STRUKTURAL FUNGSIONALPERKOLONG-KOLONG DAN FUNGSI MUSIKPADA UPACARA PERKAWINAN
5.2 Fungsi Perkolong-kolongDalam Upacara Perkawinan
Dalam menganalisis fungsi perkolong-kolong dalam upacara perkawinan pada masyarakat Karo terlebih dahulu peneliti memperhatikan struktur dalam upacara tersebut. Secara garis besar struktur yang terdapat dalam upacara perkawinan masyarakat Karo dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu 1) sukut atau keluarga yang mengadakan upacara, 2) sangkep enggeluh sukut atau kaum kerabat keluarga yang mengadakan upacara), dan 3) si erdemu bayu atau
pengantin. Masing-masing dari ketiga bagian besar di atas masih dapat dibagi lagi menjadi lebih khusus. Seperti bagian sukut siempo, yaitu keluarga yang mengadakan upacara dari pihak laki-laki. Sukut sinerehyaitu keluarga yang mengadakan upacara dari pihak perempuan.
Demikian juga pada bagian sangkep enggeluh sukut atau kaum kerabat keluarga yang mengadakan upacara ada dari pihak laki-laki dan ada dari pihak perempuan. Masing-masing sangkep enggeluh itu terdiri daripada senina, anak beru, dan kalimbubu. Sementara pada bagian pengantin hanya dua, yaitu si empo atau pengantin laki-laki dan si sereh ataupengantin laki-laki.
Fungsi perkolong-kolong dianalisis terhadap bagian-bagian yang sesuai saja. Terdapat 7 (tujuh) bagian yang sesuai, yaitu 1) sukut siempo (keluarga pengantin laki-laki), 2) sukut sinereh (keluarga pengantin perempuan), 3) kalimbubu siempo (kalimbubu pengantin laki-laki), 4) senina sinereh (senina keluarga pengantin perempuan), 5) kalimbubu sinereh (kalimbubu keluarga pengantin perempuan), 6) si empo (pengantin laki-laki), dan 7) si sereh (pengantin perempuan).
5.2.1 Fungsi Perkolong-kolong terhadap sukutsiempo (Keluarga Pengantin Laki-laki)
Dalam upacara perkawinan ini pihak keluarga pengantin laki-laki berklan atau bermarga Perangin-angin, cabang marga Bangun. Marga Bangun selain sering disebut bangun mergana (bermarga bangun) juga disebut tambar malem yang dapat diartikan obat yang menyejukkan. Ini berhubungan dengan asumsi
bahwa angin dapat memberikan kesejukan, sementara merga mereka perangi-angin, yang artinya dekat dengan angin.
Fungsi perkolong-kolong terhadap keluarga pengantin laki-laki adalah mewakili mereka dalam menyampaikan sapaan kepada semua kalimbubu dan puang kalimbubu. kenyataan ini dapat dilihat pada teks nyanyian di bawah ini:
Kalimbubu kami Bukit mergana ernolih-nolih (Kalimbubu kami bermarga Bukit berulang ulang) Sinuraya mergana surbakti mergana
(Bermarga Sinurayabermarga Surbakti)
Rikutken teman ndu sada dalanen kalimbubu siperdemui (Beserta teman ndu satu jalan kalimbubu yang didatangi) La ketadingen kalimbubu sipemeren
(Tidak tinggal kalimbubu sipemeren) Bage pe kam kerina puang kalimbubu kami (Begitu juga semua puang kalimbubu kami)
5.2.2 Fungsi Perkolong-kolong terhadap sukut sinereh (Keluarga Pengantin Perempuan)
Dalam upacara perkawinan ini pihak keluarga pengantin perempuan berklan atau bermarga Bukit. Hal ini menyebabkan sehingga mereka disebut bukit mergana, yang artinya bermarga Bukit. Fungsi perkolong-kolong terhadap keluarga ini mewakili mereka dalam menyampaikan sapaan terhadap kaum kerabat. Ada tiga kali perkolong-kolon menyampaikan sapaan itu, yaitu 1) sapaan kepada semua senina Bukit, 2) sapaan kepada semua kalimbubu dan puang kalimbubu Bukit, dan 3) sapaan kepada semua anak beru Bukit.
