• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 ETNIK DAYA DESA PADANG BINDU

2.1. Gambaran umum Kabupaten OKU Selatan

Ogan Komering Ulu Selatan, yang disingkat menjadi OKU Selatan, secara resmi menjadi kabupaten baru pada tanggal 16 Januari 2004. Kabupaten OKU Selatan masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan, walaupun sebenarnya secara geografis wilayahnya lebih dekat ke dalam Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu. Jarak Ibukota Provinsi yaitu Kota Palembang dengan Kota Muara Dua sebagai Ibukota Kabupaten OKU Selatan sekitar 271 km.

Pada saat persiapan daerah, Peneliti sangat kesulitan untuk memperoleh informasi tentang transportasi reguler yang melayani rute Kota Palembang ke Kota Muara Dua. Dari informasi yang Peneliti dapatkan dari salah satu Kepala Bidang yang bertugas di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, transportasi reguler yang melayani rute Kota Palembang ke Kota Muara Dua lebih mudah dengan menggunakan travel. Dan dari informasi itu Peneliti akhirnya memanfaatkan salah satu travel yang melayani rute Kota Palembang ke Kota Muara Dua dan juga rute sebaliknya dari Kota Muara Dua ke Kota Palembang. Namun jasa travel ini tidak bisa menjemput penumpang satu persatu, melainkan penumpang harus datang sendiri ke kantor travel itu dan kemudian berangkat dari kantor tersebut tetapi bisa mengantar penumpang sampai di tempat tujuan. Travel ini melayani rute Kota Palembang ke Kota Muara Dua hanya dua kali dalam satu hari, yaitu pada pagi hari jam 08.00 wib dan sore hari sekitar jam 16.00 Wib. Sedangkan dari Kota Muara Dua ke Kota Palembang juga melayani dua kali dalam satu hari, yaitu pagi jam 08.00 WIB dan siang hari pada pukul 14.00 WIB.

Gambar 2.1 Travel Kota Palembang – Kota Muara Dua PP. Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015.

Pada saat persiapan daerah, Peneliti melakukan perjalanan pada waktu malam hari dari Kota Palembang. Pada saat pengumpulan data, Peneliti melakukan perjalanan pagi hari dari Kota Palembang agar tidak tertinggal dan dapat menumpang bus yang ke lokasi penelitian di Desa Padang Bindu. Perjalanan pada malam hari membutuhkan tenaga penglihatan ekstra dari sopir, karena ada beberapa ruas jalan yang belum dilengkapi dengan lampu penerangan sehingga hanya mengandalkan penerangan dari mobil. Selain itu akses jalan dari Kota Palembang menuju ke Kota Muara Dua tidak terlalu baik, banyak sekali lubang dan beberapa ruas jalan aspalnya sudah mulai mengelupas. Apalagi kondisi tubuh yang mulai lelah, sehingga sedikit saja lengah dapat menyebabkan kecelakaan. Dan ketika di jalan, sangat jarang sekali bertemu dengan kendaraan yang lain dari satu arah maupun dari arah yang berlawanan. Ada beberapa ruas jalan yang tidak ada pintu perlintasan kereta api, hanya dijaga oleh beberapa orang dengan membawa kaleng untuk meminta bantuan secara sukarela. Perjalanan dari Kota Palembang ke Kota Muara Dua pada saat itu memakan waktu sekitar 7 jam, sedangkan kalau dengan

istirahat maka memakan waktu sekitar 8 jam perjalanan. Sedangkan perjalanan dari Kota Muara Dua ke Kota Palembang dilakukan pada pagi hari. Waktu yang di tempuh pada saat perjalanan pagi hari relatif lebih lama sekitar 1 jam, karena di beberapa tempat ada yang macet terutama ketika memasuki Kota Palembang.

Di Provinsi Sumatera Selatan ada beberapa suku asli yang menetap di tempat ini. Suku yang mendiami provinsi Sumatera Selatan menurut Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia antara lain Ameng Sewang, Anak Dalam, Bangka, Belitung, Daya, Musi Banyuasin, Ogan, Enim, Kayu Agung, Kikim, Komering, Lahat, Lematang, Lintang, Kisam, Palembang, Pasemah, Padamaran, Pegagan, Rambang Senuling, Lom, Mapur, Meranjat, Musi, Ranau, Rawas, Saling, Sekak, Semendo, Pegagan Ilir, Pegagan Ulu, Penesak dan Pemulutan. Suku-suku itu menyebar di beberapa Kabupaten termasuk di Kabupaten OKU Selatan.

