• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN PERKOLONG-KOLONGUPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT KARO

6 Anak beru Keluarga Pengantin Wanita 7 Anak beru Keluarga Pengantin Laki-laki

3.11.1 Keluarga pengantin laki-laki dan semua seninanya

Memulai acara ngerana (menyampaikan kata sambutan) anak beru si ngerana keluarga pengantin laki-lakimeminta agar semua kaum kerabat sukut si empo dalam hal ini keluarga Bangun dan semua senina-nya berdiri disebelah barat dan menghadap ke arah timur. Sementara semua sembuyak-nya yang terdiri daripada sipemeren, siparibane, sepengalon dan sedalanen berdiri di sebelah timur dengan menghadap ke barat, sehingga kedua kelompok ini saling berhadapan.

Pada bagian sebelah utara berdiri pula sebagian anak beru keluarga Bangun.

Beberapa orang daripada anak beru keluarga Bangun yang berada sebelah kiri membawa tepak yang berisi sirih dengan kelengkapannya.

Anak beru singerana keluarga pengantin laki-laki menyampaikan kepada keluarga Bangun bahwa mereka sudah menari bersama semua sembuyak-nya termasuk sipemeren, siparibane, sepengalon dan sedalanen-nya semua, agar menyampaikan kata sambutan kepada semua kaum kerabat yang telah di undang hadir. Lihat gambar 3.7

Menanggapi pernyataan daripada anak beru singerana itu, ayah daripada pengantin laki-laki menyampaikan kata sambutannya seperti berikut:

Sinihamati kami sembuyak senina sipemeren ras sipengalon (Yang kami hormati sembuyak senina sipemeren dan sipengalon) Rikut ras anak beru bage pe anak beru menteri kami

Gambar 3.7 Keluarga Sukut Bangun

(Begitu juga dengan anak beru dan anak beru menteri kami) Ikataken bujur ibas kerehendu

(Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian) Mindo maaf kami man bandu kalimbubu kami

(Mohon maaf lami kepada kalimbubu kami)

Mungkin ibas nenahken kami kam la kami reh ndahi kam sekalak sekalak

(Mungkin saat mengundang kalimbubu sekalian kami tidak mendatangi kalimbubu sekalian satu per satu)

Enda ban situasi kesehaten si kurang lit bas aku, labo ban karus kami (Hal ini dikarenakan kondisi kesehatan yang kurang ,bukan karena kemalasan kami)

Bage pe man bandu sembuyak senina sipengalon (Begitu juga kepada sembuyak senina sipengalon) Melala kataken kami bujur man bandu

(Kami ucapkan banyak terima kasih)

Ibas kam kerina numpak numpak si ibahan bas wari sisendah (Dimana kalian semua mengikuti apa yang dilakukan pada hari ini) Bage pe man anak beru kam ras anak beru menteri kami

(Begitu juga kepada anak beru dan anak beru menteri kami) La kam erlatih latih guna ndugi dahin enda

(Yang tidak pernah lelah dalam menyelesaikan pekerjaan ini) Ikataken kami bujur man bandu

(Kami ucapkan terima kasih)

Bagendam man bandu kalimbubu kami sembuyak kami anak beru kami

(Demikian untuk kalian semua kalimbubu kami, sembuyakkami,anak beru kami)

I ja kari panggung ndu pe seh pedah ndu man kempundu bere-berendu anakta bage pe permenndu

(Dimana nanti pada saat menyampaikan kata sambutan ini sampaikan petuah-petuah kepada cucu, kemanakan, anak kita)

Tuhan simasu masu kita kerina, bujur.

(Tuhan memberkati kita semua terima kasih).

Memperhatikan kata sambutan di atas diketahui bahwa makna daripada kata sambutan yang disampaikan bapak pengantin laki-laki ada lima yaitu: 1) menyampaikan penghormatan dan ucapan terima kepada semua senina dan anak beru; 2) menyampaikan mohon maaf kepada semua kalimbubu karena dalam mengundang tidak dapat mendatangi kerumah satu persatu disebabkan karena biliau kurang sehat; 3) memohon kepada semua kaum kerabat pada waktunya nanti sampaiakan kata sambutan berupa petuah-petuah kepada cucu, kemanakan, anak yang berumah tangga; 4) semoga Tuhan memberi rahmat kepada kita semua;

dan 5) mengucapan terima kasih kepada semua kaum kerabat.