Sapaan kepada semua senina Bukit yang di wakili perkolong-kolong dapat dilihat seperti teks berikut ini:
Tampak me kam kerina na sembuyak senina si pemeren (Terlihat lah kalian semua sembuyak senina sipemeren)
Rikut ken siparibanen sipengalon sindalanen (Bersama siparibanen sipengalon sindalanen) Ralo alo me ras kami Bukit mergana
(Menerima bersama kami keluarga yang bermarga Bukit) Ija erbelas kami nehken kata pengalo ngalo
(Dimana kami menyampaikan kata sambutan)
Amin lit gia kapndu si kurang payo kurang teng-teng na sembuyak kami sinterem
(Walau ada kalian rasa kurang baik dan kurang tepat sembuyak kami semua) Ula me tama sangkut ukurndu
(Jangan lah dibawa ke hati)
Sapaan kepada semua kalimbubu dan puang kalimbubu Bukit yang di wakili perkolong-kolong dapat dilihat seperti teks lagu di bawah ini:
Nandangi kam kerina kalimbubu rikut puang kalimbubu kami (Kepada kam semua kalimbubu dan juga puang kalimbubu kami) I ja ibas perjabun bere bere kempu ndu e
(Dimana pesta adat bere bere kempu kalian) Aloken kari bagi lit na kalimbubu puang kami (Terima nanti apa adanya kalimbubu puang kami) Ija kari seh panggong ndu erbelas
(Dimana nanti sampai waktu untuk berkata) Bereken kata kekelenegen ndu nandangi kami (Berikan kata kata kesayangan kepada kami)
Sapaan kepada semua anak beru Bukit yang di wakili perkolong-kolong dapat dilihat seperti teks berikut ini:
Bage pe nandangi kam kerina anak beru rikut anak beru si pemeren (Begitu juga kepada semua anak beru beserta anak beru si pemeren) Anak beru menteri singukuri
(Anak beru menteri singukuri) Kam me kerina ciken kami enteguh (Kalian lah tongkat kami yang kuat)
Maka tatanga ndu dage kami kerina kalimbubu ndu (Maka pandang lah kami semua kalimbubu kamu) Maka ula juru ula kemalun
(Supaya jangan terhina dan jangan memalukan) Nandangi kerina na sangkep ta nggeluh
(Kepada semua keluarga besar kita)
5.2.3 Fungsi Perkolong-kolong terhadap kalimbubu siempo (Kalimbubu keluarga pengantin laki-laki)
Kalimbubu keluarga pengantin laki-laki sebanarnya ada beberapa, namun yang paling dekat adalah bermaga Bukit. Kedua pengantin kawin impal, ini bermakna ibu dari pengantin laki-laki adalah kakak kandung dari bapak pengantin perempuan.
Fungsi perkolong-kolong terhadap mereka dalam upacara ini adalah mewakili kalimbubu dalam menyampaikan petuah. Ada tiga kali perkolong-kolong menyampaikan petuah mewakili kalimbubu, yaitu 1) kepada semua keluarga Bangun, 2) kepada pengantin laki-laki, dan 3) kepada pengantin perempuan.
