengembangan usaha, dan transfer teknologi.
Berdasarkan penelitian mengenai kemitraan yang sudah dilakukan terlebih dahulu, tidak terdapat penelitian mengenai kemitraan antara petani lettuce dengan PT Saung Mirwan. Penelitian yang menganalisa pendapatan usahatani lettuce dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bermitra secara bersamaan juga masih belum ada. Penelitian terdahulu yang terkait dengan dengan penelitian ini disajikan secara ringkas pada Tabel 3.
Tabel 3 Penelilitian Terdahulu Mengenai Lettuce dan Kemitraan
No Penulis/Tahun Judul Hasil
1 Akbar
2001 Analisis Kelayakan Investasi Head Lettuce dengan Sistem Pertanian Organik Studi Kasus PT Austindo Mitra Sarana Farm Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Hasil analisis finansial melihat besarnya NPV dan Net B/C menunjukkan bahwa usaha budidaya head lettuce dengan sistem organik cukup prospektif untuk dikembangkan.
2. Natalia Kajian Strategi Bersaing Perusahaan Lettuce di PT
XYZ Kabupaten Sukabumi
Strategi bersaing yang diperoleh yaitu menjalin kerjasama dengan distributor untuk untuk memperluas pemasaran, ekspansi pasar domestik khususnya kota-kota besar, meningkatkan daya saing melalui efisiensi dan kealutas produk, meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kepada konsumen, meningkatkan kegiatan promosi, dan diversifikasi produk.
3 Setiowati
2002 Kajian Pelaksanaan Kemitraan Usahatani Bawang Merah Kasus KUD Setya Budhi Kecamatan Brebes
Adanya kemitraan tidak menguntungkan petani mitra, sehingga kelanjutan dari kemitraan tidak diharapkan
4 Puspitasari 2003
Kajian Pelaksanaan Kemitraan antara PT Agro Inti Pratama dengan Petani Ubi Jalar di Desa Sindang Barang.
Pelaksanaan kemitraan masih belum optimal. Pendapatan petani mitra lebih kecil dibandingkan petani non mitra.
xlviii 30
Tabel 3 Penelilitian Terdahulu Mengenai Lettuce dan Kemitraan
No Penulis/Tahun Judul Hasil
5 Barbara
2003 Studi Pengembangan Pola Kemitraan Benih Jagung Manis Antara Industri Benih IPB dengan Penakar Benih
Hasil penelitian kemitraan dapat mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak. IPB dapat menghemat sumber daya lahan dan tenaga kerja untuk memproduksi benih jagung manis. Petani sebagai plasma mendapatkan manfaat yaitu dalam hal sumber dana, perolehan input, jaminan pemasaran, bimbingan serta bimbingan dalam teknis budidaya.
Pratiwi 2003
Kajian Pelaksanaan Kemitraan Antara Petani dengan
Perusahaan dalam Mengembangkan Usahatani
dan Strategi Pemasaran Sayuran Substitusi Impor
Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan menguntungkan kedua belah pihak. Pelaksanaan kemitraan dinilai sudah optimal.
7 Sulaksana
2004 Kajian Implementasi Kemitran Antara Koperasi Usaha Berbasis Terigu dengan Perusahaan Besar Swasta. Studi Kasus di PT ISM Bogasari Flour Mills dan Koperasi Pedagang Mi Bakso Jakarta Utara.
Hasil analisis yang mempengaruhi PT ISM Bogasari untuk bermitra dengan urutan prioritas yaitu jaminan kualitas yang bisa dinikmati konsumen akhir, perluasan pasar, pengembangan usaha, transfer teknologi dan transfer manajemen. Urutan prioritas pada KPMB-JU adalah jaminan kualitas yang bisa dinikmati konsumen akhir, transfer manajemen, perluasan pasar, pengembangan usaha, dan transfer teknologi.
8 Ros
2004 Analisis Pelaksanaan Kemitraan antara Koperasi Agribisnis Mitra Tani dengan
Petani Sayuran di Daerah Cipanas dan Sekitarnya
Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi logistik faktor-faktor yang mempengaruhi petani melanjutkan kemitraan diantaranya yaitu umur, tingkat pendidikan, dan proporsi modal.
9 Sulistyo
2004 Pengaruh Kemitraan Terhadap Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu antara PT Great Giant Pineaple dengan Petani Ubi Kayu di Lampung Tengah
Berdasarkan analisis tingkat efisien penggunaan faktor-faktor produksi baik petani mitra maupun bukan mitra belum mencapai kondisi optimal & efisien
10. Yuningsih
2004 Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Selada Hidroponik (Studi Kasus di
Yayasan Progresio Indonesia, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa barat)
Berdasarkan perhitungan dengan analisis NPV, IRR, Net B/C, PP dan analisis sensitivitas menunjukkan hasil bahwa pengembangan leaf lettuce lebih layak untuk diusahakan dibanding dengan head lettuce. 11 Ali
2005 Analisis Tingkat Pendapatan dan Kepuasan Petani Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Jagung Manis di Kec. Jampang Tengah Kab. Sukabumi, Jabar.
Analisis usahatani jagung menguntungkan dari sisi pendapatan, akan tetapi sistem kemitraan belum memenuhi harapan petani secara keseluruhan.
12 Fadloli 2005
Kajian Pelaksanaan Kemitraan antara PT Saung Mirwan dengan Mitra Tani Edamame di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Pelaksanaan kemitraan tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan isi perjanjian kemitraan. Terjadi permasalahan pada masing-masing pihak. Akan tetapi jalinan kemitraan tersebut harus tetap dipertahankan untuk menjaga kotinu produk.
xlix