Suku yang berdiam di OKU Selatan adalah Suku Daya, Suku Ogan, Suku Komering, Suku Kisam dan Suku Ranau. Suku Daya dan Suku Komering memiliki bahasa yang hampir mirip, sehingga sangat sulit membedakan antara suku Komering dengan Suku Daya. Sumber informasi yang relevan untuk membedakan kedua suku itu sangat sulit didapat oleh Peneliti, begitu pula dengan asal mula sejarah suku Daya di OKU Selatan tidak terlalu banyak didapatkan. Menurut Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, orang Daya adalah salah satu kelompok masyarakat asli di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah penyebarannya meliputi Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Simpang, dan Muara Dua. Tidak dapat diketahui secara pasti jumlah orang Daya, tetapi diperkirakan lebih dari 50.000 jiwa.

Pembentukan Kabupaten OKU Selatan merupakan salah satu bagian dari perjuangan dan keinginan dari masyarakat OKU bagian selatan. Sesuai dengan aspirasi dan semakin kuatnya kemauan masyarakat untuk membentuk kabupaten yang terpisah dari

kabupaten induknya, maka tokoh masyarakat OKU bagian selatan membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (P3KOS) yang diketuai oleh Bapak H. Muhtadi Sera’I (Bapak Bupati yang sekarang).

Gambar 2.2 : Peta Kab.OKU Selatan Sumber : Balitbangnovdasumsel.com

Kabupaten OKU Selatan memiliki moto “Serasan Seandanan”. Kata Serasan mempunyai makna seiya sekata setujuan, sedangkan

Seandanan mempunyai makna saling asih saling asuh. Berdasarkan

arti kata tersebut, moto Serasan Seandanan dapat diartikan bahwa masyarakat Kabupaten OKU Selatan dalam mencapai tujuan untuk menyukseskan pembangunan di berbagai bidang selalu didasari musyawarah dan dilaksanakan secara gotong royong.

Kabupaten OKU Selatan memiliki luas wilayah 5.493,34 km2. Wilayahnya sebagian besar merupakan dataran tinggi yang membentuk bukit-bukit dan gunung-gunung. Ketinggian wilayahnya berkisar antara 45 sampai dengan 1.643 mdpl. Wilayah tertinggi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah Gunung Seminung di

Kecamatan Banding Agung, dengan ketinggian 1.888 mdpl (BPS OKU Selatan, 2012).

Gambar 2.3 Tugu walet yang ada di Taman Muara Dua Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2015.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dialiri oleh dua sungai besar yaitu Sungai Selabung dan Sungai Saka yang bermuara ke Sungai Komering. Bertemunya dua sungai yang bermuara di sungai Komering inilah yang menjadi sumber inspirasi masyarakat untuk menjadikan nama kecamatan yaitu Muara Dua. Di Muara Dua ini akhirnya diputuskan sebagai tempat Ibukota Kabupaten. OKU Selatan juga dikenal dengan sebutan Kota Walet karena merupakan salah satu potensi unggulan sehingga menjadikan inspirasi sebagai lambang resmi Kabupaten OKU Selatan.

Wilayah di Kabupaten OKU Selatan pada umumnya beriklim tropis dan basah. Kecamatan yang mempunyai temperatur udara rendah umumnya merupakan daerah pegunungan, antara lain Kecamatan Banding Agung, Pulau Beringin, Muara Dua Kisam, dan Kisam Tinggi. Hanya 3 kecamatan, dari 19 Kecamatan yang ada, yang

memiliki alat penakar hujan. Ketiga kecamatan tersebut mempunyai curah hujan yang sangat berbeda. Curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Banding Agung yang mencapai 4.411 mm pada bulan Desember 2004, sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Muara Dua Kisam yang hanya mencapai 64 mm pada bulan yang sama (BPS OKU Selatan, 2012).