• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), kuesioner (angket), dan dokumentasi

3. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

3.5 Faktor Pendorong Wisatawan Berwisata Kuliner di Kampoeng Kepiting Tuban

Faktor yang mendorong wisatawan berwisata kuliner ini ditinjau dari motivasi secara intrinsik yang merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri wisatawan dan motivasi secara ekstrinsik yaitu dorongan yang timbul dari luar diri wisatawan.

Berdasarkan hasil persepsi wisatawan terhadap faktor pendorong melakukan wisata kuliner dari kuisioner yang disebarkan terhadap 60 responden yang dijadikan sampel diperoleh hasil secara umum mendapat tanggapan baik dari responden dengan skor 3,77. Faktor pendorong secara intrinsik wisatawan untuk berkuliner di Kampoeng Kepiting skor tertinggi di motivasi oleh faktor rasa ingin tahu dan faktor ingin mendapat pengalaman dengan skor masing-masing 4,3 dan 4,2. Faktor terrendah adalah faktor gengsi dengan skor 2,68. Hal ini berarti gengsi bukan menjadi alasan utama wisatawan untuk berwisata kuliner tapi karena faktor kebutuhan, rasa ingin tahu dan faktor pengalaman.

Aspek ekstrinsik yang mendorong wisatawan berkuliner skor tertinggi tanggapan wisatawan jatuh pada faktor letaknya yang strategis dikawasan wisata dengan skor masing-masing 3,9 dan 3,8. Faktor branding merupakan faktor terrendah dari wisatawan untuk melakukan wisata kuliner dengan skor 3,5. Faktor harga yang terjangkau, informasi yang memadai dan iklan yang menarik merupakan faktor ekstrinsik yang mendorong wisatawan untuk menikmati hidangan kuliner di Kampoeng Kepiting disamping didukung dengan letaknya yang strategis dikawasan wisata karena restoran ini terletak diantara kawasan wisata menuju Nusa Dua dan Kuta.

Berdasarkan hasil analisis faktor diperoleh hasil bahwa terdapat 3 komponen pembentuk faktor yang mendorong wisatawan berwisata kuliner di Kampoeng Kepiting faktor 1 yang dibentuk oleh 6 faktor yang terdiri dari rasa ingin tahu sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik terdiri dari terletak di tempat wisata, terletak strategi di kawasan pariwisata, harga yang terjangkau, informasi yang memadai dan iklan yang menarik. Berdasarkan faktor ekstrinsik faktor tertinggi adalah harga yang terjakau dengan faktor loading 0,862.

Faktor ke 2 dibentuk oleh 3 faktor terdiri dari ingin mendapatkan pengalaman dan mencari sesuatu yang unik sebagai faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik adalah merupakan rekomendasi dari teman. Faktor ke 3 dibentuk 3 faktor yang terdiri dari faktor intrinsik terdiri dari merupakan suatu kebutuhan dan karena gengsi, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor branding.

Berdasarkan pada nilai eigen value dapat dilihat nilai dari 3 faktor tersebut bahwa faktor 1 mempunyai presentasi variasi sebesar 50,919% yang berarti bahwa 50,919% informasi yang diharapkan terdapat dari faktor 1 terkait dengan faktor yang mendorong wisatawan untuk melakukan wisata kuliner di Kampoeng Kepiting. Nilai eigen value faktor 2 dan 3 secara berturut-turut adalah 10,335% dan 8,644%. Variasi total dari faktor yang mendorong wisatawan untuk melakukan wisata kuliner di Kampoeng Kepiting sebesar 69,898%.

Berdasarkan hasil persepsi dan analisis factor konfirmatori memperoleh hasil yang sama bahwa faktor yang mendorong wisatawan berwisata kuliner di Restoran Kampoeng Kepiting terdiri dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang dilakukan dengan kuantitatif maupun kualitatif, secara terperinci simpulan dari penelitian sebagai berikut :

107 Karakteristik restoran yang berkembang di daerah Tuban adalah restoran yang bersifat informal di mana wisatawan yang menikmati hidangan kuliner tersebut dapat dilakukan tanpa melalui pemesanan dan mengutamakan kecepatan dalam pelayanan makanan dan minuman.

