• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEMITRAAN

6.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

6.3.2 Karakteristik Petani Lettuce Responden

Petani lettuce responden kelompok mitra dan non mitra banyak tersebar di kecamatan Cisurupan dan Cikajang. Tanaman lettuce membutuhkan udara dingin yaitu pada daerah dataran tinggi, sehingga Kecamatan Cisurupan dan Cikajang sangat cocok sebagai penanaman lettuce. Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani yaitu faktor internal berupa karakteristik dari petani.

cviii 91

Kinerja petani sebagai pengelola akan mempengaruhi hasil usahatani. Karakteristik petani responden yang akan dikaji meliputi pengelompokkan petani berdasarkan umur, tingkat pendidikan, luas lahan, pendapatan dan produktivitas.

Umur petani responden

Petani mitra dan non mitra pada umumnya berumur 30 tahun ke atas. Berdasarkan Tabel 13, jumlah petani mitra responden terbesar yaitu pada kisaran umur 46-50 tahun sebesar 25 persen. Petani Mitra yang termasuk pada golongan usia yang produktif, yaitu antara 25 sampai dengan 50 tahun sebesar 90 persen. Petani responden mitra yang berusia lanjut, yaitu yang berusia di atas 50 tahun terdiri dari dua orang petani (10 %). Sebagian kecil petani mitra berusia lanjut tersebut mengikuti kemitraan tertarik pada kemudahan yang diberikan PT Saung Mirwan dalam membudidayakan lettuce.

Jumlah petani non mitra seluruhnya (100 %) pada kisaran 30-50 tahun yang berada pada usia produktif. Persentase terbesar 80 persen terdapat pada usia mapan dalam suatu yaitu 36-45 tahun. Kisaran usia produktif memungkinkan petani non mitra dalam meluaskan pasarnya. Oleh karena itu petani non mitra dapat mengembangkan usahanya dengan tidak bergantung kepada salah satu perusahaan atau jalinan kerjasama sejenis kemitraan atau lainnya.

Tabel 13 Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok

Umur(Tahun)

Petani Mitra Petani Non Mitra

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

25-30 2 10 - - 31-35 4 20 4 10 36-40 3 15 2 40 41-45 4 20 3 40 46-50 5 25 1 10 >51 2 10 - - Jumlah 20 100 10 100

cix 92

Tingkat pendidikan petani responden

Tingkat pendidikan formal petani mitra responden umumnya masih dapat dikatakan rendah. Responden petani mitra beberapa diantaranya berumur sekitar 30 tahun dan berpendidikan terakhir SD. Hal tersebut bertentangan dengan program pemerintah di periode tahun 90an adalah mencanangkan pentingnya pendidikan serta wajib belajar minimal sampai jenjang SMU. Walaupun demikian ada pula petani mitra responden yang berpendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, salah satunya pernah menjalani pendidikan di IPB.

Tabel 14 Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jenjang Pendidikan

Petani Mitra Petani Non Mitra Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) SD 6 30 - - SMP 9 45 2 20 SMU 4 20 4 40 D3 - - 3 30 Perguruan Tinggi (S1) 1 5 1 10 Jumlah 20 100 10 100

Berdasarkan Tabel 14, petani responden mitra tertinggi sebanyak 45 persen berpendidikan SMP/sederajat, sedangkan non mitra sebanyak 40 persen berpendidikan SMU. Tingkat pendidikan petani non mitra rata-rata lebih tinggi dari petani mitra. Pendidikan petani non mitra terendah adalah tingkat SMP dengan jumlah 20 persen, sedangkan petani mitra masih ada yang hanya berpendidikan sebatas SD dengan persentase yang cukup besar yaitu 35 persen. Jumlah dan persentase petani yang berpendidikan sampai jenjang perguruan tinggi lebih besar petani non mitra, yaitu 5 persen untuk pertani mitra dan 40 persen petani non mitra.

cx 93

Luas lahan petani responden

Luas lahan yang dikelola para petani responden berupa lahan milik pribadi, sewa dari orang lain, maupun kombinasi milik pribadi dan sewa. Pembayaran sewa lahan yang dilakukan petani responden berupa pembayaran tunai per tahun. Petani selain menanam lettuce umumnya juga menanam komoditas lain, sehingga bagi petani yang memiliki lahan sempit tidak mencukupi. Oleh karena itu petani perlu menambah luasan lahan garapan yaitu dengan cara melakukan sewa. Luasan lahan yang digarap untuk komoditas pertanian baik petani mitra maupun non mitra berkisar dari 1,000m2-60,000m2.