Petuah yang disampaikan perkolong-kolong mewakili kalimbubu kepada keluarga Bangun, yang merupakan keluarga pengantin laki-laki, seperti teks di bawah ini:
Emaka bagem tambar malem bagem beru Bukit (Begitu lah tambar malem begitu beru Bukit) Sangap kam pe jabuken anak parang sintua e (Beruntung kamu membuat pesta yang sulung ini)
Gelah reh ngasup na kam pagi jadi perlebe lebe kalimbubu ta
(Supaya semakin kuat kamu menjadi tulang punggung terhadap kalimbubu) Jenda nari pagi terus ku pudi tambar malem mergana
(Dari sini nanti sampai ke belakang tambar malem mergana) Nantang me kerina na penakit bas daging kula ndu
(Jauh semua penyakit di badan)
Petuah yang disampaikan perkolong-kolong mewakili kalimbubu kepada pengantin laki-laki, yang bernama Iyos Bangun, seperti teks di bawah ini:
Terlebih man bandu pe bage Iyos (Terutama kepada Iyos)
Nggo kuh toto mama mami nini bulang nini tudung alo kenndu
(Sudah cukup doa mama mami nini bulang nini tudung yang kamu terima) Ija ibas perjabun ras impal beru bukit e
(Dimana di dalam berkeluarga dengan pasangannya beru bukit ini) Kam lah pas pedemuken tambar malem
(Kamu lah tepat jodohnya tambar malem)
Emaka ngasup lah kam pagi benang penjarumi benang pengerakut (Oleh karena itu maka sanggup lah kamu menjadi tali pengikat)
Petuah yang disampaikan perkolong-kolong mewakili kalimbubu kepada pengantin perempuan yang bernama Tasya beru Bukit, seperti teks di bawah ini:
Emaka kena pe bage Tasya (Begitu juga kamu Tasya)
Adi nggo kena legi impal kena e teman arih arih
(Kalau sudah di jemput pasangan kalian jadi teman hidup) Tami tami pagi bibi ta ras bengkila ta Nande Karo (Sayangi nanti mertua kita Nande Karo)
5.2.4 Fungsi Perkolong-kolong terhadap senina sinereh (Senina Keluarga Pengantin Perempuan)
Fungsi perkolong-kolong yang mewakili senina sinereh atau semua senina keluarga pengantin perempuan, seperti teks di bawah ini:
Maka panjang perjabun beru Bukit e tumbuk ras Bangun mergana (Supaya panjang keluarga ibu bermarga Bukit dengan yang
bermargaBangun)
Dingen seh pagi kerina totota si mehuli
(Dengan sampai nanti doa kita yang baik semua) Sangap ertuah bayak iya tengah tengah jabuna
(Melahirkan anak laki-laki dan anak perempuan di tengah keluarga) Bage pe cakap kami ngalo ngalo
(Begitu juga kata sambutan kami)
5.2.5 Fungsi Perkolong-kolong terhadap kalimbubu sinereh (Kalimbubu keluarga pengantin perempuan)
Perkolong-kolong dalam mewakili kalimbubu sinereh ada beberapa.
Tetapi dalam penelitian ini satu dibuat menjadi contoh, karena adanya kesepakatan dari semua kalimbubu sinereh tetap seia sekata. Hal ini seperti teks di bawah ini:
Bagem beru Bukit
(Begitu lah ibu bermarga Bukit) Bagem beru purba beru tarigan
(Begitu lah ibu bermarga Purba ibu bermarga Tarigan) Kam pe karina sada pengodak sada pengole
(Kalian juga semua seia sekata) Jadi teman arih arih nande tigan e
(Jadi teman berbincang iniibu bermarga Tarigan)
5.2.6 Fungsi Perkolong-kolong Terhadap Si Empo (Pengantin Laki-laki) Fungsi perkolong-kolong yang mewakili pengantin laki-laki seperti teks di bawah ini:
Kalimbubu enda kami maba kampil (Kalimbubu disini kami membawa tepak) Ate kami ngelegi dirindu
(Kamiingin menjemput putrimu) Nande karo enda kami maba kampil
(Ibu bermarga Karo-karo ini kami membawa tepak) Ate kami reh ngelegi kena
(Keinginan kami datang menjemput kamu)
5.2.7 Fungsi Perkolong-kolong terhadap si sereh (Pengantin perempuan) Fungsi perkolong-kolong yang mewakili pengantin laki-laki seperti teks di bawah ini:
Aku pe ue ningku sekali enda (Aku juga iya ku katakan kali ini)
Ngaloi kena nangin mama Nangin na (Untuk meyetujui kamu mama Nangin) Aku pe ue nge ningku sekali enda (Aku juga mengiyakan kali ini) ngaloi kena karo bere Karo na (untuk menyetujui kamu bere Karo)
Mama nangin bere karo sekali enda lanai kam tersia (Mama nangin bere karo sekali ini kamu tidak sia-sia) Sendah tudung ngarakken bulang-bulang
(Sekarang tudung mendampingi bulang-bulang) Seh tunggungna kam tatapen dua na
(Sangat cocok kamu dilihat berdua)
5.3 Penggunaan Dan Fungsi Musik Pada Upacara Perkawinan