Kata sambutan dari keluarga pengantin laki-laki yang disampaikan oleh bapak pengantin laki-laki secara umumn telah merangkum semuanya. Namun demikian kata sambutan ini ditambah oleh ibu pengantin laki-laki. Kenyataan seperti inilah yang lazim terjadi dalam pelaksanaan adat bukan hanya memperhatikan makna daripada kata sambutan saja yang diperlukan tetapi lebih penting lagi menyangkut personal yang menyampaikannya. Menyampaikan secara bergantian walaupun maknanya hampis kebanyakan sama dianggap pelaksanaan adat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Kata sambutan yang disampaikan ibu pengantin laki-laki itu sebagai berikut:

Sinikelengi kam kerina sembuyak kami bage pe sipemeren siparibanen kerina

(Yang kami sayangi anda sekalian semua sembuyak kami begitu juga sipemeren dan siparibanen kerina)

Si la ipilihi kami

(Yang tidak kami beda-bedakan)

Terus pe sinikelengi kami kam kerina anak beru kami

(Demikian juga yang kami sayangi anda sekalian anak beru kami) Mindo maaf kel kami man bandu ntah ija kel ndai la idah kami kam reh

(Kami mohon maaf kepada anda sekalian jika kami tidak melihat kedatangan anda)

Bage pe ibas penenahken kami kam mungkin la kita jumpa

(Begitu juga saat menyebar undangan mungkin kita tidak berjumpa) Ijenda mindo maaf kel kami labo kel erkiteken karus kami

(Disini kami mohon maaf oleh karena bukan karena kemalasan kami) Tapi erkiteken situasi maka kita la jumpa

(Tapi dikarenakan situasi sehingga kita tidak berjumpa) I ja kesehaten bapak Iyos bagi kurang

(Tapi dikarenakan kesehatan bapakIyos juga kurang) Emaka la banci idahi kami kam sada per sada

(Sehingga kami tidak bisa mendatangi anda sekalian satu per satu) Emaka ibas paksa enda mindo maaf kel kami man bandu kerina (Jadi saat ini kami menyampaikan permohonan maaf untuk anda sekalian)

Ertoto kami ibas kerehenndu Tuhan lah siermulih pagi kerina man bandu

(Kami doakan semoga kedatangan anda sekalian Tuhan selalu memberkati)

Je nari adi mulih pe kari kam Berita si mehuli lah kari embahndu (Jadi saat pulang dari acara ini berita baiklah yang akan anda bawa sekalian)

Gelah terpuji Dibata ibas kerja ta enda bujur

(Sehingga terpuji nama Tuhan selalu dalam acara ini, terima kasih)

Makna dari kata sambutan pihak ibu pengantin laki-laki terdiri dari:

pernyataan hormat terhadap semua senina-nya tanpa membeda-bekannya;

pernyataan hormat terhadap semua anak beru; menyampaikan permohonan maaf kalau kedatangan semua kerabat tidak semua dapat dilihat; menyampaikan

permohonan maaf atas undangan yang diberikan tanpa kedatangan secara langsung karena kurang kesehatan; menyampaikan doa agar semua mendapat berkat dan terpuji Tuhan Yang Maha Kuasa; dan ucapan terima kasih kepada semua kaum kerabat.

Walau anak beru si ngerana keluarga pengantin laki-laki masih memberikan kesempatan kepada keluarga Bangun sebagai keluarga pengantin laki-laki untuk menambahai kata sambutan, nampaknya tidak ada lagi. Karena itu, anak beru si ngerana keluarga pengantin laki-laki memberikan kesempatan menyampaikan kata sambutan kepada senina keluarga Bangun.

Senina keluarga Bangun yang memeberikan kata sambutan ada ada 6 (enam) orang. Dalam tulisan ini saya catat 3 yang mewakili. Pertama, dari pihak sembuyak menyampaikan kata sambutan sebagai berikut:

Kuakap tambar malem e lo kami tandaina (Mungkin tambar malen ini tidaklah kami kenal) Suruh iya ku batu karang

(Suruh dia datang ke batu karang) Ula kari karang tading

(Jangan sampai karangnya tinggal)

Bagem kempu kami si batu karang nterem si la reh

(Demikianlah kempu kami, dari batu karang tidak banyak yang datang)

Ntah kai sebab mungkin karna erupsi (Mungkin karena erupsi)

Jadi bagem tambar malem selamat kam ibas njabuken bana jumpa anak dilaki ras anak diberu

(Jadi demikianlah tambar malem selamat untuk perkawinannya semoga cepat diberi anak perempuan dan laki laki)

Jadi luah man anak beruta bage pe man kalimbubu

(Jadi kebanggan untuk anak beru kita begitu juga untuk kalimbubu)

Beberapa hal yang penting daripada makna kata sambuatan di atas diantaranya adalah pernyataan suatu kebanggaan bahwa keluarga Bangun mampu

menyelenggarakan upacara perkawinan yang begitu besar; bahwa pengantin laki-laki di yakini tidak mengenal semua kaum kerabat yang hadir, oleh sebab itu agar sering datang ke Batu Karang; kurangnya keluarga datang dari kampung Batu Karang karena erupsi gunung Sinabun.; mendoakan agar rumah tangga yang baru dapat melahirkan anak laki-laki dan anak perempuan demi kebanggaan kepada anak beru dan kalimbubu.