Tabel 15 Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani Luas Lahan

(ha)

Petani Mitra Petani Non Mitra

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

0.1-0.25 11 55 1 10

0.25-0.5 6 30 2 20 >0.5 3 15 7 70 Jumlah 20 100 10 100

Dilihat dari luas lahan pun petani non mitra lebih besar dalam pengelolaan lahan untuk usahatani. Berdasarkan Tabel 15 pengelolaan lahan petani mitra terbanyak pada kisaran 0.1-0.25 ha yaitu sebayak 55 persen, dan pengelolaan lahan lebih dari 0.5 ha hanya 15 persen atau berjumlah tiga orang. Pengelolaan lahan petani non mitra umumnya dengan luasan yang besar yaitu lebih dari 0.5 ha sebanyak 70 persen dan pengelolaan luasan lahan terendah yaitu antara 1.0-0.25 ha sebanyak 20 orang.

Skala pengusahaan lettuce petani responden dapat dibedakan berdasarkan luasan lahan yang diusahakan. Berdasarkan Tabel 16 luas lahan lettuce petani responden non mitra lebih besar dari petani mitra. Tujuh puluh persen petani non

cxi 94

mitra mengusahakan lettuce dengan luas lahan 0.25-0.5 hektar, sedangkan petani mitra 90 persen mengusahakan dengan luas lahan dibawah 0.1 hektar. Petani mitra tidak ada yang menanam lettuce pada luasan lebih dari 0.25 hektar. Hal tersebut terjadi karena adanya pembatasan luasan lahan dalam penanaman lettuce, sehingga petani mitra tidak dapat menanam dengan skala besar.

Tabel 16 Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Lettuce Luas Lahan

(ha)

Petani Mitra Petani Non Mitra

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

<0.1 19 95 -

0.1-0.25 1 5 3 30

0.25-0.5 - - 7 70 >0.5 - - - - Jumlah 20 100 10 100

Pendapatan petani responden

Umumnya pendapatan petani responden tidak hanya berasal dari menanam

lettuce, tetapi menanam komoditas lain. Pendapatan responden diantaranya

berasal dari usaha bidang usahatani dan non usahatani. Sumber pendapatan usahatani dan non usahatani tersebut diantaranya usaha perikanan, menyewakan lahan, buruh tani, dan buruh pabrik.

Tabel 17 Petani Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan (Rp)

Petani Mitra Petani Non Mitra Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) <1,000,000 14 70 2 20 1,100,000 – 2,500,000 6 30 4 40 2,600,000 – 5,000,000 - - 3 30 >5,000,000 - - 1 10 Jumlah 20 100 10 100

Berdasarkan Tabel 17, perbandingan pendapatan rumah tangga pada petani responden terdapat perbedaan yang signifikan. Jumlah persentase terbesar 70

cxii 95

persen petani mitra terdapat pada kisaran pendapatan dibawah Rp 1,000,000.

Petani mitra responden lainnya sebesar 30 persen berpendapatan antara Rp 1,100,000-2,500,000. Petani non mitra sebagian besar berpendapatan antara

Rp 1,100,000-2,500,000 sebanyak 40 persen. Persentase petani non mitra pada kisaran pendapatan antara Rp 2,6000,000-5,000,000 sebanyak 30 persen, serta ada pula petani non mitra berpendapatan tinggi yaitu lebih dari Rp 5,000,000. Petani berpendapatan tinggi menjadi kurang tertarik mengikuti kemitraan karena menganggap dengan berdiri sendiri sudah mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.

Produktivitas Petani Responden

Produktivitas lettuce petani responden dihitung berdasarkan produksi lettuce per luas lahan. Produktivitas yang tinggi akan berdampak pada pendapatan

usahatani lettuce yang tinggi pula. Oleh karena itu tingkat efisiensi usahatani dapat juga diukur dengan nilai produktivitas.

Tabel 18 Petani Responden Berdasarkan Produktivitas Lettuce Produktivitas

(kg/m)

Petani Mitra Petani Non Mitra

Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%)

1-1.25 3 15 4 40 1.26-1.5 3 15 6 60 1.51-2.00 4 20 - - 2.01-2.25 7 35 - - >2.25 3 15 - - Jumlah 20 100 - 100

Tujuan dibentuk kemitraan yaitu untuk meningkatkan produktivitas petani melalui teknologi tepat guna. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa produktivitas petani mitra cenderung lebih besar dibandingkan non mitra. Petani mitra sebanyak 70 persen dengan produktivitas lebih dari 1.5 kg/ha, sedangkan petani non mitra sebagian besar yaitu 60 persen berkisar 1.26-1.5 kg/ha. Petani non mitra

cxiii 96

cenderung rendah dilihat dari nilai produktivitas tidak ada yang mencapai lebih dari 1.5 kg/ha. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa kemitraan dapat meningkatkan produktivitas usahatani lettuce.