Profil secara demografi wisatawan yang berkunjung ke Kampoeng Kepiting dari asal wisatawan mayoritas wisatawan dari Indonesia. Usia didominasi dari usia 26-35 tahun yang merupakan usia mapan dan produktif untuk melakukan wisata kuliner. Jenis kelamin di dominasi oleh laki-laki dengan tingkat pendidikan diploma dan master dengan pekerjaan sebagai pengusaha dan pegawai swasta.

Persepsi wisatawan terhadap keberadaan restoran Kampoeng Kepiting secara umum memberikan tanggapan yang baik yang ditinjau dari aspek tangible, kemampauan waiter/s dan aspek harga. Tanggapan tertinggi terletak pada aspek tangible dengan indikator cita rasa makanan, variasi menu dan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman yang disajikan kepada wisatawan yang menikmati hidangan di restoran tersebut. Aspek terrendah juga terdapat pada tangible dengan indikator kesehatan dan kebersihan lingkungan restoran karena restoran Kampoeng Kepiting ini terletak di kawasan konservasi hutan mangrove.

Faktor pendorong wisatawan untuk berwisata kuliner di Kampoeng Kepiting terdiri dari faktor intrinsik dengan faktor rasa ingin tahu dan mendapatkan pengalaman yang tertinngi dan faktor gengsi terrendah sedangkan faktor ekstrinsik di dominasi oleh letaknya yang strategis di kawasan wisata karena merupakan daerah yang terletak diantara kawasan wisata Nusa Dua dan Kuta serta dekat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai.

Ucapan Terima kasih

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini antara lain : Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Ketua LP2M beserta staf, Kepala Desa Mengwi, Responden yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rachman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Alghamdi. 2007. Explicit and Implicit Motivation Toward Outbound Tourism : a Study of Saudy Tourist. As a Thesis for Degree of Doctor of Philosophy in Marketing. University of Glasgow, School of Business and Management.

Gray, Jerry . 1984. Organizational Behavior, Concepts and Applications. Columbus : Charles E. Merrill Publishing Company.

Gee, Chuck Y. And Sola. 1997. International Tourism : A Global Perspective. Madrid : World Tourism Organization.

Kotler, Philips dan Keller, K Lane. 2009. Marketing Management. Thirteen Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Person Education, Inc.

Mathieson A,and Wall, Geoffey. 1992. Tourism Economic, Physical, and Social Impact. New York : Longman Scientific & Technical.

Marsum. 2005. Restoran dan segala Permasalahannya. Yogyakarta : ANDI

Moller. 2006. Self –Determination Theory and Public Policy : Improving the Quality of Consumer Decisions Without Using Coercion. American Marketing Association. Vol. 26 (1), 104-116.

Pitana. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : ANDI.

Soewkresno. 2000. Manajemen Foob & Beverage Service Hotel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sujatha, Ketut. 2001. (Seni Kuliner Bali sebagai Aspek Kebudayaan dalam Menunjang

108 Industri Pariwisata). Laporan Penelitian Universitas Udayana

Setiadi,Nugroho.2003. Perilaku Konsumen : Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Kencana

Sadjuni, L. G. S. 2006. Ekspektasi dan Persepsi Wisatawan terhadap Gastronomi Makanan

Bali. (tesis) Denpasar: Universitas Udayana

Swarbrooke John. and Susan Horner. 2007. The Power of Empathy in Leadership (to Enhance Long Term Company Performance). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Suriani. 2008. Seni Kuliner Bali Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Mengungkap Tentang Ketertarikan Wisatawan Terhadap Makanan Tradisional Bali (Babi Guling). Laporan Penelitian Universitas Udayana

Ryan,R.M. and Deci, E.L.2000. Intrisic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New Directions. Contemporary Educational Psychology 25. pp 54-67.

Vallerand, Robert.J. 2004. Intrinsic and Extrinsic Motivation in Sport. Encyclopedia of Applied Psychology. Vol.2. Elsevier.

109

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

WISATAWAN BERKUNJUNG KE DESA WISATA BLIMBINGSARI