Senina yang kedua menyampaikan kata sambutan berasal dari kota Kabanjahe. Kata sambutan itu yang berisi hal yang penting, diantaranya, pernyataan ucapan selamat kepada keluarga pengantin laki-laki atas berlangsungnya perkawinan jumpa impal; pernyataan meyakini bahwa kasih dari Tuhan Yang Maha Kuasa begitu tinggi terhadap kedua keluarga; semoga keluarga Bangun bersenang hati sehingga menjadi sehat walafiat. Lebih lanjut kata sambutan tersebut disampiakan sebagi berikut:

I jenda ngerana kami ibas tegun sembuyak tambar malem mergana (Disini kami berbicara dari pihak sembuyaktambar malem mergana)

Sipemena lebe ningkami man kam senina kami anak kami heski bangun bagepe ras permen kami beru Bukit

(Pertama tama kami ucapkan kepada senina kami anak kami Heski Bangun begitu juga dengan permen kami beru Bukit)

Adi ukuri kami keriahen ukurta bas wari enda

(Melihat bagaimana kesenangan hati kita pada hari ini) Simpar pemere Dibata nandangi kam sada keluarga

(Sungguh melimpah pemberian Tuhan untuk kamu sekeluarga) Terlebih nandangi kami ka sembuyak pe

(Terlebih lagi bagi kami sembuyak juga)

Ibas penenahken ndu kami kam ibas jumpa impalna beru bukit

(Karena undangan yang telah kami terima karena perkawinan beru bukit dan impalnya)

Jadi ningkami lebe nandangi kam sembuyak kami tambar malem mergana (Jadi pertama kami ucapkan kepada sembuyak kami tambar malem) Ibas erjabu pe anak sintua itengah jabundu ibas war sisekalenda

(Dimana perkawinan anak kita yang paling tua tengah keluarga pada hari ini)

Pengarapen kami kam sembuyak ndu si lit I Kabanjahe (Harapan kami sembuyak yang ada di Kabanjahe)

Berubah lah kam tambar malem mergana adi gel gel rusur kam sakit wari si sekalenda kari mulai lanai kam sakit sakit

(Berubahkan kami tambar malem mergana jikalau dulu kamu sering sakit mulai sekarang janganlah sakit lagi)

Gelah alu bage teridah beru bukit e reh ku tengah jabundu sada kemegahen kel bas kam tambar malem mergana bage pe anak kami si beru Bukit

(Supaya terlihat beru bukit ini ada ditengah keluarga, jadi satu kebanggaan bagi tanbar malem begitu juga bagi beru Bukit)

Kata sambutan ketiga dari senina keluarga Bangun dapat dilihat seperti di bawah ini:

Sinihamati kami kam kalimbubu kami bukit mergana bagepe ras puang ni Puang kami apai pe kam la erndobah

(Yang kami hormati kalimbubu kami bukit mergana begitu juga dengan puang ni puang kami yang mana pun)

Jadi bagi kam lebe senina kami Heskia ras Ester I jenda selamat lebe ibas kam pejabuken anak

(Jadi untuk kam senina kami heskia dan ester kami ucapkan selamat atas perkawinan anak kita)

Jadi man bandu anak kami ntah pe permen kami (Dan untuk anak kami dan permen kami)

Kam salah sada tangga ku kalimbubuta

(Kamu adalah salah satu tangga ke kalimbubu kita) Jadi tangga enda ula ban ceda bage

(Jadi tangga ini janganlah buat rusak)

Permen kami tuhu tuhu kam anak kami tuhu tuhu (Permen kami adalah benar anak kami)

Labo dat dat bagem iya

(Bukan yang di dapat yang sembarangan) Bas kami situhuna labo lit kekhawatiran

(Bagi kami sebenarnya tidaklah ada kekhawatiran) Enda salah sada kebahagian banci muat impal

(Bahkan ini adalah salah satu kebahagian kami karena bisa meminang impal)

Untuk menjaga kerukunan ibas perjabun ndu cobak ikuti kegiatan gereja

(Untuk menjaga kerukuna dalam perkawinan kamu coba ikuti kegiatan gereja)

Dan semua perpulungen karna itu yang membuat kita kuat (Dan semua semaat, karena itu yang membuat kita kuat)

Makna kata sambutan di atas pertama memberikan penghormatan kepada semua kalimbubu yang datang. Selanjutnya menyampaikan ucapan selamat kepada kedua orang tua pengantin laki-laki. Setelah itu disampaikan kepada kepada kedua pengantin bahwa mereka merupakan suatu tangga untuk mendekatkan keluarga kepada kalimbubu. Hal ini didapat bukan secara kebetulan dan merupakan suatu kebahagian tersendiri. Oleh sebab itu ikutilah semua kegian gereja karena dengan itu membuat kita kuat. Kata sambutan ini merupakan penutup sehingga penyampaikan kata sambutan dari pihak pengantin laki-laki dianggap telah selesai. Pada waktu semua kerabat ini berjalan menuju tepat duduk perkolong-kolong menyanyikan lagu Siterang bulan. Dengan demikian suasana upacara semakin menyenangkan dan lagu ini menjadi korpus ke-dua dalam penelitian ini.